Peresmian cabang baru Sanjaya Hotel berlangsung dengan meriah di kota wisata ini, aku menawarkan mas Andy untuk posisi General Manager di hotel ini tapi dia menolak. Dia hanya ingin tetap berada di posisinya sekarang sebagai Assistant General Manager dan tidak akan kemana-mana lagi.
Kartika yang mempunyai kemampuan yang sudah lebih baik aku percayakan untuk menjadi General Manager di sana meski katanya itu terlalu cepat untuknya. Tetapi aku percaya padanya dia hanya butuh kesempatan untuk membuktikan potensi dalam dirinya dan sebuah kepercayaan diri.
Aku menemaninya sementara untuk beberapa minggu sambil mempelajari perkembangan hotel ini.Tetapi aku memilih untuk tidak terlihat menyolok sebagai General Manager pusat, aku hanya seperti tamu hotel lainnya. Sama seperti saat sarapan di resto hotel ini dan seseorang menghampiriku dengan roti sandwich di piringnya serta secangkir kopi.
“Boleh aku bergabung di sini Nona?” tanya seorang pria yang menatap ku
Aku sedang berkeliling memantau keadaan hotel, harus aku akui kerja keras Kartika di hotel yang aku percayakan padanya ini. aku mendapat email dari mas Andy namun aku masih enggan membalasnya. Dia memintaku untuk menelpon Sandrina di London sana yang katanya merindukanku.Yaaa … ibu macam apa aku ini yang tak bisa merasakan rindu pada anak yang susah payah kukandung dan kulahirkan itu. Tetapi aku melakukan itu demi dirinya bukan? Anak itu harus terbiasa mandiri dan kuat, dia harus belajar dengan giat di sana toh ada ibuku yang menjadi pengganti kasih sayangku.Ponselku bergetar lagi aku mengira mas Andy masih saja berusaha membujukku atas Sandrina tapi ketika ku lihat baik-baik pesan itu justru dari Edgard. Aku tersenyum kecil, pria yang aneh, dia selalu saja mengirimkanku pesan yang konyol. Aku ingin membalasnya tapi tiba-tiba ada panggilan masuk dari pak Rudy.“Iya pak Rudy ada apa ?” aku menjawab panggilannya sambil memperbaiki topiku yang
Email yang ku terima dari pak Rudy kubaca dengan seksama, laporan tentang pria yang bernama Edgard. Tidak ada catatan yang mencolok tentang kelakuan negatifnya. Hanya dikabarkan jika Edgard sedang berkonflik dengan ayahnya dan dia harus membuktikan kesungguhannya dalam perusahaan dengan cara sukses menjalin kerja sama dengan perusahaan raksasa seperti Sanjaya Build.Aku geleng-geleng kepala ternyata dia memang orangnya gigih meski terlihat cuek. Aku akan melihat dulu sosok Edgard ini dia berniat apa hingga bersikeras mangajakku makan bersama.“Bu Airin harus hati-hati terhadap pemuda ini. kita belum tau motif sebenarnya dia ada di sini.” Pak Rudy memperingatkanku dan aku akan ingat itu baik-baik.“Baik Pak Rudy,terima kasih.”Sebuah map berisi laporan hasil rapat Sanjaya Bulid juga telah ku terima dan mereka sedang mempertimbangkan tawaran dari Wijaya Enterprise.“Rin, si Edgard lagi gencar deketin kamu ya ?” aku sedang
“Ti-tidak ada apa-apa , Mas, hanya salah paham saja.” Aku berusaha melepaskan diri dari genggaman tangan Edgard yang kuat. Tapi sialnya Edgard sama sekali tidak ingin melepaskanku.“Kamu bukan suaminya atau pacarnya kan?”“Edgard tolong lepas, di bos aku.” aku menatap mas Andy dan meyakinkan semua baik-baik saja tapi tidak dengan mas Andy.“Lepaskan Airin.” perintahnya dengan nada datar tapi terdengar dingin.“Ayo lah Airin, aku gak ada maksud apa-apa, gak usah sampai bos kamu ikut campur dalam urusan kita. Aku hanya ingin mengajakmu berkencan dan berkenalan lebih jauh.”“Kalau dia gak mau jangan dipaksa, lepaskan dia sekarang!” nada suara mas Andy sudah meninggi. Aku sama sekali tidak ingin ada keributan di sini.“Edgard, please, aku gak suka cara kamu yang seperti ini.” aku mulai panik, mas Andy akan semakin terpancing emosinya.“Aku minta maaf
Aku membuka mata perlahan, apa yang dilakukan mas Andy tidak kuharapkan. Ku palingkan wajahku dan tidak memeluknya lagi. Aku duduk menjauh dan menghindari tatapan matanya.“Maafkan sikapku tadi, aku tidak bermaksud untuk ….” mas Andy tidak melanjutkan kata-katanya lagi, dia tahu jika itu salah.“Aku salah paham dengan pelukanmu tadi, kupikir kau sudah memberiku kesempatan hingga aku, maafkan aku Airin.” lanjutnya lagi dengan penuh sesal.Aku masih memilih diam, hujan masih saja deras di luar sana kilat dan petir bergantian membuat suasana menjadi mencekam.Mas Andy berdiri dan mengecek bajuku yang ternyata masih basah kemudian dia duduk lagi dalam diam. Aku bisa membaca kesedihan dalam dirinya, cinta yang tak pernah terbalas namun tak sanggup jua untuk mengalihkan cinta itu kepada orang lain.“Aku pantas dihukum, aku layak untuk dikutuk, aku hanya perempuan yang tak punya hati lagi Mas, andai saja waktu bisa diu
