Home / Romansa / Kekasih Simpanan / Bab 8. Kesenangan

Share

Bab 8. Kesenangan

Author: RedVelved
last update Huling Na-update: 2021-07-13 11:01:47

Malam belum terlalu larut, namun cuaca di luar sana yang masih hujan rintik-rintik membuat kafe ini terasa lengang. Lampu temaram menghiasi setiap sudut kafe, dengan iringan musik lembut terdengar di telinga.

Sarah memegang segelas wine di tangannya, meminumnya sedikit demi sedikit berharap bisa menghangatkan tubuhnya. Bibirnya tersenyum manis, terkadang tertawa lebar saat lawan bicaranya membuat lelucon yang membuatnya senang.

"Sarah, kamu mau tambah wine lagi atau mau makan?" tanya Jerry, teman minum Sarah saat ini.

"Kita tambah lagi yuk, malam ini harus kita rayakan," sahut Sarah melemparkan senyum manisnya.

"Oke, Sayang." Senyum Jerry tak kalah senangnya.

Malam ini membuat Sarah dan Jerry bahagia. Sarah memang sudah bertunangan dengan Arga, namun malam ini ketika Jerry menawarkan hubungan suka sama suka dengan Sarah, tanpa pikir panjang Sarah langsung menerimanya.

Dan yang lebih gila lagi, Jerry adalah teman Arga. Bukan teman dekat, hanya teman saat masa sekolah dan kuliah.

Sarah dan Jerry sepakat untuk menjalin hubungan dengan didasari kesenangan semata, tidak ada hubungan cinta yang mendalam dalam hati.

Bagi Sarah, mungkin ini pelarian karena ia sering diabaikan Arga, tunangannya. Arga yang dicintainya dengan sepenuh hati, namun tampaknya Arga belum membuka hati untuknya. Sarah berpikir, tidak ada salahnya bukan mencari kesenangan sedikit dengan pria lain?!

Sedangkan bagi Jerry, ia tidak tahu apa yang ia pikirkan. Mungkin ia memang agak tertarik dengan Sarah. Wajah cantik dan body yang aduhai membuat lelaki manapun akan tertarik pada Sarah.

Namun mungkin, Jerry juga punya alasan lain. Dalam hati kecilnya, Jerry memiliki rasa iri pada Arga. Kesuksesan bisnis Arga membuat siapapun memang iri hati. Apalagi, Arga adalah seorang teman yang disukai. Dengan menjalin hubungan terlarang dengan Sarah, membuat Jerry seakan telah mengalahkan Arga.

"Jerry, kamu janji kan kalau hubungan kita ini akan selalu menjadi rahasia kita berdua?" tanya Sarah memastikan sekali lagi. Bagaimana pun ia juga khawatir jika Arga sampai tahu.

"Tenanglah, Sarah. Aku tidak mungkin membiarkan rahasia kita ini sampai terbongkar. Bunuh diri itu namanya," kata Jerry menenangkan Sarah.

Ia juga masih waras, jika sampai Arga tahu ia berhubungan dengan Sarah, maka habislah ia. Tidak tahu nasib apa yang akan menimpanya.

"Jerry, memangnya kamu belum punya pacar? Setahuku kamu masih berpacaran dengan Celine?" tanya Sarah menelisik.

"Aku sudah putus dengan Celine tiga bulan yang lalu," jelas Jerry. Saat menyebut nama Celline, hatinya masih terasa perih. Tak dapat dipungkiri, ia masih menyimpan cinta untuk Celine, wanita yang telah dipacarinya tiga tahun belakangan ini.

"Kenapa kamu bisa putus?" tanya Sarah lagi ingin tahu.

"Ah sudahlah, malam perayaan kita jangan memikirkan orang lain.

"Benar juga sih," ucap Sarah sambil menyesap wine nya, terasa cairan yang membasahi tenggorokannya terasa hangat.

"Sarah, malam ini acara kita apa dong untuk merayakan hubungan kita?" tanya Jerry menatap penuh arti pada Sarah.

Sarah sesaat tersenyum, ia tahu apa yang diharapkan Jerry padanya.

"Maksudnya?"

"Ah ayolah, Sar. Masa' aku harus mengatakannya dengan jelas," ucap Jerry tersenyum simpul.

Perlahan dikecupnya punggung tangan Sarah.

