Beranda / Romansa / Kekasih dari masa lalu / Udara tanah kelahiran

Share

Kekasih dari masa lalu
Kekasih dari masa lalu
Penulis: Im Novia

Udara tanah kelahiran

Penulis: Im Novia
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-12 13:24:43

   Youmna menginjakkan kakinya kembali ke tanah kelahirannya, setelah melewati tujuh tahun menganyam pendidikan di Jerman. Terhitung masa SMA dan kuliahnya Ia habiskan di sana bersama dengan nenek dan kakeknya.

   

   Udara yang ia rindukan, pemandangan yang telah banyak berubah sejak ia meninggalkan Jakarta, serta jalan yang punya banyak kenangan untuknya.

   "Damn it!"

   Youmna mengumpat pengendara mobil yang melintasinya dengan kecepatan tinggi hingga air hujan yang ada di jalanan mengenai tubuh dan pakaian dengan kuyup. Dan ia sadari hal yang tidak pernah berubah dari kampung halaman adalah kebiasaan orang-orang yang berkendara seperti pembalap di jalan umum terlebih lagi anak muda.

   Pemuda yang mengendarai mobil tadi berhenti dan meminggirkan mobilnya, "Sorry!" suara pria itu dari kejauhan.

   "Sorry, sorry!" umpat Youmna sambil membersihkan pakaian dengan tangannya.

   "Terus mau lu apa, gua kan udah minta maaf!"

   "Ma ...." perkataan Youmna terhenti ketika Ia melihat siapa yang kini ada di hadapannya. Kai Kavindra Ataya, Pria yang hidup di masa lalunya, pria di balik jendela yang pernah ia jadikan pemain utama dalam tontonan jendelanya.

   "Youmna!"

   "Rupanya kamu masih mengenalku?" pikir Youmna dalam kepalanya.

   "Youmna Sasmita 'Kan?" Youmna masih tak bergeming menatap pria yang ada di hadapannya, nyata!

  "Cara minta maaf itu, nggak gitu!"

  "Tapi yaudahlah ya. Gua udah dijemput!"

   Youmna meninggalkan Kai yang masih berdiri menatapnya, berdiri tanpa berkedip sampai Youmna masuk ke dalam mobil pribadi yang telah menjemputnya.

   "Itu siapa, Dek?" tanya Yardan; kakak laki-laki Youmna.

   "Orang nggak jelas!" Dengan wajah yang kesal.

   "Kok kamu kotor gitu sih, kaya comberan." Dengan nada Yardan yang mengejek.

   "Ihss, kesel lah, ya Allah. aku baru sampe."

   "Kenapa kok bisa?" tanya Yardan dengan serius.

   "Udah jalan ajalah, Bang!" pinta Youmna tanpa tanya.

   Youmna menatap jalanan yang ia lewati di balik jendela mobil, dengan tatapan keluar dan kepala sedikit menyandar. Mengingat kisah waktu SMP, di mana rutinitas di sekolahnya dahulu adalah menatap dunia dari balik jendela sekolah. Youmna selalu datang pagi hari sebelum teman-temannya datang, bisa dibilang ia selalu menjadi orang pertama yang memasuki ruang kelasnya. Bila tidak ada jadwal piket maka hal yang akan ia lakukan adalah berdiri di kursinya yang bersampingan dengan jendela lalu melihat keluar.

   Dengan kelas yang berada di atap lantai dua itu, ia mampu melihat hal-hal yang menarik dan membuatnya tersenyum, seperti indahnya langit yang berwarna biru disertai matahari dan awan yang bergumpal, lapangan sekolah yang hijau, hilir mudik kendaraan serta aktifitas siswa-siswi yang tidak pernah bosan untuk dilihat. Pasangan-pasangan yang curi pandang ketika baru jadian, beberapa cowok yang familiar akan duduk di depan pos yang bersampingan dengan gerbang sekolah dan siap menggoda setiap siswi cantik yang datang, beberapa cewek ber-genk yang duduk di taman yang sedang asyik bergosip dan ada juga gerombolan cowok yang asyik main basket di lapangan sambil menunggu bel berdering.

