Share

258.

Author: Al_Fazza
last update Huling Na-update: 2025-10-28 13:22:56

Ardhana menatap wajah pria itu dengan tenang.

"Jika untuk menciptakan pill kesembuhan Dewa secara sempurna, semua bahan itu mungkin tidak ada diseluruh wilayah ini... Tapi, dengan beberapa bahan yang kumiliki, senior tak perlu repot untuk mencarinya."

Berjalan kearah rak berisi bahan herbal mentah yang berbeda. Ardhana mulai memilah milih beberapa bahan. Hingga setelah semuanya terkumpul.

Ardhana mulai memanggang beberapa bahan, tindakan tradisional ini membuat pria tua itu mengernyitkan salah satu alisnya.

"Katanya pill? Kulihat kau seperti membuat sebuah ramuan?"

"Aku tak memiliki cukup uang untuk membeli sebuah tungku... Meski hanya ramuan, khasiatnya tak berkurang dari manfaat yang sebenarnya...."

Pemanggangan, ini adalah cara pemisahan kotoran racun yang terkandung didalam setiap bahan yang ada. Berbeda dengan kalangan obat modern yang tersebar. Mereka tak menyadari kesalahan kecil itu, hingga penciptaan setiap obat harus membutuhkan bahan yang lebih.

"Dia seperti tabib Dewa..."
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   258.

    Ardhana menatap wajah pria itu dengan tenang. "Jika untuk menciptakan pill kesembuhan Dewa secara sempurna, semua bahan itu mungkin tidak ada diseluruh wilayah ini... Tapi, dengan beberapa bahan yang kumiliki, senior tak perlu repot untuk mencarinya."Berjalan kearah rak berisi bahan herbal mentah yang berbeda. Ardhana mulai memilah milih beberapa bahan. Hingga setelah semuanya terkumpul.Ardhana mulai memanggang beberapa bahan, tindakan tradisional ini membuat pria tua itu mengernyitkan salah satu alisnya."Katanya pill? Kulihat kau seperti membuat sebuah ramuan?""Aku tak memiliki cukup uang untuk membeli sebuah tungku... Meski hanya ramuan, khasiatnya tak berkurang dari manfaat yang sebenarnya...."Pemanggangan, ini adalah cara pemisahan kotoran racun yang terkandung didalam setiap bahan yang ada. Berbeda dengan kalangan obat modern yang tersebar. Mereka tak menyadari kesalahan kecil itu, hingga penciptaan setiap obat harus membutuhkan bahan yang lebih."Dia seperti tabib Dewa..."

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   257.

    "Aku belum menyelesaikan ungkapanku... Kenapa terburu buru seperti ini.. Serakah, ..."Kedua pria menarik nafas dalam dalam, tak bisa berkata kata. Tapi pimpinan prajurit itu merasa dipermainkan."Sudah diberi jalan hidup, malah milih jalan kematian..."Sriiiiiiiiiing!Dia menarik pedang dari dalam sarung, lalu langsung melompat kearah Ardhana. Tapi dengan mudah Ardhana menggeser sedikit tubuhnya. Hingga, pedang dari komandan prajurit itu harus salah sasaran.Slaaaaaash!"Akkkkh! Ta-tanganku...""A-aku..." Komandan itu terpaku, namun dia sadar akan kesalahannya.Wuuuuuuush!Mengayunkan pedangnya lagi, tindakan ini memicu Ardhana segera salto kebelakang sekali. Dengan penglihatan cermat dan pemikiran cepat. Dia segera menendang batu sebesar kepalan tangan dibawahnya secara kuat.BAAAAAAAAAANG!Batu itu melesat cepat, menghantam perut komandan itu hingga kedua matanya melotot."Lain kali aku takan berbaik hati jika kalian berani menyinggungku lagi..."Mengambil semua koin emas Tushe, la

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   256.

    Sang pelayan diam membeku. Tapi dia tahu satu hal, jika pengurus utama membawa tamu kedalam ruangannya. Itu diartikan tamu itu tak biasa."Si-sial... Apa aku akan terkena masalah..."*Didalam ruangan."Kau berasal dari negara Amerta?"Dengan tatapan santai, Ardhana menganggukan kepalanya. Yang pasti, dia tahu gadis itu tak berbahaya, tak memiliki niat membunuh. Tapi hanya memancarkan niat keserakahan yang tinggi."Bertanya soal identitas, apa kamu akan membocorkannya?"Gadis itu tersenyum dingin."Di seluruh daratan, siapa yang tidak tahu konflik antar Dumai dengan Amerta... Tapi di mataku, bisnis tetaplah bisnis, tidak ada musuh... Kecuali mereka yang ingin menganggu bisnisku...""Persepsimu tentang bisnis sungguh luar biasa... Tapi apa niatmu membawaku keruanganku..."Gadis itu menuangkan gelas berisi teh. Lalu sengaja menyajikannya untuk Ardhana."Berani berkeliaran di ibu kota kau pasti bukan orang biasa... Tapi pasukan berani mati Blades juga dikatakan tengah memburu seorang did

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   255. Desa Tanah Suci. Mendirikan klinik!

    Ardhana terdiam. Di benaknya kilat ingatanm, tangan ibunya mengajari cara mengidentifikasi sebuah penyakit, ayahnya mengajari langkah-langkah tenang sebelum bertempur. Menjadi tabib bukan asing baginya."Aku tak perlu nasehat darimu... Kelak, jika kau memanfaatkan, bahkan menyinggungku lagi, aku takan segan..." ungkapannya berhenti ditengah jalan, sembari terus meninggalkan ruangan itu.Nimira tersenyum samar. “Kau kira, kamu bisa bermain di wilayah negara musuh dengan mudah? Ardhana, aku akan tetap menunggumu datang, meminta pertolonganku!"*Hari berikutnya. Di tepi lembah, berdiri sebuah pedesaan kecil yang penuh dengan hiruk pikuk aktivitas sederhananya."Paman paman? Kenapa sampai saat ini anda memakai topeng?" pemuda kecil, bernama Steven menarik pakaian Ardhana dengan lembut.Meski masih muda, Ardhana yang menyembunyikan identitasnya dari pasukan Blades tersenyum samar dibalik topengnya."Steven, paman memiliki luka luar diwajah... Mungkin Steven sendiri akan ketakutan ketika m

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   254. Niat Nimira yang memanfaatkan Ardhana.

    Tubuh Ardhana tergeletak tak sadarkan diri di atas usungan batu datar, seluruh tubuhnya penuh luka, racun korosif yang berwarna ungu kehijauan masih berdenyut di pembuluh darahnya. Nafasnya berat, kulitnya pucat, bahkan nafas pada nadi tubuhnya nyaris padam.Lorong batu berkelok yang menuju Paviliun Teratai Suci terasa dingin dan sunyi. Pasukan bercadar hitam yang membawanya bergerak cepat, namun wajah mereka menyiratkan kecemasan.“Lukanya terlalu dalam,” bisik salah satu dari mereka. “Racun itu bukan sembarang racun. Itu racun penghancur darah dipakai oleh pasukan elit Kardaya untuk membunuh pemberontak seperti kita ditempat.”"Tapi dia bisa bertahan selama ini..." “Diam! Kau mau kepala kita ikut dipenggal karena banyak bicara?” balas rekannya cepat.Langkah mereka berhenti tepat di depan gerbang bawah tanah berukir teratai perak. Begitu pintu batu terbuka, hawa lembab bercampur wangi bunga teratai memenuhi udara. Lentera-lentera kristal menyala lembut, menerangi ruangan luas di ba

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   253.

    Anak panah berdesing menembus udara, menyambar bahu Ardhana dengan kecepatan tinggi. Ia menunduk cepat, berputar di udara, dan mendarat di atap rumah batu yang sebagian sudah runtuh. Api membakar di bawahnya, menyebar ke segala penjuru kota Kardaya.“Jangan biarkan dia lolos!” teriak seorang perwira dari bawah. “Panah! Panah berapi!”Rentetan anak panah berujung api terlepas ke langit malam. Ardhana berlari di atas atap, melompat dari satu bangunan ke bangunan lain. Setiap kali kakinya menjejak, pecahan genting berhamburan.CTIIING!Ia menebas dua anak panah di udara, lalu berputar cepat. Aura pedangnya menyalakan kilau biru di tengah kobaran merah.Dari jauh, pasukan Kardaya yang mengenakan zirah merah keperakan mulai mengepung dari empat arah. Mereka membentuk formasi busur, memanfaatkan jalan-jalan sempit sebagai perangkap.“Anggota paviliun Teratai Suci!” teriak salah satu prajurit. “Kau telah membawa neraka ke kota ini! Serahkan dirimu!”Ardhana berhenti di ujung atap, pandangann

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status