POV RENATA.
Aku menatap jam di dinding, pukul 11 malam tapi Bagas belum juga pulang ke rumah.Ku putar kursi rodaku ke luar dari kamar menuju ruang tamu menunggu Bagas pulang.Sampai di ruang tamu kudengar suara mobil pajero ku memasuki halaman rumah. Tak berapa lama muncul Bagas masuk ke dalam rumah." Belum tidur Ren? " tanya Bagas. Aku hanya menggelengkan kepalaku. Bagas duduk di sofa sampingku." Mas hari ini gak ke kantor? " tanyaku.Bagas menoleh padaku." Kenapa? " Bagas balik bertanya." Tadi Dani kesini nyariin kamu. katanya kamu gak berangkat ke kantor ", ucapku." Aku hari ini emang gak ke kantor, capek "." Terus kamu kemana mas? "" Ke rumah ibu "." ooh ", hanya itu yang keluar dari mulutku." Aku mau tidur dulu udah ngantuk ", kata Bagas.Dia beranjak dari ruang tamu. Aku mengikuti Bagas masuk ke kamar.Aku memindahkan tubuhku dari kursi roda ke ranjang. Lalu Aku berbaring di samping Bagas." Mas.. " panggilku." Hem"" Minggu depan antar Aku ke rumah sakit ya. Aku mau terapi ", kataku." Kamu itu cuma ngabisin duit aja, terapi terus tapi mana hasilnya? kamu tetap lumpuh gak bisa Jalan ", kata Bagas." Aku terapi kan pake uang ku sendiri mas bukan uang kamu ", ucapku." Terserah kamu aja. Tapi jangan harap Aku mau nganterin kamu ", kata Bagas. Aku hanya terdiam." Ya udah kalo mas gak mau nganter, Aku bisa berangkat sendiri. toh biasanya aku kemana mana juga sendirian ", kataku.Bagas tak menjawab ucapanku.Deerrt.. Deerrt.. Ponsel Bagas bergetar. Kulihat ponsel Bagas ada di bantal samping kepala Bagas. ku raih ponsel itu.Ada pesan masuk dari ' Raya'." Siapa Raya? " gumamku.Karena penasaran Aku membuka pesan dari Raya.[ Sayang makasih ya tadi udah ngajakin aku ke puncak, aku seneng banget. Apalagi tadi kamu beliin tas yang aku suka jadi makin cinta aku sama kamu].'Sayang? ' aku bertanya dalam hati. Apa Bagas udah mulai berani selingkuh?Awas saja kamu Bagas kalo kamu sudah berani selingkuh di belakangku.**********Pagi ini saat Aku bangun dari tidur ku lihat Bagas sudah tak ada di sampingku.Aku menuju ruang makan dengan kursi rodaku." Bi.. Mas Bagas sudah pergi ke kantor? " tanya ku." Sudah non. tadi berangkat jam setengah 6 pagi ", jawab bi Surti." oiya bi Ini gaji bibi ",kata ku sambil menyerahkan amplop kepada bi Surti." Makasih banyak ya non ", kata Bi Surti.Bi Surti langsung mengeluarkan isi dalam amplop yang kuberi tadi." Loh non ini kebanyakan ", kata bibi." Gak papa bi. Anggap aja itu bonus untuk bibi ",kataku." Makasih non makasih ", kata Bi Surti lalu masuk ke kamarnya untuk menyimpan uang gaji yang ku berikan tadi.Aku sengaja memberi lebih untuk gaji nya bi Surti karena dia sudah banyak membantuku." Bi.. " panggilku." Ada apa non? "" Makan yuk ", kataku." Bibi nanti saja non. Masih banyak kerjaan di dapur ", kata bi Surti." Baiklah.. Tapi Bibi jangan telat makan ya"." Iya non".