Share

Bab 3

Auteur: Xyraazyn
last update Dernière mise à jour: 2025-11-24 17:01:57

Irene tersenyum, menatap pelayan pribadinya yang tengah bingung, “Seseorang yang penting.”

Langkah tegas nan anggun Irene menyapu lantai koridor mansion besar Ester.

Aura dan cara berjalannya yang berbeda dari biasanya membuat Marie, para pelayan serta pengawal merasa heran. Pasalnya, sebelum ini, anak kedua Duke Ester itu sering sekali membolos dalam kelas tata krama.

“Wah Nona, apa kau belajar berjalan semalaman penuh. Lalu menggunakan sihir untuk mengubah aura?” tanya Marie menatap penuh sidik sang majikan.

Irene menoleh sebentar, “Memangnya kau masih percaya tentang adanya sihir di zaman ini?”

“Entahlah, tapi aku berharap sihir itu ada. Pasti seru Nona, jika kita bisa melihat orang merubah penampilannya dengan sekali kedip, atau mereka bisa melayang”

Senyuman tercetak di bibir Irene, pelayan pribadinya sejak umur 10 tahun ini memang sangat antusias pada semua hal.

Namun sayang, dulu mereka harus berpisah setelah Irene menjadi Ratu. Padahal Marie satu satunya orang yang menjadi tempat mencurahkan perasaannya. Perbedaan usia mereka yang tak jauh pun membuat Marie seperti sahabatnya sendiri.

“Tidak ada dan tidak akan ada sihir semacam itu di zaman sekarang,” ujar Irene.

“Bagaimana Nona bisa tau, banyak hal di dunia ini yang belum kita ketahui. Kita juga tidak tau masa depan kan.”

Ia tau, Irene sangat tau. Dan menurut pengalamannya selama 10 tahun menjadi Ratu, tidak ada satu kasus pun yang berkaitan dengan sihir.

“Nona mau kemana?” Marie melihat Irene yang melangkah ke lain arah. “Arena berpedang lewat sebelah sini. Di sana adalah area memanah.”

Ucapan Marie membuat Irene menghentikan langkahnya, kemudian segera berbelok ke arah yang benar.

“Apa mansion Ester terlalu luas, hingga Nona sendiri lupa arahnya. Padahal dua hari lalu kita juga kemari.” Marie tertawa kecil, sementara Irene hanya tersenyum tipis.

“Ya, kurasa memang terlalu luas.”

Keluarga Ester memang bukan bangsawan biasa. Sejak dulu Ester merupakan pilar kemiliteran terkuat di seluruh kerajaan Eldoria.

Setengah kekuatan kerajaan berasal dari Ester, membuat posisinya yang begitu kuat. Bahkan keluarga kerajaan pun tidak bisa bermacam macam dengan Ester.

Tak heran jika Irene adalah sosok yang di gadang gadang menjadi kandidat terbaik Ratu Eldoria di masa depan.

Sayangnya keluarga sekuat Ester bisa hancur, bermula setelah putra bungsu kesayangan mereka kehilangan fungsi kedua kakinya di usia yang ke sebelas tahun.

Bagi Ester, Irene dan Sion adalah permata paling berharga yang harus mereka jaga sekuat tenaga. Irene yang merupakan anak perempuan satu satunya serta Sion adalah peninggalan terakhir dari Bella, ibu mereka sebelum tiada.

Dan bagi Irene, Sion adalah satu satunya orang yang paling ia sayangi. Umur mereka yang terpaut cukup jauh membuatnya memupuk rasa sayang lebih banyak untuk sang adik.

Terlebih Sion tumbuh dengan tubuh yang tak sekuat anak lain, anak ceria itu memiliki badan lemah sehingga sering mengalami sakit sejak bayi.

“Kakak Irene!”

Teriakan anak kecil menyambut Irene di pintu masuk arena berpedang.

“Kenapa Tuan muda di sini? Bukankah hari ini ada kelas membaca.” Tanya Marie.

Bungsu Ester yang masih memegang pedang kayu itu menggaruk tengkuknya, mencoba menghindari tatapan sang kakak.

“Maafkan saya Nona, Tuan muda bersikeras ingin belajar pedang dan membolos kelas hari ini.” Penjelasan dari Ethan, pengasuh Sion membuat Irene sedikit menghela nafas. Pantas saja dulu saat acara Debutantenya anak itu tidak bisa hadir karena sakit.

Sion menunduk, “Maaf Kakak, aku hanya ingin belajar pedang langsung di sini, selagi kak Arthur keluar mansion. Tolong jangan beritahu ayah dan kakak ya.”

Irene mengusak lembut rambut sang adik, “Iya, tapi kau harus tetap menjaga kesehatan, jangan sampai terlalu lelah. Sekarang istirahatlah, setelah ini waktunya makan siang.”

