แชร์

Bab 12. Oleh Celah Pada Tuntutan

ผู้เขียน: KiraYume
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-08-02 20:00:29

“Kalau mereka takut... terus kenapa?” suara Leo akhirnya pecah. “Mereka bisa menyeret kita ke pengadilan sampai kita kehabisan napas. Uang dari investormu itu ada batasnya, Rave. Dan jelas bukan buat bayar pengacara tiap hari. Lo tahu kan, Noire Advocates itu... bukan kelas abal-abal.”

Raven hendak menjawab, tapi langkah Clara lebih cepat. Dia maju ke tengah ruangan, mematikan tablet di tangannya, lalu membaca ulang surat somasi di ponsel. Tatapannya berubah. Ini bukan ekspresi waspada. Bukan pula marah. Wajahnya tajam, kalkulatif.

Dia membacanya dengan saksama, bolak-balik halaman. Hening. Bahkan Freya yang biasanya tak sabar pun memilih diam.

Setelah beberapa menit, Clara akhirnya menatap mereka. Pandangannya berhenti di Raven, lalu ke Leo. Ada senyum tipis yang lebih mirip tantangan daripa

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (4)
goodnovel comment avatar
Siska Pudjiastuti
Bab ini bener-bener nunjukkin kalo perang mereka bukan cuma soal teknologi, tapi juga adu strategi yang cerdas.
goodnovel comment avatar
Vivi Olivia
Leo yang tadinya udah pesimis langsung diem pas denger penjelasan Clara, bukti kalo argumennya emang solid banget.
goodnovel comment avatar
rido alamsyah
Dari suasana tegang langsung jadi semangat buat nyerang balik, emang butuh orang kayak Clara di tim.
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Kebangkitan Sang Raja Teknologi   Bab 108. Jiwa-Jiwa Siap Tempur

    Di bunker, malam itu udara dipenuhi ketegangan. Layar-layar monitor menampilkan berbagai versi antarmuka Genesis, dari mockup kasar hingga simulasi real-time.Freya menekan keyboard keras-keras. “Kalau kita sederhanakan terlalu jauh, kita kehilangan konteks! Data detail itu penting. Bagaimana kalau sistem salah interpretasi? Pengguna harus bisa melihat lapisan dalamnya kalau perlu.”Raven melangkah cepat ke meja, menunjuk layar dengan telunjuk tajam. “Freya, kamu masih berpikir seperti engineer. Klien kita nanti bukan engineer. Seorang jenderal tidak peduli pada kompleksitas algoritma! Dia hanya perlu tahu di mana ancamannya, dan tombol mana yang harus ditekan untuk menghancurkannya!”“Dan kalau tombol itu salah ditekan karena tidak ada data pendukung?” balas Freya dengan nada meninggi. “Kamu pikir itu tidak lebih berbahaya? Aku tidak mau Genesis jadi senjata buta hanya karena kita sibuk bikin tampilan cantik!”Suasana membara, Tirta bahkan menahan napas, khawatir kedua rekannya aka

  • Kebangkitan Sang Raja Teknologi   Bab 107. Perhatian Kecil

    Tiga bulan terasa seperti tiga minggu. Bunker Quantix kehilangan wajah lamanya. Dinding-dindingnya yang tadinya kosong kini penuh dengan catatan, diagram, dan coretan-coretan strategi. Lantai dipenuhi kabel, tumpukan kardus makanan cepat saji, dan cangkir kopi bekas yang berjejer seperti trofi perang. Lampu neon yang terus menyala siang dan malam membuat semua orang kehilangan ritme tidur. Waktu melebur; hanya ada pekerjaan, target, dan detak jam yang terdengar lebih keras setiap harinya.Clara berada di tengah-tengah medan perang birokrasi. Dia sudah tak lagi terlihat seperti eksekutif startup, melainkan seorang diplomat yang harus menyeimbangkan logika dan pesona. Hari-harinya penuh dengan rapat virtual, panggilan telepon yang tak ada habisnya, dan pertemuan dengan pejabat pemerintah yang terlalu terbiasa dengan perusahaan besar. Berkali-kali ia harus menjelaskan ulang, siapa Quantix, dari mana mereka berasal, dan kenapa mereka layak dipercaya.Suatu sore yang panjang, Clara duduk b

  • Kebangkitan Sang Raja Teknologi   Bab 106. Menarik!

