Share

Bab 45

"Kau ingin pergi?"

Tiba-tiba Neilsen tidak tega pada Wandy.

Hatinya sangat kontradiksi saat ini, juga sangat bersusah hati.

Jelas-jelas ia tahu bahwa hasilnya belum keluar, tapi hati kecilnya telah meyakini bahwa ini adalah anaknya, kalau tidak kenapa dia bisa begitu menyerang dirinya seperti ini?

Sepertinya hanya dengan berpikir seperti itu, hatinya baru sedikit terhibur, perasaan bersalah dan kasihan yang meliputi hatinya itu sedikit berkurang.

Wandy melihat tangannya memegang mantel itu, dia tahu dia ingin pergi juga, tapi dia hanya menganggukkan kepalanya sedikit.

Ryu berlari dari dalam kamarnya, sambil berlari ia berteriak.

"Wandy, besok kau datang lagi ya!"

Begitu diangkatnya kepala dan dilihatnya Neilsen berdiri di sana, seketika ia terhenyak.

"Ayah."

Ryu buru-buru menyimpan sikap anak-anaknya, lalu berdiri dengan sikap tegap dan rapi di sana.

Wandy yang melihatnya seperti itu berkata pelan.

"Sebaiknya Paman memperlakukan anak Paman lebih baik. Apalagi Paman sudah menjadi seora
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status