Share

Bab 6

.....

Pagi tiba, Hera yang bersemangat untuk pulang, sudah turun dari ranjang rumah sakit.

"Ayo bu, pulang," ujar Hera, turun dari ranjang rumah sakit.

"Hmm, udah merasa sehat?" sahut ibunya, memandangi Hera.

"Iya, Bu, nih sehat!!" sahut Hera sambil meregangkan tubuhnya.

"Hmm, ya udah."

"Ayah mana?"

"Ada urusan, di kantor. Jadi, pagi pagi, udah pergi deh!!"

"Hmm, oke."

Mereka pun pulang kerumah mereka.

.....

"Hahhh, assalmu'alaikum rumah," ujar Hera yang rindu akan rumahnya, seakan akan ia sudah berada di rumah sakit lama sekali. Padahal cuma 1 hari 1 malam ia di rawat inap di sana.

"Ayo, masuk!!" sahut ibunya.

Mereka pun masuk kerumahnya, dan Hera langsung menuju kamarnya.

"Hallo kamar!! Apa kabar? Baik pastinya. Rindu aku enggak? Heheh gila ya aku?" ujar Hera berbicara sendiri.

"Amit amit, gue waras," ujar Hera menggeleng kepalanya dan langsung merebahkan dirinya ke kasur empuknya.

.....

Keesokan Harinya.

Tok, tok, tok, terdengar seseorang mengetuk pintu kamar Hera.

"Ibu masuk ya!!!" ucap ibunya dari luar pintu kamar Hera.

"Iya, masuk aja, bu!!" jawab Hera.

Ibunya pun masuk kedalam kamar Hera, "kamu hari ini, enggak usah, masuk sekolah dulu ya," ucap ibunya.

"Tapi bu!!"

"Enggak ada tapi tapi, kondisi mu belum begitu baik. Besok aja, kalau dirimu sudah benar benar membaik," ujar ibunya sambil mengelus rambut Hera.

"Hmm, iya deh!!"

"Bagus, udah, istirahat lagi sana."

"Hmm, iya Bu."

Ibunya keluar dari kamar Hera.

Hera langsung mengambil hpnya di meja, dan langsung memainkannya. Tiba tiba ada notif pesan masuk di Hpnya. Yang ternyata, adalah notif pesan dari Frisila.

"Hallo Hera!!!"

"Gimana kabarnya? Udah sehatan?"

"Kalau sudah, bagus deh. Ini, gue udah nyampe tadi pagi, maaf gue enggak sempat ngabarin, pas gue berangkat. Sekarang gue lagi di tenda, kalau Keysa lagi di lapangan, lihat lomba Tata boga. Gue sebenernya pengen kesana juga, tapi gue mager, haha."

"Cepat Sembuh Hera, jangan banyak pikiran. Stay Healty,  muahh."

Hera yang melihat isi pesan Frisila pun tersenyum

"Haha, lu mah mageran."

"Iya, iya. Makasih Frisila titip salam dengan Keysa ya!!"

Hera membalas pesan Frisila, namun Frisila sudah tidak aktif. Hera langsung mematikan hpnya, lalu berbaring di kasurnya, dan lanjut memejamkan matanya, karena masih merasa sedikit lemah.

....

"Assalamu'alaikum Ibu, Ayah. Aku berangkat dulu ya," ucap Hera yang menyalimi tangan kedua orang tuanya karena akan berangkat ke sekolah.

"Iya, hati hati, ya nak," sahut ibunya.

"Hari ini, biar ayah yang antar kamu ke sekolah," ujar ayahnya Hera.

"Hmm, oke Ayah."

Mereka pun berangkat menuju sekolah.

....

Mereka tiba di depan gerbang sekolah.

"Bye, Ayah," ucap Hera keluar dari mobil dan langsung melambaikan tangannya kepada ayahnya yang masih berada di dalam mobil.

"Iya, kamu, belajar yang giat ya."

"Iya, Ayah."

Ayah Hera pun pergi dari gerbang sekolah Hera.

"Ehemm, Anak Ayah baru di anterin nih. Kenapa? Takut ban tukang ojek meledak lagi ya? hahaha," ujar Raisa tetawa bersama rombongannya. Mereka datang ke gerbang, karena melihat Hera di sana.

Namun Hera tak membalas, dan hanya melewatinya saja.

"Aduh, enggak ada, sopan sopannya ya!! Orang ajak bicara, malah pergi gitu aja," ujar Raisa menyindir Hera yang pergi melewatinya.

Hera berhenti, lalu berbalik badan menghadap Rombongan Raisa, "Sebenarnya yang enggak sopan itu, kamu atau aku sih?"

"Lah, pake nanya lagi. Lah jelas elu lah!!" sahut Raisa menunjuk Hera.

"Hah, apa sih, mau lu. Dari kemarin hina gue mulu. Lu, kira dengan fisik cantik, bisa gitu, ngehina, nge body shaming orang terus, hah!!"

