Setelah menemui Bayu Tsamara keluar dari dalam Club dan kembali kedalam mobil.
"Bagaimana sudah beres?" tanya Amel.
"Sudah Amel!" jawab Tsamara dengan memakai sabuk pengamannya.
"Ya sudah kalau begitu kita langsung pulang. Aku sudah lelah," ucap Tsamara.
"Ya sudah terserah kamu saja," jawab Amel. Amel langsung menarik gas mobil dan langsung melajukan mobil dengan kecepatan sedang.
*********
Tidak berapa lama akhirnya Tsamara dan Amel sampai juga di kediaman rumah mereka. Di mana keduanya tinggal di ruko berlantai 2. Lantai utama di gunakan sebagai usaha kecil-kecilan toko roti dan lantai kedua sebagai rumah.
Mereka juga tinggal di tempat strategis yang memang di pinggir jalan raya di tengah kota yang memang cocok untuk usaha mereka.
"Siapa itu?" tanya Tsamara saat melihat ada 2 orang Pria berbadan tegap yang berdiri di kediaman toko mereka dan berhadapan dengan seorang wanita muda yang berusia sekitaran 35 tahunan.
"Aku juga tidak tahu siapa yang di temui kak Indah?" tanya Amel penasaran.
"Ya sudah ayo kita turun!" ajak Tsamara. Amel mengangguk dan buru-buru untuk turun.
"Ada apa ini?" tanya Amel. Kedua pria itu langsung membalikkan tubuh mereka. Postur dan wajah keduanya tidak sama bedanya yang terlihat sangat garang.
"Tsamara, Amel!" lirih Indah dengan gugup dan terlihat panik.
"Kak Indah ada apa ini. Siapa mereka berdua?" tanya Amel.
"Kami datang kemari ingin menagih hutang," jawab salah satu Pria berbadan besar itu.
"Hutang! Hutang apa?" tanya Amel dengan dahinya mengkerut dan Tsamara juga punya hutang.
"Amel. Ini urusan kakak. Kamu sama Tsamara sebaiknya masuk saja. Kakak mempunyai hutang pada mereka. Jadi biar kakak yang menyelesaikannya," ucap Indah yang kelihatan tidak ingin Amel dan Tsamara harus ikut-ikutan.
"Tunggu dulu kak. Maksud mereka hutang apa dan jumlahnya berapa sampai mereka berdua datang ke tempat ini?" tanya Tsamara.
"Jumlahnya 50 juta," jawab pria yang satunya.
"What!" pekik Tsamara dan Amel serentak dengan wajah kaget mereka dan Indah memejamkan matanya yang panik.
"Tunggu dulu. Kan Indah jelaskan ini hutang apa dan kenapa bisa kakak mempunyai hutang sebanyak itu tanpa sepengetahuan aku?" tanya Amel begitu terkejutnya.
"Sudah-sudah kalian masuk saja. Biar kakak yang mengurusnya," sahut Indah tidak ingin merepotkan siapa-siapa dan juga tidak ingin menjelaskan apa-apa.
"Bagaimana mungkin aku sama Tsamara masuk begitu saja. Kalau kakak tidak menjelaskan dengan detail," kesal Amel.
"Tunggu dulu. Jangan-jangan bukan kakak yang punya hutang. Jangan-jangan ini hutang Andre!" tebak Amel.
"Hey kalian berdua. Katakan yang jelas tujuan kalian datang kemari untuk meminta hutang siapa?" tanya Amel dengan tegas.
"Benar sekali. Kami datang kemari untuk meminta hutang Andre 50 juta beserta bunganya," jawab salah seorang pria itu yang benar ternyata dugaan Amel.
"Tuh kan benar," sahut Amel kesal.
"Eh kalian. Orang yang kalian cari tidak ada di sini. Yang punya hutang siapa dan siapa yang kalian pagi kalian itu salah orang. Jadi sebaiknya kalian pergi dari sini!" usir Amel.
