Share

Kenapa Harus Temanku

Penulis: Rasyidfatir
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-03 20:49:23

Aisyah merasa dirinya sangat kotor, ia membungkus tubuhnya yang polos dengan selimut. Sementara Ariel keluar dari kamar Marini karena ketakutan. Baru kali ini ia merasa takut menodai anak orang. Karena semua wanita yang di gaulinya memang sudah tidak virgin. Dan ini pertama kalinya ia mengambil keperawanan seorang gadis. Kepalanya sangat pusing, saat ia berjalan keluar tiba-tiba ia bertabrakan dengan Marini.

"Sayang, mau kemana?" tanya Marini. 

"Tidak, aku ... aku, aku pergi dulu," kata Ariel terburu-buru. Ia bingung harus berkata apa. Ia hanya ingin menenangkan dirinya untuk sementara waktu. Marini bingung dengan tingkah kekasihnya. Ia baru ingat jika Aisyah hari ini datang, langsung Marini bergegas mencari Aisyah di dalam rumah.

Marini mendapati Aisyah menangis terisak-isak di kamarnya. Kamar masih gelap Marini segera menyalakan lampunya. Matanya membelalak kaget melihat Aisyah duduk berbalut selimut dalam keadaan mengenaskan. Dan bercak darah merah yang masih segar tertinggal di seprei yang tadinya berwarna putih bersih.

"Oh, tidak. Apa yang terjadi?" tanya Marini merengkuh tubuh sahabatnya yang gemetaran.

"Aku ... aku tidak tahu, seorang pencuri masuk ke dalam kamar ini lalu ... lalu ... dia memperkosaku." Aisyah tidak mampu membendung tangisnya. Kepala Marini seakan berputar ia kini tahu kenapa Ariel keluar terburu-buru. Itu berarti Ariel  yang memperkosa Aisyah dalam keadaan mabuk. Marini terdiam, ia mendengarkan semua cerita Aisyah. Hatinya teriris, kenapa sahabatnya yang masih polos harus mengalami ini. Dan yang melakukannya adalah kekasihnya sendiri.

"Aku biasanya kalau tidur, lampu kumatikan. Tidak tahu ada pria masuk ke dalam kamar. Aku tidur lelap, tidak tahunya dia sudah menggerayangiku dan ... dan ... rasanya perih sekali. Marini ... apa yang harus aku bilang pada ibu, tidak mungkin aku cerita jika di kota aku di perkosa oleh orang asing tak dikenal." Aisyah memeluk erat Marini. Berderai air matanya jatuh menetesi bahu Marini. 

Marini tidak tahu harus berkata apa, tidak mungkin ia mengatakan jika pelakunya adalah Ariel, sosok pria yang amat di cintainya. Memang, biasanya Ariel selalu mengajaknya berhubungan intim selepas syuting atau kalau dia sedang penat. Meskipun tidak dapat di pungkiri, jika Marini juga istri simpanan bosnya dimana tempatnya bekerja. Intinya, mereka melakukan hubungan itu suka sama suka. Marini juga tahu, ia tidak mungkin mengikat Ariel dalam ikatan pernikahan seperti orang pada umumnya. Karena ia sendiri sudah tahu siapa Ariel sebenarnya. Seorang pria yang tidak mungkin bisa setia dengan satu wanita.

"Sabar, ini musibah. Maafkan aku karena tidak datang tepat waktu. Tinggallah di sini sampai kau sembuh dan mendapatkan pekerjaan, aku juga  tinggal sendirian di sini." Marini mengelus rambut panjang Aisyah yang sudah terlihat berantakan. 

"Aku ... aku tidak tahu bagaimana menghadapi orang lain. Aku juga sudah malu jika bertemu dengan Kak Gilang. Cintaku hanya untuknya, tapi sekarang aku tidak lebih dari sampah!" Aisyah menghina dirinya sendiri. Ia merasa jijik dengan tubuhnya.

"Jangan berkata begitu, bagiku kau tetap Aisyah seperti dulu. Ini musibah dan bukan kehendakmu," hibur Marini.

"Tapi, siapa yang akan mau dengan gadis yang sudah ternoda seperti aku," isak Aisyah.

Marini terdiam, ia tahu memang berat bagi Aisyah seorang gadis yang berasal dari kampung yang masih polos. Sementara dirinya yang sudah lama hidup di kota entah sudah berapa kali tidur dengan pria. Ia sendiri sampai bingung menghitungnya.

