Share

Bab 7 Sandaran

Author: Juni
Malam ini Naomi tidak bisa tidur.

Sepanjang malam Naomi memikirkan semua yang telah dialami pada kehidupan sebelumnya. Naomi teringat akan perselingkuhan Clay bersama Mauren. Dia juga tidak akan pernah lupa saat Clay memaksa dirinya untuk menandatangani surat persetujuan pemberian kornea mata.

Satu-satunya hal yang tidak ingin diingat Naomi masa-masa indah selama 7 tahun pacaran dan 3 tahun menikah.

Kemarin Naomi telah mengirimkan surat perceraian ke lembaga grafologi. Pada pagi hari, hal pertama yang dilakukan Naomi adalah menghubungi lembaga grafologi untuk menanyakan hasilnya. Kemudian Naomi baru bersiap-siap dan pergi menemui Yuki.

Yuki tiba lebih dulu, dia menunggu Naomi di depan pintu kafe. Yuki mengenakan pakaian kerja yang profesional. Sejak dinikahi Clay, Naomi sudah lama tidak mengenakan setelan pakaian kerja yang disukainya.

Naomi iri melihat Yuki yang bebas mengenakan pakaian apa pun tanpa diatur-atur.

"Kok kamu menunggu di luar?" tanya Naomi.

"Hanya anggota yang boleh masuk. Orang biasa sepertiku nggak mampu menjadi anggota di tempat semewah ini," jawab Yuki.

Naomi tersentak, dia merasa bersalah telah mengajak Yuki bertemu di sini. "Maaf, aku ...."

"Aku bercanda." Melihat Naomi yang merasa bersalah, Yuki langsung memotong ucapannya dan menariknya masuk ke dalam.

Harus diakui, gaya hidup Naomi berubah 180 derajat sejak dinikahi Clay. Harga camilan Naomi bahkan setara dengan gaji bulanan pegawai biasa.

Wajar saja banyak yang mencemooh Naomi saat dinikahi Clay. Sebagian besar mengatakan kalau Naomi hanya mengincar harta Clay.

"Kok tiba-tiba kamu berubah pikiran?" tanya Yuki sambil mengaduk kopinya.

Naomi mengerutkan alis, bulu mata yang tebal menutupi emosi yang bergejolak di dalam mata. "Entahlah."

Setengah tahun yang lalu, Naomi marah saat Yuki membujuknya untuk menceraikan Clay. Naomi sampai mengabaikan sahabatnya selama 3 bulan.

Naomi merasa bersalah, dia menatap Yuki dan meminta maaf. "Yuki, maafkan sikapku kemarin. Aku nggak marah sama kamu, tapi aku takut."

Naomi takut kalau semua gosip-gosip yang tersebar adalah fakta. Dia tidak memiliki keberanian untuk menghadapinya, dia takut kehilangan cinta yang telah dibina selama 10 tahun.

Yuki terlihat acuh, dia menjawab dengan frontal dan tajam, "Aku mengerti posisimu. Bagaimanapun dan kamu Clay sudah bersama selama 10 tahun. Pria kayak Clay cuma bisa dipacari ...."

Yuki terdiam sejenak, lalu melanjutnya, "Tapi nggak cocok buat dinikahi."

Naomi mengangguk. Hanya dirinya yang tahu kehidupan semacam apa yang dilalui selama 3 tahun ini.

Di saat Naomi hendak membuka mulut, tiba-tiba terdengar sebuah suara yang menyelanya. "Eh, aku kira siapa?"

Sesaat mendengar suara tersebut, Naomi menoleh dan melihat Corin yang menatapnya dengan jijik.

Corin Harison adalah adik Clay, anak angkat Keluarga Harison.

Naomi melirik Mauren yang berdiri di samping Corin secara sekilas. Meskipun perawakannya biasa saja, Mauren berkharisma dan manis.

Sorotan mata Naomi terlihat muram, dia mengepalkan kedua tangannya yang bergetar. "Yuki, ayo kita pergi."

Naomi tidak ingin tinggal lebih lama di tempat ini. Dia takut tidak bisa mengendalikan diri dan malah merobek wajah wanita jalang itu.

Hari ini adalah hari yang penting, Naomi tidak boleh bertengkar dengan Mauren. Oleh sebab itu, Naomi memilih untuk pergi.

Yuki juga tidak menyukai orang-orang seperti Keluarga Harison yang terbiasa merendahkan orang lain. Mereka menganggap dirinya hebat berkat warisan yang didapatkan.

"Em, aku mesti pergi bekerja," jawab Yuki.

Corin tidak membiarkan Naomi pergi begitu saja. "Kayaknya kamu belum memahami semua yang ibuku ajarkan, masih saja bergaul sama orang nggak jelas."

