Share

Part 7

“Edgar, Andre, Ayu, kalian kok diam aja dari tadi? Kalian kenapa?” tanya Pak Erwin.

“Enggak apa-apa kok, Pa ... Ayu berangkat dulu ya, Pa, Ma. Assalamualaikum,” jawab Ayu sambil pamit pergi ke sekolah.

“Pa, Ma, Andre ke kamar dulu, ya” kata Andre.

Pak Erwin dan Bu Tina merasa aneh dengan sikap anak-anak mereka.

“Gar, ada apa sih sebenarnya?” tanya Bu Tina.

“Edgar enggak tahu, Ma,” jawab Edgar.

“Andre dan Ayu beneran marah sama gue. Gue harus minta maaf ke mereka.” Edgar merasa tak enak melihat sikap Andre dan Ayu.

”Edgar berangkat dulu deh, Ma, Pa. Assalamualaikum.” Edgar pun berangkat ke kampus dengan perasaan tidak tenang, memikirkan sikap Andre dan Ayu yang seketika berubah.

Pagi ini, Ayu berangkat ke sekolah bersama Yongki. Ayu dan Yongki berboncengan menggunakan motor Yongki, sementara motor Ayu berada di rumah Yongki.

“Ki, gue kangen ngumpul-ngumpul, nih, ntar malam ke Solana, yuk,” ajak Ayu.

“Ayo, gue juga mau bilang itu tadi,” jawab Yongki.

Kebetulan, malam ini adalah malam Minggu. Ayu ingin menghabiskan waktu dengan sahabat-sahabat tercintanya, sekadar untuk melepaskan beban di hatinya.

Ayu dan Yongki pun tiba di sekolah. Tampak dari kejauhan, datanglah sebuah city car berwarna tosca. Mobil tersebut adalah mobil kesayangan Martha. Namun, sepertinya Martha tidak datang sendirian. Ia datang bersama dengan seorang laki-laki.

“Oh ... Kevin, gue kira siapa,” celetuk Yongki.

“Akur banget ya mereka,” sambung Ayu.

“Mereka berdua emang serasi, sih. Tapi, gue kok ngerasa kasihan ya sama Kevin,” ucap Ayu dalam hati sambil memperhatikan Kevin dan Martha.

“Yu, ayo masuk, kok malah bengong, sih,” ajak Yongki.

Ayu bingung dengan perasaannya sendiri. Ia merasa, Martha bukanlah perempuan yang tepat untuk Kevin. Menurutnya, Martha dengan keangkuhan dan temperamennya itu tidak pantas bersanding dengan Kevin.

“Kenapa sih, gue terlalu memikirkan hubungan mereka, emang gue siapa,” ujar Ayu dalam hati.

“Belajarnya yang semangat ya, Sayang,” ucap Kevin dengan mesra kepada Martha, kekasih hatinya. 

Sweet banget sih kamu, Sayang. Makasih, ya, kamu juga semangat belajarnya,” jawab Martha sambil memegang tangan Kevin. Kemudian, mereka pun berpisah, pergi menuju ke kelas masing-masing. Saat Kevin melihat Ayu dan Yongki, ia pun memanggil mereka. Seketika, Ayu dan Yongki menghentikan langkahnya.

“Barengan dong guys ke kelasnya,” pinta Kevin.

“Ayolah, Vin, kebetulan banget ya, kita bisa barengan datangnya” sahut Yongki.

“Ngomong-ngomong, Leon sama Bastian kemana? Kok tumben lu berangkat bareng Martha?” tanya Yongki.

“Leon lagi sakit, enggak masuk hari ini. Kalau Bastian sih masih sarapan tadi pas gue telepon,” jawab Kevin.

Tak lupa, Kevin menanyakan keadaan Ayu. Kevin ingin memastikan keadaannya.

“Yu, lu udah enggak murung lagi, kan?” tanya Kevin.

“Gue udah mendingan kok, Vin,” jawab Ayu.

“Syukurlah kalau begitu, lain kali jangan kaya gitu lagi ya, Yu,” balas Kevin.

Ayu pun menganggukkan kepala.

Jujur saja, walaupun Ayu merasa tidak nyaman, namun ia tak mampu menutupi rasa bahagianya. Ia merasa, Kevin begitu mempedulikannya. Kevin adalah orang pertama yang begitu perhatian kepada Ayu, di luar keluarga dan keempat sahabatnya.

“Masa sih gue baper? Kok gue bisa sesenang ini ya diperhatiin sama dia?” ucap Ayu dalam hati.

Pertanyaannya, apakah Kevin juga akan sepeduli itu kepada orang lain? Atau, ia hanya melakukannya kepada Ayu karena suatu alasan yang sulit dijelaskan?

Malam pun tiba, Ayu pun sudah bersiap untuk pergi bersama sahabat-sahabatnya. Ini adalah hangout pertama mereka setelah liburan semester.

“Lu ... mau kemana, Yu?” tanya Edgar.

“Mau ke Solana sama teman-teman,” jawab Ayu tanpa memandang ke arah Edgar. Sepertinya, Ayu masih kesal dengan saudara angkatnya itu.