   Kegiatan yang menyenangkan untuknya, seperti menonton film tanpa alur yang jelas, dia mampu menikmatinya tanpa harus berpikir keras. Selalu ada sosok yang ia nantikan masuk dari pintu gerbang sekolah, iya. Dia, Kai Kavindra Ataya, pria yang baru saja mengotori pakaiannya. Pria jangkung sedikit berisi dengan kulit putih bersih, dan rambut hitam lurus agak panjang seperti oppa-oppa Korea  itu telah lama menjadi pemeran utama dalam televisi jendelanya.

   Menjadi objek yang selalu ia nanti-nantikan setiap pagi di sekolah, namun keadaan berubah saat suatu insiden terjadi dan mematahkan hati Youmna. Youmna dikenal sebagai gadis yang culun di sekolah, gadis yang tak pernah jauh dari buku, kacamata, dan jendela. Hampir setiap hari Ia tak pernah keluar dari kelasnya, bahkan ke kantin pun bisa dihitung oleh jari dan teman yang ada di dekatnya pun tidak banyak, mungkin hanya dua atau tiga orang dan kesemuanya itu sama; sama-sama kutu buku.

   Youmna memiliki ibu yang sangat rajin sehingga Ia selalu dibawakan bekal oleh Yanti untuk makan siangnya di sekolah serta memiliki ayah dan kakak yang sangat mencintai dan menyayanginya. Ayahnya, Bagas selalu siap sedia untuk menjadi supir untuk putrinya tercinta. Kebahagiaan keluarga yang sempurna yang hanya bisa dimiliki oleh sebagian orang saja, rasa syukur yang luas yang harus selalu Youmna hadirkan setiap detiknya.

  "Ayah udah sembuh belum, Bang?" Youmna mengigat bahwa Bagas jatuh sakit dua hari kemarin sebelum kedatangannya pulang.

   "Alhamdulillah, udah mendingan kok." Syukur Yardan.

   Youmna kembali lagi dengan kegiatannya menatap jalanan dari balik jendela, kini Ia jumpai kemacetan. Klakson para pengendara yang berbunyi terus-menerus serta para pengendara motor yang menerobos tidak sabaran. Cuaca pun tak kalah panas dengan suasana kemacetan ini.

"Semua itu ada kurang dan lebihnya ya, Bang?" tanya Youmna sambil menatap diluar jendela.

   "Iya. maka kita dianjurkan untuk selalu bersyukur." Senyum Yardan.

   "Yang naik motor bisa cepat tapi resikonya kepanasan dan kehujanan, nah kalo naik mobil nggak kepanasan dan kehujanan tapi lama kejebak macetnya," lanjut Yardan.

   Terlahir dari keluarga yang religius membuat mereka dididik dengan nilai-nilai agama yang kuat, serta adab di atas ilmu. Namun, satu hal yang belum bisa Youmna lakukan untuk Bagas yaitu memakai jilbab. Entah kenapa itu belum bisa ia lakukan meskipun niat sudah ada.

   "Bang, ayah marah nggak ya kalo liat Youmna belum pake kerudung?"

   Yardan menatap Youmna dalam, mencoba merasakan kekecewaan Youmna dari balik mata indahnya, "Kenapa kamu nggak pake?"

   Youmna terdiam, Ia tidak bisa menjawab alasan yang konkret kenapa Ia belum bisa memakainya?

   "Kalo ayah nyuruh kamu, berarti itu yang terbaik buat kamu, Dek. Sebelum kamu menikah surga ada di kedua orang tua kita," tegas Yardan.

   Yardan tahu posisi menjadi Youmna, sebenarnya dalam hati yang paling dalam Yardan pun menginginkan Youmna menutup dirinya dengan sempurna tapi Yardan pun tidak bisa memaksa, Ia hanya berusaha menyakinkan Youmna dengan perlahan dan penuh kasih sayang, meski saat ini Youmna tidak pernah memakai baju yang sexy jika keluar rumah.

   Youmna memahami perkataan Yardan dengan sangat baik, ia sebenarnya sadar dengan semua yang dia lakukan itu sebenarnya telah mendurhakai Bagas sebagai kepala keluarga namun, Ia pun tidak bisa memaksa dirinya.