"Corin!" Naomi tidak bisa membendung kemarahannya dan membalikkan badan.

"Naomi." Yuki menarik pergelangan tangan Naomi.

"Hem, kamu memarahiku? Demi orang kayak gitu?" Corin menyeringai ketus.

"Corin, sebagai anak angkat Keluarga Harison, di mana sopan santunmu?" Naomi tak sungkan membalas Corin.

Naomi tahu bahwa Corin merasa rendah diri dengan identitasnya yang hanya seorang anak angkat. Bahkan Indira selaku ibu angkat Corin pun tidak pernah membanggakan putri angkat di hadapan publik.

Naomi mendengus puas saat melihat wajah Corin yang memucat. Naomi menarik tangan Yuki sambil berkata, "Ayo, pergi."

Corin berteriak kesal, "Bagaimana kakakku bisa menyukai wanita kayak kamu?"

"Sudah, jangan dimasukkan ke dalam hati," kata Mauren dengan lembut.

Naomi menyeringai sinis saat mendengar ucapan Mauren yang berlagak seperti bagian dari Keluarga Harison.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kebangkitan sang Istri Tertindas   Bab 185 Tidak Bisa Melewati Malam Ini

    Di Harison Group, Naomi melihat Eden, Nilam, dan karyawan lainnya keluar masuk ruangan. Karyawan dari beberapa departemen pun menghadiri rapat mendadak. Clay juga tampak tegang. Namun, Naomi tidak merasa kasihan kepada Clay.Seperti yang dikatakan Clay, malam ini mereka semua tidak perlu tidur lagi. Proyek di luar negeri bermasalah, hal ini sangat merepotkan. Semua karyawan dari setiap departemen kembali ke kantor untuk lembur dan membereskan masalah ini. Setelah rapat 3 kali, Clay baru beristirahat. Dia duduk di depan Naomi yang hampir tertidur.Naomi merasakan tatapan Clay, dia langsung tersadar dan berkomentar sembari memelototi Clay, "Aku berharap perusahaanmu nggak bisa melewati malam ini.""Sebaiknya kamu berdoa malam ini semua masalah bisa diselesaikan. Kalau tidak, kamu juga tidak usah tidur," ancam Clay. Ini artinya, jika Clay tidak bisa tidur, Naomi harus menemaninya.Ini adalah pembalasan dari Clay. Gibson mencari masalah dengan Clay, jadi Clay juga menyeret Naomi. Harus dia

  • Kebangkitan sang Istri Tertindas   Bab 184 Pukulan Telak

    Suasana di ruangan kantor sangat tegang. Eden mengangguk dan berucap, "Oke. Aku akan menyelidikinya."Kemudian, Eden keluar. Sementara itu, tatapan Clay menjadi dingin. Dia tidak berhenti merenung. Saat Eden memegang gagang pintu, Clay berseru, "Tunggu dulu!"Eden berujar, "Ada apa, Pak?"Clay memerintah, "Selidiki juga apakah Mauren punya musuh lain atau tidak.""Siap!" sahut Eden.Clay merasa masalah ini berhubungan dengan Naomi. Namun, belakangan ini banyak hal yang terjadi sehingga keyakinan Clay mulai goyah. Itulah sebabnya, kali ini Clay tidak berani bertindak gegabah saat menghadapi Naomi. Apalagi, Naomi tidak pernah mengakui bahwa dia terlibat dalam masalah Mauren.....Sementara itu, Naomi sangat sibuk. Acara peluncuran produk baru sudah berakhir dan sangat berhasil. Studio Ode juga sibuk. Ditambah lagi, proyek Bradlie sudah dimulai. Naomi harus mengurus detail-detail pada denah. Itulah sebabnya, Naomi berniat untuk tinggal di kantor. Saat Clay menelepon, Naomi merasa gusar.N

  • Kebangkitan sang Istri Tertindas   Bab 183 Dokter yang Disuap

    Ketika keluar dari perusahaan, Odele melihat Corin yang berjalan ke arahnya. Jika dibandingkan dengan Corin, penampilan Odele jelas lebih anggun. Odele pun kira-kira tahu apa yang terjadi saat melihat Corin."Kak Odele datang untuk mencari kakakku? Dia seharusnya sangat sibuk, 'kan? Apa kamu sempat bertemu dengannya?" Corin tampak sangat angkuh."Kamu yang melakukannya?" tanya Odele dengan ekspresi masam."Maksudnya? Aku nggak mengerti," sahut Corin."Huh, silakan berbangga sekarang. Menurut tebakanku, dia akan menikahi Naomi kembali sebentar lagi. Ketika saat itu tiba, kamu nggak akan bisa melakukan apa pun lagi!" jelas Odele.Ekspresi Corin sontak membeku. Odele tahu seperti apa kepribadian Corin, hanya Keluarga Harison yang masih dibutakan oleh wanita ini.Setelah Odele pergi, Corin menoleh dan menatap sosok belakang Odele sambil meludah. Kemudian, dia berjalan ke lift khusus presdir dengan angkuh.....Begitu Clay kembali ke ruang kantornya, Corin pun tiba. Corin tersenyum berseri-

