Share

Kekasih Bayaran Tuan Arka
Kekasih Bayaran Tuan Arka
Author: Reni.t

Bab 1. Di Blokir

"Kamu antar'kan saya ke mall. Saya mau membeli hadiah buat Mommy. Hari ini dia ulang tahun," ucap seorang laki-laki dewasa duduk di dalam mobil mewahnya. Matanya nampak menatap Antoni sang Assisten yang saat ini sedang menyetir mobil.

"Tapi, Tuan. Hari ini kita ada meeting penting, apa meeting-nya akan kita batalkan begitu saja?'' tanya Antoni tanpa menoleh, matanya nampak menatap lurus ke depan.

"Tidak ada yang lebih penting dari ulang tahun ibu saya. Pokoknya, kamu urus semua meeting hari ini. Bilang sama klien kita kalau mereka masih mau bekerja sama dengan perusahaan kita, mereka harus mengikuti semua yang saya perintahkan. Kalau saya mau meeting hari ini batal ya batal, gak ada kompromi," tegas Arka penuh penekanan.

"Baik, Tuan. Akan saya informasikan kepada mereka," jawab Antoni mengangguk patuh.

Mobil pun melaju kencang di jalanan ibu kota, memecah jalanan yang saat ini tidak terlalu padat dengan kendaraan. Sampai akhirnya, mobil pun mulai melipir dan memasuki area parkiran mall terbesar di kota tersebut. Arka keluar dari dalam mobil dan berjalan memasuki mall tersebut dengan penuh percaya diri.

* *

Di dalam mall.

"Anda mau beli hadiah apa buat Nyonya besar, Tuan?" tanya Antoni berjalan tepat di belakang Tuannya.

"Entahlah, menurut kamu gimana? Barang apa yang kira-kira cocok untuk wanita berkelas, elegan dan cantik seperti Mommy?" Arka balas bertanya, karena dirinya memang tidak tahu harus memberikan hadiah spesial apa untuk sang ibu.

"Hmm ... Biasanya, kaum sosialita seperti Nyonya besar itu suka barang-barang mewah dan mahal, Tuan. Apalagi barang-barang dengan edisi terbatas."

"Contohnya?"

"Ya contohnya seperti, tas mahal, sepatu, atau perhiasan mewah mungkin."

Arka nampak diam seolah sedang berfikir. Langkah kakinya berjalan dengan mata yang menatap sekeliling mall. Sampai akhirnya, kedua matanya pun tertuju pada sebuah toko tempat dimana menyedikan barang-barang mewah yang tadi di sebutkan oleh sang assisten.

"Kita ke toko yang di sana," pinta Arka kemudian dan langsung di jawab dengan anggukan patuh oleh Antoni.

Arka pun memasuki toko tersebut. Toko yang menyediakan barang-barang mewah dari desainer terkenal dengan harga yang selangit tentu saja. Dia menatap sekeliling dan mencari barang yang cocok yang akan dia persembahkan kepada sang ibu. Pilihannya pun akhirnya jatuh kepada tas mewah dari branded terkenal, dan hanya di buat tiga buah saja di dunia ini.

"Pelayan, tolong kemas yang rapi tas ini," pinta Arka singkat, bahkan tanpa melihat terlebih dahulu harga dari tas tersebut.

"Baik, Tuan. Silahkan anda tunggu sebentar," jawab pelayan toko ramah lengkap dengan senyuman manis, lalu pergi meninggalkan pelanggannya di sana.

Arka pun hanya mengangguk dengan wajah datar lalu duduk dengan bersilang kaki di kursi yang telah disediakan. Tidak lama kemudian, pelayan itu pun kembali dengan membawa kotak yang sangat cantik berisi barang yang dia pesan. Arka segera berdiri lalu meraih kotak tersebut.

"Silahkan melakukan pembayaran di kasir, Tuan," pinta pelayan tersebut dan hanya di jawab dengan anggukan datar oleh Arka, dia pun berjalan ke arah meja kasir.

Sesampainya di sana.

"Semuanya 150.000.000,00 Tuan. Anda mau bayar cash atau pakai kartu?" Tanya sang kasir ramah.

"Saya bayar pakai kartu," jawabnya singkat seraya menyerahkan kartu kredit miliknya.

Dengan tersenyum ramah, sang kasir pun mulai melakukan transaksi menggunakan kartu tersebut. Namun, tiba-tiba saja dia mengembalikan kartu itu kepada Arka. Dengan kening yang dikerutkan, Arka pun menerima kartu itu kembali.

