Home / Urban / Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga! / Bab 1. Meminang kelima guruku menjadi istriku!

Share

Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!
Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!
Author: Al_Fazza

Bab 1. Meminang kelima guruku menjadi istriku!

Author: Al_Fazza
last update Huling Na-update: 2025-04-10 17:38:31

"Guru! Maukah kalian semua menjadi istriku?!"

Ungkapan ini secara spontan keluar dari mulut Bintang ketika dia telah meneguk segelas wine di depannya.

"Apa?!"

Di sebuah tempat Bernama Gunung Lima Naga, seorang pemuda dengan santai mengatakan hal itu pada lima Wanita di depannya yang tak lain adalah guru-gurunya!

Setiap Wanita tersebut adalah dewi-dewi yang menguasai lima jenis kekuatan.

Dewi Medis, Dewi Perang, Dewi Kekayaan, Dewi Kecantikan, dan Dewi Keberuntungan.

Masing-masing dari kelima Wanita itu memancarkan aura yang membuat setiap gairah laki-laki normal bergejolak.

Bagaimana tidak, bibir merah ranum, kaki yang jenjang dengan kulit seputih porselen, dan bentuk tubuh yang begitu berisi.

Apalagi gunungan mereka yang hanya dibalut kain tipis, seakan memberontak untuk keluar dari sarangnya, yang bergoyang setiap kali para wanita itu bergerak.

Jelas apa yang dilihat oleh Bintang merupakan sebuah keindahan yang selalu terlihat padanya selama sepuluh tahun hidup bersama kelima gurunya.

Ini bukan tempat biasa, ini adalah surga bagi para pria!

Sebelumnya, Bintang adalah laki-laki lemah yang terbuang dari dunianya. Dicemooh, dihina, bahkan dibuang oleh orang-orang terdekatnya karena dianggap pembawa sial.

Ia pergi ke sebuah gunung untuk mengakhiri hidupnya. Namun, ia justru ditemukan oleh kelima dewi-dewi tersebut yang melihat potensi tersembunyi di balik tubuh lemahnya.

Kini, setelah sepuluh tahun ditempa, Bintang bukan lagi laki-laki lemah yang memohon untuk dikasihani!

Sementara itu, kelima wanita tersebut saling pandang setelah mendengar ungkapan Bintang yang tiba-tiba.

“Kamu merasa layak untuk menjadi pendamping kami berlima, Bintang?!” tanya Dewi Perang dengan angkuh.

"Guru, apa aku benar-benar tak layak untuk kalian?"

"Di seluruh Negara Amerta siapa yang tidak mengagumi kami? Bintang, jika kamu memang layak untuk kami, apa kamu mau menerima tantangan dari kami?" Dewi Medis ikut meramaikan suasana.

"Tantangan?" Menjawab penuh antusias, harapan besar untuk mewujudkan impiannya telah membuat semangat besar membakar hatinya.

"Benar, kamu hanya perlu turun dari gunung ini, lalu menerima setiap misi yang kami berikan, Bintang apa kamu mau menerimanya?"

Mengerti arah pembicaraan mereka, Bintang yang tahu bagaimana harus memulai itu mulai merenggangkan seluruh otot tubuhnya yang telah lama kaku.

Kraaaack!

"Guru, katakan saja misi apa yang perlu aku kerjakan? Sekarang aku akan memulainya..."

"..." Kelima guru Bintang terdiam terpaku. Mereka benar benar terkejut atas tekad kuat Bintang yang benar benar ingin menikahi mereka.

Dewi Medis terdiam sejenak, dia kemudian menyeletuk dengan cepat.

"Kota Awan, di sana banyak orang yang membutuhkan keterampilan medismu... Mungkin kamu bisa memulainya dari sana..." Dewi Medis melempar sebuah telepon genggam yang terlihat kuno kearah Bintang.

Menangkapnya, dan menaikan alisnya, Bintang segera berkata dengan nada tak percaya.

"Gu-guru a-apa hanya telepon genggam kuno ini saja yang ingin kamu berikan?!"

“Kenapa? Apakah kamu keberatan?” tanya salah satu Dewi dengan senyum tipis.

"Demi menikahi kelima guru cantik, aku tidak akan menyerah begitu saja! Guru aku akan segera pergi ke kota Awan!"

