"Kau ingin pergi?"Tiba-tiba Neilsen tidak tega pada Wandy.Hatinya sangat kontradiksi saat ini, juga sangat bersusah hati.Jelas-jelas ia tahu bahwa hasilnya belum keluar, tapi hati kecilnya telah meyakini bahwa ini adalah anaknya, kalau tidak kenapa dia bisa begitu menyerang dirinya seperti ini?Sepertinya hanya dengan berpikir seperti itu, hatinya baru sedikit terhibur, perasaan bersalah dan kasihan yang meliputi hatinya itu sedikit berkurang.Wandy melihat tangannya memegang mantel itu, dia tahu dia ingin pergi juga, tapi dia hanya menganggukkan kepalanya sedikit.Ryu berlari dari dalam kamarnya, sambil berlari ia berteriak."Wandy, besok kau datang lagi ya!"Begitu diangkatnya kepala dan dilihatnya Neilsen berdiri di sana, seketika ia terhenyak."Ayah."Ryu buru-buru menyimpan sikap anak-anaknya, lalu berdiri dengan sikap tegap dan rapi di sana.Wandy yang melihatnya seperti itu berkata pelan. "Sebaiknya Paman memperlakukan anak Paman lebih baik. Apalagi Paman sudah menjadi seora
"Apa yang Paman lakukan? Paman ini sedang menakuti mamiku ya?"Wandy maju selangkah, langsung mendorong Neilsen, tapi Neilsen menangkapnya hanya dengan satu tangan, melihat matanya yang dingin, seketika membuat Wandy sedikit takut.Nyalinya sedikit ciut.Rossa tahu Neilsen sudah mencapai batas sabarnya, dan dirinya yang sudah mencapai batas kemarahan itu tidak semua orang mampu menerima akibatnya, terlebih lagi Wandy yang kini ada di tangannya."Tuan Neilsen, apa yang mau kau bicarakan denganku, cukup kau dan aku bicarakan saja, lepaskan dulu Wandy, dia masih anak kecil. Linny, bawa Wandy pergi belikan aku makanan, biarkan aku dan Tuan Neilsen bicara."Wandy buru-buru menyahut, wajahnya sedikit gugup.Linny menatapnya dengan tidak tenang, lalu berkata."Kau disini seorang diri tidak apa-apa?"Ekspresinya itu seakan-akan Neilsen sedang membabi buta, melihatnya membuat Neilsen semakin panas."Apa yang ingin kulakukan padanya, kau kira dengan kau berada di sini kau bisa mengubah sesuatu?
"Lepaskan aku! Lepaskan aku! Santo, kau gila ya? Kau tidak tahu siapa aku? Untuk apa kau mengikatku dan mengantarkanku kemari? Kuberitahu kau, segera lepaskan aku, kalau tidak aku akan meminta Neilsen memecatmu, dengar tidak?"Suara Messie sangat nyaring, bahkan Rossa dan Neilsen dapat mendengarnya sebelum ia tiba di kamar pasien.Sebenarnya Neilsen masih ingin menunggu respons dari Rossa.Sudah lima tahun!Dia sudah berhutang penjelasan dan permintaan maaf ini selama lima tahun!Entah apakah Rossa dapat menerimanya, masih dapatkah ia menerima keputusan yang saat itu dibuatnya?Kalau sejak awal ia tahu keputusannya itu berujung pada memisahkan mereka berdua, dia ingin semua itu tidak pernah terjadi.Tapi sekarang teriakan Messie menghancurkan segalanya. Rossa juga kembali tersadar karena suara Messie yang nyaring itu.Sangat berbahaya!Tadi hampir saja ia ingin mengatakan kejadian tahun itu, bahkan sempat terbesit untuk langsung bertanya pada Neilsen mengapa ia masih belum berubah dan
"Sudah tiba waktunya bagi Ryu untuk menghadapi semuanya sendiri, sebagai penerus keluarga kami, saat ini umurnya sudah empat tahun, harus mulai mengatur banyak pelajaran untuknya. Belakangan ini kau sebagai ibunya sering menyembunyikannya, buat dia terlepas dari ibunya adalah hal yang baik. Tenang saja, rumah di pinggir pantai itu semuanya tersedia, tidak akan membuatmu sedih. Kalau kau tidak ada kerjaan lebih baik baca-baca buku, merawat diri, jangan sampai merusak imej baik keluarga kami."Kata-kata Neilsen itu membuat Messie duduk merosot di lantai.Rossa sama sekali tidak bersimpati padanya.Semua ini memang layak diterimanya, ini adalah sedikit pelajaran dari apa yang dilakukannya pada dirinya waktu itu.Messie diseret keluar.Neilsen menatap Rossa lalu berkata pelan."Apa sekarang kau bisa tetap tinggal?" Rossa tercenung."Kau melakukan ini hanya agar aku tetap tinggal?""Tentu saja.""Mengapa?"Begitu pertanyaan ini keluar, barulah Rossa sadar rasanya sedikit tidak tepat, namun
