Lika-liku kehidupan seorang gadis bernama Rebecca Winata untuk mendapatkan cinta sejati. Namun semua buyar saat ia bertemu dengan Arga Armando, bos ditempatnya bekerja. Kisah cinta yang sulit hingga akhirnya membawa Rebecca menjadi seorang kekasih simpanan
Lihat lebih banyakTangan Becca gemetar. Mengapa ini bisa terjadi? Mimpi buruk apa ia semalam?
"Becca! Apa yang telah kamu lakukan?!" teriak Pak Rohan, Manajer Galery, dengan suara lantang.
Becca terdiam mematung, menatap nanar sebuah kalung berlian dengan desain yang indah. Kalung berlian seharga ratusan juta rupiah bisa putus di tangannya. Ia memang tidak sengaja menjatuhkan kalung itu saat akan memasukkannya ke dalam kotak perhiasan yang akan dikirimkan kepada pemesannya. Saat Becca akan mengambil kalung itu, talinya malah menyangkut di handle etalase dan Becca yang tidak berpikir panjang malah menarik kalung itu.
Dan ... terjadilah sudah. Kalung berlian yang indah putus menjadi dua.
"Becca!" teriak Pak Rohan semakin keras, memekakkan telinga siapa pun yang mendengarnya. Memang saat itu galery dalam keadaan sepi. Hari masih pagi sehingga belum ada pengunjung yang datang.
Teman-teman kerja Becca tidak berani bersuara ataupun bergerak, semua takut menghadapi apa yang terjadi. Kalung berlian itu adalah pesanan khusus Tuan Arga Armando, pemilik Jewelry Gallery ini, untuk tunangannya, Sarah Sanjaya.
Dengan ketakutan yang tak dapat disembunyikan, Becca memberanikan diri mendongakkan kepalanya ke arah Pak Rohan dengan wajah ketakutan.
"Ikut saya ke kantor!" perintah Pak Rohan dengan galak, menatap lurus mata Becca.Becca membawa kalung berlian itu di genggaman tangannya. Dengan lunglai ia mengikuti Pak Rohan menuju ruang kantornya.Becca tidak tahu lagi apa yang akan terjadi. Sudah pasti ia akan dipecat, tapi masalah beratnya adalah ia harus mengganti sebuah kalung berlian seharga ratusan juta rupiah. Dari mana ia bisa mendapatkan uang sebanyak itu?
Becca adalah seorang anak yatim piatu. Sejak kecil ia sudah tinggal di sebuah panti asuhan di pinggir kota. Yang ia tahu, keluarganya adalah pengasuh dan sesama penghuni panti asuhan.
Becca terkejut saat pintu ditutup oleh Pak Rohan. Becca hanya berdiri dengan lutut gemetar dan mulut yang terkatup. Ia harus mempertanggungjawabkan kecerobohannya dan kebodohannya.
"Becca, bencana apa yang kamu hadirkan di sini?" tanya Pak Rohan yang kini terlihat kecewa.
"Maafkan saya, Pak Rohan." Hanya itu yang bisa keluar dari bibir Becca.
"Kau tahu ... Kalung itu milik siapa?" tanya Pak Rohan dengan suara rendahnya.
"Iya Pak, kalung ini milik tunangan Tuan Arga, pemilik Jewelry Gallery ini," jawab Becca lirih.
Becca meletakkan kalung berlian itu di meja Pak Rohan. Tangan Becca gemetar, keringat dingin keluar di dahinya saat memandangi kalung indah yang sudah rusak.
"Nah ... kau tahu? Lalu kenapa kamu tidak berhati-hati? Biasanya kau tidak seperti ini," kata Pak Rohan bingung, menuntut jawaban.
"Saya sendiri tidak tahu, Pak. Saya bersalah karena tidak berhati-hati. Lalu apa yang akan terjadi pada saya?" tanya Becca takut.