Dewi Medis menganggukan kepalanya, ia tak menyangka tekad murid terbaik mereka untuk menikahi guru-gurunya. Dia kemudian menelepon seseorang untuk mengantarkan Bintang.

"Dewi Medis, tanpa memberikannya uang, apa Bintang dapat bertahan hidup? Negara ini tengah kacau kondisinya, pertama kali keluar gunung apa dia tidak akan menemukan masalah besar?" tanya Dewi Kekayaan kepadanya dengan ragu.

"Bintang telah mewarisi semua keahlian yang kita miliki, lantas apa yang kalian takuti? Lagi pula, kita tak bisa terus menahannya di tempat terpencil ini."

Beberapa saat bintang menunggu di halaman villa gunung lima naga.

Tiiiin!

Sebuah mobil BMW X4 keluaran terbaru mulai memasuki halaman villa. Sosok gadis yang bernama Diana pun segera membukakan pintu dan memberikan hormat kearah Bintang.

"Tuan muda Bintang silakan masuk."

Menganggukan kepalanya, Bintang memulai perjalanan pertama kalinya selama sepuluh tahun terakhir dalam menuju ke kota Awan.

***

"Diana kenapa kamu menurunkanku di pinggiran kota? Apa ini juga perintah yang diberikan oleh Dewi Medis?"

Bintang menggaruk-garuk kepalanya saat mobil yang ia tumpangi tiba-tiba berhenti begitu saja.

"Tuan muda, ini perintah... Diana tidak berani melanggar perintah." Diana dengan cepat memasuki mobilnya kembali lalu meninggalkan Bintang.

Bintang yang tidak tahu misi apa yang harus dia lakukan mulai berkata, "Sepertinya aku telah gegabah setelah menerima tantangan kelima guruku tanpa persiapan sebelumnya..."

Menarik napas dalam dalam, Bintang mulai berjalan sembari melihat kondisi kota Awan yang terlihat cukup ramai keadaannya.

Ditengah perjalanan yang dipenuhi rasa lapar itu, pandangannya tertuju kearah seorang gadis berumur dua puluh tahunan yang terlihat tengah cemas akan kondisi pria paruh baya di pangkuannya.

Kondisi pria paruh baya itu cukup miris, kulit wajahnya terlihat kebiruan. Bahkan sedikit kejang yang terlihat seperti tengah sekarat.

"To-tolong! Siapapun yang ada disini tolong panggil dokter Tirta! Kenapa kalian hanya tetap melihat dan diam saja! Apa kota Awan tidak ada seorang yang perduli pada kami!" gadis itu berteriak hingga suaranya parau.

Mendengar suara itu, sembari melihat pakaian yang dikenakan gadis itu, Bintang mulai tersenyum tipis. Harapan untuk dapat mengisi perut laparnya mulai terlihat, takdir benar benar membantunya!

Berjalan kearah gadis itu, dan membuka jalan untuknya sendiri. Bintang segera memeriksa denyut nadi pria dipangkuan gadis itu. Namun tiba tiba.

"Kamu pengemis pergi! Aku tidak membutuhkanmu, tapi mencari seorang dokter hebat untuk mengobati penyakit kambuh yang dimiliki ayahku!" Gadis itu menatap tajam kearah Bintang.

Bintang menghela napas panjang, dia menatap sepasang mata gadis itu dengan seksama.

"Ayahmu tidak terkena penyakit, tapi dia keracunan."

Kulit membiru memang keracunan, tetapi gadis itu kenapa mengatakan penyakit ayahnya kambuh?

Mungkin seseorang dokter tengah menyesatkan pikiran keluarga gadis itu untuk mendapatkan keuntungan.

"Kamu tahu apa? Dokter nomor satu di kota ini sudah mendiagnosis ayahku terkena penyakit... Siapa kamu berani sekali menyesatkanku?"

"Pengemis ini benar benar salah sasaran untuk menipu orang kaya di kota Awan!" Seorang mulai berkata dengan reaksi yang menyedihkan. Selain dapat memicu masalah besar, mungkin pemuda setampan Bintang akan masuk penjara.

