Beranda / Romansa / Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu / Bab 4. Hanya Punya Dua Opsi

Share

Bab 4. Hanya Punya Dua Opsi

Penulis: Irana
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-19 13:31:14

Jantung Alea seakan berhenti berdetak dan dadanya terasa sesak, seolah-olah ada yang meraup oksigennya secara paksa. Manakala dia melihat pria yang semalam sudah menemaninya dan pria itu juga sudah memberikan kenangan ciuman pertama untuknya.

"Ke-kenapa dia bisa ada di sini?" desis Alea sembari menggigit bibirnya sendiri, guna menahan rasa gugup itu. Namun, apa yang dilakukannya itu sia-sia, lantaran dia malah menunjukkan kegugupannya.

Alea semakin tidak aman, ketika pria itu tiba-tiba saja berhenti di depannya dan menatapnya dengan tajam. Alea pun langsung menundukkan kepalanya, untuk menyembunyikan wajahnya dan berharap bahwa Juno tidak mengenalinya.

"Kumohon, pergi sajalah dari sini." Mulut Alea komat-kamit dan meminta agar pria itu segera pergi dari hadapannya.

"Angkat kepala kamu!" titah lelaki itu dengan suara dinginnya pada Alea.

Semua orang yang ada di sana, sontak saja melihat ke arah Alea dan Presdir baru itu. Mereka bertanya-tanya apa yang telah dilakukan oleh Alea atau apakah Alea dan Juno saling mengenal sebelumnya?

"Kamu tuli?" tanya Juno dengan sinis.

"Tidak pak!" jawab Alea dengan cepat.

Dengan memberanikan diri, Alea mengangkat kepalanya. Akhirnya dia pun bertatapan dengan Juno, pria tadi malam yang sudah bersamanya dan mengetahui kegilaannya tadi malam. Alea juga berpikir, kalau mereka sudah tidur bersama.

Juno memandang wajah wanita itu dengan intens. Entah apa yang ada di dalam pikirannya saat ini. Tapi Juno berhasil membuat Alea deg-degan.

Setelah beberapa detik mengamati wajah Alea, Juno kembali berjalan dengan pandangan lurus ke depan. Langkahnya mantap, diikuti oleh dua orang di belakangnya. Satunya adalah pria berkacamata bulat dengan ekspresi serius, sementara yang lainnya bertubuh tinggi dan mengenakan kacamata hitam, tampak waspada.

"Siapa dia?" tanya Juno, suaranya tenang namun mengandung ketegasan.

Pertanyaan itu seketika membuat kedua pria di belakangnya menghentikan langkah. Mereka saling bertukar pandang sejenak sebelum salah satunya membuka mulut, seolah ragu untuk menjawab.

"Siapa Pak?"

"Wanita yang tadi saya lihat. Siapa?"

"Saya tidak tahu Pak. Saya baru melihatnya hari ini," jawab pria berkacamata bulat yang bernama Adrian itu. Dia adalah sekretaris Juno.

Juno lalu memerintahkan kepada sekretarisnya. "Cari tahu tentang dia dan suruh dia ke ruangan saya, setelah ini."

"Baik, Pak." Adrian mengangguk. Wajahnya terlihat gelisah, dia khawatir kalau wanita itu membuat kesalahan pada Juno. Sampai-sampai Juno memanggilnya.

Sementara itu Alea, yang masih berdiri di tempatnya, merasakan detak jantungnya semakin cepat. Tatapan Juno tadi yang tajam seolah menelanjangi pikirannya, seakan dia akan mati saat itu juga.

"Aku hampir nggak bisa napas saat pak Juno lewat di depan kita,"ucap salah seorang karyawan sambil mengelus dadanya sendiri.

"Gila, ganteng banget Presdir baru kita. Aku jadi yakin, kalau aku bakalan makin betah kerja di sini seumur hidup!"

Para karyawati itu terpesona dengan ketampanan Juno. Visualnya bagaikan patung pahatan dewa Yunani. Tampan, berkarisma, tapi auranya benar-benar tegas dan mencirikan kalau dia memang benar-benar seorang penguasa besar.

"Ngomong-ngomong ... Bu Alea."

Alea menoleh ke arah salah satu anggota timnya yang memanggil namanya. "Iya?"

"Apa Bu Alea kenal sama pak Juno?" tanyanya yang seketika membuat Alea tersenyum canggung.