"Kalung ini sudah cacat, tidak bisa disambung begitu saja. Yang ada, kalung ini akan dilebur dan harus dibuat ulang kembali. Saya tidak bisa memutuskan hukumanmu, Becca. Saya harus melapor dulu pada Pak Yandi," ucap Pak Rohan.
Pak Yandi adalah tangan kanan Tuan Arga. Yang semua pegawai tahu, Pak Yandi lebih galak dari Tuan Arga. Mungkin saja karena banyak tanggung jawab yang harus dipikul Pak Yandi. Tuan Arga memiliki kerajaan bisnis yang besar. Jewelry Gallery tempat Becca bekerja ini hanyalah salah satu lini bisnis milik Tuan Arga Armando.
"Lalu saya sekarang harus bagaimana, Pak Rohan?" Becca hanya bisa pasrah. Ia tahu ia memang bersalah.
"Hem ... Kamu tunggu di ruang karyawan dulu saja. Tenangkan pikiranmu dan siapkan dirimu menerima semua konsekuensi dari kesalahan yang telah kamu perbuat. Saya akan menelpon Pak Yandi dulu. Saya janji akan membantu kamu sebisa mungkin." Pak Rohan memang manajer yang mengayomi bawahannya.
"Baik, Pak Rohan. Terima kasih untuk semua bantuannya," kata Becca tulus. Ia memang sangat menyukai atasannya, sangat baik di matanya dan seperti ayah yang tidak pernah Becca miliki.
Keluar dari ruang kantor Pak Rohan, Becca berjalan lesu ke ruang karyawan yang ada di belakang galery. Ruang karyawan ini sepi, jelas saja karena teman-teman kerjanya sedang berada di depan, melayani pengunjung yang datang.
Becca memandangi ruang karyawan yang nyaman ini. Ruang yang luas dengan meja dan kursi untuk para karyawan beristirahat atau untuk makan siang saat jam istirahat mereka.
Terduduk lemas di kursi, air mata Becca akhirnya jatuh juga ke pipi, ia sudah tidak bisa menahannya lagi. Sedih dan kecewa pada kebodohannya sendiri.
Sedari kecil mengapa nasibku selalu tidak beruntung? Saat mulai bisa mandiri, meninggalkan panti asuhan yang adalah rumahku, mengapa kejadian seperti ini bisa menimpaku?
Becca hanya bisa menyesal dan menyesal. Ia memang masih muda, usianya baru 20 tahun. Sejak bayi, ia sudah tinggal di panti asuhan. Namun nasibnya mulai berubah saat ia mendapatkan pekerjaan di Jewelry Gallery yang eksklusif ini.
Gaji yang diterima Becca lebih dari cukup untuk biaya hidupnya. Ia bisa hidup mandiri, tidak tinggal lagi di panti. Becca baru menjalaninya 5 bulan ini. Dan kini bencana datang padanya.
Terdengar suara langkah kaki dan sebuah tangan mengelus punggungnya.
"Becca, sudahlah. Aku yakin Tuan Arga orang yang baik dan Pak Rohan pasti membantumu," kata Mila menghibur Becca.
Mila adalah sahabat Becca sekaligus rekan kerjanya. Bahkan kos Becca dan Mila bersebelahan.
"Makasih, Mila. Tapi kamu jangan lama-lama di sini, nanti dimarahi Pak Rohan." Becca berusaha tegar dihadapan sahabatnya ini, walaupun pikirannya kacau.
"Iya, Bec. Tapi kamu jangan terlalu memikirkannya, aku yakin semua pasti ada jalan keluarnya. Aku selalu ada di sini untuk membantumu," ucap Mila tulus.
"Sekali lagi makasih, Mila. Kamu memang sahabat terbaikku," kata Becca sambil memeluk Mila.
