مشاركة

Bab 4

مؤلف: Finella Zakaria
Untungnya suara dering ponsel berbunyi, menyelamatkan Nayla dari situasi canggung.

"Halo?"

Jantung Nayla berdegup makin kencang, jadi dia buru-buru mengangkat panggilan.

Dari seberang terdengar suara menggoda sahabat sekaligus super model Amanda, "Gimana, Nona Nayla, kemarin sudah urus surat nikah, apa malamnya nggak sabar langsung malam pertama?

Suara dari gagang telepon cukup keras.

Nayla teringat Simon masih ada, jadi buru-buru menoleh. Untung Simon sudah berjalan ke pintu dan keluar.

"Surat nikah sudah diurus."

Nayla lega. "Belum ada malam pertama."

"Setelah pacaran selama 5 tahun, paling banter cuma kayak anak ayam ciuman, bahkan nggak pernah benaran menyentuh…"

Amanda menjerit, "Jangan-jangan malam setelah urus surat nikah baru ketahuan suamimu tidak bisa menghamili?"

Amanda terlalu bersemangat hingga suaranya makin keras.

Kebetulan Simon membuka pintu masuk, dan samar-samar mendengar kalimat terakhir, "Suamimu tidak bisa…"

Seketika ekor matanya terangkat untuk melirik Nayla.

Dia tidak bisa menghamili?

Nayla yang mendengar suara itu menoleh ke pintu. Saat melihat Simon, napasnya langsung terhenti.

Amanda tidak sadar suasana di sini, dia masih memberi saran, "Nggak bisa begitu, harus cepat ke rumah sakit periksa."

"Kalau nggak bisa sembuh, kamu harus pikir baik-baik, bisa terima cinta yang hanya bersifat emosional, nggak?"

Kepala Nayla panas, lalu buru-buru memutus telepon.

Ujung bibirnya kaku. "Kok kamu balik lagi?"

"Ambil jam."

Simon segera mengambil sebuah jam mekanik dari ruang pakaian, sambil memakainya, dia berjalan ke arah Nayla.

Setelah terpasang, lengannya terjulur melewati depan Nayla hingga hampir mengurungnya di dadanya.

Simon menunduk, wajahnya mendekat, napas hangat terembus. "Bisa atau nggak, nanti malam coba saja, kamu pasti tahu."

Tubuh Nayla menegang kaku, dia dengan tidak wajar berkedip dua kali. "Bukan aku yang bilang."

Sudut bibir Simon terangkat. "Nyonya Simon, tunggu aku pulang, kita coba bisa atau nggak?"

Tanpa memberi Nayla kesempatan menjelaskan, Simon melangkah keluar kamar dengan kaki panjangnya.

Nayla menghela napas, lalu menelepon Amanda, "Kamu salah paham."

"Salah paham apa?"

"Kamu barusan tutup teleponku, marah ya?"

"Cuma karena aku bilang Hans nggak bisa?"

Amanda seperti bendungan jebol, pertanyaan dan keluhan meluap keluar.

Nayla menarik napas dalam. "Bukan Hans, tapi Simon."

Takut disalahpahami lagi, dia pun menambahkan, "Kemarin, yang nikah denganku itu Simon…"

"Apa?" Amanda terkejut.

Sepuluh menit kemudian…

Setelah mendengar penuturan Nayla, Amanda memaki Hans dan Karin habis-habisan.

Makian itu kasar sekali.

Setelah melampiaskan amarah, Amanda merasa lega, lalu menghiburnya, "Memang harus gitu, biar dia menyesal, gagal jadi suami, jadikan saja adik ipar."

"Nayla, kali ini seleramu meningkat pesat, Simon itu CEO Grup Jatmiko, tampan, kaya tanpa skandal, jauh lebih baik dari Hans, cuma saja…"

"Dia menikahimu cuma supaya nggak dipaksa menikah dan merasa kamu cocok. Kalian tanpa dasar perasaan, dulu juga nggak akur, apa bakal..."

Meski kalimat itu tidak selesai, Nayla paham maksudnya.

"Nggak apa-apa, saling ambil untung saja." Nayla menunduk.

Kemarin surat nikah diurus karena emosi, hari ini dia sudah berpikir jernih.

Yang penting sudah memenuhi wasiat ayahnya, soal bercerai atau tidak sudah tidak penting.

"Oke, kalau begitu, aku kirim kamu hadiah pernikahan, tunggu saja."

"Hadiah apa?" tanya Nayla.

Amanda tidak menjawab karena didesak syuting iklan, lalu dengan tegas menutup telepon.

Nayla pun terdiam.

Amanda memang orang super sibuk.

...

Kantor pusat Grup Jatmiko.