Senyuman Sion kembali mengembang, “Baik kakakku yang paling cantik. Ayo Kak Ethan.”

Setelah Sion dan pengasuhnya keluar, aura lembut Irene berubah seketika. Sorot matanya tajam ketika dihampiri oleh pemimpin pasukan yang sedang bertugas.

“Selamat datang Nona Irene. Apa anda memerlukan sesuatu hingga repot repot datang ke tempat ini?”

“Berapa pasukan yang ditugaskan untuk acara Debutante besok?” Tanya Irene tanpa berbasa basi.

Pelayan itu, Max, menatap Marie sebentar sebelum menjawab, “Lebih dari 500 prajurit yang akan tersebar di beberapa titik. Nona tidak perlu mencemaskan tentang hal itu. Tuan Arthur sudah mengatur keamanan dengan sangat ketat.”

“Berikan pasukan tambahan untuk area selatan mansion. Perketat penjagaan di sana, khususnya dari arah hutan,” pinta Irene.

Kebingungan melanda Max, Marie dan beberapa orang yang mendengarnya. Namun Max tetap mematuhi perintah itu tanpa banyak bertanya. “Baik Nona, akan saya pastikan hal itu.”

Irene mengangguk singkat, kemudian mengedarkan pandangannya ke area luas yang penuh dengan para prajurit itu. “Apa ada anggotamu yang bernama Dion Willton?”

“Apa Nona mengenalnya? Dia adalah anggota yang baru bergabung selama satu tahun, masa pelatihannya akan selesai bulan ini.”

Max tentu saja heran, Dion adalah lelaki yang berasal dari daerah buangan yang ia pungut. Bagaimana bangsawan seperti Irene bisa mengetahui namanya.

“Baguslah, aku ingin memintanya sebagai pengawal pribadiku mulai sekarang.”

“Apa?”

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Kebangkitan Ratu Irene: Pembalasan Dendam Istri Tertindas   Bab 9

    Alicia tersenyum kaku dan tergesa-gesa mengalihkan topik.“Lupakan saja, Lady Irene. Aku penasaran… bagaimana perasaanmu setelah berdansa dengan Pangeran? Pasti hatimu berbunga-bunga.”Irene tersenyum tipis. Cara Alicia mengalihkan pembicaraan masih sama seperti dulu.“Susunan acaranya berubah, Lady. Acara dansa dimulai setelah Pangeran kembali ke istana untuk perawatan.”Alicia terperanjat, memasang wajah sedih.“Sangat disayangkan. Padahal Nona Irene dan Pangeran Erald cocok sekali.”“Tidak juga. Saya rasa Pangeran lebih cocok dengan Anda.”Pipi Adele langsung memerah.“Apa maksudmu, Lady? Aku tidak pantas.”Tentu saja, perempuan ular itu sangat tidak cocok menjadi seorang putri mahkota. Namun jika pasangannya adalah orang sebrengsek Elard maka akan sangat sempurna.“Jangan begitu Nona Alicia. Dengan kecantikan dan kerendahan hati seperti ini, anda menjadi kandidat paling sempurna untuk menjadi Ratu Eldoria di masa depan.” Ucap Irene membuat Alicia semakin salah tingkah. Senyuman ga

  • Kebangkitan Ratu Irene: Pembalasan Dendam Istri Tertindas   Bab 8

    Irene sedikit melunakkan raut wajahnya, setelah mengingat sosok Duke Inggrid. “Seharusnya aku bisa mengenali mu sejak awal,” ucapnya pelan. “Aku tidak meminta untuk dikenal,” balas Duke Inggrid tenang. Langkah mereka terus bergerak mengikuti irama waltz. “Tapi kau cukup membuat keributan hari ini.” Irene mengerutkan kening. “Keributan? Aku hanya melakukan apa yang harus kulakukan.” Duke Inggrid menatapnya singkat, seolah menilai kebenaran ucapannya. “Tetap saja, tindakanmu terlalu berani untuk ukuran seorang gadis.” “Aku bukan seukuran gadis biasa” balas datar Irene dengan menetralkan raut wajahnya. Mereka berputar perlahan, melewati pasangan-pasangan lain yang sedang berdansa. “Malam ini, kau menarik perhatian lebih dari yang kau sadari.” Irene menatap datar sekilas, “Aku tidak berniat menarik perhatian siapa pun,” “Ya, aku tahu.” Inggrid mengangguk kecil. Musik memasuki bagian akhir. Keduanya mulai memperlambat langkah, tanpa ada lagi obrolan diantara mereka. Saat musik

