Share

Bab 3 Malam Pertama (Juan & Devi)

"Ehem."

Juan hampir saja tertawa lepas saat melihat Devi dengan polosnya mengusap sudut bibirnya. Entah darimana Lisa mendapatkan perempuan itu, jika bukan karena Lisa yang ngotot mau punya anak dengan menggunakan perempuan lain. Juan tidak akan mau menikahi perempuan secara kontrak, yah walaupun dia tau bila Devi hanya mau uangnya saja.

Malam itu Juan dan Devi habiskan sepanjang malam hanya untuk bermain di atas kasur, bahkan Juan hampir tidak ingin berhenti bila tidak ingat hari sudah mulai mau pagi dan ia harus istirahat karena pada pukul sembilan nanti akan ada rapat bersama beberapa kliennya.

Juan pun tersenyum puas dalam tidurnya, rasanya baru kali ini ia merasa sangat puas dengan permainan ranjangnya. Walaupun Devi belum berpengalaman, tapi itu malah membuat Juan merasa beda.

Beda karena dulu Lisa sudah tidak perawan saat menikah dengannya.

Juan tidur dengan Devi di pelukannya di balik selimut tanpa busana.

Devi pun terbangun lebih dulu, namun ia tidak berani bergerak karena dekapan Juan yang erat dan ia pun juga tidak berani membangunkan Juan. Padahal kini perutnya sudah sangat keroncongan karena kelaparan.

Tidak lama kemudian, Juan terbangun dan tersenyum melihat Devi yang masih berada di pelukannya. Lalu mengerutkan dahi saat mendengar bunyi perut Devi yang nyaring minta diisi.

Juan pun melepaskan pelukannya, "kamu lapar?" Tanya Juan.

Devi pun mengangguk malu-malu, ia tidak berani menatap wajah Juan lantaran malu akibat apa yang telah mereka lakukan semalam.

Juan pun bangkit dari kasur lalu mandi secepat mungkin, setelah selesai mandi. Juan mengisi bak mandi dengan air hangat untuk Devi berendam.

Devi menatap bingung Juan yang hanya menggunakan celana pendek tanpa atasan itu berjalan kearah kasur.

"Aku tau kamu lapar, tapi kamu harus mandi dulu."

Juan menarik selimut yang menutupi tubuh Devi dan langsung mengangkat tubuh Devi dan membawanya ke kamar mandi.

"Eh!"

Devi yang kaget dengan perbuatan Juan pun sontak langsung memeluk leher Juan dengan erat.

Dengan hati-hati Juan pun meletakkan tubuh Devi di dalam bak mandi. "Berendam sebentar sebelum mandi akan meredakan rasa nyerimu." Ucap Juan lalu keluar dari kamar mandi.

Entah apa yang sudah Juan lakukan pada Devi, karena itu terjadi begitu saja. Padahal dulu saat pertama kali melakukan malam pertama dengan Lisa, pagi harinya ia membiarkan Lisa berada di atas kasur dan meninggalkan perempuan itu melakukan semuanya sendiri.

Tidak seperti yang kali ini ia lakukan pada Devi, mungkin karena dulu Lisa sudah tidak perawan dan saat ini Devi masih perawan. Ah sekarang Devi pun sudah tidak perawan lagi.

Sementara itu di dalam kamar mandi, Devi tengah berendam dengan memikirkan kelakuan Juan. 'Mas Juan baik banget, beruntung Mba Lisa punya suami seperti Mas Juan... Ah tapi saat ini pun aku juga istri Mas Juan. Ingat Devi, hanya istri kontrak!' pikir Devi semrawut.

Benar kata Juan, setelah berendam badannya terasa lebih segar. Devi tidak lagi merasakan pegal di seluruh tubuhnya dan bagian intinya pun sudah tidak sesakit tadi.

Devi pikir Juan akan langsung meninggalkannya setelah semalam mereka melakukan hubungan suami istri, namun nyatanya Devi salah karena Juan ikut tidur bersamanya dan bersikap baik padanya.

Setelah membilas badannya dengan air hangat, Devi keluar kamar mandi dengan jubah mandi berwarna merah muda yang dia pikir milik Lisa itu.

Devi kebingungan saat ingat bahwa ia tidak memiliki pakaian lain selain pakaian yang kini tergeletak di lantai, namun Devi tidak mungkin kembali menggunakan pakaian itu karena pakaian itu sudah robek akibat ulah Juan semalam. Ah mengingat hal itu membuat pipi Devi terasa panas.

"Kamu sudah selesai?" Tanya Juan yang baru saja masuk kamar.

Devi mengangguk pelan.

"Aku sudah menyiapkan sarapan untuk kamu, maaf aku tidak bisa menemani kamu sarapan karena aku harus pergi ke kantor sekarang." Ucap Juan sembari mengenakan pakaian kantornya.

Devi hanya diam mematung karena tidak tau harus mengatakan apa, jujur saja dia sangat bingung dengan situasi ini. Dia merasa Juan terlalu baik padanya, padahal Sesa pernah bilang jika menjadi istri kontrak itu hanya dibutuhkan untuk mengandung anak mereka saja.

"Lisa pasti akan datang sebentar lagi, aku pergi dulu." Pamit Juan meninggalkan Devi.

Devi pun melangkah keluar kamar dan melihat asap mengepul dari atas piring berisi nasi goreng. Membuat Devi langsung buru-buru menghampiri meja pantri untuk segera melahap nasi goreng itu.

Saking laparnya Devi pun makan dengan cepat tanpa sadar bahwa Juan ternyata kembali lagi dan memperhatikan caranya makan yang tidak biasa itu.

"Kamu lapar banget ya?" Tanya Juan pelan.

"Eh Mas Juan--"

"Handphone-ku ketinggalan." Ucap Juan lalu mencari ponselnya dan kembali meninggalkan Apartemen.

Devi merasa malu karena Juan sudah melihatnya makan dengan lahap dan berantakan.

Tidak lama kemudian Lisa datang dengan kantong belanjaan di tangannya. Perempuan itu tersenyum senang melihat Devi hanya menggunakan jubah mandi saja. 'malam pertama mereka pasti berhasil, aku tidak sabar menunggu kabar kehamilannya' batinnya riang.

Devi yang melihat Lisa pun langsung buru-buru bangkit menghampiri Lisa.

"Mba Lisa..."

"Hati-hati, jangan berjalan cepat begitu..." Ucap Lisa panik melihat Devi berjalan cepat kearahnya.

"Eh--"

"Mulai sekarang kamu itu harus hati-hati dalam melakukan banyak hal karena jika kamu hamil nanti aku tidak mau bayinya nanti kenapa-napa." Ucap Lisa membantu Devi untuk duduk di sofa, hal itu membuat Devi kikuk sendiri.

"Aku membawakan kamu pakaian dan makanan, tapi sepertinya kamu sudah sarapan."

Lisa membongkar isi kantong belanjaannya dan menyerahkannya pada Devi.

"Cukup untuk seminggu ke depan." Ucap Lisa.

"Mba--"

"Untuk seminggu ke depan kamu dan Mas Juan akan terus di sini."

Devi hanya tersenyum tidak berdaya karena Lisa yang terus mengatakan banyak hal dan tidak membiarkan Devi buka suara.

Bersambung.

Terimakasih sudah mampir membaca dan jangan lupa subscriber dan berikan love-nya yah ;)

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status