Seusai memesan menu di konter pemesanan di Picasso's Gelato, Leeray mengajak Deasy duduk di meja panjang yang memanjang menghadap ke trotoar depan gerai makanan Italia itu.
Hati Deasy seolah menghangat ketika teringat kenangannya bersama Leeray 20 tahun yang lalu di tempat itu. Pria di sebelahnya tak pernah berubah perasaan cintanya untuk dirinya. Penuh perhatian dan setia. Bahkan ketika melihat pria lain mencium dia di hadapannya semalam, di mata Leeray dia tidak bersalah dan malahan membelanya. Dimana lagi dia akan menemukan cinta sebesar ini?
"Tempat ini masih sama seperti dulu ya ... semoga rasa makanannya juga seenak dulu," komentar Leeray mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan.
Deasy yang sedari tadi tak bosan-bosannya memandang suaminya yang ganteng itu pun tersenyum seraya menjawab, "Kupikir dulu kau tidak suka rasanya, Lee karena setelah itu tidak pernah mengajakku kemari lagi. Bayangkan ... gelato ini hanya berjarak 200 meter dari gedung kantor
Sebelum jam makan malam, Kenzo sudah berhasil mengantar Midori pulang ke rumahnya di pinggiran selatan kota Perth. Seperti biasa, dia makan malam bersama keluarga Midori. Sementara Midori mandi sore, dia duduk bersama anggota keluarga Indrajaya lainnya di ruang keluarga untuk mengobrol."Kenzo, aku ingin meminta tolong kepadamu," ujar Leeray memulai pembicaraannya mengenai rencana promosi PyS Mal miliknya."Tentu, silakan, Paman Leeray. Apa yang bisa kubantu?" jawab Kenzo menyimak ucapan calon mertuanya itu.Leeray berdehem lalu mengatakan, "Begini, aku butuh billboard promosi elektronik di dinding PyS Mal milikku. Apa kau bisa merakitnya untukku? Semua bahan yang kau butuhkan bisa disediakan oleh perusahaan nanti, kau bisa buat daftarnya terlebih dahulu sebelum merakitnya."Mendengar permintaan tolong Leeray, dia pun tertawa pelan. Dia sebenarnya sudah lama menawarkan hal itu kepada Midori. "Baiklah, Paman Leeray. Besok pagi sehabis mengantar Midori ke k
Semua kuliah Leon sudah selesai, dia hanya tinggal menunggu wisuda sarjana saja sebelum melanjutkan studi master bisnisnya semester berikutnya. Dia tetap berangkat ke kampus UWA karena ingin menemui Ayumi. Sebetulnya hubungan mereka sekalipun membingungkan, tapi begitu manis.Sedikit banyak Leon mulai mengubah sifat angkuh dan menyebalkan Ayumi. Bahkan, gadis bangsawan Jepang itu mulai mau berteman baik dengan Midori dan Jacob. Mereka berdua adalah keponakan Leon yang usianya seumuran dengan Leon dan berkuliah di fakultas Kedokteran UWA sama seperti Ayumi.Dari lift yang baru saja terbuka, gadis Jepang itu berjalan sedikit berlari-lari menghampiri Leon yang duduk di pagar batu lobi kampus kedokteran UWA. Ayumi mendekap tubuh kekar Leon seraya tertawa berderai.Sulit bagi Leon untuk tidak terpesona dengan wajah cantik Ayumi yang sedang tertawa. Dia pun tersenyum menatap gadis di pelukannya itu. "Hey, apa kuliahnya sudah selesai, Kanojo?" tanya Leon daam bahasa Je
Sepulang dari asrama Ayumi, pemuda itu memilih untuk mampir dulu ke apartment Kenzo di St. Catherine's on Park. Dia menekan tombol bel pintu dan menunggu.Tak perlu waktu lama, pintu itu pun terbuka. Kenzo mempersilakannya masuk. Kemudian mereka duduk di meja pantry. Kenzo menyajikan segelas air mineral dingin untuk Leon."Apa ada yang ingin kau bicarakan denganku, Leon?" tanya Kenzo yang duduk berhadapan dengan Leon.Usai meminum setengah gelas air mineral dingin itu, Leon pun meletakkan gelas itu di meja dan menjawab, "Tadi siang ada seorang ninja suruhan keluarga Ayumi yang mendatangiku di Kings Park." Leon pun mendesah lelah sembari mengerutkan keningnya lalu melanjutkan, "aku bingung dengan situasi ini. Ayumi ingin kami tetap bertahan dengan hubungan kami saat ini. Namun, nampaknya situasinya tak sesederhana itu.""Jangan kau lanjutkan hubunganmu dengan Ayumi, Leon. Ini saranku sebagai sahabatmu. Aku tidak berani macam-macam bila sudah menyangkut kla
Sesampainya di mansion house abang sulungnya, Leeray, pemuda itu segwra memarkir sepeda motor Ducati putih miliknya di garasi. Kawasaki Ninja milik Jacob sudah terparkir rapi di sana bersama mobil Poseidon.Leon tahu dia paling bandel di antara lelaki klan Indrajaya sepantarannya di rumah itu. Dia yang paling sering pulang malam. Bahkan pernah menggoda nyonya muda mansion house itu, istri abang sulungnya. Terkadang dia merasa hidupnya terlalu liar."Leon, ayo makan malam dulu!" panggil Leeray dari ruang makan saat melihatnya memasuki rumah dari arah teras depan."Baik, Bang!" sahut Leon seraya melangkahkan kakinya ke ruang makan di belakang rumah.Midori, Poseidon, Jacob, dan Deasy juga ada di ruang makan menikmati hidangan makan malam bersama-sama. Maka dia pun duduk di kursi kosong di samping Jacob, keponakannya dari abangnya James, si jomblo abadi."Hey, Midori. Ada titipan salam sayang dari Tuan Muda Watanabe," ujar Leon menyengir dengan
