Share

Bab 5 Pelecehan

Mobil berhenti di kediaman rumah Tsamara dan Amel. Keduanya Baru sama-sama melakukan pekerjaan seharian.

"Kamu yakin nggak mau di temani?" tanya Tsamara.

"Nggak usah Tsamara. Kamu masuk saja. Lagi pula ini hanya sebentar saja," jawab Amel  sahut Amel.

"Ya sudah kalau begitu aku langsung masuk saja," sahut Tsamara membuka sabuk pengamannya.

"Kamu hati-hati ya," ucap Tsamara.

"Iya," jawab Amel. Tsamara pun langsung keluar dari mobil dan Tsamara masih menunggu kepergian mobil Amel.

Huhhhh.

Tsamara menghela nafasnya lalu memasuki rumahnya. Namun bersamaan dengan Andre yang juga ingin masuk.

"Andrea tunggu!" langkah Andre terhenti ketika duanya sudah sama-sama memasuki rumah tersebut.

"Ada apa?" tanya Andre dengan suara dinginnya.

"Andre kamu sudah beberapa kali bolos kuliah. Jika seperti ini kamu tahun ini juga tidak akan bisa lulus. Jadi aku minta sama kamu untuk lebih memperhatikan kuliah kamu," ucap Tsamara berikan nasihat kepada Andre

"Biasanya kamu tidak pernah peduli dengan apa yang ada di rumah ini dan termasuk tidak peduli dengan bagaimana aku di rumah ini. Kamu tidak ikut-ikutan dan kenapa sekarang Kamu seolah ikut-ikutan memberikan nasehat kepadaku sama seperti Amel," sahut Andre.

"Aku mengatakan semua ini bukan sebagai kita berdua tinggal satu rumah. Tetapi aku mengatakan semua ini sebagai seorang Dosen dan kamu mahasiswa ku dan bukan hanya kamu. Jika itu mahasiswa lain aku juga akan menegurnya. Kamu harus lebih memperhatikan kuliah kamu. Jangan seperti ini. Kamu harus berusaha agar bisa lulus tahun ini," tegas Tsamara dengan bijak yang memang berperan sebagai seorang Dosen yang mengingatkan mahasiswanya. Karena selamat tinggal bersama Andre dan juga yang lainnya Tsamara sama sekali tidak pernah ikut campur dengan urusan keluarga tersebut.

Andre hanya diam saja dengan saling melihat dengan Tsamara. Namun di luar sana di dalam mobil Mahendra yang mengikuti Tsamara. Mahendra yang berada dalam dalam mobilnya melihat bagaimana Tsamara dan Andre. Meski keduanya sudah memasuki rumah tersebut.

Namun dinding di bagian bawah tokoh tersebut memang terbuat dari kaca dan terlihat dari luar bagaimana situasi di dalam. Jadi Mahendra melihat dengan jelas bagaimana Tsamara dan Andre.

Andre juga meninggalkan Tsamara. Mungkin Andre tidak ingin terlalu banyak berbicara dengan Tsamara mendengarkan ceramah dari Tsamara lebih baik dia memilih untuk pergi. Tidak lama Tsamara pun menyusul yang keduanya sama-sama menaiki anak tangga

Mahendra masih berada dalam mobilnya yang terlihat mengawasi bahkan mengangkat kepalanya melihat lantai dua rumah Tsamara. Lampu yang tadi mati dan sekarang hidup. Mungkin lampu kamar Tsamara.

"Siapa laki-laki itu?" tanya Mahendra.

"Saya tidak tahu tuan bagaimana hubungan mereka. Tetapi yang saya tahu, mereka tinggal bersama," jawab Angga.

"Cih!" Mahendra mendengar pernyataan dari Robby langsung mengendus kasar yang terasa jijik.

"Setelah bersama banyak laki-laki dan ternyata dia juga punya cadangan di dalam rumahnya yang tinggal bersamanya. Wanita ini benar-benar sangat murahan," umpat Mahendra yang terlihat kesal dengan tangannya mengepal.

"Sepertinya kehidupannya benar-benar sangat  sempurna. Dia bahkan tidak mendapatkan karma setelah berhasil menghancurkan rumah tangga orang. Perjalanan hidupnya sangat baik-baik saja. Memang harus aku yang harus memberimu karma," batin Mahendra dengan penuh dendam.

**********

Tsamara keluar dari kamarnya dengan buru-buru. Tsamara tampil sangat cantik malam ini dengan menggunakan dress putih selututnya dengan lengan pendek. Rambutnya yang di ikat di bagian tengahnya yang di beri kriting di bagian bawahnya yang membuat dirinya semakin cantik. Dengan polesan make up sedikit.

Tsamara tanpa menggunakan make up emang sudah sangat terlihat sangat cantik. Karena Tsamara memang cantik sejak lahir.

"Mau kemana kamu Tsamara?" tanya Indah.

"Hari ini istri dari Om Bayu kak Tari sedang ulang tahun. Jadi mereka ada acara makan malam di rumah mereka. Tsamara mau ke sana sebentar," jawab Tsamara.

"Oh begitu pantes kamu terlihat cantik sekali," puji Indah.

"Kakak bisa saja," sahut Tsamara.