**********" Halo " Dani mengangkat teleponku." Halo Dan, kamu sibuk gak di kantor? " tanyaku." Enggak. kenapa Ren? " tanya Dani." Siang ini bisa ketemuan gak? "" Di mana? "" Di kafe langganan kita "." Oke "." nanti jam 12 siang Aku tunggu di sana", kata ku mengakhiri telepon. " Bibi.. " panggilku." Iya non"." Bisa kesini bentar gak? " tanyaku." Iya sebentar non ", jawab bi Surti.Tak berapa lama bi Surti menghampiri ku. Dia melongo memandangku berdiri." Non.. non Renata bisa berdiri? " tanya bi Surti tak percaya dengan apa yang dilihatnya.Aku tersenyum pada bi Surti." Bi ini rahasia ya. Bibi jangan bilang sama Bagas. Sebenarnya aku tidak lumpuh bi ", kata ku." apa? non tidak lumpuh? "tanya bi Surti." Iya. Aku hanya mengetes Bagas saja bi ", kata ku." Terus yang kata dokter rahim non Renata di angkat itu juga hanya pura pura? " tanya bi Surti." Iya bi ", kata ku sambil tersenyum." Ya Allah non Bibi seneng ternyata non gak lumpuh, tapi non.. "" Tapi apa bi? "" Non bilang terapi kaki non yang lumpuh itu boongan? "" Iya. dokternya kebetulan temen kuliahku dulu bi. Jadi kalo Aku pamit ke rumah sakit buat terapi itu bukan terapi kaki ku yang lumpuh tapi terapi kangen pengen ketemu dia ", kata ku sambil tertawa." Non ini ada ada saja " kata bi Surti.**********Jam 12 siang aku sudah di kafe tempat aku janjian dengan Dani.Tak lama berselang ku lihat Dani masuk ke kafe lalu menghampiri ku." Dah lama Ren? " tanya Dani." Gak baru aja nyampe kok ", jawabku.Dani celingak celinguk seperti mencari sesuatu." Cari apa Dan? " tanyaku." Kursi roda kamu mana Ren? " tanya Dani.' oh dia cari kursi roda yang biasa ku pakai hehe' kataku dalam hati lalu terkekeh." Aku gak perlu kursi roda ", jawabku." Kamu udah bisa jalan? " tanya Dani." Dari dulu kan aku bisa jalan Dan "." Tapi kan sejak kecelakaan itu kamu lumpuh kan Ren ".Obrolan ku dengan Dani terhenti saat pelayan mengantarkan pesananku." Makasih mbak ", kataku.Pelayan itu tersenyum lalu pergi." Aku hanya pura pura lumpuh Dan ", jawabku." Apa?! " Dani berteriak membuat pengunjung kafe memandangnya." Ssstttt ", aku menutup mulutnya." Kamu pura pura lumpuh? Buat apa Ren? " tanya Dani." Untuk ngetes Bagas. Dan ternyata dugaanku benar. Dia baik sama aku saat aku sehat dan normal. Tapi saat aku gak bisa apa apa dia selingkuh dariku ", jawabku." Berarti saat dokter bilang kandungan kamu di angkat itu juga bohong? " tanya Dani.Aku mengangguk." Aku sidang kongkalikong dengan dokter yang menangani ku waktu itu ", ucapku." Gila kamu Ren "." Aku minta tolong sama kamu jangan sampai Bagas tau aku sebenarnya tidak lumpuh ", kata ku." Oke ".Aku dan Dani memakan nasi goreng yang sudah ku pesan tadi.Saat aku menyantap nasi goreng tak sengaja tatapanku tertuju pada seseorang yang sedang makan berdua dengan wanita cantik yang ku kenal di kursi pojok. Dia Bagas dan wanita itu Raya sahabat ku waktu SMA. Mereka terlihat mesra, sesekali Raya menyuapi Bagas dan Bagas juga beberapa kali menyuapi Raya." Kamu kenapa Ren? " tanya Dani. Aku menunjuk ke arah Bagas dan Raya yang duduk di kursi pojok. Dani menoleh ke belakang." Gila tuh orang, dia Bagas kan? Dan wanita itu sepertinya aku kenal, siapa ya? " Dani mencoba mengingat ingat." Raya sahabat ku waktu SMA ", kata ku mengingatkan Dani." Iya dia Raya. Samperin aja yuk Ren", ajak Dani.Aku menggelengkan kepala ku." Jangan.. Aku ada kejutan buat Dia tapi tidak sekarang ", kataku." Kejutan apa? " tanya Dani." Tunggu tanggal mainnya Dan ", jawabku.Dani tak berkata kata lagi.