Share

Karma
Karma
Penulis: Rz cha

Part 1

        Minggu pagi Sharletta Gris Owen  sudah Di sibuk kan dengan berbagai pekerjaan Ibu rumah tangga. Mulai dari memasak, membereskan rumah mengurus anak dan mengurus mertua yang sedang sakit. 

“ Mami Al mau lagi kentang gorengnya” kata anaknya Alvaro Owen Rezvan yang baru ber umur 5 tahun. 

“ Sebentar ya sayang, Mami siapin sarapan juga buat Oma” 

“ Baik Mami” jawab Al dengan manis. Al sendiri merupakan anak yang penurut dan pintar.

Setelah selesai memasak, Sharla memberikan kentang goreng kepada anaknya dan segelas susu. 

“ Al, Mami tinggal urusin Oma dulu ya, anak Mami yang Ganteng makan sendiri tidak apa apa kan?”

“ Baik Mami, kan Al sudah besar jadi tidak mau merepotkan mami terus” kata Al sok dewasa. 

“ Baiklah anak mami yang pintar” Sharla mengusap lembut kepala anaknya. 

Kemudian ia bergesa mengambil makan Ibu mertuanya kemudian menyuapin dengan telaten. 

Mengurus orang yang sakit struk memang tidak lah mudah harus telaten dan sabar menghadapinya. Satu mangkok bubur untuk mertuanya sudah habis, Sharla merasa senang mertuanya hari ini makan dengan banyak dan tidak rewel dengan apa yang di kasihnya.

Selesai menyuapin ibu mertuanya, ia tidak lupa untuk membersihkan tubuh ibunya mengunakan air hangat dan menganti diapers dengan yang baru. Menjadi ibu rumah tangga memang tidaklah mudah tapi Sharla sudah mengapdikan hidupnya untuk suami dan ibu mertuanya.

Apalagi Orang Tua Sharla sendiri sudah meninggal. Jadi ini lah yang membuat Sharla rela merawat mertuanya dengan kasih sayang.

Jam 10 pagi semuanya baru selesai, tinggal memandikan anaknya yang sebentar lagi mau jalan jalan dengan Papinya. 

Kemarin papinya sudah janji mau mengajak Al pergi jalan jalan. 

“ Al sudah selesai belum makannya” 

“ Sudah Mami, sekarang Al mau mandi jika papi bangun Al sudah rapi” 

“ Anak pinter, sini Mami bantu” 

AL mandi sambil bernyanyi lagu anak anak yang ia sering nyanyikan ketika di Paud. Ia kelihatan sangat Girang sekali. Maklum papinya selalu sibuk dengan pekerjaanya jadi jarang sekali untuk berkumpul bersama keluarga. 

Setelah Papa Sharla meninggal dua tahun lalu, Devano Rezvan suami Sharla yang mengantikannya. Sejak itu Devano selalu sibuk dengan pekerjaanya. 

Sharla pun mengerti keadaanya, ia tidak pernah protes sekalipun. Pada dasarnya Sharla orang yang cukup sabar dan penuh pengertian. Sharla Tahu apa yang dilakukan oleh Devano semuanya hanya untuk keluarga nya. 

Sementara itu di kamar Devano baru bangun dari tidurnya. Ia bangun dan langsung Sharla membuatkan kopi dan sandwich untuk suaminya. 

Saat sedang santai minum kopinya Handphone Devano bergetar. Dengan cepat ia mengangkatnya. Entah berbicara dengan siapa suara di sebrang sana. 

“ Mami, aku ada kerjaan mendadak jadi tidak bisa mengajak Al untuk jalan jalan, tidak apa apa kan?

“ Apa kerjaan kamu tidak bisa di tunda” 

“ Tidak Bisa Mam, ini untuk perkembangan perusahaan kita, kamu tidak mau kan kalau apa yang papa kamu sudah bangun dari nol hancur” 

“ Ya tidak mau lah, kita harus tetap kembangkan perusahaan papa” 

“ Nah itu dia aku harus kerja keras Mam,” 

“ Ya Sudah, tapi ajak jalan ke Indomart atau alfa beliin Es Cream , biar tidak nangis lagi pula dekat kan” 

“ Ini papi buru buru Mam, papi belum mandi juga , minggu besuk janji deh” 

“ Yah mau Bagaimana lagi” sahut Sharla dengan berat hati ia tidak tega untuk melihat anak satu satunya kecewa lagi. 

