Share

Kehormatan Yang Terenggut
Kehormatan Yang Terenggut
Penulis: Rasyidfatir

Kejadian Tak Terlupakan

"Benarkah kamu akan ke kota untuk mencari pekerjaan?" tanya Bu Marni pada putri semata wayangnya.

"Iya, Bu. Apa kita akan terus hidup seperti ini," kata Aisyah mengemasi pakaiannya dalam tas besar.

"Tapi, kamu hanya lulusan sekolah menengah jurusan kecantikan, apa ijazahmu akan laku di sana?" tanya ibunya ragu.

"Nanti aku akan kerja di salon Bu. Di Jakarta Aisyah akan meminta tolong pada Marini untuk mencarikan pekerjaan," terang Aisyah.

"Ya, sudah. Kamu menginap dulu di kontrakan Marini. Setelah dapat pekerjaan kamu cari kosan, jangan merepotkan orang lain," nasehat Bu Marni.

"Iya, Bu. Aisyah mengerti. Kalau begitu Aisyah pamit, jaga diri ibu baik-baik." Aisyah mencium punggung tangan ibunya. Wanita itu meneteskan air matanya, ia sebenarnya berat melepas kepergian putri semata wayangnya. Tapi, Aisyah bersikeras untuk bekerja di kota. Marni juga kasihan jika Aisyah menjadi bahan gunjingan tetangga karena setelah lulus hanya menjadi pengangguran. Apalagi juragan Marno yang sudah tua mengincar Aisyah untuk menjadi istri keempatnya. Mau tidak mau Marni menyetujui putrinya merantau di kota. Lagi pula Aisyah di kota tidak sendirian ada Marini yang menjaga.

Aisyah menaiki angkot menuju ke stasiun kereta api. Setelah sekian lama hidup di desa ia mengenyam pendidikan sampai lulus SMK. Ia tidak pernah melihat suasana perkotaan. 

Untung saja Aisyah mendapatkan tempat duduk yang terletak di pinggir jendela jadi bisa melihat pemandangan di luar. Seorang pria memakai topi yang menutupi sedikit wajahnya tiba-tiba duduk di samping Aisyah. Lelaki itu kelihatan cuek. Aisyah melihatnya sekilas lalu mengabaikannya. Ia lebih tertarik melihat pemandangan di luar jendela. Hamparan sawah dan pegunungan mahakarya ciptaan Tuhan membuatnya takjub.

Lelaki di sampingnya asyik menutup telinganya dengan headset, sepertinya ia lebih asyik menikmati suara musik dari ponselnya. Mata Aisyah tiba-tiba membelalak kaget saat lelaki itu membenarkan letak topinya. Ia sangat familiar dengan lelaki itu tapi dimana.

Akhirnya ia ingat, pria itu tak lain adalah seorang artis yang lagi naik daun sekarang. Namanya Ariel, banyak sekali fans yang menggilainya.  Tapi, gosipnya artis itu suka gonta-ganti pacar jadi Aisyah tidak tertarik. Hampir saja ia berteriak karena terkejut tapi ia urungkan. 

Di dalam hatinya masih ada sosok Gilang yang selalu menghiasi hatinya. Meskipun Aisyah tidak pernah tahu apakah Gilang mencintainya, tetapi ia sangat mengagumi sosok anak ustadz di desanya itu. Selain tampan juga memiliki perangai yang sopan dan soleh. 

Aisyah turun dari kereta, ia melihat banyak sekali taksi yang menawarkan jasanya di sekitar stasiun. Aisyah sudah mengetahui alamat Marini. Ia tidak ingin merepotkan temannya. Sudah cukup ia mendapatkan alamat kontrakannya. Suasana sudah senja, ia harus cepat sebelum malam tiba.

Aisyah naik taksi sebelumnya ia menunjukkan alamatnya pada sopirnya. Dan sopir itu mengangguk mengerti. Sepertinya tidak akan sulit menemukan kontrakan Marini.

Rumah berukuran sedang tidak terlalu besar tidak juga terlalu kecil berpagar besi berwarna putih dan cat tembok rumahnya berwarna kuning gading. Aisyah menyerahkan selembar uang pada sopirnya dengan mengucapkan terima kasih sebelumnya.

Ia mencocokkan nomor rumah itu dengan alamat yang ada di tangannya. Benar, sudah sama persis. Aisyah merasa rumah itu sangat sepi, ia kemudian mencari ponsel dalam tasnya menghubungi Marini.

