Home / Romansa / Kehangatan Bodyguardku / 7. Tragedi di Bioskop

Share

7. Tragedi di Bioskop

last update Last Updated: 2025-05-24 00:45:53

“Bub, kamu apa-apaan sih? Jangan nyolot kurang ajar ya kamu Bub. Aku diam bukan berarti aku setuju denganmu. Tapi aku diam karena aku kedinginan di ruang bioskop ini. Jadi kamu jangan macam-macam dan ambil kesempatan!” gertak Davira yang memang terkenal bar-bar.

Mendapat penolakan dari kekasihnya, Reyno merasa frustasi. Pria itu kembali duduk menyandar dan terlihat kecewa kepada Davira.

“Aku kira kita dewasa, jadi hal yang wajar kalau kita saling berciuman dan bersentuhan. Tapi kamu malah menolak ku dan bersikap begini ke aku. Aku gak bisa kayak gini, Davira,” protes Reyno kepada Davira.

“Hah, maksud kamu apaan Bub? Kamu mau mengotori hubungan kita begitu? Kamu mau merusak sesuatu yang berharga dalam diri ku gitu? Ini nggak lucu ya Bub. Ini bukan permainan yang kalau sudah rusak bisa kembali utuh. Dan aku nggak mau hal itu titik!” Davira membalas ucapan Reyno dengan lebih pedas.

“Okay … okay … fine terserah kamu saja ya. Kamu sudah buat aku ilfell malam ini. Aku mau keluar dulu, mau nongkrong di luar!” Reyno segera berdiri meninggalkan Davira yang masih duduk di kursi bioskop.

Melihat kekasihnya berdiri dari duduknya dan pergi begitu saja, Davira menjadi heran dengan sikap Reyno. Cowok yang hampir satu tahun jadi kekasihnya ini, semakin hari semakin nuntut yang lebih darinya.

“Hah, sudahlah terserah deh Bub. Aku capek sendiri kalau tiap hari kamu kayak gini.” Davira berbicara dalam batinnya.

Ilham yang melihat Reyno pergi meninggalkan Davira, hanya diam memantau saja.

Ada batasan dimana dia sebagai bodyguard tak bisa terlalu ikut campur. Tapi ada beberapa hal yang kadang membuat hati Ilham sedikit terusik apabila Reyno sebagai kekasih Davira itu bertingkah kurang ajar.

Ilham masih diam di tempatnya memantau Davira. Ada sedikit rasa kasihan di hati Ilham untuk Davira disaat seperti ini.

Iya Davira memang terkesan bar-bar tapi Ilham tahu gadis itu mempunya hati yang baik dan tulus.

Melihat Davira masih belum berdiri, padahal Reyno sudah beberapa menit lalu pergi, Ilham pun berniat berjalan mendekati gadis itu. Tapi baru saja beberapa langkah ia berjalan, Ilham melihat seorang laki-laki datang menghampiri Davira.

'Siapa dia?' tanya Ilham dalam batinnya.

“Kok aku sedikit curiga, apa aku ikut samperin saja ya?” Ilham segera berjalan ke arah Davira. Dan benar saja laki-laki itu berniat tidak baik kepada Davira. Untung Ilham datang tepat waktu.

Kedua tangan Davira dipegang oleh laki-laki asing itu, ia mulai memberontak paksa.

Namun, cengkraman tangan laki-laki itu sangat kuat hingga Davira tak kuat berontak.

Laki-laki tersebut mendekatkan wajahnya ke arah Davira dengan begitu cepat. Hingga tanpa terduga laki-laki itu mencium pipi Davira.

Davira yang merasakan pipinya disentuh, seketika berteriak kencang. Dan tiba-tiba ada sebuah tangan kekar yang menyeret laki-laki itu dengan paksa.

Bug!

Bug!

Bug!

Bug!

Dengan brutal, Ilham langsung menghajar laki-laki asing yang berusaha melecehkan nonanya tadi. Hingga darah segar keluar dari mulut dan hidung laki-laki itu.

“Bajingan kau hah!”

Bug!

Bug!

“Brengsek kau hah!”

Bug!

Bug!

“Bedebah kau hah!”

Bug!

Bug!

Ilham kemudian menyeret laki-laki itu keluar dari bioskop dan melemparkan begitu saja sampai luar. Kemudian ia kembali masuk ke dalam bioskop untuk melihat kondisi nonanya yang tampak syok.

