مشاركة

Bab 2

مؤلف: Finella Zakaria
Suara bercanda masuk ke telinga Nayla, baru setelah beberapa saat dia tersadar, "Kak Simon, adikmu baru saja mempermainkanku, sekarang giliranmu juga, begitu?"

Orang di ujung telepon adalah Simon Jatmiko, kakak kandung Hans.

Saat Nayla baru bersama Hans, Simon tidak pernah bersikap ramah padanya.

"Sudah sekali ditinggalkan, masih takut yang kedua?" Suara Simon penuh ejekan. "Ini nggak kayak sifatmu yang dulu selalu besar kepala."

Nayla punya temperamen keras, jadi tidak tahan dipancing.

Dia berkata dengan kesal, "Ayo pergi, siapa takut. Tapi meski aku ikut kamu, dukcapil sekarang juga sudah tutup."

Simon menjawab dengan nada datar, "Hal beginian nggak usah kamu khawatirkan."

Dua puluh menit kemudian.

Nayla kembali tiba di depan dukcapil. Sosok tinggi Simon pun muncul di hadapannya. Wajahnya luar biasa tampan, begitu memukau hingga sulit diungkapkan.

Terutama aura kuat dari tubuhnya, penuh tekanan.

Hans memang sudah termasuk tampan, tapi tetap tidak bisa dibandingkan dengan Simon.

"Benaran berani datang?" Ujung bibir Simon terangkat, matanya penuh dengan sedikit aura jahat.

Saat berhadapan dengannya, Nayla tidak lagi seenaknya seperti saat menelepon, wajar jika terlihat sedikit lemah.

"Datang juga percuma, pintu dukcapil sudah hampir tutup."

Simon mengangkat alis, menatap pintu di belakangnya, suaranya dalam, "Benar mau nikah denganku? Sudah pikirkan baik-baik?"

Nayla tidak mau kalah. "Kalau kamu saja nggak takut, apa yang perlu aku takutkan?"

Menurutnya, kalaupun ada yang harus takut, seharusnya itu Simon.

Bagaimanapun, dia dan Hans adalah kakak-adik kandung.

"Berani juga kamu."

Di mata Simon terlihat sekilas rasa kagum yang sulit ditangkap, lalu dia menggenggam pergelangan tangan Nayla dan menariknya masuk.

Nayla terkejut, benaran ... benaran masuk?

Dia tiba-tiba berhenti yang membuat Simon menoleh sambil mengangkat alis. "Kenapa? Takut?"

Nayla ragu sejenak. "Kok kamu mau menikah denganku?"

Padahal jelas, Simon tidak menyukainya.

Simon terkekeh sinis. "Gimanapun juga harus menikah, 'kan? Daripada buang waktu cari orang lain, lebih baik pilih yang disukai keluarga."

Nayla pun tidak bertanya lagi.

Mungkin karena kedua keluarga memang sudah bersahabat lama.

Orang tua Keluarga Jatmiko, bahkan kakek Keluarga Jatmiko, sangat menyukai Nayla.

Jadi, tindakan Simon ini masih bisa dianggap wajar.

...

Tidak sampai sepuluh menit.

Keduanya keluar dari dukcapil dengan masing-masing memegang buku nikah.

Nayla tampak melamun menatap akta nikah, kemudian suara dingin Simon terdengar, "Menyesal pun percuma, meski sekarang masuk buat urus cerai, tetap harus menunggu beberapa waktu sampai proses selesai."

Sial!

Baru saja menikah sudah bicara cerai, siapa yang mau cerai!

Nayla memutar bola mata, tapi suaranya sopan, "Kak Simon jangan sampai menyesal saja sudah cukup."

Saat dia berjalan turun tangga, Simon tiba-tiba mengulurkan tangan dan menariknya ke dalam pelukan.

Nayla menempel erat di dadanya, meski tinggi badan Nayla 167 cm, tetap jauh lebih pendek dari Simon.

Aroma cedar yang harum dari tubuh Simon memenuhi hidung Nayla, membuat detak jantung Nayla tiba-tiba mengencang.

Wajahnya pun merona.

"Mau ke mana?" Suara magnetis Simon terdengar di atas kepalanya.

Nayla butuh waktu lama untuk menenangkan diri, lalu berkata, "Ya pulang."

"Baru menikah, sudah mau berpisah dengan suami?"

Simon menunduk menatap Nayla, melihat bulu mata hitam Nayla yang bergetar, wajah putihnya merona merah muda, penampilan polos namun menggoda, dipadu dengan aura dingin yang memikat.

"... Aku lupa."

Nayla mendongak, bertemu tatapan mata Simon tanpa menyadari kedalaman gelap di matanya.