Kantor CEO di lantai teratas.

Setelah rapat, Simon duduk di meja kerjanya. Duduknya tegak, setelan gelapnya menonjolkan wibawa anggun dan tekanan aura.

Tanpa mengangkat kepala, dia memerintahkan asistennya, Ben, "Pilihkan aku sepasang cincin kawin, juga siapkan kontrak pemberian saham."

Ben mengangguk hormat. "Baik, Pak."

Dia tidak segera pergi, membuat Simon menatap sekilas. "Ada apa lagi?"

Ben pun berucap, "Pak Markus tahu kamu sudah pulang, jadi meneleponku buat minta kamu malam ini pulang ke rumah lama untuk makan malam."

Tatapan Simon meredup. "Pergilah, aku yang urus."

Ben pun keluar kantor.

Simon menelepon balik. Belum sempat bicara, dari seberang terdengar bentakan, "Makin hebat kamu, pulang ke Hanka nggak bilang padaku, orangnya juga nggak ketemu! Sekarang aku mau ketemu pun harus buat janji dulu?"

"Kakek jangan marah, semalam jet lag, belum sempat kasih kabar." Jari panjang Simon dengan tulang sendi jelas mengetuk meja ringan.

Pak Markus mendengkus berat, "Jangan bantah, tiga tahun ini sudah sering kukatakan."

"Kalau kembali ke Hanka, harus segera menemukan pasangan, menikah, punya anak…"

"Jangan sampai lupa!"

Pengingat dari Kakek membuat Simon teringat sesuatu, seberkas cahaya lembut melintas di matanya.

"Kakek tenang saja, aku ingat jelas."

Bibir tipisnya terangkat setengah senyum. "Pasti kubuat Kakek puas."

...

Hans akhirnya terbangun dari mabuk.

Dengan mata setengah terbuka, tangannya meraba-raba kasur. Akhirnya dia menemukan ponsel di bawah bantal.

Waktu yang tampak di layar sudah sore, membuat kantuknya hilang hingga dia bangun terduduk.

Pagi ada rapat, Nayla ternyata tidak menelepon untuk mengingatkannya.

Saat ini asistennya buru-buru masuk, melihat dia sudah bangun duduk di tempat tidur, asisten itu menunduk. "Pak Hans…"

"Kenapa baru datang?" tegur Hans. Ponselnya ada beberapa panggilan tak terjawab yang semua dari asistennya.

"Aku kira Anda ada urusan penting, jadi nggak berani ganggu." Asisten menjelaskan, dia sebenarnya datang untuk memberi tahu kalau Simon sudah pulang.

Namun, sebelum sempat bicara, Hans dingin bertanya, "Nayla mana?"

Asisten tertegun, lalu menggeleng.

Bagaimana dia bisa tahu?

Lima tahun ini, urusan rapat penting selalu Nayla yang langsung mengingatkan CEO ini, tanpa perlu sang asisten khawatir.

Hal ini sudah jadi kebiasaan bagi Hans.

Tidak peduli kapan pun.

Bahkan saat Nayla sakit, Nayla selalu menelepon satu jam lebih awal untuk membangunkan Hans.

Dalam hal kecil ini, Nayla tidak pernah mengecewakan Hans.

Kali ini, cuma karena masalah mengurus surat nikah, Nayla malah sengaja bersikap dingin padanya.

Tampaknya selama ini Hans terlalu memanjakannya.

Dengan wajah muram, Hans menelepon Nayla.

Namun baru sekali berdering, panggilan otomatis terputus.

Dia coba lagi, hasilnya sama.

Itu artinya nomor dia sudah diblokir!

Wajah Hans makin gelap.

Dia kirim pesan WA, tapi tidak terkirim, hanya muncul centang satu...

Bagus!

Bagus sekali!

Mata Hans dipenuhi amarah dingin. Kali ini dia tidak akan memanjakan Nayla lagi. Kalau ingin balikan, harus hapus dulu sifat sok jadi putri itu.

...

Matahari mulai terbenam di barat.

Vila Casaya Bay.

Nayla yang berada di tempat tidur sedang duduk bersila di jendela menjorok, laptop di pangkuan, jari-jarinya mengetik cepat di keyboard.

Seharian dia tidak pergi ke mana pun, di rumah memikirkan naskah.

Sebagai penulis skenario, naskahnya pernah difilmkan jadi drama online dua kali dengan jumlah tayangan menengah.

Bukan drama hit, tetapi juga tidak gagal total.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi, dia melirik nomor penelepon, lalu menjawab manis, "Kakek."

