Share

Bab 209

Author: Gekko
last update Last Updated: 2025-12-16 19:58:57
Ming Yue bergegas turun dari tempat tidur. Dia melangkah terburu-buru menuju sumber suara itu, hati berdebar kencang.

Tangannya yang gemetar membuka pintu kamarnya penuh harap.

"Suli!" panggilnya.

Namun, yang berdiri di balik pintu bukanlah yang Ming Yue harapkan. Melainkan seorang bocah lelaki dengan wajah yang sangat mirip dengannya.

Qiang Wangyi berdiri di sana. Salah satu tangannya mengucek-ucek mata yang masih mengantuk.

"Di luar sangat ribut. Aku tidak bisa tidur," ucapnya.

Harapan di dada Ming Yue seketika runtuh, digantikan oleh kekecewaan yang menusuk.

Namun, di saat yang sama. Lubang hampa di hatinya, perlahan terasa terobati sedikit oleh kehadiran putranya ini.

Setidaknya, satu dari anak kembarnya masih ada di sisinya.

Perlahan, Ming Yue berjongkok di depan putranya, agar pandangan mereka sejajar. Lalu menarik Qiang Wangyi ke dalam pelukan yang erat.

"Syukurlah, kau baik-baik saja," bisiknya dengan suara parau.

Qiang Wangyi hanya terdiam. Namun tetap membalas pelukan sang Ib
Gekko

Kasih semangat (Gems & hadiah) supaya othor up terus^^

| Like
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 222

    Aula utama istana perlahan kembali hening setelah ledakan emosi barusan.Qiang Wangyi segera menggeleng kuat."Ibunda. Itu hanya badai kecil dan aku sudah biasa melaluinya," ucapnya.Pemuda itu berusaha menjelaskan. Nada suaranya tetap santai seakan nyawanya sendiri bukan taruhan.Sorot mata Ming Yue langsung menajam. Nada lembutnya tak lagi mampu menyembunyikan amarah yang tertahan.Qiang Jun melanjutkan."Lalu bagaimana dengan dua awak kapal yang jatuh ke laut? Untung saja mereka masih bisa ditemukan. Apa kau tidak tahu bahwa itu berbahaya?!" Geramnya kembali marah.Qiang Wangyi mendengus pelan. Bahunya terangkat sebelah dengan santai."Yang penting mereka ditemukan, kan? Aku hanya mengejar putri duyung yang kulihat. Benar kan, Hyun?" tanyanya sambil menoleh ke samping.Ming Hyun yang sejak tadi berdiri kaku di sisi aula langsung terseret ke dalam pusaran masalah. Wajahnya memucat, keringat dingin mengalir di pelipisnya.Namun Ming Hyun dengan cepat menunduk dan membela diri."Saya

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 221

    Wajah Qiang Jun seketika mengernyit. Alisnya yang tebal bertaut. Sorot matanya menajam penuh ketidakpercayaan.“Tabib Long?” ulangnya. Seolah ingin memastikan pendengarannya sendiri.Di hadapannya, Ming Yue mengangguk mantap. Tak ada sedikit pun keraguan di wajahnya.Qiang Jun mendengus pelan. Ia memalingkan wajah, rahangnya mengeras menahan emosi yang kembali menyeruak.“Jika dia tidak teledor, Suli pasti masih ada bersama kita.”Ming Yue menatap punggung suaminya. Ada kelelahan di balik sorot matanya, namun ia tetap melangkah mendekat.“Jun… ayolah, jangan keras kepala. Ini salah sosok misterius itu. Entah di mana dia berada sekarang. Tapi Tabib Long tak tahu apa pun," ucap Ming Yue.Suaranya penuh kelembutan, berusaha membujuk pria itu.“Jangan mengurungnya lagi, ya,” lanjutnya.Keheningan menggantung beberapa saat. Qiang Jun mengepalkan tangannya.Lalu menghembuskan napas panjang, seolah menyerah pada perdebatan yang tak akan ia menangkan.“Baiklah,” ucapnya menyerah pada perminta