Setelah kepergian Mila, Becca kembali termenung. Kepalanya berdenyut memikirkan nasib apa yang akan diterimanya. Becca tahu, ia tidak memiliki apa-apa dan ia tidak bisa bersandar di pundak orang lain, tidak bisa meminta bantuan orang lain. Kini ia harus tegar menghadapi semuanya.
Sejak kecil dilatih untuk bisa hidup mandiri di panti asuhan, membuat Becca tegar dan kuat. Ya ... Ia adalah Rebecca Winata, gadis yang kuat walaupun usianya masih belia.
Becca memantapkan hati, ia harus kuat dan bertanggung jawab. Memejamkan matanya, Becca berdoa dalam hati, semoga ia kuat menghadapi semuanya.
-
-
-
Mobil Arga melaju dengan kecepatan sedang, perlahan menjauh dari vila yang selama dua hari ini mereka tinggali. Becca menatap pemandangan indah yang terhampar didepan matanya dengan mata kosong. Pikirannya melayang tak menentu. Sementara Arga yang menyetir di sebelahnya pun tampak terdiam. Pandangannya fokus menatap jalan aspal yang tampak berkelok di hadapannya. Perlahan menuruni perbukitan dan melaju menuju kota tempat tinggalnya.Becca sama sekali tidak ingin memulai percakapan apapun dengan Arga. Bahkan kepalanya berpaling seakan sedang menikmati pemandangan indah yang mereka lewati sepanjang jalan. Namun siapa sangka jika pikirannya melayang memikirkan diriya sendiri. Entahlah Becca harus marah atau bagaimana. Terus terang ia kecewa dengan sikap Arga yang ingin menjadikannya seperti wanita simpanan. Rasanya ia ingin memaki Arga, namun nyalinya seakan menciut saat ingat siapa Arga. Bagaimanapun Arga adalah bosnya walaupun saat ini statusnya adalah pacar Arga.Heh ... Benarkah a
Ponsel Becca berdering seakan menjerit minta segera diangkat. Dengan setengah hati, Becca pun mengambil ponsel yang masih tersimpan di dalam tasnya.Mila? Ada apa dia telpon? Tanya Becca dalam hati.Segera Becca menggeser tombol hijau di layar ponselnya.- "Hallo, Mila."- "Becca!!! Kamu masih hidup kan?!"- Ha??? Kamu lagi ngigau ya?"- "Enak aja, aku ini lagi di galeri. Kamu kemana sih kok udah 2 hari menghilang? Habis pulang kerja ini rencana aku mau laporin kamu ke polisi loh."- "Aku nggak ngilang, Mila. Aku lagi dalam misi penting."- "Apaan misi-misi! Bec, kalau kamu nggak pulang malam ini, beneran deh aku bakal lapor ke kantor polisi."- "Hahaha ... Kamu kangen sama aku ya, Mil?"- "Becca! Aku nggak bercanda!"- "Iya iya, sabar dong, Mil. Jangan ngegas mulu' ntar kecenya ilang loh. Sabar ntar malem aku pasti pulang kok. Don't worry be happy, okey ... "- "Beneran loh ya ... Awas ntar kalau ka
Tubuh Becca menggeliat, rasa geli mengusik ketenangan tidurnya. Ia merasakan lehernya diciumi dengan mesra. Apakah ini mimpi?"Aaaaaaa ... " Sekuat tenaga Becca bangun dari tidurnya dengan berteriak histeris."Astaga, Becca! Apa-apaan sih kamu?! Kamu mimpi buruk?" tanya Arga terkejut, ia sedang asyik-asyiknya menciumi leher putih mulus milik Becca eh ... yang punya malah berteriak membuat jantungnya serasa melompat."Eh sayang, kamu disini?" tanya Becca kebingungan.Nampaknya ia lupa jika semalam tidur bersama Arga. Dan saat ini mata Arga seketika membeliak dengan pemandangan indah yang terpampang di depan matanya. Becca yang polos tanpa sehelai benang pun.Tanpa sadar, Arga menelan salivanya dan seketika gairah kembali membuncah dalam tubuhnya. Juniornya seketika mendesak ingin dipuaskan."Istigiii!" teriak Becca saat menyadari jika kedua bukit kembarnya terlihat menantang minta dibelai. Reflek tangannya langsung menarik selimut untuk menutupi