Simon tanpa ekspresi mengalihkan pandangan, lalu melepaskannya. "Ikut aku."

Setelah berkata demikian, dia berjalan turun lebih dulu, Nayla tanpa banyak pikir pun mengikutinya.

Bagaimanapun, mereka sudah pasangan sah, masa pria itu bisa menjualnya begitu saja?

Lagi pula, membuat mantan pacar jadi adik ipar, dipikir saja sudah terasa lega.

...

Terletak di Casaya Bay, sebuah rumah mewah di setengah bukit yang setiap jengkal tanahnya mahal, desainnya tampak sederhana tapi penuh kemewahan.

Nayla berdiri di tengah ruang tamu, menatap Simon dengan bingung.

"Ini apa?"

Simon menjawab singkat, "Rumah pernikahan, mulai sekarang kamu tinggal di sini."

"Lalu kamu?" Nayla hampir spontan bertanya.

Simon mengangkat alis, tatapannya dingin. "Terlalu kaget sampai jadi bodoh? Arti rumah pernikahan saja nggak paham?"

Maksudnya jelas, tentu saja Simon juga tinggal di sini.

Nayla tersenyum canggung, dalam hati menggerutu bahwa Simon memang selalu berlidah tajam.

Sama seperti sepuluh tahun lalu saat pertama kali bertemu, ucapan Simon selalu pedas dan tajam.

Sama sekali tidak menyenangkan!

...

Simon menyuruh pembantu, Bibi Dila untuk mengenalkannya pada rumah, sementara tubuh tingginya berjalan ke atas.

Nayla akhirnya bisa lega, wajah dinginnya seperti orang yang sedang tagih utang.

Setelah berkeliling dengan Bibi Dila, Nayla baru sadar rumah mewah ini sangat besar. Ada lima lantai, dilengkapi lift, dengan sepuluh pelayan yang baru ditempatkan.

Dari mulut Bibi Dila, dia tahu bahwa pagi ini Simon baru kembali dari luar negeri.

Nayla terkejut, baru pulang sudah tahu Nayla ditinggalkan Hans saat daftar nikah?

Mungkinkah Simon menikahinya cuma untuk membalas dendam atas kejadian tiga tahun lalu?

Nayla ingin bertanya langsung, tapi dia diberi tahu Simon sedang sibuk di ruang kerja.

Dia cuma bisa menunggu, lalu akhirnya tertidur di sofa kamar utama.

Hingga terasa ada gerakan di tubuhnya, Nayla terbangun setengah sadar, sontak wajah tampan Simon muncul tepat di depannya.

"Kamu ngapain?" Nayla tertegun sambil menutupi dadanya dengan waspada.

Simon menarik jarinya dari selimut, lalu bibir dinginnya bergerak, "Tenang saja, aku nggak segitu hausnya sampai tertarik pada tubuhmu yang belum berkembang."

Api kemarahan Nayla menyala. "Aku sudah bukan tiga tahun lalu, sudah berkembang, tahu!"

Dia menggenggam tangan besar Simon dan hendak menaruhnya ke dadanya...

Di detik terakhir, dia tersadar. Kemudian dia buru-buru menghentikan gerakan dan melepaskan tangan Simon.

Sungguh gila.

Pacaran dengan Hans lima tahun, mereka bahkan tidak pernah berciuman.

Barusan dia hampir saja...

Wajah Nayla yang tampak merona sampai telinga membuat Simon tersenyum tipis, lalu sengaja menggoda, "Kenapa berhenti, takut ketahuan nggak memuaskan?"

Wajah Nayla panas sekali, lalu dengan kesal mendorongnya. "Kalau pun belum berkembang juga nggak ada hubungannya denganmu."

Dia bangkit hendak pergi, tiba-tiba ditekan kembali hingga punggungnya menempel di sofa.

Dia berusaha bangkit lagi, tetapi tubuh tinggi Simon membungkuk menekannya, auranya yang kuat menyelimuti.

"Nayla..."

Suara magnetis Simon penuh godaan sensual. "Punya nyali nikah denganku, tapi nggak berani melakukannya?"

Wajahnya tampan, auranya elegan, menutupi sempurna sisi jahat di matanya. Kerah kemejanya terbuka, memperlihatkan jakun yang seksi.

Dalam benak Nayla sekilas melintas adegan tiga tahun lalu.

Meski tidak pernah merasakan tubuh pria, masa tidak pernah melihat tubuh pria?

Karena dorongan hati yang tiba-tiba, dia menarik kerah Simon, lalu mengecup bibir tipisnya.

Nayla membuka mulut langsung menggigit, pura-pura lihai, tapi gerakannya kaku, beberapa kali menabrak giginya.

