Teilen

Bab 95

last update Zuletzt aktualisiert: 04.12.2025 15:01:44

“Lalu bagaimana nasib kedua anakmu kelak? Saat mereka bertanya tentang sosok ayahnya, kau akan menjawab apa?”

Sutra tercekat, wanita itu diam seribu bahasa. Seakan tengah mengeja semua kata dari Hans.

“Bukankah kau pernah mengatakan padaku jika akan menjadi seorang paman yang manis untuk mereka?” Sutra berujar setelah diam beberapa menit.

Hans mengulas senyum. “Apa kau kira peran seorang paman sudah lebih dari cukup untuk perkembangan psikologis anak-anakmu? Aku tahu kau begitu kencintai Tuan Muda. Dia sudah berubah. Aku bisa menjaminnya.”

Sutra menatap kedua netra Hans dengan begitu dalam. “Tapi aku belum siap untuk kembali menemuinya dan tinggal dengannya. Kau tahu ‘kan bagaimana perasaanku, Hans?”

Hans terdengar menyeret napasnya. Kemudian pria itu mengangguk. “Maaf, jika aku terlalu memaksamu. Aku hanya ingin yang terbaik untukmu, Sutra.”

Sutra tiba-tiba memeluk Hans, seketika itu juga tangisnya pecah. “Aku mencintainya, Hans. Jika tidak, untuk apa aku menyerahkan segalanya pa
Lies dieses Buch weiterhin kostenlos
Code scannen, um die App herunterzuladen
Gesperrtes Kapitel
Kommentare (9)
goodnovel comment avatar
Masruroh Masruroh
Hans,kamu pasti dag Dig dug ya..pas di suruh pegang perut sutra ... untung kamu kuat iman Hans,GK kyk kama main serobot aja...
goodnovel comment avatar
Iin Huang
selena coba kamu bljr untuk membuka hati mu untuk joe,dia yg mencintai mu,dia yg selalu ada untuk mu Selena. kMu sama kama tidak berjodoh tapi kamu bisa jdi tmn baik ny kama dan sutra nantinya.
goodnovel comment avatar
Iin Huang
Hans baik banget, dia mencintai sutra dgn cara melindungi nya, bagus sutra kalau kmu kepikiran untuk memberitahu ibu mu klu saat ini kamu sdng mengandung.
ALLE KOMMENTARE ANZEIGEN

Aktuellstes Kapitel

  • Kama Sutra    Bab 121

    Aroma obat serta bau karbol menyengat di kedua hidung Sutra. Perlahan, kedua kelopak matanya terbuka. Keadaan kepala yang sebelumnya begitu sakit dan ingin pecah, perlahan berangsur mengilang—berganti dengan rasa lemas dan sedikit pusing. “Di mana ini?” Sutra memegangi kepalanya sendiri sambil berusaha duduk. “Sutra, kau sudah sadar.” Kama beranjak dan membantu Sutra untuk duduk. “Tuan, ke-kenapa aku bisa di rumah sakit?” “Tadi kau sempat pingsan,” jelas Kama. “Pingsan?” Setelah itu Sutra mencoba untuk mengingat sesuatu di sela rasa pusing yang masih sedikit bersarang di kepala. “Tuan, apa maksud perkataanmu tadi kepada ibuku?” Rupanya Sutra mengingat kejadian sebelumnya. “Kau sengaja ingin membuatku dan keluargaku retak?” “Sebaiknya kau istirahat saja dulu. Jangan terlalu memforsir energi.” Kama mengelus puncak kepala Sutra. “Lebih baik kau memikirkan Nathan dan Nala, mereka pasti menunggumu di rumah.” “T-tapi, Tuan—“ “Kumohon, Sutra. Perkembangan mereka lebih pe

  • Kama Sutra    Bab 120

    Pagi itu, Sutra berinisiatif akan pergi ke rumah sakit tempat Zatulini di rawat. Dia sengaja tidak memberitahu Hans, karena baginya terlalu banyak merepotkan pria itu tidak baik pada akhirnya. Jujur, Sutra takut jika pada akhirnya Hans kan menagih segala kebaikan yang pernah dilakukan saat ini. Suara langkah sepatu berhak tinggi memecah keheningan koridor rumah sakit. Dengan sedikit tergesa, Sutra menuju ruangan sang ibu. Namun, tiba-tiba langkahnya terhenti tepat di ambang pintu yang sedikit terbuka. Kedua netranya mengintip seseorang tengah berada di dalam ruangan tersebut. “Aku tidak tahu lagi harus mempercayai siapa, Bibi. Sedangkan sampai saat ini kau masih koma.” Suara itu begitu familiar di gendang tekinga Sutra. “Siapa sebenarnya dirimu, benarkah Sutra bukan putrimu? Kuharap kau segera bangun. Ada banyak hal yang ingin kutanyakan padamu. Salah satunya tentang angsa putih. Kenapa Selena berani sekali mengaku jika dirinya adalah sosok itu.” Deg! Mendadak hati Sut