"Benar. Kak Indah tidak harus menanggung hutang dari orang yang telah berhutang kepada kalian," sahut Tsamara menambahi.
"Tidak bisa. Dia adalah kakaknya Andre dan dia harus bertanggung jawab atas hutang Andre karena Andre sampai detik ini tidak bisa ditemui. Jika kalian tidak ingin membayar hutang dari Andre, maka kami akan membakar tempat ini," ucap pria itu memberikan ancaman.
"Apa-apaan kalian ingin membakar tempat ini. Kalian pikir siapa diri kalian seenaknya mau membakar tempat tinggal orang. Pergi dari sini atau saya panggil polisi," ancam Amel.
"Amel sudahlah, biar kakak yang bicara pada mereka," sahut Indah yang tidak ingin ada keributan.
"Sebaiknya kalian pergi dulu. Kalian bisa datang beberapa hari lagi dan saya akan membayar hutang adik saya. Mohon untuk jangan membuat keributan di sini," sahut Indah yang mencoba untuk membujuk kedua orang tersebut agar pergi.
"Kak, apaan janji-janji untuk membayar hutang manusia itu," sahut Amel kesal.
"Pergilah dari sini saya mohon!" pinta Indah.
"Baiklah kami akan pergi dan memberikan kamu waktu sedikit lagi. Jika minggu depan kami kembali dan tidak mendapatkan uang tersebut maka jangan salahkan kami tempat ini akan selesai di tangan kami," tegas Pria itu yang memberikan ancaman dan dia beserta temannya langsung pergi meninggalkan tempat itu.
Indah menghela nafasnya perlahan kedepan yang merasa lega.
"Kak Indah apa-apaan sih. Mau sampai kapan kakak harus bertanggung jawab terus dengan semua yang dilakukan Andre. Andre sudah dewasa dan sampai detik ini hanya terus menyusahkan kakak dan menyusahkan semua orang yang ada di rumah. Mau sampai kapan semuanya seperti ini!" ucap Amel dengan marah-marah.
"Amel jangan marah-marah di sini. Ayo masuk dan kita bicara di dalam. Tidak enak di lihat orang," sahut Tsamara.
"Isss menyebalkan!" umpat Amel yang langsung memasuki rumah tersebut dengan kesal.
"Ayo kak kita masuk ke dalam," ajak Tsamara. Indah mengangguk
Indah adalah kakak ipar Amel yang tinggal bersama Amel dan Tsamara. Kakak kandung Amel menikah dengan indah dan memiliki 1 orang anak cewek bernama Dinda. Namun di usia pernikahan mereka yang memasuki 4 tahun. Kakak Amel meninggal dunia.
Perusahaan yang di kelola Robi, Kakak dari Amel juga bangkrut yang perusahaan itu milik keluarga dari indah sebelumnya. Karena kehidupan ekonomi mereka yang kritis membuat Indah sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Karena orang tuanya juga sudah meninggal.
Selama ini dia hanya tinggal bersama Amel, suaminya dan juga adiknya satu-satunya Andre dengan kehidupan yang berkecukupan dengan Perusahaan peninggalan dari kedua orang tuanya yang dikelola oleh suaminya.
Namun Perusahaan mengalami gulung tikar dan juga menyebabkan suaminya meninggal. Kehidupan Indah berubah 180 derajat. Amel yang selama ini ikut bersama kakaknya tidak lupa kacang dengan kulitnya. Di saat dia mempunyai uang dan tempat tinggal. Amel menampung kakak iparnya, keponakannya dan juga adik dari kakak iparnya itu yang tinggal bersamanya dan juga Tsamara.
Namun adik dari indah selalu saja mencari masalah. Hidupnya berandalan dan selalu membuat masalah. Sama seperti hari ini yang tiba-tiba mempunyai hutang 50 juta.