"Benar, apalagi dia berasal dari keluarga Cahyo, jika dia berani bertindak. Dan masalah bertambah parah, mungkin dia tidak lagi masuk penjara... Melainkan kuburan!"

Mendengar ungkapan orang lain, Bintang masih tetap tenang.

"Tapi kondisinya cukup kritis... Jika menunggu dokter yang kamu maksud tiba, mungkin ayahmu telah tiada... Nona apa salahnya kamu mempercayaiku?" Bintang menatap gadis itu tanpa reaksi sama sekali.

"Cuih! Dia itu sudah gila ya? Sudah tahu kehadirannya ditolak, tapi kenapa dia masih bersikeras?"

Namun Clara yang melihat sepasang mata penuh keyakinan itu terdiam sejenak. Seolah dia terhipnotis dengan ungkapan yang sebenarnya membuat hatinya merasa kesal.

"Jika sesuatu terjadi pada ayahku, keluarga Cahyo pasti akan membunuhmu...," suaranya terdengar begitu dingin.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   43. Leon datang menemui Bintang!

    Membiarkan masalah itu pergi, Bintang yang dipenuhi pikiran mulai tertidur sejenak. Hingga malam harinya. Hawa dingin yang tak lain aura membunuh mulai menyentuh tubuhnya. Menyadari kehadiran orang lain, dia mulai membuka satu matanya. "Kamu masih berpikir dapat membunuhku?" Bintang menatap wanita pembunuh kelas SSS yang kini wajahnya terlihat sedikit pucat. "Ti-tidak..." Gleeeeeeek! Wanita itu jatuh berlutut, melihat kejadian ini. Bintang berjalan, lalu memeriksa denyut wanita didepannya dengan santai. "Dia terluka?" Menggelengkan kepalanya, Bintang memapah tubuh itu. Dia dengan cepat pergi kekamarnya untuk mengobati wanita itu secara intens. Tiga jam kemudian! "A-aku..." Wanita itu terbangun, dia sangat terkejut melihat beberapa pakaiannya telah berganti. Bahkan beberapa luka robekan kecil pada perutnya mulai terasa yang membuatnya menatap kearah Bintang! "A-apa yang telah kamu lakukan?! Apa kamu..." "Apa begini caramu berterimakasih? Jika bius kematian itu tak ku kelua

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   42. Kakek Rei tiba! Permohonan Maaf!

    Setelah tiba dirumah kecil milik Awan. Tatapan mata Bintang sedikit berkaca kaca, dia menarik nafasnya dalam dalam ketika melihat seorang wanita yang berumur tiga puluh tujuh tahunan tergeletak dengan peralatan Medist seadanya. Insting sebagai tabib muncul dibenaknya, Bintang segera memeriksa denyut nadi wanita di depannya dengan kerutan wajah sedikit panik. "Berapa lama ibumu mengidap penyakit ini?" Bintang menatap kearah Awan dengan rasa penuh keprihatinan yang tinggi. "Dua tahunan..." "Katanya kakak seorang tabib? Apa kakak bisa menyembuhkan ibuku?" Awan segera berlutut didepan Bintang. "Tidak perlu berlutut dihadapanku... Aku hanya ingin melihat kondisi ibumu, ternyata..." ungkapannya tertahan, karena Awan telah memotong penjelasan Bintang secara cepat. "Ternyata tuan muda tidak bisa menyembuhkan ibuku? Tak apa tuan muda, aku tahu penyakit ibuku sudah terlanjur parah. Aku tak akan menyalahkan tuan muda." Bintang tersenyum lembut, dia meraih sakunya. Dan menatap Pill

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   41. Membantu Awan.