Mata Simon gelap, wajahnya tampak menahan diri dengan suaranya menekan emosi, "Nayla, kamu tahu sedang ngapain?"

"Tentu saja tahu, aku lagi menggodamu." Nayla masih kesal, masih ingin menggigit. "Kenapa? Takut?"

Nayla menatap menantang, yakin bahwa Simon masih sama seperti tiga tahun lalu yang sengaja mempermainkannya.

"Jangan sampai menyesal."

Simon menunduk, berbalik mengambil alih. Dia memperdalam ciuman, merampas udara dari mulut Nayla, sampai tubuh panasnya membakar Nayla.

Suaranya serak, matanya yang hitam penuh hasrat. "Kenapa nggak kita selesaikan saja apa yang tiga tahun lalu belum selesai?"
استمر في قراءة هذا الكتاب مجانا
امسح الكود لتنزيل التطبيق

أحدث فصل

  • Kau Ingkar Janji, Kunikahi Kakakmu!   Bab 100

    Yuna terkejut, dia gemetar ketakutan di bawah tatapan mata Simon.Mungkinkah Simon sudah tahu sesuatu?Tidak, tidak mungkin.Yuna dengan cepat menenangkan dirinya dan terus berbicara dengan marah, "Simon, aku tahu kamu punya kemampuan dan seluruh Keluarga Jatmiko sudah diserahkan ke tanganmu. Meski Hans salah, apa pantas kamu melukainya begitu parah? Kamu nggak peduli sama sekali sama hubungan persaudaraan!"Perkataan Yuna penuh dengan tuduhan.Ucapan Simon barusan membuat tiga orang lainnya tercengang.Hans menggeram marah, "Kak Simon, gimanapun juga, aku dan Nayla sudah tunangan. Meski caraku salah, cepat atau lambat dia bakal jadi istriku. Aku cuma lakukan hal-hal yang dilakukan pasangan suami istri lebih awal."Karin berkata seolah hal itu wajar, "Benar, Kak Simon. Kak Hans dan Kak Nayla memang pacaran. Kak Nayla juga cinta banget sama Kak Hans. Mungkin setelah semua ini selesai, dia nggak akan marah lagi.""Sudah selesai bicaranya?"Wajah Simon selalu terlihat serius. Tatapannya d

  • Kau Ingkar Janji, Kunikahi Kakakmu!   Bab 99

    "Cuma 6 tahun lebih tua dariku, jangan ngomong kayak kakek-kakek."Ngomong-ngomong, gaya hidup Simon memang terkesan tua. Selama hampir 29 tahun, dia tidak pernah punya skandal atau gosip dan tidak pernah pergi ke tempat-tempat hiburan.Orang-orang di kalangan mereka tahu kalau Simon sangat menjaga diri. Hidupnya teratur dan begitu menghargai diri sendiri, sehingga orang-orang mengira dia menjaga kesuciannya untuk seseorang."Cukup kalau aku lebih tua darimu." Simon tersenyum. "Lagian, kamu terlalu kurus, bisa terbang kalau kena angin. Badan kayak anak kecil.""Mana ada, aku tumbuh dengan baik, kok." Nayla protes sambil membusungkan dadanya. "Kalau nggak percaya, lihat saja..."Tunggu.Kenapa Nayla buru-buru menunjukkannya pada Simon?Nayla sangat malu, dia berbalik dan hendak pergi.Namun, Simon tidak mengizinkan. Dia melingkarkan tangannya di pinggang Nayla, dan menariknya ke dalam pelukannya. "Lihat apa?"Napas hangat Simon mengenai wajah Nayla, membuat wajah Nayla terasa sangat pan

  • Kau Ingkar Janji, Kunikahi Kakakmu!   Bab 98

    Nayla sepertinya mengalami trauma dan terjerat dalam mimpi buruk. Wajahnya tampak sangat kesakitan, tubuhnya bergetar pelan, rapuh hingga membuat orang ikut merasa pedih.Simon buru-buru memeluknya, mencium berulang kali keningnya. "Aku ada di sini, jangan takut, sudah nggak apa-apa."Sorot matanya suram penuh kendali, pelukannya di tubuh Nayla menguat.Dia menenangkan Nayla berulang kali, seperti sedang membujuk anak kecil.Nayla seolah berhasil bersembunyi dari cuaca beku ke dalam perapian hangat, emosinya perlahan terhibur, lalu tenang dalam pelukan Simon.Tubuh mungilnya meringkuk dalam pelukan, tipis dan lembut. Tangannya menggenggam baju di dada Simon, menghirup aromanya, lalu kembali tertidur lelap.Hati Simon seakan mencair, pelukannya pada tubuh Nayla makin kencang. Wajahnya menunduk, kembali mencium kening Nayla berkali-kali......Nayla tidur sampai siang baru terbangun.Jelas kemarin tubuhnya sangat lemah, hampir sepanjang hari dia tidur.Saat bangun dan membersihkan diri,