"Suatu saat, kau pasti akan menemukan pria yang benar-benar mencintaimu apa adanya," lanjut Marini. Ia hanya bisa menyemangati sahabatnya. Marini tahu, tidaklah mudah membangun kepercayaan diri di saat mengalami nasib naas seperti Aisyah.

"Sekarang, aku akan membantumu ke kamar mandi," ajak Marini.

Aisyah merasa tubuhnya remuk redam, lelaki itu sangat kuat. Sayangnya ia tidak dapat mengenali wajah lelaki yang memperkosanya. Tapi, ia tidak masih ingat aromanya. Bau alkohol dan bercampur parfum maskulinnya. 

"Terima kasih, tolong tinggalkan aku sendiri. Aku butuh waktu menenangkan diri," ucap Aisyah lirih.

"Baiklah, jika butuh apa-apa jangan sungkan memanggilku," kata Marini. Ia merasa bersalah atas peristiwa yang menimpa sahabatnya. Tidak seharusnya sahabatnya mendapatkan perlakuan seperti itu. Cukup dirinya saja yang sudah bobrok jangan Aisyah.

Sepeninggal Marini, Aisyah terus saja menangis di kamar mandi sambil menggosok kulitnya yang merah-merah karena ulah Ariel. Lelaki itu meninggalkan kismark di mana-mana. Bukannya hilang, malah kulitnya menjadi perih. Ia tidak tahu jika tanda merah itu akan hilang dengan sendirinya beberapa hari. 

Rambut Aisyah tergerai basah ia mengguyurnya berulang kali karena merasa dirinya kotor. Tangisnya tidak kunjung berhenti. Aisyah merasa dirinya sudah tidak artinya. Kini satu hal yang di banggakannya sudah hilang. 

Tubuhnya sampai menggigil kedinginan. Marini yang menunggu Aisyah di luar, merasa khawatir Aisyah tidak mau keluar dari kamar mandi. Ia pun memutuskan untuk mengetuk pintu kamar mandinya. Tak ada sahutan sama sekali, akhirnya Marini memaksa masuk. Ia kaget melihat Aisyah menyiksa dirinya di bawah kucuran air shower. Buru-buru Marini segera mematikan kran showernya.

"Kau bisa sakit jika seperti ini terus." Marini segera merengkuh tubuh Aisyah dan membalutnya dengan handuk kering.

"Biar ... biarkan saja aku sakit dan mati. Tidak ada gunanya aku hidup! Kehormatanku sudah terenggut!" teriak Aisyah.

"Iya aku tahu, ini pasti sangat berat buatmu. Tapi, bagaimana dengan ibumu. Jika ia tahu dirimu seperti ini, pasti sangat sedih," bujuk Marini.

"Tidak mudah untukku. Aku tidak berani menatap esok. Mungkin tidak akan ada yang mau menikahiku jika tahu aku bukanlah seorang perawan," isak Aisyah.

Marini dengan lembut menggiring Aisyah keluar dari kamar mandi. Ia lalu mencarikan pakaian kering di lemari. Ia tidak ingin Aisyah jatuh sakit. Hatinya juga hancur melihat penderitaan sahabatnya. Dan Ariel, mungkinkah laki-laki itu mau bertanggung jawab? Tapi, ia juga belum siap kehilangan Ariel. Marini masih sangat mencintainya.

Aisyah kini sudah lebih tenang, Marini membantu merebahkannya di atas tempat tidur. Lalu memberinya selimut hangat. Gadis itu sepertinya sudah kelelahan karena menangis. 

"Istirahatlah, aku tinggal dulu," kata Marini lirih. Ia menatap kasihan pada wajah Aisyah yang tidur tapi ada guratan kesedihan di wajahnya. 

Marini mengambil tasnya, ia perlu menemui Ariel untuk meminta kejelasan kenapa ia melakukan itu pada Aisyah. Meskipun hatinya sakit jika menanyakannya, tapi Aisyah juga sahabatnya. 

Mobil Marini meluncur ke apartemen Ariel. Ia tidak kesulitan masuk ke dalam apartemen kekasihnya. Karena ia sudah tahu pas codenya. Ariel terlihat duduk melihat TV sambil minum minuman ringan dan makan camilan.