**********Santo duduk termenung di teras rumahnya. Beberapa hari ini dia mendiamkan ibunya, dia begitu kecewa dengan kelakuan Bu Rosi di masa lalu nya. " San makan dulu ", kata Bu Rosi. " Ibu aja yang makan aku gak lapar ", kata Santo. Bu Tias menghampiri anak laki lakinya yang duduk di teras. " Kamu marah sama Ibu San? " tanya Bu Rosi. " Iya. Aku kecewa dengan Ibu ", jawab Santo. " Kecewa kenapa? " " Ibu sudah membunuh bapak ", kata Santo. " Ibu tidak membunuh bapakmu San ", kata Bu Rosi. " Ibu gak usah mengelak lagi. Santo udah tau semuanya ", kata Santo. " Siapa yang memberi tahu kamu San? jawab!! " " Bukan siapa siapa ", jawab Santo. Lalu Santo pergi meninggalkan Ibunya entah ke mana. " Ini pasti Mayang yang sudah memberi tau Santo ", gumam Bu Rosi. Dok... dok.. dok... " Mayang!! Buka pintunya Mayang!! " teriak Bu Rosi. " Mayang!! "Dok.. dok.. dok.. " Siapa sih gedor gedor pintu sama teriak teriak di rumah orang? " tanya Bu Mayang pada dirinya sendiri. Bu Mayang berjalan m
" Kamu dari mana San? " tanya Bu Rosi yang duduk di teras rumah. " Gak dari mana mana Bu. Cuma dari warung beli minuman dingin ", kata Santo sambil menunjukkan minuman bersoda dingin agar ibunya tak curiga dia dari rumah Bu Mayang. " Malam malam kok minum minuman dingin ", kata Bu Rosi. " Terus ibu ngapain malam malam duduk di sini? " Santo balik bertanya. " Ibu nungguin kamu ", kata Bu Rosi. " Ya udah yuk Bu kita masuk ", ajak Santo. Bu Rosi mengangguk lalu mengikuti Santo masuk ke dalam rumah. " San makan dulu udah ibu buatin nasi goreng ", kata Bu Rosi. " Iya Bu ", jawab Santo. Santo duduk di bangku ruang makan, terlihat sepiring nasi goreng kesukaannya. " Ibu udah makan? " tanya Santo. " Udah tadi sebelum kamu pulang. Nungguin kamu lama banget ya udah ibu makan duluan ", jawab Bu Rosi. " Ya udah Santo makan dulu Bu ".Bu Rosi mengangguk lalu masuk ke dalam kamarnya. Selesai makan Santo menuju kamar ibunya. Tok.. tok.. tok.. " Ibu udah tidur? " tanya Santo. " Belum m
Setelah kepergian Sari warga yang tadi berkerumun di depan rumah Bu Rosi pada bubar termasuk Astri, dia begitu puas melihat Sari di usir warga. " Awas kamu Ros! " kata Bu Mayang sebelum meninggalkan rumah Bu Rosi. Santo masuk ke dalam rumah di ikuti Bu Rosi lalu mereka duduk di ruang tengah. " Bu, kenapa Bu Mayang tadi bilang kalo ibu pelakor? " tanya Santo. " Udahlah San gak usah di pikirin omongan Mayang tadi, gak penting ", kata Bu Rosi. Santo tak bicara lagi. Tapi dalam hatinya dia begitu penasaran dengan apa yang di bilang Bu Mayang tadi. ' Apa aku ke rumah Bu Mayang saja ya menanyakan apa yang sebenarnya terjadi antara Ibu dan Bu Mayang? ' tanya Santo dalam hati. ' Ya aku akan tanya langsung pada Bu Mayang. Nanti setelah magrib aku akan ke rumahnya ', kata Santo lagi dalam hati. " San ibu istirahat dulu ya, capek " . " iya Bu ".Bu Rosi beranjak dari ruang tengah menuju kamarnya. Tok.. tok.. tok.. " Siapa lagi sih yang datang? " gumam Santo. Tok.. Tok.. Tok.. " Perm