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 220

    Ratusan tahun lalu, secara turun-temurun Klan Zhao yang mendapat berkat Dewa adalah pemimpin Kerajaan Qin. Mereka memerintah dengan adil dan bijaksana.Hingga pada suatu masa, lahirlah sepasang anak kembar di keluarga kerajaan. Seorang Putri dan seorang Pangeran. Bernama Zhao Yina dan Zhao Yuhong.Sejak kecil, perbedaan keduanya sudah tampak jelas. Zhao Yina tumbuh dengan pembawaan tenang, penuh empati, dan kecerdasan yang matang.Sementara Zhao Yuhong dikenal berbakat. Tetapi arogan, mudah marah, dan haus pengakuan.Raja akhirnya mengambil keputusan besar. Menobatkan Putri Zhao Yina sebagai pewaris tahta.Keputusan itu diambil bukan karena jenis kelaminnya. Melainkan karena kelayakan. Zhao Yina dinilai jauh lebih pantas memimpin Qin.Namun, ternyata keputusan itu menjadi awal kehancuran.Zhao Yuhong tidak terima. Amarah dan iri hatinya tumbuh menjadi kebencian yang gelap. Ia berusaha membunuh saudari kembarnya sendiri demi merebut tahta.Tetapi upaya itu gagal. Berkat Dewa Zhaoyin me

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 219

    “Tak wajar bagaimana?” tanya Ming Yue lagi.Nada suaranya terdengar tenang. Namun sorot matanya jelas menyiratkan rasa ingin tahu yang kian menguat.An Rong menunduk, alisnya berkerut tipis seolah sedang menata kata-kata. Ia terdiam beberapa saat, berpikir sejenak sebelum akhirnya berbicara.“Masih dalam penyelidikan. Tapi warga yang meninggal itu sebelumnya memang menderita penyakit yang sulit disembuhkan. Mungkin kau bisa menanyakan detailnya langsung pada Kaisar.”Ming Yue mengangguk pelan. Meski hatinya sempat tertahan oleh rasa penasaran.“Akan kutanyakan nanti,” jawabnya.Ingatan lama kembali muncul. Luka masa lalu tentang wabah kematian yang pernah melanda masih meninggalkan trauma.Ming Yue takut sejarah terulang lagi.Hari perlahan menjelang gelap ketika perbincangan mereka berakhir.Setelah mengantar An Rong, Ming Yue kembali ke kediamannya sendiri.Di dalam ruangan pribadinya, Ming Yue kembali tenggelam dalam pekerjaan.Beberapa laporan tambang terbentang di meja, disusul c

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 218

    Penjahit itu tak berani membantah.“Baik. Akan saya ganti yang lain,” jawabnya pelan, lalu berbalik meninggalkan kediaman.Tepat saat ia keluar, seorang pemuda lain melangkah masuk dengan santai.“Hei. Ada apa lagi, Kak Ayi?” tanyanya ringan. “Kau suka marah-marah, padahal sebentar lagi ulang tahunmu.”Itu Ming Hyun, sepupunya dari pihak ibu.Qiang Wangyi mendengus pelan."Aku ingin semuanya sempurna sesuai keinginanku. Ini tahun yang istimewa dari tahun-tahun sebelumnya," gerutunya.Ming Hyun tersenyum tipis sambil menggeleng.“Kalau begitu ayo pergi keluar. Di rumah, Ibu selalu melarangku minum.”Perlahan, wajah jengkel Qiang Wangyi memudar. Sorot kesal di matanya digantikan oleh seringai kecil. Kebosanan yang menumpuk sejak pagi akhirnya menemukan jalan keluar.“Ide bagus,” jawabnya singkat. “Aku juga sedang bosan.”Tanpa menunggu lama, Qiang Wangyi segera meraih jubah hitam yang tergantung di dekat pintu.Dengan langkah cepat, dua pemuda itu keluar diam-diam dari kediaman. Berusah

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 217

    “Apa kau tidak ingat kejadian dengan Putri Bailong dulu? Kau masih berpikir Yang Mulia mau mengangkat selir?” desis Ming Yue dingin.Nada suaranya tidak keras, namun setiap katanya seperti bilah tipis yang mengiris. Tatapannya tajam, lurus mengarah pada Yan Guan, tanpa sedikit pun gentar.Yan Guan terdiam.Kepercayaan diri yang sejak tadi ia pamerkan perlahan runtuh. Ingatannya terseret ke masa laluSebuah tragedi besar yang pernah mengguncang Kekaisaran. Insiden Putri Bailong yang menjadi pemicu perang berdarah dengan kerajaan lain.Namun karena lamanya waktu berlalu dan kedudukannya yang semakin tinggi, Yan Guan lupa akan hal ituKini, rasa perih menjalar di sebelah wajahnya. Entah karena tamparan sebelumnya. Atau karena rasa malu yang tak tertahankan.Yan Guan hanya bisa menunduk, bungkam.Melihat situasi semakin tidak menguntungkan, Yan Zhi yang sejak tadi gemetar di sampingnya segera menjatuhkan diri bersujud.“Ampuni kami, Yang Mulia,” ucapnya dengan suara bergetar, dahi menempe

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status