“BRAAK!”

Ariel kaget melihat Marini sudah berdiri di tengah pintu. Menatapnya tajam penuh dengan amarah.

"Halo sayang, kemarilah ... aku tahu kau pasti merindukanku," kata Ariel tanpa rasa bersalah. Marini berjalan mendekat ke arah Ariel. Tiba-tiba tangannya melayang ke arah pipi Ariel.

“PLAAK!”

Ariel meringis kesakitan meraba pipinya sendiri. Matanya membulat marah melihat ke arah Marini. "Kamu tahu, wajahku ini adalah aset. Berani sekali kau menamparku!" balas Ariel.

---Bersambung---

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Pernikahan Alfred
karena kesuciaannua diambil
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kehormatan Yang Terenggut   Sindiran Tuk Ariel

    Marni mengajak Aisyah masuk ke dalam rumahnya. Ia tidak menyangka setelah sekian lama, Aisyah akhirnya pulang ke kampung menjenguknya. "Kebetulan, ibu masak tadi. Syukurlah kamu pulang, Nak. Ibu kangen padamu," tutur Marni. Aisyah masuk ke kamar mandi sebentar untuk membersihkan diri. Tak lama kemudian dia keluar sudah dalam keadaan segar. Aisyah duduk di kursi menunggui ibunya yang tengah sibuk membuatkan minuman hangat untuknya. "Minumlah dulu, karena bisa menghilangkan rasa letihmu." Marni menyodorkan secangkir teh hangat. "Hemm, teh buatan ibu selalu yang terbaik," puji Aisyah. Mereka berdua lalu makan bersama, hanya lauk sederhana tapi bagi Aisyah sudah membuatnya merasa nyaman. Karena baginya, masakan ibunya mengandung cinta dan kasih sayang. "Bu, ikan asin sama sambalnya enak," kata Aisyah. "Tadi, ibu hanya buat ini. Lah, makan sendirian terkadang tidak semangat Nduk," tutur Marni. Mendengar pernyataan ibunya Aisyah menjadi kasihan. Selama ini ibunya tinggal sendirian da

  • Kehormatan Yang Terenggut   Merindukan Ibu

    "Bukan tempat tongkrongan, tapi tempat makan," balas Aisyah sembari tersenyum. "Nanti gak laku dong jualanku, kalau buat nongkrong saja," imbuh Aisyah. "Duh Aisyah, tenang saja nanti teman-teman kantorku aku ajak makan di sini. Biar makin terkenal restoranmu," kata Daniel. "Makasih, ya. Aku seneng deh punya kakak seperti kamu," kata Aisyah. "Hemm, kakak ya." Daniel garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal, ternyata Aisyah hanya menganggapnya seperti kakaknya. Padahal ia sudah berharap lebih dari Aisyah. Setelah cerai dari Ariel, Daniel berharap menjadi pengganti suaminya. Daniel sudah merasa cocok dengan karakter Aisyah. Baginya Aisyah adalah wanita pujaan nya. ** Keluarga Devon tengah berkumpul dan bercerita, termasuk Mariska di sana. Setelah adanya Aisyah di rumah mereka, Mariska lebih semangat. Ia merasa punya anak perempuan. Aisyah yang ramah dan suka tersenyum membuat Mariska menyayanginya. Ia berharap Aisyah menikah dengan Daniel, putra kandungnya Mariska. Aisyah datang dar

  • Kehormatan Yang Terenggut   Buka Usaha Baru

    "Belikan aku baju baru, semua bajuku sudah tidak muat kupakai," keluh Marini.Ariel hanya meletakkan kartu atmnya di meja. Ia malas banyak bicara melayani permintaan Marini yang ini itu. Ia merasa Marini memang sengaja menjadikan kehamilannya sebagai alat untuk meminta banyak hal padanya."Kok hanya kartu, aku kan juga ingin di temenin beli bajunya. Biar kamu bisa milihin yang sesuai seleramu, Mas," bujuk Marini.Ariel yang hendak pergi berangkat ke lokasi syuting menghentikan langkahnya sejenak, ia lalu berbalik menghadap ke arah Marini."Dengar ya, pernikahan ini terjadi agar anak ini memiliki status di mata hukum. Jadi, kau jangan menganggap pernikahan ini seperti orang-orang lainnya yang bisa berumah tangga dengan bahagia.""Karena akal licikmu, kau memisahkan ku dari Aisyah. Kau mungkin memiliki tubuhku tapi tidak dengan hatiku," tandas Ariel.Setelah mengatakan hal itu, ia pun berlalu pergi meninggalkan Marini yang masih terbengong-bengong. Wanita itu tidak percaya Ariel tega me

