Share

BAB 6 - Beb?

"Hana berangkat dulu bu, Assalamu'alaikum ...," Hana berpamitan, tak lupa sebelum pergi ia mencium tangan Ibunya.

Sebenarnya, ia cukup lelah karena perjalanan kemarin dan harus berangkat pagi. Terlebih lagi ia tidur larut malam.

Menempuh perjalanan kurang lebih dua puluh menit Hana akhirnya sampai di tempat kerja. Baru saja ia mematikan motornya di depan Studio, ia melihat Yudha keluar.

"Mau kemana, Yud?" tanya Hana yang sedang hendak menyalakan sepeda motornya.

"Ada urusan bentar, aku keluar dulu, ya," Yudha bergegas pergi.

Hana mengiyakan, kemudian masuk ke Studio. Ia melihat Anisa duduk di meja kerjanya. "Assalamu'alaikum ...," sapa Hana.

"Wa'alaikumsalam ... kurang tidur kamu, Han?" tanya Anisa saat melihat Hana, matanya tampak sayu.

"Keliatan banget, ya, An?" Hana mengambil cermin kecil di dalam tas. Ia menghela nafas, matanya masih terlihat bengkak akibat kurang tidur. "Kamu gak capek?"

"Sudah biasa, Han ...," jawab Anisa menaik turunkan alisnya. Benar juga Anisa sudah sering pergi keluar kota untuk pekerjaan jadi ia sudah terbiasa. Berbeda dengan Hana, baru pertama kali. Ditambah lagi, ia tidur larut malam.

"Risa, belum datang," tanya Hana belum melihat Risa.

"Belum. Gak tau, nih. Tumben ...."

šŸŒ¼šŸŒ¼šŸŒ¼

Hari ini, studio lumayan ramai pengunjung. Sehingga Hana dan Anisa membantu di bagian customer service juga.

Ting!

Pintu terbuka. Terlihat Risa masuk di iringi Yudha di belakangnya. Hana dan Anisa saling pandang. Tidak biasanya mereka datang bersamaan. Risa langsung menuju ke ruangan, berlalu begitu saja tanpa menyapa Hana dan Anisa yang baru saja selesai menjelaskan sesuatu kepada pengunjung studio.

"Ketemu Risa di jalan tadi," jelas Yudha saat sudah di depan Hana dan Anisa yang menatapnya penuh curiga. Seakan ia sudah tahu apa yang mereka beruda pikirkan. "Nih buat kamu. Suka Batagor kan." Yudha menyodorkan batogor yang dibungkus plastik kepada Hana. Kemudian berjalan menuju ruang kerjanya yang berada di lantai 2 studio.

"Hana doang nih?" goda Anisa ke Yudha.

"Berdua," sahut Yudha sebelum benar - benar menghilang.

Hal ini tentu membuat Hana senang dibelikan makanan kesukaannya. Ia juga heran darimana Yudha tahu ia suka batagor. Apa karna pernah melihat beberapa kali ia membeli batagor pikir Hana. Sikap perhatian Yudha itu membuat perasaan hangat kembali muncul. Padahal tadi pagi ia sempat kecewa karena tidak mendapat balasan pesan dari Yudha. Tanpa Hana sadari ada sepasang mata yang menatapnya dengan tatapan tidak suka.

šŸŒ¼šŸŒ¼šŸŒ¼

"Aku duluan nanti kalian nyusul aja langsung," Marco memberitahu Hana dan lainnya dari balik pintu ruang tim administrasi dan kreatif.

Hari ini Marco mengajak mereka makan diluar bersama setelah pulang kerja. Ia pergi lebih dulu untuk reservasi tempat. Katanya sudah lama tidak makan diluar bersama tim.

Jam sudah menunjukkan pukul lima. Mereka semua bersiap untuk pulang saat semua sudah beres. Light Studio memang jam operasionalnya dari pukul 09.00 pagi - 17.00 sampai jam 6 sore jika banyak pengunjung. Berbeda jika ada job diluar Studio bisa saja sampai malam tergantung permintaan atau konsep klien dan fee nya pun berbeda tentunya. Syarat dan Ketentuan berlaku.

Marco memilih tempat makan BBQ. Saat mereka datang, makanan sedang disiapkan oleh pelayan restoran. Ada beberapa menu sudah tertata rapi di atas meja seperti Daging Premium Lowfat, Belly Mix dan lainnya. Suasana tampak ramai dipenuhi orang-orang yang makan bersama keluarga dan juga rekan kerja setelah pulang bekerja. Hana memilih duduk di samping Anisa. Sedangkan Yudha memilih duduk di depan Hana. Terlihat, Risa bingung memilih tempat duduk di meja persegi panjang yang cukup untuk banyak orang tersebut. Marco meminta meja dijadikan satu agar bisa makan di satu meja. Akhirnya, Risa memilih duduk tepat di samping Yudha. Tidak lama yang lain juga datang, menempati kursi yang masih kosong.

ā€œNanti Risa sama Hana ke Myhijab bawa berkas tanda tangan kontrak.ā€ Pinta Marco saat makan - makan. ā€œKamu bisa sambil belajar sama Risa, ya, Han. Kali aja Risa lolos seleksi jadi udah ada yang handle selain Anisa," tambah Marco lagi. Ia ingin jika Risa lolos seleksi pemerintahan, Hana bisa mengambil alih beberapa pekerjaan Risa. Karena Hana baru saja masuk jadi ia perlu banyak belajar. Marco termasuk atasan yang baik. Ia membebaskan tim atau karyawannya jika ingin mengembangkan karier yang lebih baik di luar.

ā€œSiap boss.ā€ sahut Anisa. Sedangkan Hana hanya mengangguk mengiyakan sambil menguyah makanan di mulutnya.

ā€œTesnya kapan Ris?ā€ tanya Yudha.

ā€œJum'at ini. Anterin aku paginya sebelum berangkat kerja, bisa kan?" pinta Risa yang membuat yang lain saling tatap ketika mendengarnya.

ā€œWaah ada apa nih?ā€ goda Zaki dengan tatapan menggoda diikuti yang lain. ā€œjawab tuh, bisa enggak ā€¦.ā€

ā€œInsya allah,ā€ jawab Yudha singkat seraya menatap Hana. Sesaat kedua mata mereka saling bertemu. Yudha terlihat salah tingkah.

Anisa menyenggol lengan Hana. Seakan memberi kode apa yang terjadi. Hana mengangkat alisnya, memberi isyarat apa yang di maksud Anisa.

Anisa beberapa kali melirik ke arah Risa dan Yudha saat Hana menatapnya. Namun, Hana memilih tidak menanggapi, ia hanya mengangkat bahu, tidak tahu apa yang terjadi.

Sedangkan kedua orang di depannya sedang menikmati makannya dengan santai. Berbeda dengan Hana, sesekali ia menatap ke arah kedua orang tersebut. Entah mengapa ada perasaan tidak senang muncul di benaknya.

"Beb, ambilin kecap ...," pinta Risa dengan menyetuh lengan Yudha.

lagi, Anisa menyenggol lengan Hana. Rupanya, ia juga mendengar perkataan Risa. Lagi-lagi Yudha menatap Hana. Terlihat canggung serba salah.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status