   "Udah. Jangan dipikirin, dijalanin aja ya."

   Kembali lagi mobil mereka berhenti kali ini bukan terjebak macet namun, karena lampu merah.

   Lamunan Youmna mengembang ketika seorang anak kecil berdiri di hadapan kaca tepat di depan matanya, dengan wajah memelas dan tampilan yang lusuh Ia berkata, "Mbak sedekahnya, Mbak!"

  Youmna menurunkan kaca jendelanya dan dengan sigapnya anak kecil menyodorkan sebuah kantong plastik bekas permen yang telah disulap sebagai tempat untuk menyimpan uang sedekah para dermawan.

  "Orang tuamu ke mana, Dek?"

   "Di rumah, Mbak."

   "Kamu sekolah nggak?"

   "Nggak!"

   "Jadi cari uang buat apa?"

   "Buat bantu orang tua, Mbak."

   Youmna memberikan uang pecahan dua puluh ribu ke dalam tempat yang adik itu sodorkan kepadanya dan tak lupa juga Ia memberikan dua buah roti yang ia bawa dari Jerman kepada adik itu.

"Kamu juga harus makan, jangan cari uang terus ya. Bilang sama emakmu, 'Mak aku mau sekolah!'" ucap Youmna sambil mengelus kepala gadis kecil tadi.

   "Kamu itu Dek. Nggak pernah berubah." Yardan tersenyum melihat tingkah Youmna yang masih sama.

   "Sejahat-jahatnya orang tua, pasti mau yang terbaik buat anaknya!"

   "Terus yang tadi baik?" Youmna menggelengkan kepala serta menaikkan kedua bahunya maybe yes maybe no!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kekasih dari masa lalu   Satu shaf dibelakang Kai

    Dengan rambut yang masih acak-acakan Youmna terbangun dari tidurnya dan langsung menuju keluar kamarnya untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah di mushola yang ada di dalam rumahnya. Dengan biasa Youmna akan memakai kamar mandi yang ada dibawah agar lebih mudah dan lebih simpel untuknya seperti hari-hari biasa yang rutin dia lakukan. Selesai memakai kamar mandi dan wudhu Youmna memakai mukena untuk menunggu Yardan dan Bagas, sementara Yanti telah bersama Youmna untuk menunggu mereka juga. Yanti menunggu sambil memegangi tasbih berdzikir sedangkan Youmna memilih untuk membaca Mushaf, dan tak selang beberapa lama yang di tunggu akhirnya datang; Yardan. "Kamu disini Kai?" Ucapan Yanti yang memecah fokus Youmna yang sedang membaca Mushaf dan melirik ke arah Yardan yang berdiri bersama dengan Kai. "Iya Tan," senyum Kai. Youmna menyudah

  • Kekasih dari masa lalu   Kisah lama

    "Dari mana lu bro?" tanya Yardan pada Kai, yang kini memasuki kamarnya. "Habis reunian," jawab Kai, tanpa meminta izin Kai langsung menjatuhkan tubuhnya ke kasur milik Yardan. Ia memijat kening dengan perlahan untuk menghilangkan pusing yang sedari tadi dia alami. "Berarti tadi ketemu Youmna?" "Iya," jawab Kai dengan singkat dan nada berat, Yardan menutup pintunya dan mendekati Kai, memposisikan tubuhnya sama dengan tubuh Kai saat ini; berbaring. Malam ini Kai berniat untuk menginap dirumah Yardan, sekarang mereka berada diranjang yang sama keduanya tidur terlentang menatap atap langit seraya menghayal. "Kai, kenapa sih Youmna sama lu. Pusing gua?" tanya Yardan blak-blakan. "Ada hal yang nggak dia suka dari gua, dimasa lalu," Yardan melirik Yardan sebentar dan menatap atap langit lagi. "Apa itu?" "Dan apa lu bena

