Share

Part 197. Duka Beruntun

Santoso mengalihkan pandangannya ke arah Lidya yang tertunduk takut.

"Benar apa yang dikatakan mami kamu, Lidya?" tanya Santoso dengan lantang.

Hening tanpa jawaban. Tak dijawab langsung membuat emosi Santoso membuncah.

"Lidya, jawab papi!" teriak Santoso. Emosi yang tak terkontrol membuat Santoso drop seketika. Tangan kanannya memegang dada.

"Aaauuu …," pekiknya bersamaan dengan jatuhnya tubuh berbobot cukup besar itu ke lantai. Arjuna yang tidak begitu memperhatikan Santoso kalah cepat menyambut tubuh papinya itu.

"Mas!" pekik Shanti.

"Papi …," teriak Lidya histeris.

Arjuna memapah tubuh Santoso dan merebahkannya di sofa.

Napas Santoso tersengal-sengal menahan sesak.

"Ngapain kamu bengong, Lidya. Cepat telepon dokter!" desak Shanti yang panik.

"Sini aku telpon, mana nomor hape dokternya," ucap Arjuna.

"Aku nggak hapal, Mas." Lidya berlari menuju lantai dua untuk mengambil ponselnya yang ada di kamar.

Namun, saat dirinya berhasil mengambil ponsel dan menuruni anak tangga kurang hati-
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status