Share

Kecanduan Setelah Menikah
Kecanduan Setelah Menikah
Author: Savana

Bab 1

Author: Savana
Ketika bangun, Zoey Loranda sedang berbaring di ranjang yang asing. Dia menatap tempat asing ini dengan linglung. Kemarin, ada acara makan malam departemen dan dia tidak sengaja minum kebanyakan. Kemudian ....

Pikiran Zoey tiba-tiba menjadi jernih. Suara erangan yang tertahan dan berat itu masih terngiang di telinganya. Dia segera menghentikan imajinasi liar itu dan hanya ingin meninggalkan tempat yang penuh drama ini sesegera mungkin.

Zoey memungut kemeja putih yang sudah robek dari lantai. Apakah dia masih bisa memakainya ....

Dengan tangan gemetar, dia melempar pakaian itu ke lantai. Di samping tempat tidur, ada satu set pakaian bersih. Pakaian ini jelas ditinggalkan oleh orang itu dan merupakan setelan kerja.

Zoey mengenakannya dengan terburu-buru. Ini bukanlah model pakaian yang biasa dipakainya. Orang itu mungkin hanya asal membeli pakaian untuk mengatasi hal ini.

Dia mendapati lehernya terlihat mulus, tetapi keadaan area di bawah tulang selangkanya sangat parah. Heh! Apa dia harus memuji pria itu sopan? Pria itu seolah-olah takut orang lain tahu bahwa dirinya sudah meniduri orang lain!

Zoey menghela napas, lalu keluar dari kamar mandi, dan melihat ke sekeliling. Ini adalah kamar yang luas, tetapi terlihat seperti tidak pernah ditinggali. Tempat ini tidak seperti hotel, tetapi sangat mirip hotel. Dia meraih tas di samping tempat tidur dan berjalan keluar. Benar saja, ini bukan hotel.

Begitu membuka pintu, yang terlihat adalah ruang tamu yang besar. Tatapan Zoey tertuju pada seorang pria yang dikenalnya. Pria itu mengenakan headset dan sedang duduk di sofa. Di pangkuannya, ada bantal dan di atasnya terletak laptop. Dia mengenakan pakaian rumah berwarna hitam dan terlihat santai.

Mendengar gerakan dari dalam kamar, pria itu mengangkat matanya yang dalam. Pria ini adalah bosnya Zoey, Zayden Yudikar ....

Bukankah dia dikenal sebagai seorang bos yang tahan godaan? Dinilai dari keadaannya semalam, hasratnya itu sama sekali tidak terkendali dan lebih mirip seperti serigala yang telah kelaparan selama puluhan tahun.

Zoey pun tertegun dan hendak mengatakan sesuatu, tetapi Zayden terlebih dahulu berbicara.

"Aku lagi rapat," ucapnya dengan suara yang terdengar muram.

Zoey tidak berani mengatakan apa pun karena tahu apa maksudnya.

"Kemari, sarapan." Zayden agak membungkuk. Jari-jarinya yang ramping mendorong segelas air madu ke depan seporsi sarapan lain di atas meja.

Namun, Zayden tidak menyadari bahwa ketika dia membungkuk, bekas ciuman di lehernya terarah tepat di depan kamera. Para eksekutif yang menghadiri rapat pun melihatnya dengan jelas.

Wajah Zoey memerah karena gugup. Itu seharusnya adalah bekas ciuman yang ditinggalkannya. Dia tidak menyangka kemampuan mengisapnya begitu hebat. Dia benar-benar berharap ini adalah hotel supaya bisa langsung pulang setelah keluar dari pintu.

Zoey duduk dengan gemetar. Matanya melirik ke sana kemari, tetapi tidak berani menatap Zayden. Dia hanya bisa minum air madu dengan patuh, lalu memakan roti lapis di meja yang persis sama dengan milik Zayden.

Zayden sudah terkenal dingin. Baik itu kepribadian maupun temperamen, intinya dia sangat dingin secara keseluruhan. Jadi, Zoey sepertinya benar-benar apes kali ini.

Semalam, Zoey pasti salah menaiki mobil. Namun, meskipun dia salah masuk mobil, masa bosnya yang dingin ini juga salah mengenali orang ....

Tidur dengan karyawannya sendiri, memangnya dia tidak peduli lagi pada reputasinya?

Lima belas menit kemudian, Zayden mengakhiri rapat, lalu mematikan laptop dan menyantap sarapannya secara perlahan.

"Maaf, aku nggak tahu ini pertama kalinya untukmu, makanya aku nggak kendalikan kekuatannya."

