Share

Bab 2

.....

"Kenapa diam?" sahut Pak Herman

"Lah, kan, bapak tadi yang nyuruh diam!! " ujar Rozi.

Rendi reflex langsung menekap mulut Rozi.

Pak Herman yang melihatnya, langsung berkata, "Oo iya, bapak lupa. Makasih ya Rozi."

"Mm lepasin, noh Bapak aja, terima kasih dengan gue. Yakan pak," ujar Rozi melepaskan tangan Rendi.

"Rozi!!" sahut Pak Herman agak meninggikan nada suaranya.

"Iya pak? Oo iya, saya lupa. Sama sama pak," ucap Rozi yang tak mengerti kode dari Pak Herman.

"Rozi, push up 20 kali. Kalau sudah, kamu keluar. Hormat tiang bendera, sampai jam pulang. Mengerti!!" ujar Pak Herman yang marah.

"Eh, kok gitu sih," sahut Rozi

"Gitu gimana? Cepat lakukan," ujar Pak Herman menunjuk Rozi.

"Iya pak." Rozi maju kedepan kelas untuk makukan hukuman.

.....

Bel berbunyi, Saatnya siswa siswi pulang.

"Hallo bapak Rozi, gimana rasanya?" ujar Rendi menghampiri Rozi, seolah olah mewawancari Rozi.

"Ya, begini lah pak. Nikmati saja," ujar Rozi menyambung candaan Rendi.

"Haha, Kan tadi udah gue bilangin!!! diam. Lu nya, kagak mau nurut, " ujar Rendi.

"Hmm!!" sahut Rozi lalu pergi menuju kelas untuk mengambil tasnya.

.....

"Bye Ra, kita pulang dulu," ucap Keysa yang akan pulang bersama dengan Frisila.

"Iya, bye. Hati hati ya, " balas Hera.

"Iya, lu juga!!" sahut Frisila.

.....

Saat sudah di luar gerbang, Hera mengeluarkan Hpnya, memesan ojek online untuk pulang. Sambil menunggu, Hira memainkan ponselnya.

Tiba tiba ada mobil yang berhenti tepat di depan Hera. Dan ternyata itu adalah mobil Raisa, yang di dalamnya juga ada ke 3 teman Raisa.

"Hey Hera!!" ujar Raisa membuka jendela mobilnya untuk memanggil Hera dari dalam mobil.

"Iya Raisa, ada apa?" sahut Hera langsung berhenti memainkan hpnya.

"Lagi nunggu ojek ya?" tanya Raisa.

"Iya nih."

"Astaga, ikut kita aja yok. Kasian gue, sama kang ojeknya, entar meledak lagi ban motornya,"  sahut Key temannya Raisa yang menyetir.

Mereka tertawa puasa, meledeki Hera. Sedangkan Hera hanya diam, tak membalas ucapan mereka.

Tak lama kemudian bang ojek onlinenya pun datang.

"Dengan mbak Hera angelia?" tanya tukang ojek kepada Hera.

"Iya pak," jawab Hera tersenyum kepada tukang ojek.

"Bang, hati hati ya!! meledak entar bannya," sahut Raisa menutup kaca mobilnya lalu pergi bersama teman temannya.

Abang tukang ojek hanya menggelengkan kepalanya melihat sikap Raisa dan teman teman.

"Sabar, ya neng. Orang begitu, enggak usah di dengerin," ujar abang tukang ojek.

"Hehe iya pak, udah biasa!!" ujar Hera tersenyum.

"Ayo neng, berangkat."

"Enggak usah deh pak, entar benaran pecah lagi bannya bapak. ini saya bayar aja," ujar Hera yang merasa ucapan Raisa tadi ada benarnya.

"Ah enggak kok neng, bannya sehat sentosa. Dijamin, enggak bakal pecah. Ayo naik!!" sahut tukang ojek meyakinkan Hera.

Hera pun menaiki motornya dan langsung di antarkan pulang oleh abang tukang ojek.

.....

Mereka pun sampai di rumah.

"Ini bang helmnya, makasih," ucap Hera.

"Iya, neng. Sama sama," balas abang tukang ojek.

Hera masuk kedalam rumahnya.

"Assalamu'alaikum," salam Hera saat masuk ke rumahnya.

"Wa'alaikum salam," jawab Ibu dan Ayah Hera.

