Share

Bab 117 Ada Kejanggalan

Author: Noona Y
last update Last Updated: 2025-06-06 23:58:29

"Kenapa data ini baru muncul sekarang? Dan... kenapa namaku tercantum di sini?"

Samuel terpaku di kursinya. Layar laptop di depannya menampilkan grafik dan deretan angka—transfer dana yang tak pernah ia setujui. Alisnya mengerut, jemarinya memijit pelipis, mencoba mengingat satu per satu transaksi yang pernah ia acc dalam tiga bulan terakhir.

Tidak ada yang terasa janggal sebelumnya. Hingga hari ini.

Tok... Tok... Tok...

"Masuk."

"Sayang, aku bawakan teh dan camilan."

Adelia masuk pelan, membawa nampan berisi secangkir teh hangat dan sepiring camilan favorit Samuel. Tapi Samuel tak menoleh. Matanya terpaku pada layar laptop, jari-jarinya sibuk menggeser mouse.

“Sayang,” panggilnya lagi.

Samuel hanya mengangguk tanpa menoleh. Tangannya sibuk menggerakkan mouse, membuka satu folder ke folder lain, ekspresinya semakin tegang.

Adelia mendekat, meletakkan nampan di meja kecil di samping sofa. Ia duduk perlahan, memandang Samuel yang masih tenggelam dalam pikirannya.

"Sudah larut malam, Mas
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 118 Tamu Tak di Undang

    “Adelia…” suara Rania Shevanka terdengar pelan namun menggetarkan. “Aku ingin bertemu cucuku.”Adelia menelan ludah, langkahnya refleks mundur setengah jengkal. “Silahkan masuk dulu, Nyonya,” ucap Adelia sopan, berusaha menjaga nada suara tetap tenang meski hatinya sedang panik.Nyonya Shevanka melangkah masuk dengan gaya angkuh. Tatapannya menusuk, menyapu setiap sudut rumah.“Di mana cucuku?” tanyanya, tanpa basa-basi.“Isabella… sedang bermain,” jawab Adelia pelan, lalu menunduk. “Mari, saya antar.”Langkah Adelia terasa berat saat menuntun wanita itu menyusuri ruang tamu, hingga masuk menuju ruang keluarga."Kenapa baru datang sekarang, setelah dua tahun tidak pernah sekalipun menanyakan cucunya?" batinnya berteriak.Selama ini, Nyonya Rania Shevanka enggan menemui cucunya sejak hari pemakaman Arabella. Bahkan undangan ulang tahun dari Samuel pun tak pernah ia gubris. Tapi kini—tanpa kabar, tanpa aba-aba—perempuan setengah baya itu muncul, dan langsung meminta bertemu cucunya.Ses

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 117 Ada Kejanggalan

    "Kenapa data ini baru muncul sekarang? Dan... kenapa namaku tercantum di sini?"Samuel terpaku di kursinya. Layar laptop di depannya menampilkan grafik dan deretan angka—transfer dana yang tak pernah ia setujui. Alisnya mengerut, jemarinya memijit pelipis, mencoba mengingat satu per satu transaksi yang pernah ia acc dalam tiga bulan terakhir.Tidak ada yang terasa janggal sebelumnya. Hingga hari ini.Tok... Tok... Tok..."Masuk.""Sayang, aku bawakan teh dan camilan."Adelia masuk pelan, membawa nampan berisi secangkir teh hangat dan sepiring camilan favorit Samuel. Tapi Samuel tak menoleh. Matanya terpaku pada layar laptop, jari-jarinya sibuk menggeser mouse.“Sayang,” panggilnya lagi.Samuel hanya mengangguk tanpa menoleh. Tangannya sibuk menggerakkan mouse, membuka satu folder ke folder lain, ekspresinya semakin tegang.Adelia mendekat, meletakkan nampan di meja kecil di samping sofa. Ia duduk perlahan, memandang Samuel yang masih tenggelam dalam pikirannya."Sudah larut malam, Mas