Zayden masih bersikap sangat dingin, persis seperti saat rapat. Dia sama sekali tidak menunjukkan ekspresi apa pun saat berbicara.

"Uhuk, uhuk ...." Zoey yang telah mempersiapkan mentalnya pun tersipu lagi dan bergumam dalam hati, 'Sudah tidur, ya tidur! Jangan diingat-ingat lagi!'

"Dokter keluargaku akan segera datang. Tunggulah sebentar sebelum pulang," katanya.

'Astaga, mentang-mentang sudah tidur bareng, dia mau langsung putuskan semua hubungan. Apa dia takut aku hamil anaknya dan mewarisi asetnya?' cibir Zoey dalam hati.

Setelah minum air madu, Zoey mengambil susu di sampingnya dan meminumnya seteguk demi seteguk. Dia tidak tahu harus memberikan reaksi seperti apa. Dia makan dengan sangat cepat dan menghabiskan semuanya dalam sekejap.

"Tunggu saja dulu di sini. Aku harus pergi ke kantor hari ini. Aku akan minta Jerry antar kamu pulang."

Zoey buru-buru menghentikannya, "Pak Zayden, aku bisa pulang sendiri. Nggak usah repot-repot."

"Apa kamu menyalahkanku karena merasa performaku semalam buruk?" tanya Zayden sambil mengangkat kepalanya sedikit, seolah-olah merasa agak sedih.

"Hah?"

Entah kenapa, jantung Zoey berdebar kencang. Dia mana berani berbuat begitu! Dia benar-benar kehilangan kata-kata dan tidak tahu harus bagaimana membantah kata-kata Zayden. Ini pertama kalinya dia dikalahkan oleh kata-kata seseorang. Jika Zayden bukan bosnya, dia pasti sudah merobek mulutnya sejak awal.

"Tuan Zayden, Dokter Nessya sudah sampai." Seorang pembantu perempuan yang sudah tua muncul di samping.

Zayden tidak mengatakan apa-apa, hanya menatap Zoey dengan tenang.

Zoey memiliki fitur wajah cantik, berkulit putih nan mulus, dan berambut pirang alami. Dia adalah anak blasteran yang luar biasa cantik, sedangkan tubuhnya juga tak kalah memikat. Dia bisa dikatakan adalah tipikal pacar idaman orang.

Zoey merasa sangat tidak nyaman karena ditatap seperti itu. Wajahnya yang pada dasarnya sudah merona merah pun bertambah merah, sedangkan tubuhnya mulai terasa panas.

"Ikuti aku," ucap Zayden sambil menghela napas pelan.

Zoey pun menurut. Siapa suruh dia sudah terjerat hubungan dengan bos besar di dunia fashion. Saat kembali ke "medan perang" tempat kegilaan semalaman berlangsung, hatinya masih berdebar. Ketika melihat ranjang itu, telapak tangannya pun berkeringat. Namun, "medan perang" ini sudah dirapikan oleh pembantu.

Seorang dokter wanita berjalan masuk, lalu Zayden keluar dan menutup pintu. Zoey mengira dirinya akan diberi pil atau suntikan kontrasepsi, tetapi ternyata tidak. Dokter itu memeriksa area sensitifnya, lalu mengolesinya dengan obat ....

Sungguh memalukan! Dia malah harus membiarkan orang lain menyaksikan hasil pergulatan semalam seperti ini. Untungnya, obat itu benar-benar bermanfaat untuk meredakan rasa nyerinya.

Zoey menutupi wajahnya sepanjang waktu karena merasa sangat malu. Ketika dia keluar, Zayden sudah pergi. Hanya tinggal Jerry yang menunggunya.

Jerry seusia dengan Zoey. Mereka sama-sama berusia 22 tahun, lulus dari universitas yang sama, juga diwawancarai dan mulai bekerja pada waktu yang sama, tetapi berada di posisi yang berbeda. Jerry adalah satu-satunya asisten Zayden dan dia dianggap orang yang sangat cakap.

Zoey berdiri di samping mobil sambil menatap Jerry yang menyeringai di kursi pengemudi. Zoey benar-benar merasa malu dan tidak mampu mempertahankan martabatnya.

Setelah duduk di dalam mobil, Zoey menatap kaca jendela dan bergumam, "Apa aku salah naik mobil semalam?"

"Iya, calon istri presdir," goda Jerry. Kemudian, dia mulai menjelaskan dengan penuh semangat, "Aku kenal kamu sejak lama dan ini pertama kalinya aku lihat kamu minum sebanyak itu! Semalam, kamu salah naik mobil. Begitu masuk, kamu langsung peluk Bos, terus bilang dia itu Baymax. Habis itu, kamu tiba-tiba cium dia! Ganas banget, lho!"

