Share

Kebangkitan sang Istri Tertindas
Kebangkitan sang Istri Tertindas
Author: Juni

Bab 1 Membuatnya Marah

Author: Juni
"Aku mau cerai ...," kata Naomi dengan intonasi yang memiliki pesona memikat.

Naomi Milano, wanita yang baru selesai bertempur di atas tempat tidur, tampak meringkuk tak berdaya.

Helai rambut yang basah berkeringatan menempel di wajah cantiknya. Tatapan Naomi terlihat kosong dan memancarkan aura kesedihan yang menyayat hati.

Sembari mendengar suara pria yang sedang mengenakan pakaian, Naomi teringat dengan aroma minuman keras yang melekat pada tubuh Clay. Naomi merasa mual saat mengingat Clay yang memaksanya berhubungan di dalam keadaan mabuk.

Naomi telah mencintai Clay selama sepuluh tahun, tetapi sekarang semua kenangan hancur begitu saja.

Clay yang sedang mengenakan kemeja sontak berhenti, sorotan matanya yang dingin menatap punggung Naomi. Pupil matanya terlihat gelap dan tegang.

"Cerai?"

"Iya!" Naomi menjawab secara tegas. Kemudian dia bangkit dari tempat tidur dan beranjak ke kamar mandi sambil meraba-raba.

Clay menatap Naomi dengan dingin, tetapi pada akhirnya dia tetap membantu Naomi bangun dari tempat tidur.

"Aku bantu." Clay mengulurkan tangan untuk memapah Naomi.

"Plak!" Naomi menepis tangan Clay dan mendorongnya dengan sekuat tenaga. Karena kehilangan keseimbangan, Naomi terjatuh ke depan hingga lututnya membentur lantai. "Minggir! Aku tidak perlu bantuanmu. Kotor!"

Naomi jijik berada di dalam ruangan yang sama dengan Clay.

Raut wajah Clay terlihat masam, tangannya yang diulurkan menggantung canggung di udara. Aura dingin terpancar di diri Clay.

Naomi menganggap Clay kotor?

Naomi berusaha bangkit berdiri dan mencari letak kamar mandi dengan bertumpu pada tembok dinding. Begitu masuk ke kamar mandi, dia menyalakan keran, lalu membasahi dan menggosok tubuhnya menggunakan air panas hingga kulitnya memerah.

Rasanya Naomi ingin merobek setiap inci kulitnya yang telah disentuh Clay.

Setelah mandi, Naomi kembali ke kamar dan berjalan ke arah lemari baju. Naomi kehilangan penglihatannya belum lama ini, dia masih belum terbiasa hidup di dunia yang gelap gulita. Naomi berjalan dengan mengandalkan ingatannya yang samar-samar.

Naomi mengenakan pakaian, lalu meraba-raba lemari hingga menemukan buku nikahnya. "Ayo, kita ke kantor catatan sipil sekarang juga."

"Krak." Clay mengepalkan tangan hingga jari-jarinya berbunyi.

Kesabaran Clay sudah habis, dia bangkit berdiri dan berjalan mendekati Naomi, lalu menarik kerah bajunya sambil bertanya, "Naomi, sampai kapan kamu mau bersikap kayak gini? Lihat dirimu! Kalau kita cerai, bagaimana kamu bisa hidup?"

Naomi tidak memiliki apa-apa. Bagaimana seorang wanita buta yang tidak memiliki keluarga sanggup bertahan di kota besar? Siapa yang memberikannya keberanian untuk membuat keputusan nekat?

Naomi menghadapi kemarahan Clay dengan tenang. Naomi menepis tangan Clay sambil menggelengkan kepala. Tatapan Naomi yang kosong tampak dipenuhi genangan air mata. "Asalkan berpisah sama kamu, aku nggak peduli dengan yang lain."

Tiba-tiba Naomi tersenyum sambil bergumam, "Sudah 10 tahun ...."

"Apa."

"Sudah 10 tahun kita bersama, 7 tahun pacaran dan 3 tahun menikah. Selama 10 tahun ini, apa yang aku dapatkan? Kamu menggunakan kornea mataku untuk membantu wanita lain. Apakah pengorbananku masih belum cukup?"

Pernikahan ini sangat menyedihkan. Naomi sudah muak menghadapi kekejaman suaminya. Hidup bersama suaminya jauh lebih menyedihkan daripada kematian. Naomi hanya ingin terbebas dari kurungan yang membuatnya putus asa ini.

Clay memancarkan aura yang dingin. "Pengorbanan? Kalau tidak bersedia, kenapa kamu menandatangani surat perjanjian di awal?"

