Home / Rumah Tangga / Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta / Bab 45 Bukan Adelia yang Dulu Lagi

Share

Bab 45 Bukan Adelia yang Dulu Lagi

Author: Noona Y
last update Last Updated: 2025-05-05 17:52:41

Amelia melotot ke arah Fitri, pisau di tangannya berhenti bergerak. "Jangan ganggu Kakakku lagi," pekiknya, nadanya mengandung ancaman yang tak main-main.

Fitri tertawa penuh ledekan, "Wah, adikmu sekarang galak juga, Mbak Adel. Terlalu lama ditinggal, kali ya? Kasian."

Adelia meletakan spatula di sebelah wajan panas, lalu meraih wadah garam di dekat kompor. Kemudian melangkah, berdiri tepat di hadapan Fitri.

Sebelum Fitri bisa bereaksi, Adelia mencengkeram rahangnya dengan satu tangan, mencengkeram seperti penjepit baja.

"Kamu sudah tega memfitnah aku, kan?" serunya tajam. "Sekarang rasakan ini—biar lidahmu mati rasa, seperti hati nuranimu yang sudah beku!" ledek Adelia, trus memasukan garam ke mulut Fitri sampai wadah itu kosong.

Fitri terkejut, menepis panik, namun Adelia tidak melepaskan, tenaganya kuat.

Setelah di lepas, Fitri terbatuk-batuk keras, wajahnya merah karena rasa garam yang menusuk di lidahnya. Dengan langkah tergesa-gesa, Fitri berlari ke wastafel dan membasuh mulutn
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 165 Pertemuan Kembali

    “Kakak beneran kasih namanya Arya?” suara Amelia lirih penuh haru, matanya tak lepas dari wajah mungil keponakannya. “Itu kan nama yang aku saranin ke kakak…”“Iya, namanya Arya itu bagus. Kata Mas Samuel juga terdengar kuat dan lembut, makanya kami sepakat menamakannya sesuai saran kamu.”Amelia menatap Arya sambil tertawa kecil, lalu menoleh ke kakaknya. “Padahal waktu itu, aku cuma asal nyeletuk loh,” katanya dengan nada bercanda. “Menurutku Arya itu nama orang ganteng.”Adelia terkekeh. “Iya, Papanya kan ganteng, Amel,”“Bayangin aja kak, kalau Arya nanti sudah besar... tampang ganteng, badan tinggi, pintar, cool, terus namanya Arya. Cewek-cewek pasti langsung nge-fans berat!”Adelia menggeleng pelan, tertawa geli melihat gaya centil adiknya. “Kamu ini ngomongnya kayak tante-tante girang, tahu nggak?”Amelia cemberut, “Idih, kak Adel! Aku masih muda gini dibilang kayak tante girang! Tapi emang sih, kalau nanti Arya sudah besar nanti, dia harus terimakasih sama aku, soalnya aku lo

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 164 Devina di Tangkap

    "Kami mohon kerja samanya. Anda akan kami bawa untuk diperiksa lebih lanjut." Devina membelalak. Wajahnya pucat, seolah tak percaya apa yang baru saja ia dengar. "Apa? Tidak! Ini pasti kesalahan! Aku tidak melakukan apa-apa! Adelia mati karena melahirkan, bukan dibunuh!" Suara Devina meninggi, tubuhnya bergerak gelisah, mencoba melawan. Ia menoleh tajam ke arah Jusuf. "Kamu yang lakukan ini padaku? Kamu jebak aku, Jusuf?! Kenapa kau tega fitnah istrimu sendiri?!" Jusuf tetap berdiri tegak, tatapannya tak goyah. "Aku tidak menjebak siapa pun. Aku tidak memfitnahmu! Kamu hanya sedang menuai perbuatan mu, Devina!" Salah satu polisi mendekat dan menunjukkan surat penangkapan. "Ini perintah resmi. Mohon jangan mempersulit, atau kami akan bertindak kasar sesuai prosedur." Devina mengangkat tangannya, tapi langkahnya mundur. Wajahnya mulai berubah panik. Kepura-puraannya luntur. Ia tak lagi tampak seperti seorang yang berduka—tapi seperti seseorang yang akhirnya tahu: kejahatannya sud