"Semalam, Bos juga minum, tapi dia sama sekali nggak berani bergerak. Kamu juga tahu Bos sangat pentingkan kebersihan. Tapi, kamu malah langsung robek bajunya sampai beberapa kancingnya copot."

Zoey menunduk, lalu mendengarkan sambil membayangkannya.

"Awalnya, Bos mau antar kamu pulang. Tapi, karena kamu tinggal sendiri, Bos khawatir kamu kebingungan. Makanya, kamu diantar ke rumah bos."

"Hehe ...." Zoey memaksakan diri untuk tertawa.

"Jadi, kamu dan Bos ...."

Jerry mengamati Zoey dari atas sampai bawah. Harus diakui bahwa Zayden memang berpikiran panjang. Dia sama sekali tidak meninggalkan satu pun bekas di leher Zoey.

"Seperti yang kamu lihat," jawab Zoey sambil menunjuk lehernya yang bersih.

"Sepertinya, bos masih terlalu gentleman."

"Iya ...." Zoey menarik panjang kata-katanya dan menambahkan dalam hati, 'Gentleman? Dia lebih mirip serigala berbulu domba ....'
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kecanduan Setelah Menikah   Bab 100

    Zoey menggigit bibirnya. Punggungnya terasa geli dan telinganya memerah. Zoey mengeluh, "Sakit ...."Zayden membalas, "Maaf ...."Suara Zayden terdengar sedikit gugup. Dia menarik gaun Zoey dengan hati-hati karena takut membuat Zoey kesakitan. Zayden berucap, "Duduk dulu."Zoey duduk di tepi tempat tidur dengan patuh. Zayden mendorong kacamata dan menyibakkan rambut Zoey yang tergerai ke bagian dadanya, lalu menarik rambut yang tersangkut dengan perlahan.Untung saja tidak menghabiskan waktu terlalu lama. Ritsleting berhasil ditarik dan semua rambut Zoey disibakkan ke bagian depan.Zoey merasakan dingin di punggungnya. Tulang belikatnya terlihat. Zayden mengatupkan bibirnya, lalu memanggil, "Zo.""Um?" sahut Zoey. Dia yang ingin berdiri mendengar suara Zayden yang serak.Zayden yang duduk di belakang Zoey menimpali, "Kamu boleh cuti sore ini.""Kenapa?" tanya Zoey. Dia menoleh, tetapi tidak bisa melihat Zayden.Zayden tidak bicara. Ciuman yang hangat mendarat di bahu Zoey. Zayden memel

  • Kecanduan Setelah Menikah   Bab 99

    Setelah Layla pergi, mereka pun duduk untuk makan siang. Zoey melepaskan jaketnya. Dia memakai gaun rajut hitam berkerah tinggi yang dipadankan dengan sepatu bot pendek. Zoey terlihat sangat manis sehingga membuat Zayden terpikat.Zayden angkat bicara, "Apa malam ini kamu ada waktu?"Zoey menyahut, "Um, ada."Zayden menimpali, "Aku mau minta bantuanmu.""Kamu bilang saja," balas Zoey. Dia bingung, memangnya ada masalah yang tidak bisa diselesaikan seorang presdir?Zayden berkata, "Aku mau minta bantuanmu untuk membereskan pengagumku."Zoey hampir tersedak. Zayden seperti seorang petapa. Dia hanya bekerja di kantor seharian. Apa para wanita itu menguasai ilmu menyusup tanah atau menerobos dinding? Kenapa banyak sekali?Zayden menjelaskan, "Putri seorang paman baru membuka perusahaan. Dia mengundangku menghadiri acaranya nanti malam. Dia sudah menyukaiku sejak lama, dulu dia selalu mendekatiku. Ibunya juga berniat menjodohkan kami."Zayden mengamati ekspresi Zoey. Sementara itu, Zoey men