"Serly mana bu?" Hera menanyai adik perempuannya.

"Di rumah nenekmu," jawab ibunya.

"Oo oke!!" sahut Hera langsung pergi ke atas menuju kamarnya untuk berganti pakaian.

Hera melihat tubuh dan wajahnya ke kaca besar di kamarnya.

"Kenapa sih? aku selalu di hina. Padahal berfisik seperti ini bukan salah ku. Ini semua kehendak tuhan," ujar Hera bersedih lalu duduk di kasurnya.

"Apa aku harus diet? Ya harus, Hera harus kurus, Hera harus berubah," ujar Hera berdiri menghadap kacanya lagi.

"Hera!!" ibu Hera memanggil.

"Iya bu," jawab hera.

"Ayo makan nak."

"Bentar." Sekali lagi Hera melihat kaca dan menyemangati dirinya.

Hera keluar dari kamarnya, menuruni tangga menuju ke dapur untuk makan bersama.

"Masak apa bu?" Hera mendekati ibunya.

"Lihat sendiri, di meja,"

Saat Hera mendekati meja, Hera melihat lauk kesukaannya terhidang rapi di atas meja. Lantas Hera meneguk selivanya.

"Hera tahan, Hera tahan." batinnya

"Kenapa?" tanya ibu Hera melihat tingkah Hera.

"Enggak kok bu, ayo makan."

"Ayo."

Mereka pun makan bersama dengan lahap, namun Hera tampak ragu ragu. "Apakah lebih baik tidak usah makan? Atau makan sedikit saja? Atau ahh!!" batin Hera berkata kata.

"Ada apa Hera? Ayo makan, itu lauk kesukaan mu kan?" ujar ibu Hera.

"Ya udah deh makan aja, besok aja dietnya," batin Hera.

"Hehe iya bu," sahut Hera yang langsung menyantap makanannya.

.....

Hari ini hari minggu, dimana Hera dan seluruh murid libur.

"Aaaakh," ucap Hera mengeliat dari tempat tidurnya.

"Hari ini minggu ya?" Hera melihat hpnya.

"lari pagi ah, biar kurus," ujar Hera.

Lantas dia bangkit dari tempat tidurnya. Dia bersiap siap untuk lari pagi, dan Memakai sepatunya.

"Ibu, aku lari pagi, dulu, ya!" sahut Hera berbicara pelan, karena takut serly terbangun.

Tak ada jawaban, Hera pun langsung lari pagi di sekitar kompleknya.

Belum sampai 1 putaran, Hera sudah merasakan kelelahan, "ah capek, banget."

Tapi Hera tak pantang menyerah, dia mengambil nafas dan mulai berlari lagi.

Namun saat Hera sedang berlari. Tiba tiba Hera melihat Revan dan Bara, yang sedang lari pagi juga.

"Aduh, gimana nih. Putar balik aja, kali ya? Ah tapi kan, ini udah dekat dengan rumah, kalau putar balik makin lama dong nyampe rumah. Pelan pelan aja kali ya, biarin mereka duluan, " ujar Hera yang bingung dan malu jika dia dilihat mereka, kalau dia juga sedang lari pagi.

...

"Ayo Van, duduk dulu," Bara mengajak Revan untuk duduk ber istirahat.

Revan pun duduk dengan Bara di kursi dekat taman kompleks.

"Lah kok mereka malah duduk sih!!" ujar Hera yang bingung mau lanjut atau putar balik? Kalau lanjut dia bakal dilihatin Revan dan Bara kalau dia lagi lari pagi. Kalau putar balik, bakalan lama lagi larinya untuk sampai rumah.

Saat berbicara dan melihat lihat sekitar, Bara melihat Hera yang terlihat bingung tidak jauh dari mereka duduk.

"Revan, lihat dah tu Hera, ngapain sih. Bingung banget, gue lihat," ujar Bara.

"Mana gue tau, tanya sendiri sana!!" sahut Revan baru selesai minum.

"Ya udah sih," sahut Bara.

"Hey Hera!!" Bara memanggil.

Hera kaget dan langsung melotot, apakah benar dia tadi di panggil? Kenapa? Ada apa? Apakah dia bakal di ejek lagi? Batin Hera bertanya tanya.