Davira tampak menangis dan diam tanpa kata. Sungguh di luar dugaan kalau dia hampir saja akan mengalami pelecehan. Sesuatu yang tak pernah ia duga dan sangka.

Seketika suasana di bioskop langsung berubah, dari romantis menjadi dramatis.

Bahkan, teman-teman Davira langsung bangkit dan meninggalkan kursi yang semula mereka tempati.

Keempat gadis itu mendekat ke arah sahabatnya yang masih menangis.

Ilham segera datang melihat kondisi nonanya yang kacau, ia berusaha untuk mendekat. Pria itu merasa hatinya teriris ketika melihat Davira yang kacau. Baru saja Ilham duduk di dekat Davira yang menangis tiba-tiba ….

Grep!

Kedua tangan lembut itu memeluk erat tubuhnya. Kedua tangan Davira nampak bergetar hebat. Bahkan bukan hanya tangannya, tapi tubuhnya juga ikut bergetar hebat.

Dengan sedikit ragu, Ilham membalas pelukan Davira dan mengusap-usap punggungnya. Ilham berbicara dengan lembut dan pelan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kehangatan Bodyguardku    14. Dibonceng Ilham

    “Hmm … sudah Nona, ayo cepetan naik! Nanti telat, gimana? Nanti saya jelaskan di jalan, ini motor siapa. Ayo naik Nona! Biar saya bisa kebut,” ajak Ilham seraya menyerahkan sebuah helm ke arah gadis itu. “Iya-iya, sok ngatur banget lo!” Davira mengambil helm itu dan segera memakainya. Namun, ia merasa kesulitan saat mengancingkan pengait helm tersebut. Ilham yang melihat itu, segera mengulurkan tangannya. Tanpa berbicara, pria itu membantu Davira mengancingkan pengait helm tersebut. Davira yang mendapatkan perlakuan seperti itu dari Ilham, hanya terdiam dengan wajah kaget. Bahkan, kedua bibirnya sampai menganga. Ia memperhatikan wajah Ilham yang terlihat sangat tampan dan manis dari jarak dekat. “Sudah, ayo naik, Nona!” ucap Ilham setelah selesai mengancingkan pengait helm yang dikenakan oleh Davira. Pria itu segera naik ke atas motornya, namun Davira masih terdiam mematung. “Non, Davira!” panggil Ilham seraya menoleh ke arah gadis itu. “I-iya, sabar dulu napa!” balas

  • Kehangatan Bodyguardku    13. Motor Ilham

    Sementara di rumah kecilnya, Ardi mantan suami Narumi hanya bisa menyesal setelah satu tahun lalu bercerai dengan Narumi. Uang yang dia simpan dari hasil mencuri dan membohongi Narumi dulu, kini sudah menipis. Bahkan, saat ini dia sudah tak bisa lagi pergi ke club malam untuk bersenang-senang dengan wanita langganannya. “Brengsek!! Gimana gue bisa seneng-seneng kalau begini terus? Mana si Narumi sudah tiga kali nolak gue ajak rujuk. Gue harus bisa deketin Narumi lagi. Kalau perlu, gue bikin dia hamil aja ya biar mau balikan sama gue. Tapi gimana caranya gue bisa ketemu dia. Apa gue samperin aja ya dia ke rumahnya?”Pria bertubuh tinggi dan kekar itu nampak berpikir. Jari telunjuk kirinya ia letakkan di dagu sambil digerak-gerakkan. Telapak tangan kanannya ia masukkan ke dalam saku celana. Sepertinya, Ardi sedang benar-benar berpikir keras untuk menyusul rencana yang matang untuk mendekati sang mantan istri. “Tapi, gue harus berlagak kaya dulu. Gue akan sewa mobil rental saja pas

  • Kehangatan Bodyguardku    12. Perempuan Bayaran

    Kedua mata Davira terbuka lebar saat melihat orang membekapnya. Pria bertubuh kekar yang membekap mulutnya itu adalah Ilham sang bodyguard. Davira masih terdiam di dekapan Ilham, matanya seperti terhipnotis ketika melihat ketampanan pria itu dari jarak dekat. Aroma mint dari hembusan nafas Ilham bisa Davira hirup dari pria itu. Dan anehnya davira mendapatkan rasa nyaman dan tenang. Terlebih lagi, ketika kedua lengan kekar Ilham mendepak tubuhnya. Davida merasakan kehangatan yang sebelumnya tidak pernah ia dapatkan dari orang lain. Bahkan, ia tak mendapatkan rasa hangat dan nyaman itu dari sosok Reyno, seorang pria yang telah lama menjalin kasih dengannya. Davira sedikit menengadahkan kepala untuk melihat ke arah wajah Ilham. Jantungnya semakin berdetak kencang, ini pertama kalinya ia berada pada jarak yang sangat dekat dengan pria itu. Padahal, biasanya Davira selalu berlagak ketus, jangankan didekati seperti sekarang, mendengar Ilham berbicara saja, ia sudah merasa kesal. Namu