    Jarum Roulette kembali berputar, hal ini dibarengi dengan sindiran keras dari tamu bayaran disisi Bintang."Jangan berpura pura tenang, nomor sepuluh tidak akan pernah keluar! Dari pada menerima kekalahan telak, baiknya kamu segera pergi dari sini!"Mengendus kesal, Bintang yang merasa terganggu mulai menunjuk kearah jarum yang berputar."Sepertinya tebakanmu yang salah... Jarum penunjuk berhenti tepat pada nomor sepuluh!"Semua mata tertuju kearah jarum penunjuk. Sontak tamu bayaran menyatukan rahangnya, mungkin dia tidak akan mendapatkan kerugian setelah kalah bertaruh. "Bajingan! Kamu benar benar menipu kami ya?! Kami sudah mengikuti pilihanmu! Tapi lihatlah!""Ohh tidak hartaku!""Gila kamu memang gila!"Tamu bayaran menelan ludahnya sendiri, dia tidak ingin menjebak tamu miskin yang mencoba keberuntungannya. Dia hanya ingin menjebak Bintang, tapi Bintang tak terprovokasi."Ke-kenapa kalian menyalahkanku? Sudah tahu bermain tebak angka hanya ada kata keberuntungan dan sial, sekar

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   40. Merampok harta Casino Savador 1.

    *Lima belas menit mengendarai mobil BMW E30 miliknya akhirnya berhenti di Casino Savador. Casino ini bukan Casino terbesar diibu kota. Namun Bintang memilih cabang yang kecil, pasalnya dia tidak ingin menarik beberapa kekuatan yang mungkin akan membuat tujuannya terhambat!Memasuki ruang, dan menemui pelayan sang penukar mata uang menjadi sebuah chip! Kini sang pelayan segera memandang wajah Bintang dengan tatapan serakah.'Jaz yang dia kenakan sangatlah mahal, pasti dia mangsa yang tepat bagi boss...' berkata dalam hati, benar saja. Bintang telah mengeluarkan kartu hitamnya."Tukarkan lima puluh triliun menjadi chip!""Tuan benarkah? Lima puluh triliun itu sangat banyakloh! Jika habis dalam satu waktu, bagaimana jika orang tua anda tidak terima dan membuat keributan?""Apa kamu perlu mengingatkan tentang hal ini?" Tatapan Bintang berubah menjadi tajam.Sang pelayan mengangguk cepat, dia segera menukarkan lima puluh triliun menjadi sejumlah chip! Hingga Bintang membawa satu tas beri

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   39.

    Wajah pembunuh itu mulai berkembang kempis, kulitnya memerah menahan malu sekaligus marah! "Ka-kamu melakukan pelecehan!" dia menunjuk kearah Bintang yang sedikit salah tingkah.Menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal, Bintang lalu berkata, "aku tak sengaja, lagi pula kau ingin membunuhku... Bukankah apa yang terjadi barusan bisa dianggap seimbang?""Se-seimbang katamu? Akan ku cabik cabik mulutmu sampai mati!" Wanita itu menyerang secara membabi buta dengan dua belati di kedua tangannya.Namun semua serangan itu tak sama sekali menyentuh tubuh Bintang. Bahkan untuk merobek pakaian jaznya, Bintang tak membiarkan hal itu terjadi!Hingga sebuah celah dapat dilihat oleh Bintang. Mengeluarkan tiga jarum, Bintang segera memanfaatkan celah itu melalui gerakan tipuan!Jleeeeb! Jleeeeb! Jleeeeeb!"Tu-tubuhku?!"Bintang tersenyum kembali, dia mengangkat janggut gadis itu agar kedua mata mereka bisa bertemu."Katakan padaku, siapa seseorang yang memesanmu untuk membunuhku?""AKU TIDAK AK

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   38. Kedatangan Pembunuh Kelas SSS!

    Arto dan Eni saling berpandangan, sejak tiada lagi kabar Bintang. Mereka memang mencari plat emas identitas kepemilikan kediaman. Namun mereka tak menduga, ternyata plat itu tak disembunyikan. Melainkan ada dibawah meja aula kediaman."Ka-kamu..."Bintang menatap kedua adiknya dengan santai."Paman Arto, Bibi Eni aku juga tidak akan membuang kalian... Bagaimanapun kalian adik dari ayahku. Keinginanku ini, hanya untuk membangkitkan keluarga ini, tidak untuk diriku sendiri. Jika kalian masih menganggap pemilik plat emas ini sebagai kepala keluarga, dalam waktu dua jam, serahkan semua data bisnis yang masih bertahan di keluarga ini!"Para pebisnis menganggukan kepala mereka, bagaimanapun mereka hanyalah CEO, orang yang diperuntukan kerja bagi keluarga kediaman Langit di masalalu.Berbeda dengan Arto, dan Eni, beberapa bisnis telah dipegang oleh mereka. Mempertahankan bisnis itu secara mati matian, tapi kini Bintang ingin mengambilnya secara cuma cuma? Bukankah ini sama saja seperti peram

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   37. Kediaman Langit! Sang Pewaris Telah Tiba!