  • Kecanduan Setelah Menikah   Bab 98

    Jantung Zoey berdegup kencang seperti hampir copot. Pria yang selalu bersikap dingin ini mengirim pesan kepadanya pagi-pagi?Leah mendekati Zoey dan bertanya, "Siapa suamimu ini?"Zoey tersipu malu. Leahmengambil ponsel, lalu membuka grup obrolan Perusahaan Cakrawana. Dia membuka akun LINE Zayden dan menunjukkannya kepada Zoey sembari bertanya, "Dia ya?"Zoey menutup mulutnya dan mengangguk. Leah yang emosional berseru, "Sialan!'Mereka menghabiskan waktu beberapa menit untuk menenangkan diri. Zoey menceritakan semuanya kepada Leah.Mendengar cerita Zoey, Leah berkomentar dengan ekspresi iri, "Bahkan alur cerita di drama serial juga nggak begini."Zoey memperingatkan Leah, "Jaga mulutmu. Kalau nggak, aku langsung bunuh kamu malam ini."Leah mengatupkan bibirnya, lalu membuat gestur seperti menutup ritsleting di mulutnya untuk menunjukkan dia tidak akan membocorkan rahasia ini.Zoey menarik napas dalam-dalam dan tidak berani membuka LINE di komputer lagi. Dia melihat pesannya dari pon

  • Kecanduan Setelah Menikah   Bab 97

    Setelah pulang dari Food Empire, waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Zoey duduk di dalam mobil sambil melihat foto lama itu di ponselnya. Dia diam-diam memfotonya dari album Siena, pria ini adalah ayah kandung Zoey.Zoey tinggal di luar negeri dan Siena tidak mengizinkannya pulang. Dia pun mencari berbagai alasan. Akhirnya, Siena terpaksa menyetujuinya.Tujuan Zoey pulang adalah untuk mencari ayah kandung yang tidak pernah dilihatnya selama 20 tahun lebih. Dia ingin tahu ayah kandungnya sudah mati atau masih hidup.Zoey juga ingin tahu apa ayah kandungnya memiliki ambisi yang menakjubkan sampai-sampai tega meninggalkan istri dan anaknya. Ayah kandungnya mengabaikan mereka selama 20 tahun lebih. Jika diketahui Siena, Zoey pasti akan dimarahi habis-habisan.Selama ini, Siena tidak pernah mengungkit tentang pria itu. Bahkan, dia menyembunyikan informasi tentang pria itu dengan baik.Zoey juga mengira Siena akan mendesaknya pulang dalam 1 atau 2 tahun ini. Siapa sangka, sekarang Zoey s

  • Kecanduan Setelah Menikah   Bab 96

    Zayden mengecek ponselnya, lalu membuka kontak "Istriku". Tidak ada pesan yang masuk.Tiba-tiba, Jerry membawa dessert dengan catatan khusus dan berucap, "Pak Zayden, punyamu manis 90 persen."Zayden bertanya, "Kenapa cuma 90 persen? Mana 10 persen lagi?"Jerry tidak bisa berkata-kata. Zayden yang berusia 28 tahun lemot sekali. Akhirnya, Jerry menjelaskan selama beberapa menit. Zayden mengirim pesan kepada Zoey.[ Dessert yang kamu belikan enak sekali. Terima kasih. ]Zoey membalas pesan Zayden.[ Sama-sama. ]Zoey baru selesai mandi dan sedang duduk di depan meja rias sambil membaca pesan Zayden. Tampak Zayden sedang mengetik pesan di layar ....Sementara itu, Zayden juga memandangi ponsel dan melihat Zoey sedang mengetik pesan di bagian atas layar ....Akhirnya, mereka berdua tidak mengirim pesan apa pun. Jerry kesal melihat mereka berdua. Yang satu bucin, tetapi tidak pandai mengungkapkan perasaannya. Yang satunya lagi keras kepala, dia ingin menutup hati karena tidak percaya cinta

  • Kecanduan Setelah Menikah   Bab 95

    Zayden yang sedang mengurus dokumen di dalam ruangan kantor membuka video setelah melihat pesan Michael. Zoey yang memenangkan pertandingan tersenyum senang. Dia terlihat sangat energik. Zoey juga melakukan tos dengan pria di samping.Zayden juga melihat jelas 2 orang di seberang yang kalah. Dia mengernyit dan teringat pria yang mengantar Zoey kembali ke hotel di Negara Swige. Pria ini yang melakukan tos dengan Zoey. Zayden bergumam, "Finley."Petinggi di samping mengingatkan Zayden yang kehilangan fokus, "Pak Zayden, laporan ini nggak cocok."Zayden tersadar, lalu menutup ponselnya dan lanjut fokus bekerja....."Responsnya lambat sekali. Bisa-bisanya dia cuma membaca pesan dan nggak membalasnya," komentar Michael. Dia melihat Zayden sedang mengetik pesan, tetapi akhirnya tidak ada pesan yang masuk."Kakak Ipar cukup hebat," puji Willy yang duduk di samping. Dia menyilangkan kakinya sembari melihat Zoey. Baik pertahanan atau serangan, gerakan Zoey sangat tepat.Pantas saja tadi Finley

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status