Share

Bab 127. Berisik

Wei berdecak kesal melihat Ara hanya berdiri mematung di depannya dan menahan air mata yang hampir tumpah.

"Pergi! Jangan menampakan wajah bodohmu lagi di depanku!" kata Wei tanpa perasaan.

Air mata yang semula berusaha Ara bendung, mulai menganak sungai di pipinya mendengar kata-kata Wei yang tanpa perasaan.

"Malah nangis di sini!" kata Wei lagi dengan nada kesal memelototi Ara.

Entah mengapa dia merasa tidak nyaman melihat wanita muda yang mengaku sebagai istrinya ini menangis.

"Aku pulang," kata Ara serak sambil menghapus air matanya dan berbalik pergi.

Wei hanya cemberut dan mengerutkan alisnya melihat Ara yang berbalik dan keluar dari kamarnya.

Dia memegang dadanya yang terasa sakit dan berdenyut.

"Mengapa dadaku terasa sakit?" gumam wei bingung.

Setelah kepergian Ara, Juwita datang. Dia mengetahui Nina dan Wuzini saat ini masih berada di rumahnya dan belum datang ke rumah sakit dari pelayan yang menjadi mata-matanya.

"Siapa kamu?" tanya pengawal yang berjaga di depan kamar Wei
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status