"Enggak! Saya gak kenal!" sanggah Alea dengan cepat.

"Oh gitu ya? Tapi tadi pak presdir lihatin bu Alea sampe segitunya loh. Saya kira, pak presdir mungkin kenal sama Bu Alea. Atau Bu Alea kenal sama beliau."

Alea menahan diri untuk tidak terlihat gugup dengan memperlihatkan senyumannya. Dia juga berdusta. "Enggak kok. Saya baru melihatnya hari ini."

'Mampus aku. Kayaknya dia benar-benar ngenalin aku. Gimana ini? Ini hari pertamaku kerja di sini' Alea mengigit bibirnya sendiri. Dia takut hari pertamanya bekerja di perusahaan ini, malah menjadi hari terakhirnya bekerja juga.

Saat Alea baru akan memulai pekerjaannya, Gunawan memberitahu Alea kalau dia mendapatkan amanat dari sekretaris presdir, kalau Alea harus pergi ke kantor presdir sekarang juga.

"Ada apa ya, Pak? Kenapa pak presdir manggil saya?" tanya Alea yang mulai deg-degan.

"Mungkin karena Bu Alea masih baru di tim kami, jadi pak presdir ingin bicara sedikit dengan Ibu."

Penjelasan Gunawan setidaknya membuat Alea sedikit berpikiran positif. Lagi pula Juno mungkin tidak ingat dirinya dan hanya membahas masalah yang berkaitan dengan pekerjaan saja. Alea berusaha berpikiran positif.

Dia menaiki lift karyawan menuju ke ruangan presdir yang berada di lantai atas. Jantungnya masih berdegup tak karuan, meskipun dia berusaha untuk menyingkirkan kegelisahannya.

"Pak presdir ada di dalam, Bu." Adrian mempersilahkan Alea untuk masuk ke dalam ruangan presdir.

"Bapak ikut ke dalam juga, kan?" tanya Alea, karena Adrian diam saja di sana dan tidak mengikutinya ke dalam.

"Saya di sini, Bu. Karena pak presdir ingin bicara berdua dengan Ibu."

Wajah Alea langsung berubah pucat pasi saat mendengarnya. "Be-berdua?"

Namun, dia tetap melangkah masuk ke dalam ruangan itu. Dia menarik napas dalam-dalam, berusaha untuk menetralkan jantungnya yang saat ini tak baik-baik saja.

"Tenang Alea. Tidak akan terjadi apa-apa sama kamu."

Akhirnya langkahnya sampai di depan meja lebar dengan tumpukan dokumen di sana. Tapi yang lebih membuat Alea khawatir adalah pria yang sedang duduk di depan tumpukan dokumen tersebut.

"Kamu sudah datang?"

"I-iya Pak."

Juno mendongak dan menatap Alea dengan tatapan matanya yang tajam. Hingga Alea kesulitan untuk menelan air liurnya sendiri.

"Apa kamu sudah tidak mabuk?"

"Apa maksud Bapak? Siapa yang mabuk, Pak? Saya baik-baik saja," sahut Alea dengan senyuman lebarnya.

Juno tersenyum sinis mendengar kata-kata Alea dan melihat gerak-gerik wanita itu yang berpura-pura polos. "Jadi kamu berpura-pura tidak tahu siapa saya?"

"Saya memang tidak tahu siapa Bapak dan saya baru melihat bapak hari ini." Alea masih menyangkalnya. Namun, Juno malah tersenyum tipis mendengarnya.

"Benarkah? Lalu bagaimana bisa saya tahu ukuran bra kamu ya? Ukuran 36 CD kan?"

Seketika kedua mata Alea langsung terbelalak kala mendengar perkataan Juno. Bisa-bisanya pria itu menyebutkan ukuran branya.

"Dasar laki-laki mesum!"

Akhirnya Alea pun meledak dan membuatnya ketahuan.

"Siapa yang kamu sebut mesum? Kamulah semalam yang menggoda saya, Nona."

"Saya tidak menggoda Anda!" sanggah Alea tak mau kalah. Wajahnya memerah, mengingat potongan kejadian memalukan semalam.

"Padahal semalam kamu sangat ganas menggoda saya. Tidak disangka, ternyata kamu orangnya sangat jaim," ucap Juno dengan sarkas.

"Bisakah Bapak melupakan saja kejadian semalam?" pinta Alea sambil menahan rasa malunya.