  • Kama Sutra    Bab 119

    Satu bulan berselang, Sutra telah pulang ke rumah Zatulini bersama dua orang anak kembarnya. Dengan di antar oleh Hans, wanita itu tampak berdiri mematung di depan pintu. Pikiranya melayang, mengingat saat-saat ketika dirinya masih sekolah. Setiap sampai di ambang pintu, sosok wanita paruh baya itu pasti menyambutnya dnegan senyuman hangat. Namun, kini berbeda. Bahkan, Zatulini belum juga sadar dari komanya. “Terima kasih, Hans.” Sutra tersenyum padanya. Hans mengangguk. “Itu sudah jadi bagian dari tanggung jawabku.” Semenjak hari di mana Sutra sadar dari komanya—sampai detik ini—Kama tak pernah lagi menampakkan batang hidunya. Ada ngelenyar rindu yang memburu dalam dada Sutra, tapi wanita itu sangat pintar menyembunyikannya. “Sutra, aku sudah meminta salah satu suster di rumah sakit, untuk bertugas di rumahmu. Dia yang akan membantumu mengurus anak dan rumah.” Sekali lagi Sutra menyembulkan senyum. “Entah dengan apa lagi aku harus membalas semua kebaikanmu padaku, Hans. Ka

  • Kama Sutra    Bab 118

    Suaranya yang tak dapat di dengar, membuat Sutra menarik selang infus, agar ada seseorang yang mungkin datang menghampiri dirinya. Hans dan Kama serempak menoleh ke arah jendela di mana Sutra tengah berbaring. “Sutra!” Hans melangkah, tapi Kama segera menarik pergelang tangannya. “Kau tidak perlu masuk. Aku akan menemui Sutra. Kuharap kau memberiku satu kali kesempatan untuk memperbaikinya.” Hans melirik tajam. “Aku tidak tahu harus percaya dengan kata-katamu atau justru sebaliknya. Karena kau terlalu banyak membuat hati Sutra terluka. Tapi … aku akan membiarkanmu menemuinya, karena bagaimanapun juga dia ibu dari anak-anakmu, Tuan.” Hans memundurkan langkahnya. Berbalik dan sedikit menjauh dari pintu ruangan tempat Sutra dirawat. Kama masuk dengan langkah berat, kedua bola matanya merah dan berembun. “Maafkan aku.” Dua kata yang terucap dari bibirnya, tidak lantas membuat Sutra terenyuh. Wanita itu hanya menanggapinya dengan senyum datar. “Apa aku sudah melahi

  • Kama Sutra    117

    Saat kedua tangan Kama masih menangkup geram kerah jas Hans, tiba-tiba ada suara. Bruak. Mereka berdua tersentak. Kama segera melepas cengkeraman tangannya di atas jas Hans, kemudian segera pergi masuk ke dalam ruangan Sutra. Pria itu menyaksinya sang wanita membeliak serta melengkungkan tubuhnya dengan keadaan mulut sudah berbusa. Wanita itu mengejang, pupil matanya menghilang hanya meninggalkan bagian putihnya saja. Tentu bukan hanya Kama saja, Hans pun ikut panik melihat kejadian itu. Pria yang sempat dihajar oleh Kama itu segera berhambur untuk mencari dokter. “Read code! Segera siapkan ruang operasi!” Keadaan begitu kacau, Sutra di bawa ke luar ruangan dengan begitu tergesa-gesa, dan Kama tidak tahu harus berbuat apa. Pria itu ingin memeluk Sutra, tapi para perawat yang membawanya menghalaunya agar lebih baik menenangkan diri serta bedoa saja. Dengan perut yang membola, Kama menyaksikan dengan kedua matanyanya sendiri jika Sutra sedang tersiksa. Jujur itu semua bagia

  • Kama Sutra    Bab 116

    Kama ke luar ruangan dokter, langkahnya begitu berat menuju ruangan di mana Selena tengah di rawat. Tiba-tiba dia teringat dengan ponselnya yang sempat bergetar beberapa jam lalu. Pria itu lantas mengeluarkan benda pipih tersebut dari dalam kantong celananya. Menatap sekilas dengan tatapan terkejut. Sebab, melihat ada sekitar dua belas panggilan masuk yang tak terjawab, atas nama Sutra. Kemudian mengecek pesan masuk. Mendadak tubuhnya semakin lemas saat membaca pesan dari Sutra. “Sial! Kenapa kau bisa melupakan orang terpenting dalam hidupmu ini, Kama! Bodoh!” Pria itu menyumpahi dirinya sendiri. Kama duduk di kursi yang berada di sepanjang koridor rumah sakit. Berusaha menelepon Sutra, tapi tak satu pun yang di angkat. Bahkan, panggilan itu berada di luar jangkauan. Kemudian pria itu mencari nomor Hans. Dia ingat jika beberapa jam lalu dirinya sempat mengutus Hans untuk membawakan makanan ke rumah Sutra. “Hans, apa Sutra baik-baik saja?” Kama langsung bertanya pada i

Weitere Kapitel
Entdecke und lies gute Romane kostenlos
Kostenloser Zugriff auf zahlreiche Romane in der GoodNovel-App. Lade deine Lieblingsbücher herunter und lies jederzeit und überall.
Bücher in der App kostenlos lesen
CODE SCANNEN, UM IN DER APP ZU LESEN
DMCA.com Protection Status