  • Kebangkitan sang Istri Tertindas   Bab 182 Bersikeras Menolaknya

    "Kamu nggak mungkin mampu membuat Keluarga Harison bangkrut!" ujar Clay dengan sinis. Dia langsung melepaskan Naomi.Clay duduk di sofa, lalu menyalakan rokok dan melanjutkan, "Sebentar lagi Corin ulang tahun. Dia sudah mengincar perhiasan Posh Jewelry selama bertahun-tahun. Kamu siapkan 1 satu set untuknya."Corin belum pernah mendapatkan perhiasan Posh Jewelry padahal sudah mengincarnya selama beberapa tahun. Sudah jelas produk Posh Jewelry sangat digemari banyak orang. Naomi menyahut, "Nggak bisa. Perhiasan yang diinginkan Corin itu edisi terbatas."Clay menimpali, "Sekarang kamu itu presdir Posh Jewelry."Naomi menanggapi, "Jumlah produk ditentukan oleh dewan direksi. Aku nggak berhak mengambil keputusan.""Naomi!" seru Clay.Naomi berkata, "Oh, aku lupa. Kamu memang suka mengubah aturan, tapi Posh Jewelry berbeda dengan perusahaanmu. Jumlah produk yang sudah ditentukan nggak bisa diubah lagi."Naomi meneruskan ucapannya, "Apa aku harus mengubah aturannya demi hubunganku dengan Cor

  • Kebangkitan sang Istri Tertindas   Bab 181 Membuatnya Bangkrut

    Naomi merasa kalut begitu mendengar Bradlie akan kembali. Sampai sekarang, Gibson hanya tahu bahwa Bradlie tidak bisa datang ke Kota Lathe karena ulah Clay. Namun, perusahaan dan Bradlie sama sekali tidak mengetahui hal ini. Naomi merasa bersalah."Sepertinya, Bradlie sudah berhasil menyelesaikan masalahnya," ujar Naomi yang merasa lega.Gibson berkomentar, "Bradlie memang anak muda yang hebat."Ucapan Gibson memang terdengar ambigu, tetapi Naomi bisa merasakan desakan dari Bradlie kali ini. Naomi tidak menanggapi perkataan Gibson. Kemudian, Gibson membicarakan masalah pekerjaan dengan Naomi. Dia mengajari Naomi cara untuk mengelola perusahaan. Naomi mendengarkannya dengan serius.Setelah mengakhiri panggilan telepon, sekretaris berjalan masuk ke ruangan dan melapor, "Bu Naomi, Pak Clay sudah datang."Naomi baru saja menenangkan dirinya. Namun, ekspresinya langsung berubah sesudah mendengar laporan sekretaris. Clay datang bersama Eden yang membawa kotak makanan.Naomi tidak menyangka C

  • Kebangkitan sang Istri Tertindas   Bab 180 Bradlie

    Naomi tersenyum sinis, lalu membuka pintu mobil. Naomi langsung naik ke mobil karena malas meladeni Corin.Melihat Naomi mengabaikannya, Corin segera menahan pintu mobil Naomi dan bertanya, "Naomi, sekarang kamu merasa bangga sekali, ya? Memangnya apa yang perlu dibanggakan darimu?""Aku nggak punya waktu untuk meladenimu," ujar Naomi dengan acuh tak acuh. Dia sama sekali tidak peduli dengan Corin yang marah-marah.Hal yang paling mengesalkan adalah orang lain mengabaikanmu setelah kamu merencanakan sesuatu untuk mencelakainya."Aku mau beli perhiasan itu, kenapa kamu nggak mau menjualnya? Apa kamu nggak takut aku melaporkanmu?" tanya Corin.Naomi menimpali, "Kamu mau melaporkanku dengan alasan apa? Posh Jewelry selalu mengeluarkan produk edisi terbatas setiap tahun. Kalau kamu nggak mendapatkannya, berarti kamu yang terlalu lambat."Corin berujar, "Kamu ...."Naomi bertanya, "Apa masih ada urusan lain?"Corin mengingatkan, "Naomi, kamu jangan terlalu sombong!""Singkirkan tanganmu!"

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status