********
"Pokoknya aku tidak mau kakak yang membayar hutang Andre. Biarkan dia berusaha sendiri untuk mencari uang membayar hutangnya," tegas Amel.
"Tapi Andre pasti tidak punya uang Amel," sahut Indra.
"Lalu kakak punya uang?" tanya Amel. Indah terdiam.
"Kak. Jika kakak seperti ini terus, Andre tidak akan pernah berubah. Dia akan terus melunjak, sekarang lihat Andre punya utang 50 juta dan tidak tahu uang itu untuk apa. Pasti uang itu di pakai di meja judi, minum alkohol dan Mai perempuan dan kakak harus membayarnya,"
"Kak. Ini juga rumah bukan hanya punya aku sendiri saja. Ini juga rumah Tsamara. Aku juga tidak enak dengan Tsamara kak. Jadi aku mohon untuk kakak mengerti," tegas Amel.
"Amel kakak tidak akan membebani kamu untuk hutang Andre. Kakak masih punya perhiasan yang belum terjual dan kakak akan bayar hutang Andre dengan perhiasan itu," sahut Indah.
"Astaga kak. Jadi kakak mau jual perhiasan hanya membayar hutang berandalan itu. Kak perhiasan itu satu-satunya harta kakak. Itu untuk biaya pendidikan Dinda. Masa iya kakak mau menjualnya," Amel semakin tidak menyangka dengan pikiran kakak iparnya yang membuat kepalanya semakin berat.
"Amel. Kakak adalah seorang ibu dari anak kandung kakak dan juga sejak dulu menjadi seorang ibu, ayah untuk adik kakak satu-satunya. Andre terbiasa hidup dengan ketercukupan dan ketika semua ini terjadi wajar dia kaget dan kakak harus bertanggung jawab kepadamu sampai detik ini. Jadi kamu yang harus mengerti posisi kakak," sahut Indah yang mencoba untuk menjelaskan kepada Amel dengan keadaannya.
"Bilang aja kakak menyalahkan kehidupan kakak yang berantakan gara-gara kak Robi," sahut Amel.
"Bukan begitu Amel," sahut Indah.
"Sudahlah, sekarang terserah kakak mau bagaimana. Kakak terus saja manjakan dia," ucap Amel kesal dan langsung meninggalkan Indah sendirian.
"Amel!" panggil Indah. Namun Amel tidak peduli sama sekali.
***********
Tsamara keluar dari kamarnya dan menghampiri Amel yang berada di teras belakang yang sedang kesal.
"Jangan cemberut seperti itu!" ucap Tsamara yang duduk di samping Amel.
"Aku nggak habis pikir dengan kak Indah. Dia terus melakukan apapun demi adiknya. Kamu tahu tidak. Dia bahkan menjual perhiasannya untuk membayar hutang manusia berandalan itu yang padahal itu adalah satu-satunya aset kak Indah dan untuk masa depan Dinda," ucap Amel kesal.
"Aku mengerti perasaan kamu. Tapi kak Indah hanya melakukan semua itu demi adiknya. Dia pasti khawatir terjadi sesuatu kepada Andre. Jika Andre tidak membayar hutang nya," ucap Tsamara dengan lembut mencoba menenangkan hati sahabatnya itu.
"Semua itu memang gara-gara manusia berandal itu. Lihat saja jika dia pulang aku kan langsung mengusirnya di rumah ini," ucap Amel dengan tangannya yang terkepal
"Jangan mencoba untuk mengusirnya. Jika kamu mengusirnya. Itu sama saja kamu juga mengusir ke Indah dan juga Dinda," ucap Tsamara yang mencoba untuk mengingatkan Amel.
Amel terdiam. Terkadang emosinya memang membuatnya ingin mengusir Andre dari rumah. Tetapi ada Indah dan jika bukan karena Indah. Dia juga pasti akan mengusir Andre yang selalu membuat onar
"Sudahlah kamu jangan marah-marah lagi. Biarkan saja kak Indah melakukan apapun untuk adiknya. Namanya juga adiknya seorang kakak pasti akan melakukan yang terbaik," ucap Tsamara.