Yongki, Salsa, dan Dito pun tiba di rumah Ayu. Dito pun membunyikan klakson agar Ayu keluar dari dalam rumah.

“Ma, Pa, Ayu berangkat dulu, ya, Assalamualaikum,” pamit Ayu kepada orang tuanya.

“Waalaikumsalam, hati-hati ya, Sayang, have fun,” jawab Bu Tina.

“Kok gue ngerasa, Ayu pergi karena ingin menghindari gue, ya?” ujar Edgar dalam hati.

Edgar merasa kurang nyaman dengan sikap Andre dan Ayu yang mendadak dingin. Selama ini, kedua saudaranya itu tak pernah semarah ini kepadanya.

“Pa, Ma, kalau misalkan Andre dan Ayu ketemu sama ayahnya, Mama sama Papa ngerelain mereka buat kumpul lagi nggak?” tanya Edgar.

“Mmm ... walaupun berat, Papa harus memberi izin karena mereka sudah seharusnya hidup bahagia bersama. Mau enggak mau, kita harus ikhlas kalau memang Andre dan Ayu harus pergi,” jawab Pak Erwin.

“Iya dong, Gar, walau bagaimanapun, ayah kandungnya adalah orang yang lebih berhak daripada kita,” sambung Bu Tina.

Jawaban kedua orang tuanya itu membuat hati Edgar tidak lega. Edgar tak menyangka jika kedua orang tuanya berbeda pendapat dengan dirinya. Ia pikir, kedua orang tuanya itu tak akan melepaskan Andre dan Ayu begitu saja.

“Kenapa kamu bertanya seperti itu?” tanya Pak Erwin.

“Enggak apa-apa kok, Pa, cuma nanya aja,” jawab Edgar.

Andre dan Ayu sangatlah beruntung memiliki orang tua asuh sebaik Pak Erwin dan Bu Tina. Mereka sadar, mereka hanyalah pihak kedua yang tidak memiliki hak penuh atas  kehidupan Andre dan Ayu. Mereka pun tahu bahwa selama ini kedua anak angkatnya itu masih berharap kepada orang tua kandungnya. Kebahagiaan Andre dan Ayu merupakan hal yang utama bagi mereka. Jika Andre dan Ayu harus pergi, mereka akan merelakannya dengan penuh keikhlasan.

Kebetulan, Kevin, Martha, beserta sahabat-sahabatnya juga akan menghabiskan malam Minggu di Solana. Mereka akan berada dalam satu tempat bersama Ayu dan sahabat-sahabatnya. Kevin pun seakan tak mau kalah dengan Ayu. Leon, Bastian, Niken, Aurel, termasuk Martha juga, merupakan sahabat-sahabatnya yang telah ia kenal sejak duduk di bangku SD. Namun, kekompakan dan kedekatan mereka masih kalah dengan Ayu dan sahabat-sahabatnya. Padahal, persahabatan antara Ayu, Salsa, Dito, dan Yongki masih berjalan 3 tahun.

Ini adalah hangout perdana mereka setelah kepulangan Kevin dari Denmark.

Guys, kalian pasti senang kan, bisa hangout lagi sama Kevin?” tanya Martha kepada sahabat-sahabatnya.

“Bukan senang lagi, Tha, tapi excited banget,” sahut Niken dengan wajah sumringah.

“Sumpah, gue kangen banget sama moment seperti ini,” ujar Kevin dalam hati.

Kevin memiliki keinginan untuk memperbanyak waktu kebersamaannya dengan sahabat-sahabatnya. Rupanya, ia terinspirasi oleh persahabatan Ayu, Salsa, Dito, dan Yongki.

Kevin, Martha, dan sahabat-sahabatnya tampak begitu bahagia. Canda tawa mereka pun menghiasi perjalanan menuju Solana. Bahkan, karena terlalu asyik bercanda, Leon yang saat itu mengemudikan mobil seketika kehilangan fokus. Saat lampu merah menyala, Leon tidak menghentikan mobilnya. Lampu merah pun ia terobos, hingga akhirnya ... kejadian yang tak diinginkan pun terjadi.

Mobil mereka bertabrakan dengan sebuah motor yang melaju cukup kencang. Pemotor itu pun tergeletak di jalan dan tak sadarkan diri. Tubuhnya penuh dengan luka.

“Aduh, gimana ini?” ucap Aurel yang sedang panik.

“Cepat, telepon ambulans!” teriak Kevin kepada sahabat-sahabatnya.

“Duh ... rusak deh acara kita,” gerutu Martha.

“Kok feeling gue tiba-tiba enggak enak, ya?” Rasa tidak tenang karena suatu hal tiba-tiba menyelimuti hati Ayu. Ayu pun bingung dengan perasaannya yang mendadak seperti itu.

“Kok gue langsung kepikiran sama Andre, ya? Ini ada apa sih sebenarnya?” tutur Ayu dalam hati.

Apakah maksud dari feeling Ayu tersebut? Mungkinkah, pemotor yang ditabrak oleh Kevin dan kawan-kawannya tadi adalah Andre?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status