Neilsen tidak memedulikan ekspresi Santo saat ini, di pikirannya saat ini penuh dengan Wandy yang ada di balik semua kejadian, termasuk tersebarnya rahasia perusahaan."Tuan Neilsen, jadi bagaimana kita akan mengatasi masalah data yang tersebar itu?"Susah payah Santo tersadar kembali, kali ini ia ragu-ragu, sesuai dengan pembicaraan lalu masalah ini akan diselesaikan melalui pihak berwajib, namun sepertinya saat ini tidak mungkin lagi, tapi hal ini tetap tidak bisa dipercaya.Neilsen berpikir keras, kemudian menyahut. "Segera patenkan semua rahasia perusahaan yang tersebar itu, aku tidak ingin ada pihak lain yang menggunakannya. Tidak masalah berapa besar biayanya, yang penting adalah waktu, segera urus dan bereskan masalah ini, untuk yang tidak dapat dipatenkan, setidaknya kita telah mengurangi kerugian hingga ke taraf seminimal mungkin, tentang hal lain yang tak dapat dilakukan, biarlah itu berlalu. Keluarga ini tidak kekurangan uang karena hal ini, kalau memang Wandy anak itu yang
Ketika Rossa mendengar suara langkah kaki, ia melihat Neilsen berdiri di ambang pintu, dengan tatapan penuh makna melihatnya.Sorot matanya begitu mengandung emosi, begitu lembut dan hangat, seperti menatap wanita yang begitu dikasihinya seumur hidupnya.Detik berikutnya, dalam hati ia tertawa dingin.Orang yang paling disayangi Neilsen adalah Messie, apa arti Rossa baginya?"Tuan Neilsen, kenapa kau kemari? Bukankah belakangan ini kau sibuk?"Sebenarnya sejak awal ia sudah tahu bahwa kepala rumah sakit Zhang telah memberikan laporan hasil tes DNA itu pada Neilsen, ia terus menunggu Neilsen menanyakan hal itu padanya, namun ia tak menyangka Neilsen baru datang setelah beberapa lama, ditambah lagi dengan tatapan saat melihatnya yang penuh perasaan itu.Apakah ia berencana untuk rujuk kembali?Atau ingin minta pembuktian?Rossa tengah bersiap-siap, namun Neilsen hanya tersenyum dan berjalan masuk.Sinar matahari menembus masuk melalui jendela, menyinari tubuh Neilsen, menampilkan sosok k
Rossa tertegun.Dia tidak pernah membayangkan bahwa Neilsen akan mencium dirinya, itu adalah karena dia tidak pernah menciumnya selama tiga tahun mereka menikah, bahkan jika tidur seranjang, keduanya menganggapnya sebagai rutinitas, Dia tidak akan membiarkannya menyentuh bibirnya.Bibir adalah bagian yang paling suci bagi Neilsen.Dia dulu berpikir bahwa dia tidak layak, tetapi sekarang apa ini?Pada saat Rossa sedang tertegun, Neilsen telah membuka paksa rahang giginya, ujung lidahnya yang lincah sudah masuk, dan mulai menyerang pertahanannya. Aroma mangga meresap ke dalam mulutnya. Dia bahkan tidak mau mencoba rasa seperti ini sebelumnya, tetapi sekarang dia malah merasa itu sangat manis, sangat manis sampai masuk ketulangnya.Rossa akhirnya bereaksi, dia mendorong Neilsen menyingkir, dan kemudian diikuti sebuah suara "Plak," dan sebuah tamparan mendarat diwajahnya.Wajah Neilsen membengkak seketika, dengan ditambah memar di lehernya saat ini, membuat itu terlihat mencolok."Neilsen,
"Hei, kamu benar-benar tidak mau?"Neilsen tiba-tiba merasa lucu ketika dia melihat kemarahan Rossa.Tiga tahun setelah pernikahannya, dia sepertinya belum pernah melihat Rossa yang seperti ini.Dia selalu berhati-hati dengannya, bahkan sedikit berusaha mengambil hatinya, dan juga kadang malah mengubah dirinya sendiri karena salah satu kebiasaan pribadinya.Jenis istri yang merendah dan sabar, seperti istri kecil yang penurut, sekarang tidak hanya wajahnya yang berubah. Apakah dia bahkan mengubah kepribadiannya? Atau apakah itu karakter aslinya?Hanya saja dia kehilangan dirinya yang sebenarnya karena cintanya itu?Jika demikian, apakah itu berarti jika Rossa tidak lagi mencintainya?Memikirkan kemungkinan ini, hati Neilsen sangat tidak senang.Dulu dia begitu mencintainya, bagaimana bisa dengan begitu mudah mengatakan tidak mencintainya lagi?Selain itu, bukankah mereka memiliki seorang putra sekarang?Wandy!Putranya dan Rossa!Anak yang dulunya dipikir tidak akan selamat, sekarang m