"Lah, kok, tambah bengong. Gue manggil lu ... Lah!!" ujar Bara terpotong, karena melihat Hera yang lari ke arah sebaliknya.

"Haha dasar si Hera," ujar Revan tertawa melihat tingkah Hera.

.....

Hera sudah berlari sangat kencang menurut dirinya, yang membuat nafasnya ter engah-engah.

"Ah, alhamdullillah sampai," ujar Hera yang sudah melihat rumahnya dan segera memasuki pagar rumahnya. Lantas Hera langsung terduduk di kursi luar rumahnya.

"Hera," panggil ibunya.

"Hah iya?" jawab Hera kaget.

"Kamu habis lari?"

"Hehe iya bu."

"Pantes, di cari cari di kamar, udah enggak ada. Ibu kira, kamu kemana pagi pagi begini?" ujar ibunya yang terlihat kahwatir.

"Hehe, maaf ya bu. Tadi aku udah izin kok," ujar Hera.

"Enggak ada tuh, ibu dengar," sahut ibunya.

"Ada bu!! cuma kecil kecil hehe," ujar Hera dan langsung di sentil oleh ibunya.

"Kamu ya! Ya udah, masuk sana!! Mandi, bau keringat banget," ujar ibunya.

"Hmm, iya iya ibu."

Herapun masuk dan menuju kamar mandi yang ada di kamarnya. Selesai mandi, Hera langsung berdiri lagi di depan kacanya, "Enggak kurus juga!! padahal aku udah lari lama banget tadi."

Hera hanya termenung, apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Dia membuka lemari dan melihat ada celengannya.

"Hmm, saatnya bongkar celengan, buat beli skincare!!" ujar Hera langsung mengambil celengannya untuk di bongkar.

"Astaga banyak banget, enggak sia sia selama ini gue nabung," ujar Hera yang memunguti uang dari tabungan yang di tabungnya sejak dia masuk SMA sampai dia sudh kelas 12.

"Eh, tapi, mau beli skincare apa an?  Kan banyak tuh modelnya. Ah enggak paham gue, " ujar Hera yang kebingungan mau beli yang mana.

"Tanya Frisila kali ya? Tapi entar dia nanya nanya lagi, ah males. Atau tanya Keysa? Eh enggak usah deh. Cari sendiri aja."

Hera membuka hpnya dan mencari cari di dalam hpnya apakah recommend skincare yang bagus untuk kulitnya. Setelah sekian lama mencari, akhirnya Hera menemukan satu set skincare yang menurutnya cocok untuknya. Dia mengechet salah satu reseller yang menjual skincare di sosmed tersebut.

"Hallo mbak, saya Hera."

"Hallo mbak Hera!! Selamat datang di skincare m**** kami," ujar reseller.

"Apa boleh saya bertanya? apakah skincarenya cocok ya mbak buat wajah saya?" tanya Hera.

"Silahkan terlebih dahulu, kirim aja wajah anda mbak, biar saya tau apakah cocok skincarenya buat kulit mbak!"

"Baik, sebentar ya mbak," ujar Hera yang hanya mengikuti permintaan reseller.

Hera mengirimkan poto wajahnya.

"Oo ini sangat cocok untuk memakai skincare kami mbak, di jamin muka anda akan glowing."

Hera merasa sangat senang karena ada skincare yang cocok untuknya.

"Begitu ya mbak? saya pesan 1 set ya mbak," ujar Hera kegirangan.

"Baik pesanan anda sedang kami proses," ujar mbak reseller

Hati Hera serasa bersorak dia tak sabar untuk menerima paket skincarenya.

.....

"bye Ibu, bye Ayah, bye Sherly, aku berangkat, dulu ya!! Assalamu'alaikum," ucap Hera yang akan berangkat sekolah.

"Wa'alaikum salam, hati hati," jawab ibunya.

.....

"Hallo selamat pagi," ucap Hera yang menemui sahabatnya.

"Hallo, selamat pagi juga Hera," sahut Frisila.

"Pagi," sahut Keysa.

"Bahagia banget, kayaknya nih!" ujar Keysa

"Iya nih, senyum mulu dari tadi," sahut Frisila.

"Hehe, enggak ada. Btw nanti sore, ada waktu enggak?" tanya Hera kepada teman temannya.

"Hmm ada, mau ngapain?" tanya Frisila.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status