  • Kehangatan Bodyguardku    11. Seseorang

    Di bioskop, teman-teman Davira baru saja menyelesaikan tontonan film yang mereka lihat tadi.Meskipun sempat ada kejadian yang cukup tragis, namun keempat gadis itu tetap melanjutkan tontonannya.Karena mereka sudah terlanjur membeli tiket, terlebih lagi Davira juga sudah dibawa pulang pulang oleh bodyguardnya.Jadi, Gretha, Alida, Renata, dan Irene merasa lega.“Eh, si Vira gimana ya? Dia udah sampe rumah belum?” tanya Irene ketika mereka berjalan keluar dari bioskop.“Gak tau, dari tadi wa gue gak dibalas,” jawab Alida.“Jangan-jangan si Vira dibawa kabur sama bodyguardnya itu. Siapa namanya? Gue lupa,” tumpal Renata dengan wajah bingung.“Ilham, namanya Ilham,” jawab Gretha.“Iya itu, lupa banget gue. Padahal orang ganteng kalem. Tapi, biasanya yang kayak gitu anteng di ranjang. Ahay ….” Renata tertawa sendiri di akhir kalimatnya.“Sok tahu lo, kayak yang udah pernah aja!” Irend menoyor pelan kepala sahabatnya.“Emang gue udah pernah.” Renata menjawab sambil mengibaskan rambutnya.

  • Kehangatan Bodyguardku    10. Kegilaan Reyno

    Sementara di kamarnya, Davira menangis sambil tengkurap. Gadis itu benar-benar merasa malam ini mengalami dua hal yang membuatnya sesak. Kejadian pelecehan di bioskop dan ketika di jalan tadi. Rasanya kali ini raganya bener-bener capek dan lelah. Pikiran gadis itu ikut kacau balau tak tentu arah. Hidup tanpa seorang ibu di sisinya membuat Davira merasa sendiri dan kesepian. Namun, ia juga tak ingin ayahnya menikah lagi. Sejak dulu, Davira selalu melarang tuan Darko untuk menikah lagi. Karena Davira takut ibunya merasa sakit hati dan terluka, meskipun sang ibu sudah tak ada di dunia ini. Davira meminta ayahnya untuk tetap setia kepada sang ibu, meskipun sudah beda tempat. “Aaaa … gue benci … gue benci lo, Reyno! Gue benci lo. Kenapa lo lakuin ini ke gue? Kenapa, Reyno? ….” Davira memukul bantal untuk melampiaskan segala emosinya. Gadis itu menangis sendiri, meskipun ia memiliki seorang kakak perempuan, tetapi Davira tidak pernah mencurahkan isi hatinya kepada Narumi. Ent

  • Kehangatan Bodyguardku    9. Ngambek

    “Itu … itu kan Reyno? Kok bisa dia malah asik boncengan sama cewe lain sih? Dasar Reyno, bajingan juga kamu ya! Kamu tinggalin aku di bioskop sendiri dan hampir dilecehkan orang. Bajingan kamu Reyno. Kamu malah boncengin cewek sambil pelukan mesra gitu. Awas kamu Reyno … awas kamu!!” teriak Davira di dalam mobil.Gadis itu mengepalkan tangannya seolah siap melemparkan bogeman keras pada wajah kekasihnya.Ilham hanya diam membisu ketika mendengar teriakan Davira. Bahkan segala umpatan dan sumpah serapah pun Davira ucapkan untuk sang pacar. Ilham tak berani ikut campur sedikitpun. Diam adalah hal paling aman yang ia lakukan saat ini.Sepanjang perjalanan, Davira terus-terusan mengoceh dan memberikan umpatan untuk Reyno. "Dasar bajingan lo Rey! Awas aja lo, gue mau putus sama lo! Pokonya mau lo bujuk gue bawa bunga sama kebonnya juga gue gak akan mau. Gue beneran muak sama lo, Rey! Lo kenapa kayak gini ke gue? Gue sakit hati sama lo, Rey. Gue benci lo ... gue benci lo sebenci-bencinya .

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status