" Mbak sari ibu mau ngomong. Di tunggu di ruang tamu ", teriak Santo dari ruang tamu. " Iya sebentar setelah menyusui aku ke situ ", kata Sari dari kamarnya. Setengah jam kemudian Sari datang ke ruang tamu dengan menggendong anaknya. Sari duduk di depan Bu Rosi dan Santo. Santo dan Bu Rosi menatap bayi tak berdosa itu dengan tatapan kebencian. " Ibu mau ngomong apa? " tanya Sari. " Sar, buang anak itu ke Panti asuhan ", kata Bu Rosi. Sari terkejut mendengar perkataan Ibunya. " A.. apa bu? " " Buang anak itu ke Panti asuhan ", ulang Bu Rosi. " Iya mbak. Buang anak itu ke Panti asuhan. Aku dan ibu gak mau ada anak haram di rumah ini ", timpal Santo. " Bu ini kan anak ku,cucu ibu masa ibu tega menyuruhku membawa anak ini ke Panti asuhan. Anak ini tak berdosa dia tak tau apa apa ", kata Sari. " Aku tak pernah menganggap anak itu sebagai cucuku. Aku tak sudi punya cucu haram ", kata Bu Rosi tegas. " Tapi Bu.. "" Kamu tinggal pilih buang anak itu ke Panti asuhan atau jika kamu m
Satu tahun kemudian.. " Bu akhirnya kita bebas juga ", kata Santo. " Iya San. Ibu sudah tak sabar ingin segera sampai rumah ", kata Bu Rosi. " Ya udah Bu yuk kita pulang ", ajak Santo. Setelah 15 menit perjalanan menggunakan angkutan umum Santo dan Bu Rosi tiba di kampung tempat tinggalnya. " Tuh lihat Santo dan Ibunya udah bebas dari penjara ", kata Seorang tetangga Bu Rosi bernama Sita. " Iya kira kita kapok gak ya setelah setahun mendekam di penjara gara gara mau bakar pabrik kue nya Intan ? Atau masih akan tetap Dzolim sama Intan? " tanya tetangga yang lain. " Gak tau ".Bu Rosi menghampiri para tetangganya yang sedang membicarakannya. " Kalian ngomong apa? " tanya Bu Rosi. " Eh enggak Bu kita gak ngomong apa apa ", jawab Sita. " Aku masih bisa denger belum budeg! Sini kalo mau ngomong di depan ku jangan beraninya bisik bisik gitu ", teriak Bu Rosi. " Bu Rosi gak kapok mendekam di penjara? " tanya Siti. " Ngapain kapok? Aku gak salah. Yang salah itu Intan ", kata Bu Ro
Tok.. tok.. tok.. " Assalamu'alaikum mbak Intan ", panggil Dira sambil mengetuk pintu rumah Intan. Tok.. tok.. tok.. " Mbak Intan.. Assalamu'alaikum "." Wa'alaikumsalam ", sahut Intan dari dalam. Intan membuka pintu rumah. " Loh Dira? Dari mana kamu tau rumahku? " tanya Intan. " Dari mas Santo mbak. Mbak Intan boleh kita bicara? " tanya Dira. " Boleh, yuk masuk"." Di sini saja mbak"." Silahkan duduk Dir ", kata Intan. Dira duduk di kursi teras di ikuti Intan. " Mbak maksud kedatangan ku kemari aku ingin minta tolong sama mbak Intan untuk mencabut tuntutan mbak Intan pada mas Santo dan Bu Rosi ", kata Dira. " Maaf Dir aku gak bisa. Perbuatan mereka sudah di luar batas bisa membahayakan orang lain ", kata Intan. " Iya aku tau mbak. Tapi bentar lagi aku dan mas Santo menikah mbak. Aku gak mau pernikahanku batal karena mas Santo di penjara ", kata Dira. Intan menghela nafasnya dalam dalam. Dia begitu bingung, di satu sisi dia gak mau kejadian kemarin timbul lagi kalau Santo