"Yah, lu sendiri akuin gue cantik. Terserah gue lah. Selagi gue mau kenapa tidak? Hahaha,"

Bara yang tak sengaja melihat hal itu, langsung menghampiri mereka.

"Ada ap ini? Jangan bertengkar di sekolah, nanti, kalian di panggil guru," ujar Bara yang mencoba melerai adu mulut mereka.

"Percuma cantik, kalau enggak punya Attitude!!" ujar Hera menjawab Ucapan Raisa tadi, lalu pergi meninggalkan Bara dengan rombongan Raisa.

Bara yang melihat Hera pergi pun hanya memandangi rombongan Raisa, lalu pergi menyusul Hera.

"Hera, ra, tungguin gue," ujar Bara berhenti di depan Hera.

"Ada, apa?"

"Lu tadi, di apain sama mereka? Jawab Hera," tanya Bara yang ingin tahu.

"Biasalah."

"Biasa apa an?"

"Ya, biasalah."

"Lu di ejek lagi? Parah sih mereka, bener kata lu tadi Ra, percuma cantik, kalau enggak punya attitude."

"Iya. Btw, gimana kemahnya? Asik enggak?" tanya Hera untuk mengalihkan pembicaraan.

"Ya, seru sih. Tapi, gitu gitu aja."

"Kok, gitu sih?"

"Entah lah. Oo iya, kemarin pas mau berangkat, Keysa bagi tau, kalau lu sakit!! Apa bener? Sakit apa? Sampe masuk ke ICU!!" sahut Bara, menanyai Hera.

"Gue baik baik aja kok."

"Baik baik apanya, sampe masuk icu itu, udah enggak baik, Hera!!"

"Hmm."

"Apa?"

"Lu khwatir?"

"Iya, gue khwatir!!"

"Makasih dah khawatir, gue enggak kenapa kenapa kok," sahut Hera tersenyum kepada Bara.

"Enggak perlu terima kasih," ujar Bara, memegang kepala Hera.

"Kenapa? Enggak apa apa kali."

"Hmm, ya udah. Ayo ke kelas," ajak Bara.

Mereka pun pergi ke kelas, saat perjalanan menuju kelas, mereka di lihat oleh rombongan Raisa. Namun mereka tak acuh, mereka berdua langsung saja masuk ke dalam kelas mereka.

....

Trriingg

"Oke anak anak, silahkan istirahat!!" ujar Ibu guru yang langsung keluar dari kelas.

"Hera, Ra!!" panggil monica kepada Hera yang akan pergi keluar menemui sahabatnya.

"Iya, ada apa?" jawab Hera memandangi Monica dan rombongannya di meja paling belakang.

"Sini dulu, gue ada cerita bagus nih!!"

"Apa an?"

"Lu tau enggak?"

"Enggak."

"Astaga, gue belum selesai ngomong markonah."

"Hehe, sorry, ada apa?"

"Oke oke, lu tau nggak, sahabat lu, Frisila, jadian sama Revan!!"

Seketika, jantung Hera berdegup. Apakah ini cemburu atau apa, Hera merasa ingin marah kepada Frisila, tapi mengapa? "ha, beneran? Oo biar lah," sahut Hera, supaya tidak memperpanjang bicara mereka.

"Kenapa ini? Kenapa, gue cemburu? Sadar Hera sadar, lu itu jelek, sedangkan Frisila itu, cantik. Jadi cocok cocok aja sama Revan," batin Hera.

"Gitu aja respon lu? Astaga!!" ujar Monica.

"Lah, kalau emang mereka pacaran, gue harus apa?"

"Hmm, enggak asik lu Ra!!"

"Hehe, udah kan? Ya udah gue keluar dulu, bye," sahut Hera yang langsung keluar dari kelasnya.

"Hmm, oke!!" sahut Monica.

Hera pun keluar kelasnya menuju kelas Frisila.

"Frisila," panggil Hera yang sudah berada di depan kelas 12A.

"Iya, Hera, ada apa?"

"Enggak, manggil doang!! Keysa dimana? Gue enggak ada lihat batang hidungnya dari tadi," ujar Hera mencari cari Keysa.

"Oo, Keysa hari ini, enggak sekolah Ra. Katanya dia izin, badanya masih pegal pegal, gara gara ikut acara pramuka. Kenapa enggak pegal, sejak datang di sana, dia berkeliaran mulu. Hobi banget, dia jalan," sahut Frisila menjelaskan kepada Hera.

"Haha, oke deh. Sebenarnya, ada yang ingin gue tanya kan."

"Apa?"

"Nanti aja, pas pulang sekolah. Lu ada waktu kan? Kerumah gua ya nanti sore, atau kita ke kafe aja? Enggak usah deh gue enggak pede. Ya udah, sekarang gue mau ke kelas dulu, bye."

"Hmm, oke. Btw, cepat banget, ke kelasnya."

"Hehe, gue belum begitu semangat buat kesana kemari."

"Oo, iya. Lu kan baru sembuh!! Ya udah balik sana."

"Bye," ucap Hera.

"Bye."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status