"Maaf ya Tsamara. Jika apa yang terjadi di rumah ini membuat kamu tidak nyaman," ucap Amel.
"Kamu jangan berlebihan. Kita semua yang ada di rumah ini adalah keluarga dan tidak ada yang tidak nyaman," jawab Tsamara. Amel mengangguk.
Memang seringkali terjadi keributan di dalam rumah yang paling sering terjadi keributan yaitu pertengkaran antara Amel dan juga Andre. Namun Tsamara yang memang orangnya sangat santai dan tidak pernah ikut-ikutan tentang masalah yang terjadi. Jika bisa membantu maka Tsamara akan membantu dan jika tidak maka mau bagaimana lagi
Bersambung.
Setelah menghabiskan malam pertama mereka berdua Mahendra dan Tsamara yang melanjutkan dengan bermain-main di pinggir pantai. Tsamara yang tampil begitu anggun menggunakan dress putih sampai mata kakinya yang sekarang berlari-lari dikejar-kejar Mahendra yang juga menggunakan setelan kemeja berwarna putih dengan celana pendek berwarna coklat susu. Pasangan itu sama sekali tidak hentinya saling bercanda satu sama lain. Sekarang Mahendra yang memutarkan tubuh sang istri dengan menggendongnya yang membuat Tsamara terus saja berteriak dengan kedua tangannya berada di leher Mahendra. Kedua tangan Mahendra yang berada di bawah pantat Tsamara yang menggendong istrinya itu dan sesekali Tsamara merentangkan tangannya dan sampai akhirnya menempelkan dahinya di dahi Mahendra. "Kamu sangat bahagia?" tanya Mahendra. Tsamara menganggukkan kepalanya. "Bagaimana mungkin aku tidak bahagia dan aku juga tidak bisa menggambarkan kebahagiaanku seperti apa," jawab Tsamara. "Aku juga sangat ba
Acara pernikahan yang telah selesai. Mahendra dan Tsamara yang sekarang berada di dalam kamar Hotel. Kamar pengantin pada umumnya yang penuh dengan suasana romantis. Tempat tidur king size dengan sprei berwarna putih yang ditaburi dengan kelopak mawar yang dibentuk dengan love dan di bagian tengahnya terdapat dua angsa yang saling berhadapan. Selain itu juga terdapat banyak tangkai mawar yang berada di atas lantai yang menambah suasana kamar tersebut yang semakin romantis dan belum lagi dengan lampu yang tidak terlalu terang dan juga tidak terlalu gelap. Di tambah dengan aroma kamar tersebut yang begitu khas dan sangat menyejukkan. Tsamara yang duduk di depan cermin yang sedang menyisir rambutnya. Setelah acara pernikahan yang sangat melelahkan itu selesai. Tsamara langsung membersihkan diri agar terlihat fresh. Dia sudah mandi dan tidak lupa keramas yang juga sudah melepas gaun pengantinnya dengan baju tidur berwarna merah mencolok yang panjang sampai mata kaki. Krrekkk Su
"Itu calon istrimu!" tunjuk Andre yang membuat Mahendra langsung menoleh. Mahendra melihat calon istrinya berjalan begitu cantik dan anggun yang didampingi oleh sahabat-sahabatnya. Tsamara terlihat sangat tenang dengan memegang buket bunga di tangannya. Mahendra sampai tidak berkedip melihat calon istrinya yang benar-benar seperti bidadari yang sangat cantik.Bukan hanya mata calon suami yang tidak berkedip melihat pengantin yang sangat cantik itu. Semua tamu undangan juga langsung tertuju pada Tsamara yang benar-benar harus memuji kecantikan Tsamara. Mereka tidak tanggung-tanggung yang pasti berbisik-bisik membicarakan Tsamara yang pasti mengagumi calon pengantin tersebut. "Ngedip woy!" tegur Andre yang membuat Mahendra tersentak dengan dirinya yang tersenyum geleng-geleng. Bagaimana dia bisa berkedip jika calon pengantinnya saja seperti itu."Tenang bentar lagi kamu akan bisa menatapnya secara dekat dan tidak perlu khawatir akan hal apapun," sejak tadi Andre terus saja menggoda Ma