"Nak, sudah lama nggak jenguk Kakek. Kemarin sudah urus surat nikah, ya? Cari waktu buat jenguk Kakek, ajak Hans juga…"

Nayla terdiam beberapa detik, lalu berkata jujur, "Kakek, aku sudah putus sama Hans."

Dari seberang terdengar tawa, jelas Pak Dio sudah terbiasa. "Kenapa? Dia bikin ulah lagi, bikin kamu marah, ya?"

Sikap Kakek tiba-tiba membuat Nayla teringat masa lalu, hatinya terasa getir.

"Kakek, kali ini benaran," ucap Nayla dengan getir.

Setelah terdiam sejenak, Nayla melanjutkan, "Aku sudah putus dengan Hans, terus nikah sama Simon."

Simon yang ada di luar kamar mendengar kata-kata Nayla, tangannya terhenti di udara, sorot matanya dalam.
استمر في قراءة هذا الكتاب مجانا
امسح الكود لتنزيل التطبيق

أحدث فصل

  • Kau Ingkar Janji, Kunikahi Kakakmu!   Bab 100

    Yuna terkejut, dia gemetar ketakutan di bawah tatapan mata Simon.Mungkinkah Simon sudah tahu sesuatu?Tidak, tidak mungkin.Yuna dengan cepat menenangkan dirinya dan terus berbicara dengan marah, "Simon, aku tahu kamu punya kemampuan dan seluruh Keluarga Jatmiko sudah diserahkan ke tanganmu. Meski Hans salah, apa pantas kamu melukainya begitu parah? Kamu nggak peduli sama sekali sama hubungan persaudaraan!"Perkataan Yuna penuh dengan tuduhan.Ucapan Simon barusan membuat tiga orang lainnya tercengang.Hans menggeram marah, "Kak Simon, gimanapun juga, aku dan Nayla sudah tunangan. Meski caraku salah, cepat atau lambat dia bakal jadi istriku. Aku cuma lakukan hal-hal yang dilakukan pasangan suami istri lebih awal."Karin berkata seolah hal itu wajar, "Benar, Kak Simon. Kak Hans dan Kak Nayla memang pacaran. Kak Nayla juga cinta banget sama Kak Hans. Mungkin setelah semua ini selesai, dia nggak akan marah lagi.""Sudah selesai bicaranya?"Wajah Simon selalu terlihat serius. Tatapannya d

  • Kau Ingkar Janji, Kunikahi Kakakmu!   Bab 99

    "Cuma 6 tahun lebih tua dariku, jangan ngomong kayak kakek-kakek."Ngomong-ngomong, gaya hidup Simon memang terkesan tua. Selama hampir 29 tahun, dia tidak pernah punya skandal atau gosip dan tidak pernah pergi ke tempat-tempat hiburan.Orang-orang di kalangan mereka tahu kalau Simon sangat menjaga diri. Hidupnya teratur dan begitu menghargai diri sendiri, sehingga orang-orang mengira dia menjaga kesuciannya untuk seseorang."Cukup kalau aku lebih tua darimu." Simon tersenyum. "Lagian, kamu terlalu kurus, bisa terbang kalau kena angin. Badan kayak anak kecil.""Mana ada, aku tumbuh dengan baik, kok." Nayla protes sambil membusungkan dadanya. "Kalau nggak percaya, lihat saja..."Tunggu.Kenapa Nayla buru-buru menunjukkannya pada Simon?Nayla sangat malu, dia berbalik dan hendak pergi.Namun, Simon tidak mengizinkan. Dia melingkarkan tangannya di pinggang Nayla, dan menariknya ke dalam pelukannya. "Lihat apa?"Napas hangat Simon mengenai wajah Nayla, membuat wajah Nayla terasa sangat pan

  • Kau Ingkar Janji, Kunikahi Kakakmu!   Bab 98

    Nayla sepertinya mengalami trauma dan terjerat dalam mimpi buruk. Wajahnya tampak sangat kesakitan, tubuhnya bergetar pelan, rapuh hingga membuat orang ikut merasa pedih.Simon buru-buru memeluknya, mencium berulang kali keningnya. "Aku ada di sini, jangan takut, sudah nggak apa-apa."Sorot matanya suram penuh kendali, pelukannya di tubuh Nayla menguat.Dia menenangkan Nayla berulang kali, seperti sedang membujuk anak kecil.Nayla seolah berhasil bersembunyi dari cuaca beku ke dalam perapian hangat, emosinya perlahan terhibur, lalu tenang dalam pelukan Simon.Tubuh mungilnya meringkuk dalam pelukan, tipis dan lembut. Tangannya menggenggam baju di dada Simon, menghirup aromanya, lalu kembali tertidur lelap.Hati Simon seakan mencair, pelukannya pada tubuh Nayla makin kencang. Wajahnya menunduk, kembali mencium kening Nayla berkali-kali......Nayla tidur sampai siang baru terbangun.Jelas kemarin tubuhnya sangat lemah, hampir sepanjang hari dia tidur.Saat bangun dan membersihkan diri,