"Kita ke Hotel Paradise?" tanya Jerry menatap mata Sarah.

"Eh jangan! Itu milik Arga, kau mau cepat mati?" Sarah membeliakkan matanya, ngeri jika sampai Arga tahu.

"Oh iya, aku lupa sayang. Terus kita ke hotel mana dong yang bagus?"

"Kita ke villa ku aja ya, lebih aman. Agak sedikit ke luar kota sih, tapi sangat aman buat kita," kata Sarah.

"Kamu nggak takut ketahuan orang tuamu?" tanya Jerry, yang kini bisa lebih berpikir.

"Terus ke mana dong?"

"Kita ke Flamboyan Resort aja gimana? Tempatnya privat dan eksklusif banget," kata Jerry, ia teringat tempat yang aman buat ia dan Sarah bisa bermesraan.

"Oke, tempat itu memang privat banget. Yuk," ajak Sarah langsung, mengambil tasnya dan kemudian mengulurkan tangannya sambil berdiri.

Jerry menyambut tangan Sarah dengan mesra, ia memang sudah menantikan saat-saat seperti ini.

Perjalanan ke Flamboyan Resort memakan waktu hampir satu jam. Dalam perjalanan, Sarah sempat mengirimkan pesan pada Arga. Ia hanya ingin tahu keberadaan Arga saat ini, namun pesannya hanya dibaca tanpa dibalas Arga seperti biasa.

Sarah menghela nafas, ia memang tahu jika Arga terpaksa mau bertunangan dengannya. Tapi ia juga ingin disayangi Arga.

Sarah menoleh memandangi Jerry yang sedang menyetir, ia tersenyum. Jerry seorang lelaki yang tampan dengan tubuh yang atletis. Sarah tak kecewa jika berbagi ranjang dengan Jerry, ia akan mendapatkan kesenangan yang tak ia dapatkan dari seorang Arga.

Sesampainya di Flamboyan Resort, Sarah dan Jerry langsung memesan kamar. Keduanya seperti sepasang kekasih yang dimabuk kepayang.

Setelah berada di dalam kamar, tak menunggu waktu lagi, Jerry menyambar Sarah dalam pelukannya. Bibir Jerry memagut bibir Sarah dengan rakus. Salah satu tangan Jerry melepas baju Sarah satu demi satu, sementara yang satunya membelai leher jenjang Sarah.

Sarah mendesah, gairahnya melonjak tak tertahankan. Memang ini bukan yang pertama untuknya, namun dengan Jerry, Sarah merasakan kenikmatan yang ia sendiri tak dapat mengatakannya.

"Kamu siap, Sayang," bisik Jerry menggoda di telinga Sarah yang kini tak memakai sehelai benang pun di tubuhnya.

Sarah tak membalas ucapan Jerry, namun ia berbaring menggoda di ranjang yang besar. Siap menerima Jerry.

Bibir Jerry tersenyum senang, tak menyangka akan mendapatkan tubuh semolek milik Sarah. Perlahan ia melepaskan bajunya, dan naik ke ranjang.

Bibir Jerry kembali mencium bibir Sarah, kali ini semakin dalam, membuat Sarah mendesah. Sementara tangan Jerry memainkan gundukan dada Sarah yang kencang. Tak menunggu lagi, bibir Jerry menelusuri leher lalu turun ke dada Sarah, bermain dengan dua gundukan yang tidak terlalu besar namun padat dan kencang. Sementara Sarah, mendesah penuh kenikmatan.

Jerry berlama-lama menciumi setiap inci tubuh Sarah, tak mau melewatkan semua bagiannya. Tangannya pun tak tinggal diam, dengan perlahan, disentuhnya bagian sensitif milik Sarah yang membuat si empunya berteriak nikmat, melonjakkan gairahnya yang semakin membubung tinggi.

Jerry tersenyum puas, ia pun akhirnya memainkan bagian yang ditunggunya. Dihunjamnya tubuh Sarah dengan gairah yang sudah tak kuasa ia tahan. Keduanya saling mencengkeram, bergerak seirama dalam alunan gairah yang menggebu. Desah kenikmatan dan jeritan tertahan menahan rasa yang akhirnya menuju puncaknya.

Keduanya mencapai puncak kenikmatan bersama, saling memeluk dalam buaian gairah yang panas.