“ Kamu bujuk Al ya supaya tidak nangis” 

“ Ya sudah, aku ajak ke Indomart sebentar ya biar ga nangis, nanti kalau kamu mau jalan , tidak usah nungguin aku, kalau lihat kamu malah nangis lagi,toh ibu juga sudah makan dan bersih” 

“ Okay, maaf ya Mam” kata Devano sambil memeluk istrinya. 

Dengan hati yang berat Sharla mendekati anaknya yang sedang di ruangan depan sambil berdendang. Rasanya ia tidak tega mengecewakan anak yang mengemaskan seperti itu. Tapi tidak ada cara lain selain mengatakan langsung kepada anaknya.

Sharla mendekati anaknya dengan Hati hati.

“ Papi sudah bangun kan mam” tanya Al dengan mata bulatnya yang jernih.

“ Sudah, tapi Al sepertinya Papi harus pergi mengurus pekerjaan, jalan jalannya minggu depan saja ya sayang” Kata Sharla lembut berharap Al bisa menerimanya. 

Al terdiam dengan mata berkaca kaca. Ia hanya langsung memeluk Sharla dengan erat tidak ada kata yang keluar dari mulut kecilnya. Sesaat ia berlari kekamar menemui papinya.

“ Papi kan sudah janji sama Al mau jalan jalan kenapa tidak jadi Pi” 

“ Maaf ya Al Papi ada kerjaan mendadak” kata Devano sambil mengelus kepala anaknya sebentar. 

“ Apa papi sudah tidak sayang lagi sama Al” 

“ Kok Al ngomong begitu, Papi tentu sayang sama Al, papi janji deh minggu depan kita jalan jalan seharian penuh” Devano berjongkok didepan anaknya. Ia pegang tangan munggil anaknya. 

“ Janji minggu kemarin juga tidak Papi tepati,” seru Al merajuk. 

“ Papi minta maaf ya Al, minggu depan beneran papi tepati deh” 

“ Kalau papi tidak bisa juga tidak apa apa tapi papi juga jangan janji lagi minggu depan akan jalan sama Al” kata Sambil berlari ke kamarnya. 

Devano hanya mengangkat bahunya memandang istrinya, ia tidak bisa lagi membujuk anaknya. 

“ Mam, bujuk Al ya Papi harus jalan sekarang” kata Devano sambil berjalan ke luar tanpa menunggu jawaban istrinya. 

Sharla menarik napas dengan berat, ia berjalan menuju kamar anak nya. Dilihatnya Al sedang duduk di atas tempat tidur.ia hanya menunduk sambil memeluk kedua lututnya. 

“ Al sayang yuk ke Indomart sama Mami, nanti mami belikan Ice Cream” Sharla mengusap kepala anaknya. 

Tidak ada sahutan dari Al. Matanya berkaca kaca. Air mata Sharla jatuh seketika melihat anak nya menahan tangis. Ia langsung memeluk anaknya dengan erat. 

Terdengar isakan tangis Al yang berada dalam pelukan Sharla. Ia membiarkan anaknya menangis dan tetap memeluknya hingga Al tertidur karena lelah menangis. Selama menjadi ibu inilah hal yang sangat menyakitkan buat Sharla. Ia membaringkan Al dengan pelan setelah dilihatnya sudah terlelap.

“ Semoga ketika bangun tidur Al sudah tidak marah dan bisa kembali ceria seperti biasanya” 

“Aaaa.....aaaaaa.....aaaaa....aaaa terdengar ibu memanggil dari kamarnya yang sengaja tidak ia tutup supaya jika ibu memanggil terdengar olehnya. Dengan cepat Sharla menghampiri ibu mertuanya , ia takut ada yang terjadi dengan ibunya.

“ Mama kenapa? Mau minum ?” 

“ Aaaa.. ibu mertuanya memang sudah tidak bisa bicara. 

Sharla mengecek Diapers dan ternyata ia buang air besar. Dengan sigap Sharla membersihkannya tanpa rasa jijik sedikit pun. Sharla tidak pernah mendapatkan kasih sayang seorang ibu, ibunya meninggalkan dia sewaktu melahirkan dia. Dari kecil ia hanya di asuh oleh ayahnya. Meskipun menjadi orang tua tunggal Ayahnya memberikan kasih sayang yang lebih kepada Sharla.

Saat meningkah dengan Devano pun ibunya Devan sudah sakit. Hanya saja dulu ia terkadang gantian dengan adiknya Devan untuk menjaganya. 

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Griz Zelle
Bagus ceritanya semoga tidak mengecewakan
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
nice opening cant wait to read the next chapter.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status