"Jadi kamu akhirnya mengaku juga, kalau kamu—"

Alea langsung memotong perkataan Juno, karena dia merasa malu. "Ya, saya mengaku! Jadi tolong jangan bahas ini lagi, Pak."

"Sa-saya pergi dulu."

Wanita itu segera membalikkan badan dan sepertinya dia memang berniat untuk melangkah pergi dari sana.

"Tunggu!"

Langkah Alea terhenti, kala Juno memanggilnya. Alea membalikkan badan dan melihat ke arah Juno.

"Iya Pak?"

"Kamu hanya punya dua opsi, Nona Alea."

Alea menelan salivanya, saat Juno berbicara dengan nada dingin dan raut wajah yang tampak datar. Maksud kata-katanya juga terkesan ambigu.

"Ya?" Alea mengerutkan keningnya, tak paham.

"Jadi pacar saya, atau keluar dari perusahaan ini."

"APA?"

TBC

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ceca Sahap
too the point banget sic ah kan hatiku jadi gatel ...
goodnovel comment avatar
Mutaharotin Rotin
aduuh gawat
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 185. Kamu Harus Bahagia

    “Cukup!”Sebuah suara berat dan penuh wibawa membuat semua mata di food court itu sontak menoleh. Termasuk Ghea, yang terkejut melihat siapa pemilik suara itu.Martin.Mantan suaminya berdiri tak jauh dari meja tempat Ghea duduk. Matanya tajam mengarah ke Lula, ekspresi wajahnya datar tapi menyimpan amarah. Di sampingnya, dua pria berjas hitam tampak ikut berhenti, terlihat seperti rekan bisnis Martin yang sedang menemani.Martin melangkah cepat menghampiri meja Ghea dan Lula. Ia mengabaikan tatapan penasaran orang-orang di sekitar, mengabaikan para pelayan yang mencoba menenangkan suasana. Fokusnya hanya satu: Ghea.Lula mengedipkan mata, tertegun beberapa detik. Pria tinggi dan gagah itu berdiri tepat di hadapannya, dan aura dinginnya terasa menekan.“Siapa kamu?” tanya Lula agak ketus, meski suara gadis itu sedikit bergetar.“Bukan urusanmu siapa aku,” Martin menjawab dingin. “Tapi yang jelas, hanya orang bodoh yang akan bersikap tidak sopan pada wanita yang lebih tua darinya!"Lul

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 184. Drama

    Acara jalan-jalan ke resort terpaksa harus dibatalkan, karena Juno memilki masalah di kantornya. Alea mencoba mengerti masalah suaminya dan ia berdoa agar suaminya cepat menyelesaikan masalah itu.Kedua ibu muda saat ini tengah bersama ditempat baby spa, mereka membawa baby mereka untuk jalan-jalan di hari libur. Sekalian spa baby. Aldrich dan Michael terlihat menikmati baby spa di sana. Setelahnya, kedua bayi itu diajak ibu mereka ke sebuah restoran yang ada di dekat kantor Juno."Suamiku sangat sibuk, dia selalu lembur sekarang. Tapi Al, apa benar suamiku lembur? Atau jangan-jangan dia selingkuh dariku!"Giska heboh sendiri dan overthinking. Terkadang ia selalu overthinking berlebihan dan hanya Alea juga Adrian yang bisa menenangkan wanita ini."Tenang saja. Dia sudah bucin sama kamu, Giska. Dikasih sepuluh wanita saja dia tidak akan tergoda. Jangan ovt ...karena suamiku juga sekarang suka lembur. Mereka memang sibuk bekerja. Okeh?" ucap Alea yang berpikiran lebih tenang dari Giska,

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 183. Perjuangan Ghea

    Hari Minggu mereka berlanjut dengan penuh keceriaan. Setelah menonton film romantis, Alea dan Juno mengajak Aldrich jalan-jalan sore ke taman kecil di sekitar komplek. Cuaca begitu bersahabat, langit cerah, angin sejuk, dan aroma bunga kamboja dari taman tetangga ikut menyempurnakan suasana.Aldrich digendong Juno sambil sesekali berceloteh kecil, mencoba mengoceh dengan bahasa bayinya yang belum bisa dimengerti siapa pun kecuali mungkin oleh Alea. Ia tertawa saat Juno menggelitik perutnya, lalu menatap ibunya dengan mata bundar yang bening dan polos.“Anak kita kelihatan bahagia ya, Mas,” gumam Alea sambil mengusap kepala Aldrich.“Banget. Dia punya ibu secantik kamu, mana mungkin nggak bahagia. Dia gak boleh sedih." Alea tersipu, lalu memukul pelan dada Juno. “Gombal terus.”Mereka duduk di bangku taman, menikmati langit sore yang berwarna jingga. Sesekali pasangan lain lewat sambil membawa anak juga. Beberapa menyapa, beberapa hanya tersenyum.“Mas,” kata Alea pelan, “Hari-hari ka