***

Arga duduk di ruang kerjanya, ia memang sudah pulang sejak menjelang malam tadi. Yandi, juga sudah ia suruh pulang. Kini Arga sedang menatap layar laptop yang menampilkan laporan-laporan keuangan perusahaannya.

Seperti inilah ia biasanya menghabiskan malamnya dengan masih bekerja walaupun sudah berada di rumah. Penat terasa di tubuhnya, rasa dingin menjalar di tubuhnya. Memang di luar hujan belum berhenti.

Sejenak Arga menutup matanya, ia teringat Becca, gadis naif yang telah dipermainkannya. Seharusnya ia tidak usah repot-repot mengurusi kerugian kalung berlian yang dirusakkan Becca, cukup Yandi saja yang mengurusi. Namun entah mengapa, saat menatap wajah imut Becca, keinginan untuk selalu memandanginya selalu membuatnya senang.

Arga tersenyum puas, tak sabar rasanya menanti esok sore saat Becca akan datang ke rumahnya. Ia sangat menanti-nantikannya. Arga sudah membuat rencana yang pasti akan membuat Becca tak dapat lepas dari tangannya.

-

-

-

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Kekasih Simpanan   Bab 50. Menangis Bersama

    Mobil Arga melaju dengan kecepatan sedang, perlahan menjauh dari vila yang selama dua hari ini mereka tinggali. Becca menatap pemandangan indah yang terhampar didepan matanya dengan mata kosong. Pikirannya melayang tak menentu. Sementara Arga yang menyetir di sebelahnya pun tampak terdiam. Pandangannya fokus menatap jalan aspal yang tampak berkelok di hadapannya. Perlahan menuruni perbukitan dan melaju menuju kota tempat tinggalnya.Becca sama sekali tidak ingin memulai percakapan apapun dengan Arga. Bahkan kepalanya berpaling seakan sedang menikmati pemandangan indah yang mereka lewati sepanjang jalan. Namun siapa sangka jika pikirannya melayang memikirkan diriya sendiri. Entahlah Becca harus marah atau bagaimana. Terus terang ia kecewa dengan sikap Arga yang ingin menjadikannya seperti wanita simpanan. Rasanya ia ingin memaki Arga, namun nyalinya seakan menciut saat ingat siapa Arga. Bagaimanapun Arga adalah bosnya walaupun saat ini statusnya adalah pacar Arga.Heh ... Benarkah a

  • Kekasih Simpanan   Bab 49. Disekap

    Ponsel Becca berdering seakan menjerit minta segera diangkat. Dengan setengah hati, Becca pun mengambil ponsel yang masih tersimpan di dalam tasnya.Mila? Ada apa dia telpon? Tanya Becca dalam hati.Segera Becca menggeser tombol hijau di layar ponselnya.- "Hallo, Mila."- "Becca!!! Kamu masih hidup kan?!"- Ha??? Kamu lagi ngigau ya?"- "Enak aja, aku ini lagi di galeri. Kamu kemana sih kok udah 2 hari menghilang? Habis pulang kerja ini rencana aku mau laporin kamu ke polisi loh."- "Aku nggak ngilang, Mila. Aku lagi dalam misi penting."- "Apaan misi-misi! Bec, kalau kamu nggak pulang malam ini, beneran deh aku bakal lapor ke kantor polisi."- "Hahaha ... Kamu kangen sama aku ya, Mil?"- "Becca! Aku nggak bercanda!"- "Iya iya, sabar dong, Mil. Jangan ngegas mulu' ntar kecenya ilang loh. Sabar ntar malem aku pasti pulang kok. Don't worry be happy, okey ... "- "Beneran loh ya ... Awas ntar kalau ka

  • Kekasih Simpanan   Bab 48. Masih Hidup?

    Tubuh Becca menggeliat, rasa geli mengusik ketenangan tidurnya. Ia merasakan lehernya diciumi dengan mesra. Apakah ini mimpi?"Aaaaaaa ... " Sekuat tenaga Becca bangun dari tidurnya dengan berteriak histeris."Astaga, Becca! Apa-apaan sih kamu?! Kamu mimpi buruk?" tanya Arga terkejut, ia sedang asyik-asyiknya menciumi leher putih mulus milik Becca eh ... yang punya malah berteriak membuat jantungnya serasa melompat."Eh sayang, kamu disini?" tanya Becca kebingungan.Nampaknya ia lupa jika semalam tidur bersama Arga. Dan saat ini mata Arga seketika membeliak dengan pemandangan indah yang terpampang di depan matanya. Becca yang polos tanpa sehelai benang pun.Tanpa sadar, Arga menelan salivanya dan seketika gairah kembali membuncah dalam tubuhnya. Juniornya seketika mendesak ingin dipuaskan."Istigiii!" teriak Becca saat menyadari jika kedua bukit kembarnya terlihat menantang minta dibelai. Reflek tangannya langsung menarik selimut untuk menutupi