"Memangnya kamu memberikan aku hak untuk memilih?" Naomi tersenyum penuh penyesalan, dia bahkan tidak mau bertanya apakah selama ini Clay menganggapnya sebagai seorang istri.

"Cukup! Aku anggap masalah hari ini tidak pernah terjadi," jawab Clay.

Senyuman di wajah Naomi terlihat makin sinis. Dia muak mendengar intonasi bicara Clay yang merendahkannya.

"Nggak, aku mau cerai hari ini juga!" Naomi memaksa.

"Naomi!" Clay menggertakkan gigi. "Kamu tidak punya hak untuk meminta cerai."

Naomi merasakan tiupan angin saat Clay berjalan melewatinya.

"Boom!" Clay pergi dan membanting pintu kamar.

Suara langkah kaki Clay terdengar tergesa-gesa, seakan sedang melarikan diri dari sesuatu.

Kaki Naomi langsung terasa lemas, dia tersungkur di lantai, seolah kehilangan semua tenaganya. Akhirnya dia bisa berhenti berpura-pura tegar.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kebangkitan sang Istri Tertindas   Bab 185 Tidak Bisa Melewati Malam Ini

    Di Harison Group, Naomi melihat Eden, Nilam, dan karyawan lainnya keluar masuk ruangan. Karyawan dari beberapa departemen pun menghadiri rapat mendadak. Clay juga tampak tegang. Namun, Naomi tidak merasa kasihan kepada Clay.Seperti yang dikatakan Clay, malam ini mereka semua tidak perlu tidur lagi. Proyek di luar negeri bermasalah, hal ini sangat merepotkan. Semua karyawan dari setiap departemen kembali ke kantor untuk lembur dan membereskan masalah ini. Setelah rapat 3 kali, Clay baru beristirahat. Dia duduk di depan Naomi yang hampir tertidur.Naomi merasakan tatapan Clay, dia langsung tersadar dan berkomentar sembari memelototi Clay, "Aku berharap perusahaanmu nggak bisa melewati malam ini.""Sebaiknya kamu berdoa malam ini semua masalah bisa diselesaikan. Kalau tidak, kamu juga tidak usah tidur," ancam Clay. Ini artinya, jika Clay tidak bisa tidur, Naomi harus menemaninya.Ini adalah pembalasan dari Clay. Gibson mencari masalah dengan Clay, jadi Clay juga menyeret Naomi. Harus dia

  • Kebangkitan sang Istri Tertindas   Bab 184 Pukulan Telak

    Suasana di ruangan kantor sangat tegang. Eden mengangguk dan berucap, "Oke. Aku akan menyelidikinya."Kemudian, Eden keluar. Sementara itu, tatapan Clay menjadi dingin. Dia tidak berhenti merenung. Saat Eden memegang gagang pintu, Clay berseru, "Tunggu dulu!"Eden berujar, "Ada apa, Pak?"Clay memerintah, "Selidiki juga apakah Mauren punya musuh lain atau tidak.""Siap!" sahut Eden.Clay merasa masalah ini berhubungan dengan Naomi. Namun, belakangan ini banyak hal yang terjadi sehingga keyakinan Clay mulai goyah. Itulah sebabnya, kali ini Clay tidak berani bertindak gegabah saat menghadapi Naomi. Apalagi, Naomi tidak pernah mengakui bahwa dia terlibat dalam masalah Mauren.....Sementara itu, Naomi sangat sibuk. Acara peluncuran produk baru sudah berakhir dan sangat berhasil. Studio Ode juga sibuk. Ditambah lagi, proyek Bradlie sudah dimulai. Naomi harus mengurus detail-detail pada denah. Itulah sebabnya, Naomi berniat untuk tinggal di kantor. Saat Clay menelepon, Naomi merasa gusar.N

  • Kebangkitan sang Istri Tertindas   Bab 183 Dokter yang Disuap

    Ketika keluar dari perusahaan, Odele melihat Corin yang berjalan ke arahnya. Jika dibandingkan dengan Corin, penampilan Odele jelas lebih anggun. Odele pun kira-kira tahu apa yang terjadi saat melihat Corin."Kak Odele datang untuk mencari kakakku? Dia seharusnya sangat sibuk, 'kan? Apa kamu sempat bertemu dengannya?" Corin tampak sangat angkuh."Kamu yang melakukannya?" tanya Odele dengan ekspresi masam."Maksudnya? Aku nggak mengerti," sahut Corin."Huh, silakan berbangga sekarang. Menurut tebakanku, dia akan menikahi Naomi kembali sebentar lagi. Ketika saat itu tiba, kamu nggak akan bisa melakukan apa pun lagi!" jelas Odele.Ekspresi Corin sontak membeku. Odele tahu seperti apa kepribadian Corin, hanya Keluarga Harison yang masih dibutakan oleh wanita ini.Setelah Odele pergi, Corin menoleh dan menatap sosok belakang Odele sambil meludah. Kemudian, dia berjalan ke lift khusus presdir dengan angkuh.....Begitu Clay kembali ke ruang kantornya, Corin pun tiba. Corin tersenyum berseri-

