Share

Bab 8. Kesenangan

Malam belum terlalu larut, namun cuaca di luar sana yang masih hujan rintik-rintik membuat kafe ini terasa lengang. Lampu temaram menghiasi setiap sudut kafe, dengan iringan musik lembut terdengar di telinga.

Sarah memegang segelas wine di tangannya, meminumnya sedikit demi sedikit berharap bisa menghangatkan tubuhnya. Bibirnya tersenyum manis, terkadang tertawa lebar saat lawan bicaranya membuat lelucon yang membuatnya senang.

"Sarah, kamu mau tambah wine lagi atau mau makan?" tanya Jerry, teman minum Sarah saat ini.

"Kita tambah lagi yuk, malam ini harus kita rayakan," sahut Sarah melemparkan senyum manisnya.

"Oke, Sayang." Senyum Jerry tak kalah senangnya.

Malam ini membuat Sarah dan Jerry bahagia. Sarah memang sudah bertunangan dengan Arga, namun malam ini ketika Jerry menawarkan hubungan suka sama suka dengan Sarah, tanpa pikir panjang Sarah langsung menerimanya.

Dan yang lebih gila lagi, Jerry adalah teman Arga. Bukan teman dekat, hanya teman saat masa sekolah dan kuliah.

Sarah dan Jerry sepakat untuk menjalin hubungan dengan didasari kesenangan semata, tidak ada hubungan cinta yang mendalam dalam hati.

Bagi Sarah, mungkin ini pelarian karena ia sering diabaikan Arga, tunangannya. Arga yang dicintainya dengan sepenuh hati, namun tampaknya Arga belum membuka hati untuknya. Sarah berpikir, tidak ada salahnya bukan mencari kesenangan sedikit dengan pria lain?!

Sedangkan bagi Jerry, ia tidak tahu apa yang ia pikirkan. Mungkin ia memang agak tertarik dengan Sarah. Wajah cantik dan body yang aduhai membuat lelaki manapun akan tertarik pada Sarah.

Namun mungkin, Jerry juga punya alasan lain. Dalam hati kecilnya, Jerry memiliki rasa iri pada Arga. Kesuksesan bisnis Arga membuat siapapun memang iri hati. Apalagi, Arga adalah seorang teman yang disukai. Dengan menjalin hubungan terlarang dengan Sarah, membuat Jerry seakan telah mengalahkan Arga.

"Jerry, kamu janji kan kalau hubungan kita ini akan selalu menjadi rahasia kita berdua?" tanya Sarah memastikan sekali lagi. Bagaimana pun ia juga khawatir jika Arga sampai tahu.

"Tenanglah, Sarah. Aku tidak mungkin membiarkan rahasia kita ini sampai terbongkar. Bunuh diri itu namanya," kata Jerry menenangkan Sarah.

Ia juga masih waras, jika sampai Arga tahu ia berhubungan dengan Sarah, maka habislah ia. Tidak tahu nasib apa yang akan menimpanya.

"Jerry, memangnya kamu belum punya pacar? Setahuku kamu masih berpacaran dengan Celine?" tanya Sarah menelisik.

"Aku sudah putus dengan Celine tiga bulan yang lalu," jelas Jerry. Saat menyebut nama Celline, hatinya masih terasa perih. Tak dapat dipungkiri, ia masih menyimpan cinta untuk Celine, wanita yang telah dipacarinya tiga tahun belakangan ini.

"Kenapa kamu bisa putus?" tanya Sarah lagi ingin tahu.

"Ah sudahlah, malam perayaan kita jangan memikirkan orang lain.

"Benar juga sih," ucap Sarah sambil menyesap wine nya, terasa cairan yang membasahi tenggorokannya terasa hangat.

"Sarah, malam ini acara kita apa dong untuk merayakan hubungan kita?" tanya Jerry menatap penuh arti pada Sarah.

Sarah sesaat tersenyum, ia tahu apa yang diharapkan Jerry padanya.

"Maksudnya?"

"Ah ayolah, Sar. Masa' aku harus mengatakannya dengan jelas," ucap Jerry tersenyum simpul.

Perlahan dikecupnya punggung tangan Sarah.

"Kita ke Hotel Paradise?" tanya Jerry menatap mata Sarah.

"Eh jangan! Itu milik Arga, kau mau cepat mati?" Sarah membeliakkan matanya, ngeri jika sampai Arga tahu.

"Oh iya, aku lupa sayang. Terus kita ke hotel mana dong yang bagus?"

"Kita ke villa ku aja ya, lebih aman. Agak sedikit ke luar kota sih, tapi sangat aman buat kita," kata Sarah.

"Kamu nggak takut ketahuan orang tuamu?" tanya Jerry, yang kini bisa lebih berpikir.

"Terus ke mana dong?"