Hari Pernikahan. Akhirnya hari yang di tunggu-tunggu datang juga. Hari pernikahan Tsamara dan Mahendra. Pernikahan mereka yang diadakan secara order di salah satu tempat yang sudah di dekor dengan seindah mungkin yang sesuai dengan keinginan Tsamara dan Mahendra. Tempat pernikahan itu sudah mulai dikunjungi para tamu yang berdatangan yang turut menghadiri acara sakral tersebut. Dengan susunan bangku yang rapi yang berwarna putih yang sudah disusun sedemikian rupa. Tidak lupa dengan paduan dekorasi yang indah dengan bunga berwarna putih yang dipadukan dengan pink. Para tamu undangan yang benar-benar dimanjakan dengan pemandangan yang sangat indah itu. Sementara Tsamara yang masih berada di salah satu ruangan yang khusus untuk pengantin wanita yang masih sedang di make up. Tsamara juga terlihat sangat cantik menggunakan gaun panjang berwarna putih tanpa lengan. Gaun Indah itu sampai menyapu lantai. Tsamara yang berdiri dengan memegang bunga dan menatap dirinya di cermin. Ame
Tsamara yang berada di dalam kamar yang baru saja selesai dari kamar mandi dan menghampiri cermin yang seperti biasa sebelum tidur memakai skin care terlebih dahulu. Ponsel Tsamara yang berdering membuat Tsamara yang langsung melihat panggilan masuk tersebut yang ternyata dari Mahendra. "Kenapa dia menelpon? apa ada sesuatu?" tanyanya dengan rasa penasaran. Tanpa berpikir panjang yang akhirnya Tsamara mengangkat panggilan telepon tersebut. "Hallo!" sapa Tsamara."Kamu sedang apa?" tanya Mahendra dengan suara yang sangat lembut. Tsamara pasti sangat merindukan suara yang berbicara itu. "Ingin tidur," jawab Tsamara."Kamu bisa tidur dan kamu tahu tidak tahu, bahwa aku sama sekali tidak bisa tidur," ucap Mahendra."Oh iya. Memang kenapa?" tanya Tsamara "Bagaimana aku bisa tidur jika beberapa hari ini kita tidak pernah bertemu dan bahkan baru kali ini aku menelpon kamu. Walau dilarang berkomunikasi dengan kamu. Ternyata hal itu membuatku tidak tahan dan mau tidak mengulur menghubungi
Tsamara begitu sangat bahagia mendapatkan kejutan dari sahabatnya. Tsamara sampai meneteskan air mata yang mungkin tidak bisa berkata-kata dengan apa yang telah diberikan sahabatnya kepada dia. Sangat wajar dalam situasi seperti itu dia sangat terharu."Kamu oke Tsamara?" tanya Rora yang mendapati sang sahabat menegaskan air mata.Tsamara hanya menganggukkan kepala dengan terharu."Tapi aku melihat kamu tidak baik-baik saja. Kamu sampai meneteskan air mata. Apa kita melakukan kesalahan?" tanya Rora dengan panik.Tsamara menggelengkan kepala, "kalian sama sekali tidak melakukan kesalahan apapun. Bagaimana aku tidak meneteskan air mata dengan keadaan yang sekarang aku dapatkan. Selama ini aku hanya punya kalian bertiga. Aku bersama dengan Amel perjuangan kami yang besar dan perjuangan itu juga tidak mudah. Aku mengenal kamu Rora yang selalu memberikan dukungan kepadaku. Kamu juga Karin. Di luar semua yang terjadi. Kamu adalah orang satu-satunya yang sangat mengerti aku dan terus memberi