  • Kebangkitan Ratu Irene: Pembalasan Dendam Istri Tertindas   Bab 7

    “Sial!” Irene segera lari dan bersembunyi saat teriakan Erald terdengar nyaring. Langkahnya tergesa-gesa, memastikan tidak ada yang melihatnya. Anak panahnya memang mengenai kaki pria itu, namun lagi lagi ia merasa tidak puas karena targetnya sedikit meleset. Ia berdecak kesal. Kaki Irene terus berlari kencang, menaiki tangga gudang usang mansion dan memasuki sebuah ruangan kotor tidak terpakai. “Nona!” “Ssst, diamlah Marie. Ada seorang yang akan melewati tempat ini.” Bisik Irene membungkam Marie yang terlihat ketakutan. Tak lama, suara langkah kaki terdengar melewati ruangan mereka, membuat keduanya merasa lega. “Berikan gaunku, akan mencurigakan jika kita tidak segera kembali!” Marie segera memberikan gaun sang majikan dengan tangan masih bergetar, ketakutan benar benar menguasai dirinya. “A-apa yang Nona lakukan s-sebenarnya…?” Irene tersenyum, “Ceritanya sangat panjang jika diceritakan sekarang. Tapi percayalah, aku tidak akan melakukan sesuatu berbahaya tanpa alasan yan

  • Kebangkitan Ratu Irene: Pembalasan Dendam Istri Tertindas   Bab 6

    Beruntung, Irene memiliki pengendalian diri yang luar biasa. Dia bisa tersenyum santai, walaupun keinginannya untuk membunuh anggota keluarga kerajaan saat ini tengah berkobar. “Berterima kasihlah kepada Elard, dia memintaku langsung untuk ikut hadir malam ini.” Nama yang disebut tersenyum kecil, Irene pun tak punya pilihan lain selain sedikit menundukkan kepalanya kepada Elard. “Terakhir kali aku melihatmu tiga tahun yang lalu, dan sekarang kau terlihat semakin cantik juga anggun. Pantas saja Erald sering menceritakanmu.” puji Ratu Charlotte. “Terimakasih atas pujiannya Yang Mulia.” Irene tersenyum, namun hatinya terus memaki kedua orang didepannya. Perkataan Ratu Charlotte mungkin sangatlah manis saat ini, tapi jangan salah, dongeng kekejaman ibu mertua ini telah dirasakannya selama bertahun-tahun dulu. “Maafkan kedatangannya kami yang cukup terlambat ya, ada sedikit masalah dengan kereta sebelum kami berangkat.” Suara berat Erald yang terdengar lembut, sukses membuat Irene me

  • Kebangkitan Ratu Irene: Pembalasan Dendam Istri Tertindas   Bab 5

    Ballroom mansion Ester sudah terlihat cukup ramai malam ini, ruangan luas yang telah dihias sedemikian rupa dengan berbagai ornamen mewah itu telah dipenuhi oleh para bangsawan yang menantikan sosok putri satu satunya milik Ester. Mereka semua tentu tak ingin melewatkan kesempatan emas ini. Selain sebagai perkenalan anak perempuan yang sudah memasuki usia dewasa, Debutante juga menjadi tempat bagi para bangsawan untuk memperkuat koneksi dengan bangsawan lain. Apalagi keluarga Ester memiliki kekuasaan hampir setara dengan kerajaan, yang mana tentu saja tamu tamu undangan mereka bukan hanya bangsawan biasa. “Aku kehilangan kata-kata. Nona, kau terlihat sangat cantik. Jika saja aku laki laki pasti akan jatuh cinta!” puji Marie. Irene menatap pantulan wajahnya dalam kaca besar. Ia tak menyangkal, wajahnya memang cantik. Perpaduan antara kecantikan Bella dan ketegasan William menyatu sempurna dalam dirinya. Wajah yang memang sudah cantik itu kini sudah dipoles tipis, rambut hitamnya t

  • Kebangkitan Ratu Irene: Pembalasan Dendam Istri Tertindas   Bab 4

    "Apa Nona jatuh cinta dengan pria bernama Dion itu?” “Tidak ada hal yang seperti itu Marie. Aku memilihnya karena potensinya sangat besar.” Jawab Irene santai. Saat ini keduanya sedang dalam perjalanan menuju ruang makan. Selama berjalan, tak henti hentinya Marie menebak alasan Irene memilih seorang asing bernama Dion sebagai pengawal pribadi. “Tapi masih banyak sekali prajurit berpengalaman yang memiliki potensi sangat besar.” Satu sudut bibir Irene terangkat, memang banyak sekali prajurit yang lebih hebat dan berpengalaman untuk dijadikan pengawal pribadinya. Namun di masa depan, Dion Willton adalah anjing setia Erald yang menjadi pemimpin pasukan kerajaan. Dan tidak ada yang lebih baik selain menjadikan orang penting Erald sebagai orang orangnya. “Kau akan memahaminya suatu saat.” Balas Irene bertepatan dengan kedatangannya di ruang makan. Kedua saudaranya sudah berada di sana, bersama seseorang paling ia rindukan selama ini. Sang Ayah, William Veshane Ester. Duke Ester itu

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status