"Ya sudah kak kalau begitu Tsamara pergi dulu ya kak!" ucap Tsamara pamit.

"Ya sudah kamu hati-hati ya," ucap Tari. Tsamara menganggukkan kepalanya dan langsung pergi.

*********

Hujan deras turun begitu lebat. Cuaca sejak tadi memang tidak cerah dan malam ini di balas dengan hujan yang begitu deras. Tsamara yang baru selesai menghadiri acara makan malam kerabatnya di salah satu Apartemen.

Tsamara yang merasa tidak enak pada tubuhnya dan merasa pusing memilih untuk pulang terlebih dahulu. Sebelumnya Tsamara memang sudah tidak enak badan dan dia memaksakan pergi karena merasa tidak enak dengan istri Omnya yang satu-satunya menjadi kerabatnya.

"Astaga ada apa dengan kepalaku. Kenapa tiba-tiba aku pusing. Kamu sih Tsamara seharusnya tidak terlalu memaksakan diri dan lihat akibatnya," ucap Tsamara dengan memijat kepalanya yang terasa berat.

Sementara di parkiran Apartemen ada Mahendra yang baru sampai yang pasti di setiri oleh Angga.

"Tuan ingin saya melakukan apa?" tanya Angga lihat tuannya dari kaca spion.

"Aku memintamu mu untuk membawa wanita itu besok ke hadapanku," jawab Mahendra

"Baiklah tuan," jawab Robi.

"Kalau begitu kau pulanglah. Aku mau istirahat," titah Mahendra yang langsung keluar dari mobilnya.

Mahendra yang juga terlihat lelah langsung memasuki Apartemen yang ternyata sama dengan Apartemen yang Tsamara ada di dalamnya. Tsamara masih berjalan di koridor Apartemen dengan tangannya yang terus memijat kepalanya.

Mahendra juga akhirnya memasuki area koridor Apartemen dan melihat Tsamara yang membuat Mahendra kaget.

"Wanita itu!" lirih Mahendra.

"Untuk apa wanita itu ada di sini," batin Mahendra.

"Tsamara!" tiba-tiba Bayu memanggil Tsamara  yang membuat Tsamara menghentikan langkahnya sementara Mahendra tidak tahu apa yang dilakukannya malah bersembunyi di balik dinding.

"Om!" sahut Tsamara dengan suaranya terlihat serak yang sudah berhadapan dengan Bayu.

"Kamu sakit?" tanya Bayu dengan memegang kening Tsamara dengan punggung tangannya.

"Tidak kok Om, hanya tidak enak badan saja," jawab Tsamara.

"Ya sudah biar kamu Om antar ya," ucap Bayu dengan khawatir terhadap keponakannya itu.

"Tidak usah Om. Tsamara bawa mobil kok," tolak Tsamara.

"Kamu terlihat pucat Tsamara dan tidak baik. Jika pulang sendirian. Jadi Om akan antar kamu," Bayu memang tidak akan membiarkan Tsamara pulang dalam keadaan seperti itu.

"Kamu jangan keras kepala. Lihat kamu tidak baik-baik saja," Bayu memegang lengan Tsamara dan dari tempat Mahendra berdiri terlihat sangat romantis kedua pasang tersebut. Namun Mahendra tidak mendengar apa yang dibicarakan Bayu dan juga Tsamara.

"Aku sudah tidak bisa mendeskripsikan wanita ini. Sangat wanita murahan. Tetapi ini sudah sangat keterlaluan dan bahkan sudah tidak punya harga lagi. Kau benar-benar menguji kesabaranku," batin Mahendra dengan amarahnya yang semakin memuncak melihat Tsamara yang seperti itu.

"Om, sebentar minta izin sama Tante kamu dulu. Kamu tunggu sini ya," ucap Bayu. Tsamara menganggukkan kepalanya. Mau tidak mau memang dia harus menurut. Karena kepalanya yang semakin berat yang memang tidak memungkinkan dia untuk menyetir yang ada akan membahayakan dirinya sendiri. Tsamara bersandar pada dinding untuk menjadi penopang tubuhnya sementara Bayu kembali memasuki apartemennya untuk meminta izin kepada istri.

Tiba-tiba Mahendra keluar dari persembunyiannya dan berjalan di koridor kamar-kamar dengan langkah yang panjang dan tatapan mata yang sangat tajam yang semakin lama langkah itu semakin dekat ke arah Tsamara.

Tsamara menoleh ke arah Mahendra yang menghentikan langkahnya tepat di samping Tsamara di depan salah satu kamar. Tidak ada yang di pikirkan Tsamara dan dia mengalihkan tatapannya yang tetap berdiri pada tempatnya.

Sementara Mahendra di mana jarinya yang mengetik tombol sandi. Sepertinya itu adalah Apartemen Mahendra.

Ting.

Pintu terbuka silahkan masuk.

Suara otomatis itu terdengar membuat Mahendra melangkah masuk. Namun langkahnya terhenti dan tiba-tiba menarik tangan Tsamara yang memang sangat dekat di sampingnya yang membuat Tsamara kaget saat dirinya tertarik masuk kedalam.

Setelah Tsamara dan Mahendra memasuki apartemen tersebut. Apartemen tersebut langsung tertutup dan barulah Bayu datang.

Bersambung

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status