"Maaf, Tuan. Kartunya tidak bisa digunakan."

"Masa si? Coba pakai yang ini," Arka menyerahkan kartu lainnya.

"Baik, Tuan. Tunggu sebentar."

Arka hanya mengangguk dengan wajah datar datar.

"Maaf sekali lagi, Tuan. Kartu ini juga sama.''

"Hah? Maksudnya?"

"Sepertinya kartu anda sudah di blokir, Tuan."

"Astaga, kenapa kartu saya tiba-tiba di blokir? Coba kartu ini. Ini adalah kartu black card. Kamu tahu, tidak sembarangan orang bisa memiliki kartu ini," ucap Arka kemudian dengan perasaan kesal.

Sang kasir pun menerima kartu terakhir yang diberikan oleh pelanggannya dan transaksi pun hendak dilanjutkan. Namun, lagi-lagi kartu tersebut tidak dapat digunakan. Dia pun mengembalikan kartu itu kepada pemiliknya.

"Mohon maaf, tapi kartu ini juga sudah di blokir, Tuan. Silahkan anda melakukan pembayaran secara cash kalau begitu.''

"Ada apa, Tuan?'' tanya Antonio yang semula hanya menunggu di luar toko, tiba-tiba saja sudah berdiri tepat di samping Arka.

"Masa kartu saya tidak ada yang bisa digunakan?" jawab Arka dengan perasaan kesal.

"Masa si, Tuan?"

"Coba kamu beritahu sama pelayan ini, siapa saya sebenarnya?"

"Baik, Tuan," jawab Antonio membungkuk patuh, lalu mulai mengalihkan pandangannya menatap wajah sang kasir dengan tatapan tajam.

"Tuan saya ini adalah seorang CEO dari perusahaan terbesar di negara ini. Jadi, mana mungkin semua kartunya di blokir. Anda jangan bercanda ya," ucap Antonio kemudian.

"Mohon maaf, tapi memang seperti itu yang terjadi. Semua kartu yang diberikan oleh Tuan anda ini sudah di blokir," jawab sang kasir masih mencoba bersikap ramah.

"Kamu bercanda 'kan? Mana mungkin semua kartu saya di blokir? Kamu tahu siapa saya? Saya adalah Arka Wijaya Kusuma Hadiningrat, orang terkaya di negara ini."

"Silahkan anda cek sendiri kalau anda memang tidak percaya," pinta pelayan tersebut.

Arka memutar bola matanya kesal. Dirinya benar-benar merasa dipermalukan di depan para pengunjung toko yang saat ini sedang mengantri di belakangnya. Arka pun menatap wajah Antoni dan seketika berbisik di telinganya.

"Saya pinjam uang sama kamu? Saya janji bakalan saya bayar nanti," bisik Arka.

"Memangnya berapa harga tas ini?"

"Hanya 150.000.000,00 saja. Kamu ada 'kan uang segitu?''

"Hah, seratus lima puluh juta Tuan bilang hanya?'' teriak Antoni membulatkan bola matanya.

"Sttt ... Apa-apaan kamu? Gak usah teriak-teriak seperti itu. Bikin malu saja si."

Antonio seketika menutup mulutnya mengunakan telapan tangan. Dia menatap sekeliling lalu tersenyum cengengesan. Setelah itu, dia pun mendekatkan wajahnya di telinga Arka.

"Saya mana punya uang segitu, Tuan. Uang tabungan saya saja hanya ada 10.000.000,'' bisik Antoni kemudian.

"Astaga, apa yang harus saya lakukan sekarang," gumam Arka mengusap wajahnya kasar.

"Maaf, Tuan. Tuan masih bisa bayar dengan uang cash? Harap di percepat, antrian masih panjang, Tuan," pinta kasir tersebut mulai terdengar tidak ramah.

"Barang ini saya titip dulu di sini. Saya mau mengambil uang cash dulu di ATM," jawabnya lalu berjalan begitu saja meninggalkan kasir tersebut.

'Daddy, ini pasti ulah Daddy. Hanya beliau yang sanggup melakukan hal ini sama saya. Apa maksud Daddy melakukan semua ini?' (batin Arka.)

"Sekarang kita mau kemana, Tuan?'' tanya Antoni berjalan beriringan dengan sang Tuan.

"Antar'kan saya pulang. Saya harus menanyakan kepada Daddy kenapa beliau melakukan hal ini sama saya?'' tegas Arka dengan nada suara kesal.

* * *

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status