  • Kau Ingkar Janji, Kunikahi Kakakmu!   Bab 97

    Syukurlah, syukurlah ada Simon."Kamu melakukan hal yang benar," kata Simon sambil menyeka air mata Nayla. Matanya yang gelap menatapnya. "Di masa depan, kalau ada sesuatu yang membuatmu nggak nyaman, bisa tanyakan padaku, atau bicarakan denganku."Nayla melihat kepedulian juga kelembutan yang tidak dia kenal juga sering dia lihat belakangan ini dari seorang Simon, hatinya dipenuhi kehangatan.Terutama saat dia melihat wajah Simon yang tampan tiada tanding, jantungnya berdetak kencang.Kali ini, perasaannya lebih kuat dari sebelumnya.Sepertinya, dia mulai jatuh cinta.Namun, Nayla tidak yakin, apakah jatuh cinta memang seperti ini.Saat melihat Nayla yang murung, Simon mengira Nayla masih ketakutan karena kejadian tadi sore, dia jadi tidak tega memaksanya."Lapar? Mau makan apa? Aku buatin.""Apa saja boleh.""Oke, bangunlah buat cuci muka. Makanan akan siap sebentar lagi." Simon menepuk bahu Nayla dengan lembut. Melihat Nayla mengangguk, dia pun keluar dari kamar.Setengah jam kemudi

  • Kau Ingkar Janji, Kunikahi Kakakmu!   Bab 96

    Hingga saat ini, Simon hanya pernah menyesali dua hal.Salah satunya terjadi lima tahun lalu.Yang lainnya adalah sekarang. Dia seharusnya tidak membiarkan Nayla bersikeras menunggu sampai urusan pembatalan pertunangan selesai untuk diumumkan.Seandainya sejak awal dia umumkan pernikahan mereka, siapa yang berani banyak bicara?Mario terkejut sejenak, "Kalian sudah nikah?"Simon mengangkat sedikit kelopak mata, lalu dengan datar bertanya, "Aneh banget, ya?"Tentu saja aneh.Soalnya Nayla dulu pacarnya Hans! Dalam pandangan Mario, Simon selalu bertindak terukur dan bukan orang yang bertindak sembarangan.Artinya, Simon terhadap Nayla...Gila, ini berita besar!Mario seperti menemukan rahasia besar. Ternyata Simon bukan sekadar perjaka tua sedang kasmaran.Melainkan benih perasaan yang sudah tertanam sejak lama, rencana yang matang.Sebelum pergi, Mario dengan puas berpesan agar Simon lebih memperhatikan kondisi mental Nayla.Menjelang pukul sepuluh malam, Nayla perlahan terbangun.Dia d

  • Kau Ingkar Janji, Kunikahi Kakakmu!   Bab 95

    Hans tidak pedulikan hal ini, kemudian berdalih, "Aku suka dia, aku nggak mau batalin tunangan, Ibu juga bilang nggak boleh batal.""Dia mau batalin tunangan, berarti bisa batalin."Aura Simon sangat dingin. Matanya yang tajam menatap Hans, "Kamu punya dua pilihan. Pertama, batalin tunangan baik-baik. Kedua, aku bunuh kamu."Setelah itu, dia tiba-tiba menangkap salah satu jari Hans dan menekuknya ke belakang dengan kuat.Krak!Hans berteriak bak hewan disembelih.Jarinya patah.Hans kesakitan sampai berkeringat dingin. Dia bertanya kenapa Simon begitu kejam padanya, "Kamu mau bunuh aku? Aku ini adik kandungmu!"Mata Simon gelap dan suram. Dia tidak punya waktu untuk berdebat, "Pilih!"Hans merasakan niat membunuh dari Simon, dia pun langsung ketakutan.Dia tahu, Simon lebih marah dari sebelumnya. Dia merasa Simon bisa membunuhnya kapan saja karena Nayla adalah orang yang sangat penting bagi Simon."Batalin tunangan! Aku pilih batalin tunangan!" Hans tidak peduli dengan hal lain. Dia ha

فصول أخرى
استكشاف وقراءة روايات جيدة مجانية
الوصول المجاني إلى عدد كبير من الروايات الجيدة على تطبيق GoodNovel. تنزيل الكتب التي تحبها وقراءتها كلما وأينما أردت
اقرأ الكتب مجانا في التطبيق
امسح الكود للقراءة على التطبيق
DMCA.com Protection Status