Setelah melakukan semua kegiatan Mahendra dan Tsamara yang akhirnya hari ini Tsamara dan Mahendra yang sudah sampai di depan rumah Tsamara dengan mereka berdua yang masih berada di dalam mobil. Mahendra memegang tangan Tsamara dengan tersenyum pada Tsamara."Sebentar lagi kita berdua akan menikah," ucap Mahendra yang membuat Tsamara menganggukkan kepala."Kata kak Indah menjelang hari pernikahan kita tidak boleh bertemu dulu," ucap Tsamara yang membuat Mahendra mengkerutkan dahi."Kita tidak boleh bertemu!" tanya Mahendra memastikan. Tsamara menganggukkan kepala."Kak Indah mengatakan jika hal itu pamali menghindari hal-hal yang tidak terduga. Jadi kita berdua jangan bertemu sampai pernikahan minggu depan dan lagi pula persiapan pernikahan kita sudah sampai 95%. Kita sudah menyiapkan lokasi pernikahan, undangan pernikahan, catering dan hal-hal lainnya," ucap Tsamara."Tapi masa iya kita tidak bertemu selama satu minggu," sahut Mahendra yang sangat keberatan dengan keinginan Tsamara.
Setelah seharian Mahendra dan Tsamara bersama mengurus segala persiapan pernikahan mereka berdua yang akhirnya sekarang pasangan itu yang berada di dalam mobil yang berhenti di kediaman Mahendra."Ayo turun!" ajak Mahendra."Memang kita harus mampir lagi ya?" tanya Tsamara yang mungkin terlihat begitu capek dan rasanya ingin pulang saja. "Sebentar saja Tsamara. Ada yang ingin dikatakan mama kepada kamu dan mungkin saja mama harus mengatakan sekarang," ucap Mahendra yang membuat Tsamara menghela nafas.Mahendra yang langsung meraih tangan kekasihnya itu."Kamu capek ya seharian?" tanya Mahendra yang membuat Tsamara menganggukkan kepala dan memang benar-benar begitu capek dan sangat melelahkan."Bagaimana? kalau kamu menginap saja di rumah. Besok kamu baru pulang?" tanya Mahendra memberikan saran. "Mana boleh seperti itu," sahut Tsamara membuat Mahendra mengkerutkan dahi. "Kenapa?" tanya Mahendra heran."Kita belum menikah dan aku tidak mau menginap di rumah calon suamiku," ucap Tsam
Tsamara yang tiba di rumahnya dan ingin memasuki kamar yang bersamaan dengan Amel yang juga baru pulang. "Aku pikir kamu sudah kembali sejak tadi," ucap Tsamara yang memang tadi Amel duluan pulang terlebih dahulu bersama dengan Mahendra dan ternyata mereka bahkan malah sampai berbarengan dan padahal Tsamara dan Mahendra tadi tidak langsung pulang. "Iya aku memang baru sampai," jawab Amel."Memang kamu habis dari mana?" tanya Tsamara kebingungan."Tadi aku sama Andre mampir sebentar ke minimarket. Aku membeli beberapa cemilan yang memang stoknya sudah habis," jawab Amel "Hmmm, aku lihat kamu dan Andre belakangan ini sangat dekat. Apa akan ada hilal setelah ini," ucap Tsamara yang menatap curiga sahabatnya itu. "Hilal apa maksud kamu Tsamara. Kamu itu ada-ada saja!" ucap Amel dengan geleng-geleng kepala."Ya, hubungan kalian berdua itu sangat tidak biasa dan bukankah wajar aku mempertanyakan hal itu dan siapa tahu saja kalian berdua memiliki hubungan yang spesial yang tanpa aku keta