  • Kekasih Simpanan   Bab 47. Pemilik Hati

    Candle light dinner, begitulah kata orang saat melihat Becca dan Tuan Arga makan bersama di balkon villa. Suasana begitu romantis dengan kerlip lilin dan cahaya bulan yang redup.Becca sangat menikmati makan malam yang telah disiapkan Tuan Arga. Bagi Becca tentu saja ini adalah candle light dinner pertamanya. Menu makanan apapun malam ini pasti terasa sangat enak di lidahnya. Selesai makan, Becca meminum segelas lemon tea sambil memandang lampu kerlap kerlip di sekitar villa. Pemandangan malam ini memang sungguh menakjubkan."Kamu suka, Bec?" tanya Tuan Arga yang terus menatap mata Becca."Suka banget, Tuan.""Kenapa panggil 'Tuan' terus sih? Panggil Sayang bisa kan?!" pinta Tuan Arga."Uhuk ... harus ya?""Ah kamu ini, terserahlah kalau gitu," ucap Tuan Arga yang menampakkan wajah cemberut."Hehe ... maaf soalnya lidah saya udah terbiasa panggil 'Tuan', jadi susah ngubahnya.""Iya iya, terserahlah. Tapi yang penting kamu sayan

  • Kekasih Simpanan   Bab 46. Fobia

    "Kalau gitu langsung kita nikahkan saja bulan depan, Pak," sahut Bu Rima antusias."Apa?!" teriak Mila dan Yandi berbarengan."Tapi ... " Yandi tergagap, seperti kehilangan kata-kata. Otaknya buntu nggak bisa berpikir."Ah Yandi, kamu ini kok kurang gercep sih," omel Bu Rima gemas.Sementara Mila sudah bisa menguasai diri dan kini hanya menampilkan senyum manisnya."Kok Ibu tau gercep segala?" Yandi sewot sendiri."Jangan salah, tua-tua begini Ibu juga sering nonton sinetron. Tau lah kalau cuma istilah begituan. Memang Ibu tinggal di dalam hutan," balas Bu Rima tidak mau kalah."Gimana Yandi?" tanya Pak Wisnu, mengembalikan ke topik pembicaraan semula."Gimana apanya?" tanya Yandi bingung."Aduh Yandi, kenapa kamu jadi lemot sih! Itu soal nikah bulan depan. Ah ... tanya kamu kelamaan. Nak Mila, gimana menurutmu? Setuju nggak kalau nikah bulan depan?" tanya Bu Rima tersenyum berharap."Ya Bu," sahut Mila santai.

  • Kekasih Simpanan   Bab 45. Nikahkan saja

    Tuan Arga menghentikan mobilnya di sebuah halaman rumah villa yang terlihat mewah namun tidak terlalu besar."Rumah siapa ini, Tuan?" tanya Becca sambil mengedarkan pandangannya ke sekitar rumah."Tentu saja rumahku. Kalau sedang butuh rehat, biasanya aku ke sini," ucap Tuan Arga sambil keluar dari mobilnya.Becca pun mengikuti. Mereka langsung disambut pengurus rumah, sepasang suami istri yang sudah tidak muda lagi."Ini beneran rumah Tuan Arga?" tanya Becca terkagum-kagum saat memasuki dalam rumah. Ternyata desain di dalam rumah terasa nyaman, walaupun minimalis."Kamu nggak percaya amat sih kalau aku bisa beli rumah disini? Kamu lupa kalau aku ini kaya?!" ucap Tuan Arga sedikit kesal."Hehe iya lupa. Habis rumahnya bagus banget." Becca hanya bisa melemparkan senyum manisnya agar Tuan Arga tidak semakin kesal padanya."Tuan Arga, Nona, silahkan ke taman belakang. Sudah ada minuman dan makanan kecil," ucap Pak Marto, pengurus r

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status