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 163 Berita Duka

    Drrrtt.... Drrttt....Ponsel bergetar pelan di atas meja rias, Devina mengerutkan kening saat melihat nama suaminya muncul di layar. Setelah beberapa detik ragu, ia menekan tombol hijau dan mendekatkan ponsel ke telinga.Devina : Halo, Sayang ada apa tiba-tiba meneleponku?Jusuf : Kamu sedang berada di mana sekarang, kenapa tidak pulang ke rumah?Glek!Devina terdiam sejenak. Kedua matanya melirik ke arah jendela besar vila tempatnya bersembunyi. Devina : A.. Aku sedang berada di tempat temanku bantu Melia mengurus yayasannya.Jusuf : Hmmm...Suara Jusuf terdengar seperti helaan napas panjang, entah karena lelah atau sekadar menahan pikirannya sendiri.Jusuf : Aku tidak menelepon untuk itu. Aku baru saja pulang dari rumah sakit.Devina terdiam sejenak. Detak jantungnya tiba-tiba tak teratur.Devina : Rumah sakit? Si... Siapa yang sedang sakit?Tanya Devina dengan nada terkejut yang terdengar dipaksakan, seperti sedang menyusun emosi.Jusuf: Adelia… Dia meninggal, Devina.Devina: A-ap

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 162 Keputusan Terberat

    “Tidak mungkin!” Suara Jusuf bergema di lorong sepi. Ia berdiri dengan kedua tangan mengepal, matanya menatap tajam putra sulungnya. “Aku sudah melihat sendiri rekaman CCTV, Pa!” balas Samuel, penuh bara. “Mama mendorong Adelia sampai jatuh, dan meninggalkannya dalam keadaan sekarat!” “Samuel! Kau yakin dengan apa yang kau lihat?! Jangan-jangan itu hanya salah paham—” “Papa pikir aku akan tega menuduh Mama tanpa bukti?! Aku melihatnya dengan mata kepala sendiri! Mama mendorong Adelia di tangga rumah sakit!” Nada suaranya naik. “Lalu dengan tega, dia pergi begitu saja! Meninggalkan Adelia yang sedang sekarat!" “Tapi dia ibumu, Samuel!” Jusuf menunjuk dada Samuel dengan telunjuknya, napasnya memburu. “Kau tega menuduh ibumu sendiri atas percobaan pembunuhan? Mungkin Mama hanya terpancing emosi—mereka kan sering berselisih!” Samuel menggeleng, mata merahnya penuh emosi. “Bukan berselisih, Pa… ini lebih dari itu. Mama menyimpan kebencian. Aku tahu sekarang, selama ini di

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 161 Sama-sama Menjenguk

    "Rania?" panggil Jusuf. Wanita separuh baya itu menoleh, menampilkan wajah yang masih memancarkan aura kecantikan meskipun usia 55 tahun telah menghampiri. Rambutnya yang tersanggul rapi, gaun lengan panjang berwarna biru donker yang membalut tubuh rampingnya memancarkan kesan kelas dan kecanggihan tanpa berlebihan. "Jusuf. Sudah lama," sahutnya dengan suara yang riang dan ramah.Langkah kaki Jusuf menggema pelan di koridor saat ia mendekati Rania. Ia menjabat tangan Rania dengan senyum hangat. "Aku dengar Adelia melahirkan kemarin malam?" tanya Rania sambil melangkah pelan di sisi Jusuf. ia mengenakan kemeja arang gelap, membalut tubuhnya yang masih tegap, ada sisa lelah di matanya, mengingat ia baru saja menempuh perjalanan panjang dari luar kota. "Ya, Samuel bilang prosesnya cukup panjang. Adelia sempat kritis, namun semuanya baik-baik saja. Putra mereka pun sehat," jawab Jusuf dengan nada bangga. "Syukurlah. Aku selalu mendoakan mereka setiap hari," ujar Rania, tersenyum penu

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 160 Berikan Nama

    Pintu kamar VIP terbuka pelan. Seorang suster masuk, mendorong troli inkubator bening beroda yang di dalamnya terbaring seorang bayi mungil—terbungkus selimut lembut, wajahnya tenang, napasnya perlahan.“Bu Adelia…” suara suster lembut. “Ini putra Ibu.”Adelia yang masih berbaring setengah duduk langsung menoleh. Tatapannya tajam, matanya membesar, air mata langsung mengalir tanpa bisa ditahan. Ia menatap bayi itu—kulitnya merah muda, kecil sekali, dengan selang oksigen tipis di hidungnya. “Boleh… aku lihat lebih dekat?” suara Adelia nyaris berbisik, lirih karena lemah, tapi juga penuh dorongan naluri.Suster tersenyum dan mendorong inkubator hingga tepat di sisi tempat tidur Adelia.Adelia mencondongkan tubuh sedikit, sambil menahan nyeri luka operasi. Tapi ia tak peduli. Pandangannya terkunci pada bayinya yang mungil. Samuel berdiri di sisi lain ranjang, meletakkan tangannya di bahu Adelia. ikut menatap ke dalam inkubator. “Dia kuat, sama seperti kamu.”Adelia mengangguk, air mat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status