Candle light dinner, begitulah kata orang saat melihat Becca dan Tuan Arga makan bersama di balkon villa. Suasana begitu romantis dengan kerlip lilin dan cahaya bulan yang redup.Becca sangat menikmati makan malam yang telah disiapkan Tuan Arga. Bagi Becca tentu saja ini adalah candle light dinner pertamanya. Menu makanan apapun malam ini pasti terasa sangat enak di lidahnya. Selesai makan, Becca meminum segelas lemon tea sambil memandang lampu kerlap kerlip di sekitar villa. Pemandangan malam ini memang sungguh menakjubkan."Kamu suka, Bec?" tanya Tuan Arga yang terus menatap mata Becca."Suka banget, Tuan.""Kenapa panggil 'Tuan' terus sih? Panggil Sayang bisa kan?!" pinta Tuan Arga."Uhuk ... harus ya?""Ah kamu ini, terserahlah kalau gitu," ucap Tuan Arga yang menampakkan wajah cemberut."Hehe ... maaf soalnya lidah saya udah terbiasa panggil 'Tuan', jadi susah ngubahnya.""Iya iya, terserahlah. Tapi yang penting kamu sayan
"Kalau gitu langsung kita nikahkan saja bulan depan, Pak," sahut Bu Rima antusias."Apa?!" teriak Mila dan Yandi berbarengan."Tapi ... " Yandi tergagap, seperti kehilangan kata-kata. Otaknya buntu nggak bisa berpikir."Ah Yandi, kamu ini kok kurang gercep sih," omel Bu Rima gemas.Sementara Mila sudah bisa menguasai diri dan kini hanya menampilkan senyum manisnya."Kok Ibu tau gercep segala?" Yandi sewot sendiri."Jangan salah, tua-tua begini Ibu juga sering nonton sinetron. Tau lah kalau cuma istilah begituan. Memang Ibu tinggal di dalam hutan," balas Bu Rima tidak mau kalah."Gimana Yandi?" tanya Pak Wisnu, mengembalikan ke topik pembicaraan semula."Gimana apanya?" tanya Yandi bingung."Aduh Yandi, kenapa kamu jadi lemot sih! Itu soal nikah bulan depan. Ah ... tanya kamu kelamaan. Nak Mila, gimana menurutmu? Setuju nggak kalau nikah bulan depan?" tanya Bu Rima tersenyum berharap."Ya Bu," sahut Mila santai.
Tuan Arga menghentikan mobilnya di sebuah halaman rumah villa yang terlihat mewah namun tidak terlalu besar."Rumah siapa ini, Tuan?" tanya Becca sambil mengedarkan pandangannya ke sekitar rumah."Tentu saja rumahku. Kalau sedang butuh rehat, biasanya aku ke sini," ucap Tuan Arga sambil keluar dari mobilnya.Becca pun mengikuti. Mereka langsung disambut pengurus rumah, sepasang suami istri yang sudah tidak muda lagi."Ini beneran rumah Tuan Arga?" tanya Becca terkagum-kagum saat memasuki dalam rumah. Ternyata desain di dalam rumah terasa nyaman, walaupun minimalis."Kamu nggak percaya amat sih kalau aku bisa beli rumah disini? Kamu lupa kalau aku ini kaya?!" ucap Tuan Arga sedikit kesal."Hehe iya lupa. Habis rumahnya bagus banget." Becca hanya bisa melemparkan senyum manisnya agar Tuan Arga tidak semakin kesal padanya."Tuan Arga, Nona, silahkan ke taman belakang. Sudah ada minuman dan makanan kecil," ucap Pak Marto, pengurus r
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen