Share

Bab 250

Author: Sahira
Sesuai arahan Nathan, dokter pun menjadwalkan sesi kemoterapi untuk Alyana.

Meskipun Alyana enggan melakukannya, tetap saja dia akhirnya dimasukkan ke ruang pengobatan oleh Nathan.

Andreas berdiri di samping Nathan dengan wajah khawatir. "Paman, kamu memaksa Kak Alya menjalani pengobatan begini, nggak takut dia marah sama kamu?"

"Dibandingkan dengan nyawanya, hal lain nggak berarti apa-apa."

Tatapan Nathan tetap tertuju ke pintu ruang pengobatan yang tertutup, raut wajahnya muram.

Andreas hanya bisa menghela napas. "Ya, juga sih. Kondisi Kak Alya saat ini, kemoterapi satu-satunya harapan. Bagaimanapun dia harus bertahan sampai Kak Jacob kembali."

"Setelah Kakak selesai menjalani kemoterapi kali ini, aku baru akan kembali ke Kota Anjelo."

Sebelumnya, Nathan mengatakan dia harus pulang untuk merayakan Tahun Baru di depan Alyana, jadi dia terpaksa harus pulang.

Selain itu, Keluarga Moran sedang dalam kekacauan. Orang tuanya pun mulai menyuruhnya jangan ikut campur terlalu jauh.

"Kamu dan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 323

    Evin bisa merasakan kalau sejak Alyana pulang ke tanah air, Nathan jadi jauh lebih tidak sabaran.Wajar saja, bagi Alyana, mereka baru saja bertemu lagi, semuanya bisa dijalani pelan-pelan.Namun, bagi Nathan, dia sudah menunggu tiga tahun. Tiga tahun penuh, sampai-sampai kesabarannya hampir habis.Kalau sekarang tidak ambil langkah besar, kapan lagi?Dengan pemikiran ini, Evin nyaris tertawa, tetapi buru-buru batuk kecil buat menutupinya.Lampu ruangan menyala, Nanik mulai membagikan kue.Harison datang terlambat. Begitu sampai di dekat Cecilia, dia membungkuk sedikit dan bicara lirih, "Perutku agak nggak enak, jadi kelewat bagian serunya."Cecilia refleks menyentuh perutnya. Dia bertanya dengan nada penuh perhatian, "Mau pulang dulu?""Nggak perlu. Nanti juga baikan. Kamu lanjut ngobrol saja sama Abel." Harison sangat pengertian.Cecilia terkekeh. "Kamu tuh, jangan cuma memikirkanku.""Kamu itu istriku. Sudah semestinya aku memikirkanmu.""Ih, manis banget!"Abel yang berdiri tidak j

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 322

    "Jangan asal bicara, bisa nggak?""Ini bukan urusan Kakek Rekasa. Ini cuma … Sekarang situasinya sudah beda. Status kita juga nggak sama seperti dulu. Masalah anak ini susah banget buat diselesaikan.""Alin, percaya sama aku. Aku nggak akan lagi meninggalkan kalian seperti dulu. Kasih aku waktu, biar aku pikirkan caranya. Oke?"Harison berusaha sekuat tenaga menenangkan Alina, takut kalau Alina marah dan langsung mengadu ke Rekasa.Kalau sampai itu terjadi, jangankan Rekasa, bahkan Cecilia pun bisa langsung pingsan di tempat.Keluarga Gandhi akan benar-benar kacau balau.Setelah dengar janji Harison, Alina kembali bersikap manja. Dia berkata dengan nada manis, "Oke, aku percaya."Angin sore berembus. Suasana di dalam ruang kaca makin terdengar intim dan menggoda.Saat Alyana balik badan, bersiap untuk pergi, ekspresinya setenang malam tanpa bintang, dingin, dan kelam.Begitu masuk ke dalam rumah, hawa dingin di tubuhnya perlahan menghilang dan pikirannya mulai jernih.Sekarang, Rekasa

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 321

    Evin tidak menaruh curiga. "Oke, nanti aku menyusul ke tempatmu.""Ya."Alyana mengangguk singkat lalu berbalik, melangkah dengan sepatu hak tingginya menuju halaman belakang.Malam musim kemarau masih cukup dingin. Sebagian besar tamu memilih tetap di dalam rumah. Di halaman, hanya ada beberapa pria yang sedang merokok sambil mengobrol.Berkat taman yang rimbun dan pepohonan yang lebat, berjalan di jalur kecil di samping tembok bisa luput dari perhatian orang.Begitu tiba di halaman, Alyana tidak melihat bayangan Alina. Setelah berpikir sejenak, dia memasang ekspresi panik lalu bertanya pada sekelompok pria yang sedang merokok tak jauh darinya."Permisi, aku sedang mencari temanku. Dia pakai gaun panjang kuning pucat. Katanya dia masuk ke sini. Kalian lihat nggak?"Para pria itu kompak menggeleng. "Nggak lihat.""Oke, terima kasih."Alyana mengucapkan terima kasih dengan sopan. Tatapannya agak muram. Jika Alina diam-diam masuk ke halaman, pasti ada sesuatu yang disembunyikan. Tidak ad

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 320

    "Nona Abel, aku punya prinsip kerja. Kalau kamu ingin aku memotret, harus pesan setidaknya enam bulan sebelumnya."Alyana tersenyum sopan, hanya sebatas formalitas.Abel tampak geram. "Cuma fotografer remeh, belagu banget sih? Keluarga Hyonda butuh fotografer macam apa juga bisa mendapatkannya! Enam bulan sebelumnya? Kamu!""Abel."Evin menghampiri dan merangkul Abel dengan santai, senyumnya tampak cuek. "Baru sebentar aku tinggal, kamu sudah cari gara-gara?""Nona Alyana, ini adik kandungnya Jacob, Abel. Dari kecil dimanja, jadi agak sulit diatur. Mohon maklum, ya!""Siapa yang sulit diatur?"Abel melotot ke Evin, tetapi kedua telinganya malah merah.Alyana menangkap situasinya dengan cepat, rasa waspada yang tadi sempat muncul langsung mereda."Nona Abel, aku bicara jujur. Hari ini aku datang sebagai tamu. Kalau aku ambil kamera sekarang, Bu Nanik pasti juga akan merasa kurang nyaman."Lagi pula, mana ada tuan rumah yang menyuruh tamunya bekerja di acaranya?"Betul banget!"Evin meni

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 319

    Jacob menghela napas. "Keadaan Tuan Besar Rekasa memang nggak bagus. Dia juga menolak dirawat di rumah sakit, bersikeras ingin pulang. Kami semua nggak bisa menahannya.""Beliau memang keras kepala. Baginya, dirawat di rumah sakit sama dengan mengakui dirinya sakit. Hatinya belum siap menerima kenyataan itu. Tapi, manusia pada akhirnya tetap akan menua."Jacob tampak cemas. "Aku juga sudah minta Nathan buat bantu membujuknya, tapi tetap nggak berhasil. Kalau kamu senggang, coba kamu juga bicaranya padanya. Mungkin beliau mau mendengarmu.""Oke." Alyana mengangguk. "Kirimkan saja catatan medis Kakek Rekasa padaku nanti. Aku akan cari kenalan yang mungkin bisa bantu.""Oke."Jacob mengangguk setuju."Kalau begitu, kamu lanjutkan saja urusanmu." Alyana tersenyum. "Aku jalan sendiri nggak apa-apa kok."Bagaimanapun, ini pesta ulang tahun Keluarga Hyonda. Jacob juga tidak mungkin terus-terusan mendampingi dia.Jacob ragu sebentar, lalu menegaskannya dengan nada khawatir, "Kalau kamu butuh a

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 318

    Hari itu setelah tanda tangan kontrak selesai, Alyana langsung menyuruh asistennya menghubungi perusahaan renovasi, berharap rumah itu bisa segera dibersihkan dalam waktu singkat.Kesibukan membuat waktu berlalu dengan cepat.Dalam sekejap sudah akhir pekan dan pagi-pagi Andreas menelepon. Barulah Alyana teringat kalau malam ini ada pesta ulang tahun di Keluarga Hyonda.Karena lupa menyiapkan hadiah, Alyana pun membongkar koleksinya dan memilih bros safir yang cocok, lalu membungkusnya rapi.Sesuai waktu dan lokasi yang tertera di undangan, Alyana tiba tepat waktu di tempat acara.Jacob langsung melihatnya dan menggandeng ibunya untuk menghampiri Alyana. "Nona Alyana, kamu sudah datang.""Jadi, ini Nona Alyana, ya?" Nanik tersenyum ramah sambil menatap Alyana. "Aslinya jauh lebih cantik dari difoto! Memang lebih baik lihat langsung!"Nanik berasal dari keluarga dokter, seluruh sikapnya memancarkan kehangatan khas orang yang mengabdi untuk sesama, membuat orang merasa dekat.Alyana ters

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status