Share

Ancaman Besar!

"Aduh, pusing banget. Ini di mana?"

Kami menoleh ke Bang Tirta yang sudah bangun. Dia mengerjap, menoleh ke aku dan Kafka yang sejak tadi sudah bangun. 

"Bukannya tadi malam—"

"Abang ditipu kali. Maka nya, jangan percaya sama kayak gitu. Kebanyakan makan percaya." Kafka menimpuk Bang Tirta dengan kulit kacang. 

Aku menggelengkan kepala melihatnya. Kemudian kembali fokus menentukan titik di mana tempat saksi itu tinggal. 

"Ngapain?" tanya Bang Tirta setelah mencuci wajahnya. 

"Nyari lokasi tinggal saksi itu. Abang sarapan dulu sana."

"Loh, kalian udah?"

"Udah, tuh." Aku menunjuk piring bekas kami makan. 

Setelah selesai semuanya, kami baru berangkat. Aku sesekali melirik jam, kami akan memasuki
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status