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 182. Setelah Malam Panas

    Beberapa jam kemudian.Alea terbaring dengan tubuh lelah, namun senyuman manis tak henti-hentinya menghiasi wajahnya. Rambutnya berantakan, wajahnya sedikit kemerahan. Ia menoleh pelan ke arah Juno yang juga terbaring di sampingnya, masih memeluk tubuhnya dengan erat, seolah tak ingin melepaskannya sedetik pun.Juno menyibak beberapa helai rambut Alea yang menutupi wajahnya, lalu mengecup lembut kening sang istri.“Terima kasih untuk malam ini, Sayang,” bisiknya lirih. “Kamu tahu? Aku benar-benar merasa seperti pria paling beruntung di dunia.”Alea menatap suaminya dengan mata berbinar. “Terima kasih juga, Mas… udah mau... menerima aku kembali, dan… mencintaiku tanpa syarat.”Mereka kembali saling berpelukan dalam keheningan malam yang hangat.***Keesokan paginya, sinar matahari menerobos tirai jendela kamar mereka. Juno sudah lebih dulu bangun. Ia mengenakan celana training dan kaus oblong, lalu dengan cekatan masuk ke dapur dan mulai memasak. Tangannya lincah menyiapkan roti pangga

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 181. Turn On (21+)

    "Mas, kenapa diam aja? Mau nggak?" tanya Alea kepada suaminya yang berdiri mematung di ambang pintu kamar. Menyaksikan dirinya dalam penampilan yang menantang. Bisa ia pastikan kalau suaminya itu tergoda.Juno masih berdiri di sana dengan kedua mata tak berkedip, ia terpana melihat istrinya yang sangat-sangat cantik. Lingerie berwarna hitam, yang menunjukkan lekuk tubuhnya, sangat kontras dengan kulitnya yang putih bersih. Rambutnya yang berwarna kecoklatan, membuat Juno selalu tergila-gila.Setelah lahiran, wajah dan penampilan Alea, tidak seperti ibu-ibu lain yang mungkin kesulitan mengurus diri. Melainkan seperti anak muda yang terlahir kembali. Cantiknya berkali-kali lipat, terutama di mata Juno.'Shit. Melihatnya seperti ini saja, aku sudah tegang. Matilah aku' Juno mengumpat dalam hati. Bagian bawahnya menegang, hanya dengan melihat istrinya."Mas. Sini?" Goda Alea seraya mengedipkan sebelah matanya dan tersenyum nakal.Benar, wanita ini menggodanya. Jelas dari gerak-geriknya it

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 180. Persiapan Buka Puasa

    Sementara itu, di rumah Giska dan Adrian, pagi dimulai dengan keributan kecil namun manis.“Sayang, popok Marcel habis di kamar,” teriak Adrian dari kamar bayi.Giska yang sedang menyiapkan bubur di dapur membalas, “Cek laci bawah, kayaknya masih ada satu!”Tak lama kemudian, suara tawa Giska terdengar ketika Adrian datang membawa popok dan wajah belepotan bedak bayi.“Kamu diapain sama anak kita?” Giska terkikik melihat suaminya.“Marcel kayaknya lagi iseng,” jawab Adrian sambil membersihkan wajahnya. “Baru punya tangan aja udah suka jahil.”Mereka tertawa bersama. Pagi mereka mungkin tidak glamor seperti di villa, tapi dipenuhi cinta dan kekacauan manis khas rumah tangga baru.Saat akhirnya duduk sarapan berdua, Giska memandang suaminya lekat-lekat. “Kamu pernah ngebayangin kita sampai di titik ini gak, Mas?”Adrian tersenyum. “Enggak. Tapi kalau waktu bisa mundur, aku tetep akan milih kamu.”Giska menggenggam tangannya. “Aku juga.”***Di sebuah kafe kecil dekat taman kota, Martin

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status