"Ya, halo," ucap Marini.

"Ini aku, Aisyah. Aku sudah sampai di depan kontrakanmu," kata Aisyah.

"Oh, kamu sudah sampai. Tapi, aku masih di tempat kerja. Kamu masuk saja, kuncinya ada di bawah keset yang ada di depan pintu utama. Kamu masuk saja ke dalam kontrakan sambil menungguku pulang," kata Marini.

"Oke, tidak apa-apa kan kalau aku masuk?" tanya Aisyah. 

"Ya, elah. Masuk aja lagi, kayak orang lain saja," kata Marini di telepon.

Aisyah mengakhiri teleponnya ia membuka pintu pagar yang tidak terkunci, lalu mengambil kunci rumah yang di simpan di bawah keset. 

Matanya mengamati setiap sudut ruangan, salah satu hal pertama yang di inginkannya adalah mandi dan beristirahat di kamar. Aisyah tidak tahu kamar mana yang akan di tinggalinya, jadi dia memilih secara acak. Ada dua kamar, ia masuk ke salah satu kamar. 

"Wah, ada kamar mandi di dalamnya kebetulan sekali," kata Aisyah berbicara sendiri. 

Ia mandi dan keramas supaya terlihat segar. Selesai mandi ia mengganti pakaiannya dengan baju tidur kesayangannya. Perjalanan dari desa ke kota membuat badannya kelelahan. Tanpa menunggu lama ia tidur terlelap.

Di tempat yang lain Ariel kelihatan bersenang-senang di sebuah bar. Seperti biasa ia minum sampai mabuk bersama teman-temannya. 

"Di mana Marini? Kenapa kau sendirian?" tanya salah seorang temannya.

"Dia kerja, aku libur. Jadi, tidak masalah kan jika aku bersenang-senang di sini," jawab Ariel sekenanya. Beberapa gadis cantik bergelayut mesra di punggung Ariel. 

"Ku dengar kau akan membintangi film terbaru yang mau rilis bulan September," kata temannya.

"Ya, begitulah." Ariel menghabiskan minuman terakhirnya. Ia bangkit dari tempat duduknya. 

"Hei, mau kemana?" tanya temannya.

"Biasalah, kalau sudah mabuk begini. Aku lebih senang tidur bersama Marini," kata Ariel.

"Ya, sudah sana," kata temannya hanya geleng-geleng kepala.

Endro tahu bagaimana karakter Ariel, ia tidak pernah berhubungan badan dengan wanita penghibur. Tapi, ia mencari wanita bersih yang di jadikan pemuas hasratnya. Setelah bosan, maka ia memutuskan hubungan itu dan mencari wanita muda lainnya.

Ariel menyetir mobilnya ke  rumah Marini. Ia tahu, wanita itu pasti sudah tidak sabar untuk menunggunya. Ariel juga sama, ia sudah tidak sabar untuk melakukan pelepasan. Juniornya sudah menegang akibat para wanita penghibur yang menggerayanginya di bar tadi.

Ceklek

Pintu tidak ada yang mengunci. Ariel langsung masuk ke dalam kamar Marini. Tidak biasanya Marini mematikan lampu kamarnya. Tapi peduli amat, Ariel langsung menyerbu tubuh ramping yang sedan tertidur lelap sambil memeluk guling. 

"Hemm, baumu harum sekali. Tumben kau keramas sebelum tidur, tapi aku menyukainya," ucap Ariel mengendus rambut Aisyah yang di kira Marini.

Ariel menggulingkan tubuh Aisyah menghadap padanya. Tak sabar ia langsung melorotkan celana dalam Aisyah. Seperti biasa ia mencium bibir wanita yang di kira Marini itu. 

"Ah," desis Aisyah. Saat ada sesuatu yang dingin menyentuh bibirnya. Ia merasa ada benda berat yang menindih tubuhnya. 

Aisyah kaget ternyata yang di atas tubuhnya adalah seorang pria. Ia langsung berusaha memberontak mendorong tubuh lelaki itu. Sedangkan Ariel yang sedang mabuk mengira pemberontakan Aisyah adalah bentuk permainan Marini. Ia malahan bertambah semangat. 

Aisyah menangis, ia merasakan perih di daerah sensitifnya karena lelaki itu berhasil menembus keperawanannya. Ariel baru sadar, jika wanita yang di tidurinya bukan Marini. Ia merasakan miliknya sesak masuk ke dalam. Dan wanita itu menangis meraung-raung? 

---Bersambung---

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status