    Clara kembali pada Raven dengan wajah serius, seolah membawa beban yang lebih berat dari yang terlihat di layar laptopnya. “Aku sudah kumpulkan semua persyaratan tender,” katanya, menahan helaan napas.“Sertifikasi keamanan ISO level tertinggi, audit keuangan selama tiga tahun terakhir … yang jelas tidak kita miliki. Serta rekam jejak proyek skala besar. Dan itu juga tidak kita punya.” Suaranya terdengar seperti vonis.Tirta mengusap wajahnya, jemarinya gemetar halus. “Dari sisi Genesis sih, kita nggak ada masalah. Tapi bagaimana kita bisa memenuhi semua persyaratan ini dalam tiga bulan? Perusahaan lain mungkin baru bisa memenuhinya setelah sepuluh tahun beroperasi.” Nada putus asa merayap di balik kalimatnya.Raven, yang sejak tadi berdiri sambil menatap layar penuh data, berbalik dengan sorot mata yang tajam. “Kita tidak akan memenuhinya. Kita akan melampauinya.” Ia menggeser kursinya, menunjuk ke layar besar yang menampilkan grafik pertumbuhan proyeksi Quantix. “Mereka meminta a

  • Kebangkitan Sang Raja Teknologi   Bab 105. Karyaku Tak Akan Kalah

    Clara mengangkat alis, napasnya keluar pendek. “Tapi Rave, kontrak pemerintah butuh birokrasi bertahun-tahun. Kita bahkan belum punya sertifikasi keamanan level pemerintah.” Kata-katanya bukan protes kosong. Itu adalah kenyataan yang menjepit. Dan kenyataan itu terasa berat, beban yang mesti diangkat bersama.Raven menghela napas, matanya menyapu timnya. Di wajah-wajah yang letih itu ia melihat satu kemungkinan dan serangkaian risiko yang mengikutinya. “Oleh karena itu,” jawabnya, suaranya tenang tetapi cepat seperti peluru yang diarahkan, “Clara, aku perlu kau mencari tahu semua tentang proses tender itu. Setiap celah, setiap persyaratan. Kalau perlu, bertemu dengan perwakilan mereka, secara resmi. Pelajari bahasa mereka, tuntutan mereka, dan siapa saja yang punya suara lebih besar dalam keputusan.”Clara menatapnya, menerima perintah sambil menggulung lengan bajunya. “Baik. Aku akan gunakan semua koneksi yang aku punya. Aku akan cari orang-orang yang tahu permainan itu dari dalam.

  • Kebangkitan Sang Raja Teknologi   Bab 104. Jejak Sejarah

    Layar utama bunker menampilkan sebuah breaking news dari salah satu kanal bisnis paling berpengaruh. Judulnya terpampang tebal dengan font merah menyala. “Dewan Direksi CyberShield Secara Resmi Menunjuk Valeria Vindita sebagai CEO Definitif.” Tepat di bawahnya, kutipan Valeria dipajang layaknya pernyataan perang. “Saya akan melakukan apa pun untuk menyelamatkan perusahaan ini dari serangan-serangan brutal dan tidak etis.”Tidak ada yang bersorak. Tidak ada yang terkejut. Hanya ada keheningan yang dingin, layar-layar lain tetap berkedip, tapi suasana di ruang itu membeku.“Dia berhasil,” kata Clara akhirnya, suaranya datar, tapi mengandung rasa muak yang sulit disembunyikan. Ia bersandar di kursinya, menatap layar seakan sedang menakar lawan yang jauh lebih tangguh dari perkiraannya. “Dia berhasil mengkambinghitamkan Radja, menampilkan dirinya sebagai korban, dan meyakinkan dewan bahwa dialah satu-satunya penyelamat.”Raven berdiri tegak di depan papan tulis, kedua tangannya bersed

  • Kebangkitan Sang Raja Teknologi   Bab 103. Tiada Waktu Untuk Jeda

    Tim Quantix duduk melingkar di bunker, udara tebal oleh rasa lelah yang bercampur dengan gairah kemenangan. Papan tulis kini bukan hanya penuh nama klien potensial, tapi juga garis panah, timeline, dan catatan strategi yang Clara gariskan dengan presisi. Mereka sedang menyempurnakan sebuah manuver bisnis yang, kalau dilihat dari luar, hampir seperti paradoks, menjual penyelamatan dari krisis yang mereka sendiri ciptakan melalui logic bomb tersembunyi. Namun bagi mereka, ini bukan sekadar permainan. Ini adalah pertarungan hidup dan mati.“Kalau kita eksekusi dengan timing yang tepat,” Clara menutup penjelasannya, “mereka tidak akan melihat kita sebagai penyebab kekacauan, tapi sebagai satu-satunya pintu keluar.” Matanya menyapu semua orang, seakan menegaskan bahwa tidak ada ruang untuk kegagalan.Belum sempat Raven memberikan tanggapan, suara Leo memecah suasana. Ia menurunkan headsetnya, wajahnya tegang. “Ada aktivitas yang menarik di dark web,” lapornya. Tangannya mengetik cepat, m

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status