  • Kau Ingkar Janji, Kunikahi Kakakmu!   Bab 97

    Syukurlah, syukurlah ada Simon."Kamu melakukan hal yang benar," kata Simon sambil menyeka air mata Nayla. Matanya yang gelap menatapnya. "Di masa depan, kalau ada sesuatu yang membuatmu nggak nyaman, bisa tanyakan padaku, atau bicarakan denganku."Nayla melihat kepedulian juga kelembutan yang tidak dia kenal juga sering dia lihat belakangan ini dari seorang Simon, hatinya dipenuhi kehangatan.Terutama saat dia melihat wajah Simon yang tampan tiada tanding, jantungnya berdetak kencang.Kali ini, perasaannya lebih kuat dari sebelumnya.Sepertinya, dia mulai jatuh cinta.Namun, Nayla tidak yakin, apakah jatuh cinta memang seperti ini.Saat melihat Nayla yang murung, Simon mengira Nayla masih ketakutan karena kejadian tadi sore, dia jadi tidak tega memaksanya."Lapar? Mau makan apa? Aku buatin.""Apa saja boleh.""Oke, bangunlah buat cuci muka. Makanan akan siap sebentar lagi." Simon menepuk bahu Nayla dengan lembut. Melihat Nayla mengangguk, dia pun keluar dari kamar.Setengah jam kemudi

  • Kau Ingkar Janji, Kunikahi Kakakmu!   Bab 96

    Hingga saat ini, Simon hanya pernah menyesali dua hal.Salah satunya terjadi lima tahun lalu.Yang lainnya adalah sekarang. Dia seharusnya tidak membiarkan Nayla bersikeras menunggu sampai urusan pembatalan pertunangan selesai untuk diumumkan.Seandainya sejak awal dia umumkan pernikahan mereka, siapa yang berani banyak bicara?Mario terkejut sejenak, "Kalian sudah nikah?"Simon mengangkat sedikit kelopak mata, lalu dengan datar bertanya, "Aneh banget, ya?"Tentu saja aneh.Soalnya Nayla dulu pacarnya Hans! Dalam pandangan Mario, Simon selalu bertindak terukur dan bukan orang yang bertindak sembarangan.Artinya, Simon terhadap Nayla...Gila, ini berita besar!Mario seperti menemukan rahasia besar. Ternyata Simon bukan sekadar perjaka tua sedang kasmaran.Melainkan benih perasaan yang sudah tertanam sejak lama, rencana yang matang.Sebelum pergi, Mario dengan puas berpesan agar Simon lebih memperhatikan kondisi mental Nayla.Menjelang pukul sepuluh malam, Nayla perlahan terbangun.Dia d

  • Kau Ingkar Janji, Kunikahi Kakakmu!   Bab 95

    Hans tidak pedulikan hal ini, kemudian berdalih, "Aku suka dia, aku nggak mau batalin tunangan, Ibu juga bilang nggak boleh batal.""Dia mau batalin tunangan, berarti bisa batalin."Aura Simon sangat dingin. Matanya yang tajam menatap Hans, "Kamu punya dua pilihan. Pertama, batalin tunangan baik-baik. Kedua, aku bunuh kamu."Setelah itu, dia tiba-tiba menangkap salah satu jari Hans dan menekuknya ke belakang dengan kuat.Krak!Hans berteriak bak hewan disembelih.Jarinya patah.Hans kesakitan sampai berkeringat dingin. Dia bertanya kenapa Simon begitu kejam padanya, "Kamu mau bunuh aku? Aku ini adik kandungmu!"Mata Simon gelap dan suram. Dia tidak punya waktu untuk berdebat, "Pilih!"Hans merasakan niat membunuh dari Simon, dia pun langsung ketakutan.Dia tahu, Simon lebih marah dari sebelumnya. Dia merasa Simon bisa membunuhnya kapan saja karena Nayla adalah orang yang sangat penting bagi Simon."Batalin tunangan! Aku pilih batalin tunangan!" Hans tidak peduli dengan hal lain. Dia ha

فصول أخرى
استكشاف وقراءة روايات جيدة مجانية
الوصول المجاني إلى عدد كبير من الروايات الجيدة على تطبيق GoodNovel. تنزيل الكتب التي تحبها وقراءتها كلما وأينما أردت
اقرأ الكتب مجانا في التطبيق
امسح الكود للقراءة على التطبيق
DMCA.com Protection Status