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 116 Kepergok Berduaan

    "Duh... sampai biru seperti ini."Sambil meringis, Adelia membuka tutup salep antiseptik, sementara Satrio duduk diam di kursi, kepalanya sedikit menunduk. Lampu putih di atas mereka menyorot wajahnya yang penuh lebam.Saat Adelia mulai mengoleskan salep, ia sempat meringis sejenak.Adelia memperhatikan—bukan hanya sudut bibir, tapi juga pipi kiri yang membiru, pelipis yang memar, bahkan ada goresan kecil di bawah rahang. Lebih parah dari yang ia bayangkan. Lebih banyak dari luka yang sempat ia lihat di wajah suaminya.“Ini semua… hasil pukulan dari Samuel?” gumamnya pelan, nyaris tak percaya.Satrio tidak langsung menjawab. Ia hanya mengangkat bahu sedikit, lalu tersenyum miring.“Aku yang mulai duluan,” ujarnya ringan. “Makanya dia sangat emosi." Adelia menarik napas dalam, tangannya gemetar sesaat sebelum kembali mengoleskan salep."Harusnya Kakak segera obati, biar gak separah ini. Takut kalau sampai infeksi,” ucap Adelia sambil pelan-pelan mengoleskan salep ke bagian yang membir

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 115 Pertemuan di Pantry

    “Masakan kamu enak banget, aku jadi makin sayang,” kata Samuel sambil tersenyum penuh arti.Ia duduk di samping Adelia. Dengan lahap, ia mulai menyuap makan siangnya, sesekali menatap wajah istrinya yang masih sedikit merona.Devina duduk di kursi seberang, diam dengan wajah kesal yang tak bisa disembunyikan. Tatapannya menusuk ke arah dua pasutri yang tampak seperti pengantin baru, penuh kehangatan dan cinta—sesuatu yang sangat tak ia harapkan dari pernikahan Samuel.Adelia merasa enggan terus diperhatikan, dan coba mencairkan suasana, “Mama sudah makan siang?”Devina menjawab ketus, “Sudah.”Matanya kembali menelusuri Adelia, tertuju pada rona merah yang masih tersisa di pipinya, serta sofa yang tampak agak lembap dan berantakan.Dengan nada yang penuh cemooh tapi tak terdengar diucapkan, pikir Devina dalam hati, “Wah, jangan-jangan mereka bulan madu di tempat kerja. Bodoh sekali kamu, Samuel, kenapa makin terjerumus sama gadis kampung ini!”Samuel menatap ibunya dengan raut penasar

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 114 Jam Makan Siang

    “Kamu nggak perlu khawatir, Sayang. Pintunya sudah ku kunci kok,” bisik Samuel, suaranya berat, penuh godaan.“Mas… Jangan di sini, aku malu kalau sampai suaraku terdengar keluar… ini kan tempat umum…” Adelia menahan napas, gelisah.Samuel tersenyum miring, menatap dalam ke mata istrinya. “Ruangan ini kedap suara, Sayang. Nggak akan ada yang dengar. Percaya deh sama aku.”Tangannya dengan pelan membuka satu per satu kancing blus Adelia. Gerakannya tenang tapi penuh hasrat, hingga bahu istrinya yang halus mulai terlihat.Begitu kulitnya terbuka, bibir Samuel segera menempel, memberikan ciuman lembut di bahu Adelia. Sentuhannya membuat tubuh Adelia bergetar halus, geli sekaligus terseret dalam godaan yang sulit ditolak.“Ayo, Sayang… sebelum semua karyawan selesai makan siang,” Samuel mulai membuka kemeja serta celananya, dan membebaskan miliknya yang sudah tegang.Dengan hati berdebar Adelia ikut terhanyut. Lalu dengan tangan sedikit gemetar, mulai melepaskan sisa bajunya satu per satu

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 113 Ada-ada Saja

    Namun teriakannya tak digubris. Samuel dan Satrio masih saling menghantam, masing-masing diliputi amarah yang sudah lama terpendam.Pukulan demi pukulan mendarat brutal, membuat beberapa karyawan hanya bisa terpaku, tak berani ikut campur.Adelia panik. Ia menoleh ke arah para karyawan pria yang berdiri kebingungan di dekat pintu."Kalian kok diam saja sih? Cepat pisahkan mereka!" serunya lantang, matanya nyalang, penuh kecemasan.Barulah beberapa staf pria tersadar dan segera bergerak. Mereka berhamburan masuk, mencoba memisahkan dua bersaudara itu yang sudah tampak babak belur. Samuel meronta, Satrio masih mencoba melepaskan diri dari pegangan."Lepaskan!" teriak Samuel, masih ingin menyerang lagi.Adelia maju, berdiri di tengah mereka. "Cukup!" suaranya tegas, "Berhenti! Kalian ini saudara kandung, kenapa malah berkelahi!"Satrio melangkah mundur sedikit, menegakkan tubuhnya sambil mengelap darah di sudut bibirnya dengan punggung tangan. Ia menatap Samuel dengan tajam.“Aku rasa su

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status