Keesokan paginya, sesuai janji Mark Bennet kepada Leeray di telepon semalam. Pria paruh baya yang bertubuh tegap dan kekar itu membawa rekannya yang bertubuh sama sepertinya.Pria bernama Julio Davis itu berambut gelap dengan sepasang mata tajam khas pemburu berwarna coklat tua, alisnya tebal menaungi mata lebarnya yang berbulu mata lentik. Ada sebuah bekas luka agak dalam di sudut pipi kirinya akibat pertarungan yang keras. Bulu-bulu halus tubuh subur di sekitar mulutnya dan hidungnya mancung sedikit bengkok seperti bekas patah tulang hidung yang telah lama sembuh.Ketika melihat penampilan Julio Davis, abang sulung Leon itu merasa Mark telah memilih rekan yang tangguh untuk menjaga adik bungsunya yang bandel itu.Leeray menjabat tangan Mark dan Julio bergantian. Dia mempersilakan kedua pria bertampang keras itu duduk di sofa ruang tamunya. Leon tak lama kemudian ikut bergabung bersama mereka."Ini Leon, adik bungsuku yang harus kalian
Lobi kampus kedokteran UWA dipenuhi oleh mahasiswa yang baru saja menyelesaikan kuliah pagi mereka. Di tengah segala hiruk pikuk mahasiswa yang berlalu lalang itu, seorang gadis dan 2 pemuda berdiri diam di tengah lobi.Sembari melepas senyum arogannya, Ayumi bertanya, "Tumben ada 2 pria yang mencariku bersamaan? Apa pesona puteri klan Tokugawa begitu kuat?"Kenzo mendengkus sebal mendengar perkataan Ayumi yang congkak itu. "Hey, Ayumi jangan geer dulu! Leon ingin mengatakan sesuatu yang penting kepadamu. Silakan, Leon," ujar Kenzo seraya bersedekap."Terima kasih, Ken," sahut Leon dalam bahasa Jepang lalu dia berbicara kepada Ayumi juga dalam bahasa Jepang, "Ayumi, kita harus mengakhiri hubungan pacaran ini sekarang juga. Aku sudah tidak bisa meneruskannya demi kebaikan semua pihak."Mendengar perkataan Leon, gadis itu segera bergegas mendekati pemuda itu lalu memeluknya erat dan menangis tersedu-sedu. Kenzo yang terbiasa melihat Ayumi bersandiwara hanya
Siang itu juga Kenzo menerima telepon dari Tuan Masumi Tokugawa, ayah Ayumi. Dia mengerti ini pasti siasat licik Ayumi yang meminta ayahnya menyuruh Kenzo mengantarkan gadis Jepang itu pulang ke negeri Sakura untuk menghabiskan libur antar semester.Dia pun berbicara kepada Midori dan berharap kekasihnya itu akan mengerti. Di kantin juga ada Leon dan Jacob yang semeja dengan mereka berdua."Midori, maafkan aku. Liburan kali ini aku harus kembali ke Tokyo berdua dengan Ayumi," ucap Kenzo seraya menundukkan kepalanya di hadapan Midori. Leon yang melihat Kenzo tampaknya kuatir keponakannya itu akan marah pun berkata, "Midori, jangan memarahi Kenzo. Situasi yang dihadapinya sulit. Kuliahmu pun belum selesai, bukan? Kalian belum bisa menikah."Sembari menghela napas dengan berat, Midori pun menjawab, "Ken, aku merelakanmu pulang ke Tokyo bersama Ayumi, tapi kau harus berjanji akan menjauhkan dirimu dari tunanganmu itu."Tangan Kenzo meraih tangan Midori menggenggamnya erat. Dia pun menata
Ketika pesawat yang dinaiki Kenzo dan Ayumi mendarat di landasan Bandara Haneda, hari sudah senja. Pengawal Kenzo, Yamaguchi menjemput tuan muda Watanabe itu."Selamat datang di Tokyo, Tuan Muda Watanabe," sambut Yamaguchi membungkukkan badannya di hadapan Kenzo."Terima kasih, Yamaguchi. Kita pulang ke rumah sekarang," jawabnya tanpa memerhatikan Ayumi yang berdiri di belakangnya."Kenzo, beraninya kau meninggalkanku sendiri!" seru Ayumi merajuk menghentak-hentakkan kakinya ke lantai.Pemuda itu pun memutar bola matanya dan mendesah lelah. Dia berkata dengan ketus, "Aku bukan pengasuhmu, Ayumi! Kau lahir di Jepang dan tinggal hampir seumur hidup di Jepang 'kan, Nona Muda Tokugawa? Panggil taksi!"Gadis itu terperangah mendengar perkataan Kenzo. Dadanya dipenuhi kemarahan yang menggelegak. "Cari mati kau, Kenzo!" teriaknya."Tsskk, kau yang bilang begitu. Tapi ... maaf, aku masih ingin hidup dan menikahi kekasihku, Midori. Jadi tak perlu berteriak-teriak hal konyol kepadaku. Itu ... m