"Kita ke Flamboyan Resort aja gimana? Tempatnya privat dan eksklusif banget," kata Jerry, ia teringat tempat yang aman buat ia dan Sarah bisa bermesraan.

"Oke, tempat itu memang privat banget. Yuk," ajak Sarah langsung, mengambil tasnya dan kemudian mengulurkan tangannya sambil berdiri.

Jerry menyambut tangan Sarah dengan mesra, ia memang sudah menantikan saat-saat seperti ini.

Perjalanan ke Flamboyan Resort memakan waktu hampir satu jam. Dalam perjalanan, Sarah sempat mengirimkan pesan pada Arga. Ia hanya ingin tahu keberadaan Arga saat ini, namun pesannya hanya dibaca tanpa dibalas Arga seperti biasa.

Sarah menghela nafas, ia memang tahu jika Arga terpaksa mau bertunangan dengannya. Tapi ia juga ingin disayangi Arga.

Sarah menoleh memandangi Jerry yang sedang menyetir, ia tersenyum. Jerry seorang lelaki yang tampan dengan tubuh yang atletis. Sarah tak kecewa jika berbagi ranjang dengan Jerry, ia akan mendapatkan kesenangan yang tak ia dapatkan dari seorang Arga.

Sesampainya di Flamboyan Resort, Sarah dan Jerry langsung memesan kamar. Keduanya seperti sepasang kekasih yang dimabuk kepayang.

Setelah berada di dalam kamar, tak menunggu waktu lagi, Jerry menyambar Sarah dalam pelukannya. Bibir Jerry memagut bibir Sarah dengan rakus. Salah satu tangan Jerry melepas baju Sarah satu demi satu, sementara yang satunya membelai leher jenjang Sarah.

Sarah mendesah, gairahnya melonjak tak tertahankan. Memang ini bukan yang pertama untuknya, namun dengan Jerry, Sarah merasakan kenikmatan yang ia sendiri tak dapat mengatakannya.

"Kamu siap, Sayang," bisik Jerry menggoda di telinga Sarah yang kini tak memakai sehelai benang pun di tubuhnya.

Sarah tak membalas ucapan Jerry, namun ia berbaring menggoda di ranjang yang besar. Siap menerima Jerry.

Bibir Jerry tersenyum senang, tak menyangka akan mendapatkan tubuh semolek milik Sarah. Perlahan ia melepaskan bajunya, dan naik ke ranjang.

Bibir Jerry kembali mencium bibir Sarah, kali ini semakin dalam, membuat Sarah mendesah. Sementara tangan Jerry memainkan gundukan dada Sarah yang kencang. Tak menunggu lagi, bibir Jerry menelusuri leher lalu turun ke dada Sarah, bermain dengan dua gundukan yang tidak terlalu besar namun padat dan kencang. Sementara Sarah, mendesah penuh kenikmatan.

Jerry berlama-lama menciumi setiap inci tubuh Sarah, tak mau melewatkan semua bagiannya. Tangannya pun tak tinggal diam, dengan perlahan, disentuhnya bagian sensitif milik Sarah yang membuat si empunya berteriak nikmat, melonjakkan gairahnya yang semakin membubung tinggi.

Jerry tersenyum puas, ia pun akhirnya memainkan bagian yang ditunggunya. Dihunjamnya tubuh Sarah dengan gairah yang sudah tak kuasa ia tahan. Keduanya saling mencengkeram, bergerak seirama dalam alunan gairah yang menggebu. Desah kenikmatan dan jeritan tertahan menahan rasa yang akhirnya menuju puncaknya.

Keduanya mencapai puncak kenikmatan bersama, saling memeluk dalam buaian gairah yang panas.

***

Arga duduk di ruang kerjanya, ia memang sudah pulang sejak menjelang malam tadi. Yandi, juga sudah ia suruh pulang. Kini Arga sedang menatap layar laptop yang menampilkan laporan-laporan keuangan perusahaannya.

Seperti inilah ia biasanya menghabiskan malamnya dengan masih bekerja walaupun sudah berada di rumah. Penat terasa di tubuhnya, rasa dingin menjalar di tubuhnya. Memang di luar hujan belum berhenti.

Sejenak Arga menutup matanya, ia teringat Becca, gadis naif yang telah dipermainkannya. Seharusnya ia tidak usah repot-repot mengurusi kerugian kalung berlian yang dirusakkan Becca, cukup Yandi saja yang mengurusi. Namun entah mengapa, saat menatap wajah imut Becca, keinginan untuk selalu memandanginya selalu membuatnya senang.

Arga tersenyum puas, tak sabar rasanya menanti esok sore saat Becca akan datang ke rumahnya. Ia sangat menanti-nantikannya. Arga sudah membuat rencana yang pasti akan membuat Becca tak dapat lepas dari tangannya.

-

-

-

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status