  • Kekasih dari masa lalu   Berusaha mengabaikan masa depan sendiri

    Kai sengaja mengantar Gisela tepat di depan Youmna, bukan untuk membuat dia sakit hati namun, agar dia tahu. Dibalik pengetahuan Youmna Kai memiliki suatu rencana yang tidak dia tahu. Kai sadar betapa sakit hati Youmna dihina dihadapan banyak orang namun, dia memiliki sebuah rencana balas dendam yang elegan. "Gimana kerjaan lu?" tanya Kai memulai pembicaraan. "Baik." "Gua denger bos gua temen akrab lu ya?" lanjut Gisela dengan tanya. "Iya, akrab banget malah," ucap Kai dengan santai, Gisela menatap Kai dengan kagum dalam batinnya saat masih menyetir pun Kai masih terlihat tampan. Kai tahu tatapan Gisela, bertahun-tahun mengenal Gisela Ia tahu apa arti tatapan itu. Terlebih sudah beberapa kali Gisela mengungkapkan perasaan pada Kai namun, Kai tidak pernah menggubrisnya. D

  • Kekasih dari masa lalu   Berusaha menyembunyikan sesuatu

    "Sel. Pulang bareng yuk!" Kai menawarkan diri untuk mengantar Gisela pulang karena wanita itu tidak ada yang menjemput dan mengharuskannya memakai jasa antar jemput online. "Ayuk, dari pada lu naik jasa online. Mending sama gua udah kenal!" Kai berbicara tepat disaat Yunsri dan Youmna ingin menaiki kendaraan mereka, Youmna mendengar dengan jelas. Kan, dasar cowok nggak tau malu! bisa-bisanya dia jalan sama cewek yang udah hina gua! sebenarnya mau lu itu apa sih Kai? Youmna berkali-kali membatin, Ia tidak tahan akan setiap tingkah diam Kai yang menyebalkan, tingkah yang seolah membela penghujat, sadar Youm. Mereka itu satu Genk jadi kemungkinan kecil akan dibela! tidak mungkin kan Ia menghianati kawan satu Genk-nya dahulu. "Sabar Youngieku." Yunsri berucap dan memberikan kecupan dari jauh untuk Youmna. "Apaan sih!" &n

  • Kekasih dari masa lalu   Berusaha menyembunyikan sesuatu

    "Sel. Pulang bareng yuk!" Kai menawarkan diri untuk mengantar Gisela pulang karena wanita itu tidak ada yang menjemput dan mengharuskannya memakai jasa antar jemput online. "Ayuk, dari pada lu naik jasa online. Mending sama gua udah kenal!" Kai berbicara tepat disaat Yunsri dan Youmna ingin menaiki kendaraan mereka, Youmna mendengar dengan jelas. Kan, dasar cowok nggak tau malu! bisa-bisanya dia jalan sama cewek yang udah hina gua! sebenarnya mau lu itu apa sih Kai? Youmna berkali-kali membatin, Ia tidak tahan akan setiap tingkah diam Kai yang menyebalkan, tingkah yang seolah membela penghujat, sadar Youm. Mereka itu satu Genk jadi kemungkinan kecil akan dibela! tidak mungkin kan Ia menghianati kawan satu Genk-nya dahulu. "Sabar Youngieku." Yunsri berucap dan memberikan kecupan dari jauh untuk Youmna. "Apaan sih!" "Lag

  • Kekasih dari masa lalu   Reuni Teman Sekolah

    "Woy, siapa nih yang datang?" celetuk Ella, wanita yang dahulu adalah siswi paling cantik dan populer di SMP termasuk satu Genk Kai dahulu. "Yunsri, sama siapa lu?" tanya Devanya wanita populer karena sempat menjadi pacar Kai sewaktu SMP, Ia juga satu Genk dan sahabat baik Ella. "Coba tebak?" ucap Yunsri dengan nyaring dan mengambil tempat duduk bersama dengan Youmna disampingnya. Youmna hanya tertunduk, karena senyumnya di awal kedatangan tadi tak dihiraukan oleh wanita-wanita populer di masanya itu. Kenapa Yunsri bisa seakrab ini? pikir Youmna yang Ia urungkan tanyanya untuk nanti. "Ini Youmna," ucap Yunsri dengan senyumannya. "Wihh, cowok terhits datang guys!" sorak beberapa pria dan wanita yang ada disini ketika tiga pria masuk ke dalam ruangan. Youmna tidak peduli siapa yang datang, sebab Ia tahu yang mereka sebut terhits, terg

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status