    "Terserah kau saja... Bagaimana jika kita melakukan taruhan?" Bintang berkata secara malas. "Taruhan? Lucu sekali, sudah berani menganggap dirimu sebagai utusan Dewi Medist, sekarang kamu ingin melakukan sebuah taruhan denganku? Kamu tak tahu diri sekali!" "Dan terakhir kali kamu menamparku," Dewi menjentikkan jarinya. Seketika lima pria bertubuh kekar menuju kearah mereka. "Tampar dia seratus kali di depanku!" "Baik tuan putri!" Salah satu pria bertubuh besar akan menangkap lengan Bintang. Namun Bintang telah bergerak cepat, dia menggunakan beberapa jarum akupuntur miliknya untuk menghentikan langkah kelima pria itu! Jleeeeeb! Jleeeeeb! Jleeeeeb! Kelima pria bertubuh besar mematung! Saat ini mereka hanya bisa melihat dan berbicara! "Tu-tuan putri! Tubuhku sama sekali tak bergerak!" "A-apa yang sebenarnya terjadi?!" "Ka-kamu..." Dewi terkejut, dia melangkah kebelakang sembari mengingat ungkapan Clara di pertemuan keluarga Mandra. "Bi-bintang jangan kira kamu seorang senima

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   36. Setiap misi selesai, akan ada orang yang menjemputnya untuk menjalani misi lainnya!

    "Ta-tapi guru, kenapa hal sekecil ini membuat kalian marah?" "Marah? Bintang kamu salah mengartikannya... Kedatangan kami bukan untuk membahas hal ini." Dewi Judi menyentil kening Bintang secara lembut. "Jika bukan untuk menemuiku, dan mempermasalahkan Mawar, lalu apakah ada hal penting membuat kelima guru turun dari gunung?" Kelima gurunya mengangguk. Mereka mulai mengeluarkan satu kunci kediaman yang terlihat familiar bagi pandangan mata Bintang! "Ku-kunci ini..." Bintang terkejut, dia menatap lekat kelima gurunya dengan penuh rasa terimakasih. "Kembalilah ke ibu kota.... Misi kali ini, kamu harus bisa membuat keluargamu bangkit..." Bintang terdiam, dia ingin sekali berterimakasih karena ternyata selama ini. Kediaman yang ditinggalkan oleh orang tuanya berada ditangan kelima gurunya. Setelah bercengkerama, pandangan mata Bintang tiba tiba memburam. Dia akhirnya tertidur yang membuat Dewi Medist tersenyum tipis. "Dia sudah tertidur, Bintang jadilah pewaris keluarga ya

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   35. Aura Membunuh milik Bintang!

    "Akkkhh!" Dewi memekik, dia segera bangkit dan menunjuk wajah Bintang dengan raut wajah yang terlihat penuh kemarahan! "Bintang sialan! Bodoh! Berani sekali kamu mengikuti ku hingga ketempat ini?!" Dewi memaki, hingga semua tatapan mata tertuju kearah Bintang. "Siapa pemuda itu? Kenapa Dewi idol kita terlihat seperti mengenalnya?" "Woi pemuda tak tahu diri, minta maaflah pada idol kita! Jika tidak, kamu pasti merasakan Bogeman mentah dari kami!" Para pria yang mengidolakan Dewi merasa kesal. Jelas kekesalan ini diakibatkan oleh Bintang yang menabrak Dewi! Mendengar semua itu, Bintang yang tak memiliki waktu untuk meladeni Dewi hendak melanjutkan perjalanannya. Namun langkahnya dihentikan oleh tangan Dewi yang menarik Jaz hitam miliknya. "Kau ingin lari begitu saja setelah menabrakku? Atau kau sengaja pergi setelah tahu disini banyak yang membelaku?" Bintang ingin sekali menampar Dewi, tapi dia tahu. Menamparnya hanya akan menambah masalah. "Lalu apa maumu?" Dewi menunjukan sif

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status