  • Kehormatan Yang Terenggut   Ariel Menikahi Marini

    Aisyah pergi menjauh dari Ariel untuk selamanya. Ia tidak lagi ada kabar beritanya, seperti hilang tertelan bumi. Dan Ariel kelimpungan mencari Aisyah kemanapun tapi tidak juga di temukannya. Semenjak kejadian itu, Marini makin gencar-gencarnya mendekati Ariel. Perutnya makin membesar, dan rasanya tidak ada alasan lagi bagi Ariel selain mempertanggung jawabkan perbuatannya.Kini Marini boleh bangga karena Ariel mempersuntingnya, meski semua itu di lakukan Ariel dengan rasa terpaksa. Di hati Ariel hanya ada Aisyah saja yang bertahta.Pernikahan mereka di gelar secara sederhana, karena Ariel sejak awal memang tidak menginginkan pernikahan itu berlangsung. Ia membuat kesepakatan pada Marini kalau bayi itu sudah lahir maka mereka akan bercerai. Pernikahan itu di buat untuk status anaknya yang akan lahir kelak. Kasihan kalau tidak memiliki status kejelasan."Mas, aku pingin makan rujak. Beliin dong," pinta Marini."Kamu kan bisa menyuruh pelayan. Aku m

  • Kehormatan Yang Terenggut   Talak Aku Mas

    "Tolong, jangan pergi!" seru Ariel. Bersamaan itu pula, hujan mengguyur bumi. Hujan begitu deras, membuat baju Aisyah basah kuyup seketika.Ariel berlari berniat melindungi Aisyah dari hujan dengan memberikannya jaket miliknya."Berhenti, tolong jangan mendekat," kata Aisyah. Matanya basah dengan air mata, basah juga dengan tetesan air hujan yang mengguyur kepalanya."Aisyh, maafkan aku...""Tolong berhenti, jangan melangkah lebih dekat lagi!""Atau aku akan membencimu selamanya!" ancam Aisyah. Wanita itu berdiri tegak di bawah derasnya air hujan yang membasahi langit. Air matanya bercampur dengan air hujan. "Aisyah, tolong jangan seperti ini. Aku bisa jelaskan semuanya," kata Ariel."Tidak ada yang perlu di jelaskan, kau menuduhku buta? Aku melihat semuanya dengan mata kepalaku sendiri!" tegas Aisyah. Ia tidak ingin hatinya rapuh dengan bujuk rayu Ariel."Cukup sudah, dari awal aku memang sudah salah melangkah. Kau sudah pernah menikahiku, dan bertanggung jawab atas pemerkosaan wakt

  • Kehormatan Yang Terenggut   Pertemuan Mengharukan

    Pagi ini tidak seperti biasanya, pasalnya banyak yang mengantri membeli gado-gado Aisyah. Baru pukul sembilan pagi, gado-gado Aisyah sudah terjual habis. Ia juga heran berasal darimana para pelanggannya itu, soalnya beberapa di antara mereka bukan pelanggan tetapnya. Ada yang minta berswa foto bersama, mereka tampak bangga bisa foto dengan Aisyah. Aisyah tidak sadar kalau dirinya saat ini makin terkenal di sosial media. Ia memang jarang membuka ponselnya karena takut Ariel menghubunginya. Ponselnya ia biarkan mati begitu saja. Aisyah menjalani hidup tanpa ponsel.Sementara Ariel yang tengah istirahat sehabis syuting iseng-iseng membuka ponselnya. Ia kaget melihat berita viral di sosmed yang menunjukkan gambar Aisyah sebagai penjual gado-gado cantik.Ariel langsung beranjak dari tempat duduknya, ia sudah tidak mau berpikir panjang. Tekadnya sudah bulat untuk bertemu dengan Aisyah. "Mau kemana?" tanya sutradara."Aku ada perlu," jawab Ariel."Syuting sebentar lagi di lanjutkan, ingat

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status