  • Kebangkitan sang Istri Tertindas   Bab 182 Bersikeras Menolaknya

    "Kamu nggak mungkin mampu membuat Keluarga Harison bangkrut!" ujar Clay dengan sinis. Dia langsung melepaskan Naomi.Clay duduk di sofa, lalu menyalakan rokok dan melanjutkan, "Sebentar lagi Corin ulang tahun. Dia sudah mengincar perhiasan Posh Jewelry selama bertahun-tahun. Kamu siapkan 1 satu set untuknya."Corin belum pernah mendapatkan perhiasan Posh Jewelry padahal sudah mengincarnya selama beberapa tahun. Sudah jelas produk Posh Jewelry sangat digemari banyak orang. Naomi menyahut, "Nggak bisa. Perhiasan yang diinginkan Corin itu edisi terbatas."Clay menimpali, "Sekarang kamu itu presdir Posh Jewelry."Naomi menanggapi, "Jumlah produk ditentukan oleh dewan direksi. Aku nggak berhak mengambil keputusan.""Naomi!" seru Clay.Naomi berkata, "Oh, aku lupa. Kamu memang suka mengubah aturan, tapi Posh Jewelry berbeda dengan perusahaanmu. Jumlah produk yang sudah ditentukan nggak bisa diubah lagi."Naomi meneruskan ucapannya, "Apa aku harus mengubah aturannya demi hubunganku dengan Cor

  • Kebangkitan sang Istri Tertindas   Bab 181 Membuatnya Bangkrut

    Naomi merasa kalut begitu mendengar Bradlie akan kembali. Sampai sekarang, Gibson hanya tahu bahwa Bradlie tidak bisa datang ke Kota Lathe karena ulah Clay. Namun, perusahaan dan Bradlie sama sekali tidak mengetahui hal ini. Naomi merasa bersalah."Sepertinya, Bradlie sudah berhasil menyelesaikan masalahnya," ujar Naomi yang merasa lega.Gibson berkomentar, "Bradlie memang anak muda yang hebat."Ucapan Gibson memang terdengar ambigu, tetapi Naomi bisa merasakan desakan dari Bradlie kali ini. Naomi tidak menanggapi perkataan Gibson. Kemudian, Gibson membicarakan masalah pekerjaan dengan Naomi. Dia mengajari Naomi cara untuk mengelola perusahaan. Naomi mendengarkannya dengan serius.Setelah mengakhiri panggilan telepon, sekretaris berjalan masuk ke ruangan dan melapor, "Bu Naomi, Pak Clay sudah datang."Naomi baru saja menenangkan dirinya. Namun, ekspresinya langsung berubah sesudah mendengar laporan sekretaris. Clay datang bersama Eden yang membawa kotak makanan.Naomi tidak menyangka C

  • Kebangkitan sang Istri Tertindas   Bab 180 Bradlie

    Naomi tersenyum sinis, lalu membuka pintu mobil. Naomi langsung naik ke mobil karena malas meladeni Corin.Melihat Naomi mengabaikannya, Corin segera menahan pintu mobil Naomi dan bertanya, "Naomi, sekarang kamu merasa bangga sekali, ya? Memangnya apa yang perlu dibanggakan darimu?""Aku nggak punya waktu untuk meladenimu," ujar Naomi dengan acuh tak acuh. Dia sama sekali tidak peduli dengan Corin yang marah-marah.Hal yang paling mengesalkan adalah orang lain mengabaikanmu setelah kamu merencanakan sesuatu untuk mencelakainya."Aku mau beli perhiasan itu, kenapa kamu nggak mau menjualnya? Apa kamu nggak takut aku melaporkanmu?" tanya Corin.Naomi menimpali, "Kamu mau melaporkanku dengan alasan apa? Posh Jewelry selalu mengeluarkan produk edisi terbatas setiap tahun. Kalau kamu nggak mendapatkannya, berarti kamu yang terlalu lambat."Corin berujar, "Kamu ...."Naomi bertanya, "Apa masih ada urusan lain?"Corin mengingatkan, "Naomi, kamu jangan terlalu sombong!""Singkirkan tanganmu!"

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status