Mungkin ini saatnya aku meruntuhkan dinding egoku dan menerima lamaran mas Andy yang kesekian kalinya. Tak ada pria yang mengenalku sebaik mas Andy dan tidak ada pria yang melindungiku sekeras mas Andy. Kini ku coba untuk menghidupkan sebentuk hati yang sudah kubunuh berulang-ulang kali itu untuk pria yang melamarku di tengah kondisi kami terdampar di pulau kosong.“Apa kau menerima lamaranku hanya karena aku sedang sakit ? ini hanya demam biasa aku bisa sembuh beberapa hari lagi. Kau tidak usah menjawabnya sekarang kecuali jika aku memang benar sedang sekarat dan tak akan lama lagi meninggal dunia.” mas Andy mengulum senyumnya sambil memejamkan kembali matanya.“Aku tidak akan berubah pikiran Mas, mari kita menikah dan membuat sebuah keluarga normal. Kita menjadi suami istri, lagi pula Sandrina selama ini memanggilmu ‘daddy’ kata itu lebih dulu terucap di bibirnya ketimbang memanggilku.”“Tentu… karena aku adalah ayah baginya selama ini the one and only.” ucapan mas Andy semakin terd
Kartika menyarankan aku untuk mengambil liburan dulu agar kami bisa berbulan madu. Tadinya aku tidak mau tapi demi mas Andy aku menerima saran itu. Tak jauh-jauh hanya di resort kami yang dulu tapi aku tidak akan naik speedboat lagi, aku meminta mas Andy menyiapkan pesawat terbang kecil untuk kami.Pantai dengan pasir putih dan ombak yang tenang, aku menyusurinya bersama mas Andy. Terkenang lagi saat kami terdampar di pulau kosong itu. Meski aku pernah melakukan skin to skin untuk mas Andy yang sedang sakit entah mengapa masih sulit rasanya aku untuk memberikan hak mas Andy atas diriku. Syukurnya mas Andy selalu mengerti atas keadaanku, dia benar-benar tak memaksaku untuk melakukan itu.Kami berdua sepakat disaat jalan-jalan seperti ini kami tidak membawa ponsel agar tidak ada gangguan yang menjeda. Kedekatan yang baru ku bangun ini sungguh butuh konsentrasi agar aku bisa belajar membuka diriku pada suamiku.“Rin sampai kapan Sandrina akan tetap berada di London?” mas Andy akhirnya bu
Aku berdiri di balkon kamar yang menghadap ke laut, debur ombak terdengar begitu syahdu. Ku dekap diriku yang sedikit merasa dingin, ingatanku masih terkenang dengan kisah asmara semalam yang begitu menggelora. Jemariku memainkan ujung rambutku yang masih basah seulas senyum tak kunjung jua pudar dari bibirku yang disentuh berkali-kali semalam oleh mas Andy.“Hayoo … lagi mikirin apa?” mas Andy tiba-tiba saja mendekapku dari belakang. Aroma tubuhnya yang maskulin membuatku merasa nyaman.“Gak ada, gak ada apa-apa.” aku tertunduk merasa sedikit malu. Sebuah kecupan mendarat di bahu kananku lalu menyasar di pipiku.“Apa kau ingin berjalan-jalan lagi ? kita bisa pergi menjelajah di bagian belakang pulau ini. katanya ada perbukitan yang indah, aku hanya melihatnya di brosur jadi aku ingin melihatnya sendiri. Bagaimana ?”Aku mengangguk mengiyakan, mas Andy memelukku semakin erat dan mencium pipiku berkali-kali dengan gemas.“Baiklah, kamu siap-siap yaa, pakai baju yang nyaman karena mun
Waktu pun bergulir …Sanjaya Hotel dan Sanjaya Build sedikit lagi berada di puncak kejayaannya. Aku dan mas Andy serta pak Rudy benar-benar bekerja siang dan malam untuk mewujudkan kesuksesan bendera Sanjaya di tanah air ini. Akan tetapi banyak hal yang korbankan untuk mewujudkan ini, kedekatanku dengan anak-anakku. Dari pernikahanku dengan mas Andy aku melahirkan seorang putra yang kini usianya sebelas tahun. Nama Aldrin Sanjaya Wira. Sanjaya bukan nama keluarganya tapi nama untuk putraku itu. Aku juga akan mengirim dia bersekolah asrama meski ayahnya agak keberatan untuk itu. Mungkin aku memang ditakdirkan sebagai ibu yang berhati dingin dan sanggup hidup terpisah dengan darah dagingku sendiri.“Tapi ini ulang tahun Sandrina yang ketujuh belas Airin, dia sudah lama menantikan pesta ini dan kau tidak bisa menghadirinya?” mas Andi menggelengkan kepala dan terlihat sangat kecewa.“Mas, Mas kan juga tahu ini adalah mega proyek untuk Sanja Hotel dan Sanjaya Build, proyek ini terkait dan