Share

Jerat

Episode 4

Reynal telah terbusa-busa air liurnya. Tak lain karena ajakan untuk berlendir semalam suntuk yang mengalir dari mulut Prasti. Menurut Reynal, ajakan ini bisa jadi ada seriusnya. Sebab sebagian wanita, ketika sudah merasa nyaman pada seseorang lelaki, maka dengan mudah ia menyerahkan raganya seluas perasaan.

Tapi Reynal juga curiga, bisa jadi ini adalah cara Prasti mengukur kemurnian hatinya, apakah memang betul-betul hanya ingin membantu atau karena ada urat di balik celana.

Dengan berat hati, Reynal memilih untuk menolak. Karena tujuan utama menemui Prasti bukan untuk mengenyam kelezatan tubuhnya, tapi untuk sebuah misi. Bila ajakan ini dia terima, maka tamat sudah riwayat misi itu, karena Reynal akan dililit jerat indahnya hubungan terlarang.

Sekali lagi, Reynal tak bisa berbohong pada dirinya, bahwa dia memang tergiur ajakan aduhai itu. Bagaimana tidak “bibir telah di tepi cawan”. Artinya, menu favorit sudah di depan mulut, tinggal mendorong sedikit saja lalu dikunyah. Maka kelezatan itu akan dia nikmati setinggi rasa.

Bagi lelaki normal, mustahil tidak menetes air liurnya ketika ajakan tidur bersama tersiar dari mulut Prasti, wanita separuh bule ini. Mustahil pula, kucing lapar tidak keluar air seleranya ketika sudah berada di depan ikan asin.

Sadar akan terjebak ke dalam lubang beranjau, Reynal lekas membuka tas kecilnya untuk mengeruk duapuluh lembaran warna merah. Inilah bahan dan senjata terbaik yang mampu memusnahkan ajakan Prasti.

Reynal menyerahkan uang dua juta rupiah, Prasti tersenyum.

“Trus, gimana? Tetap tak boleh aku tidur sama Abang?

“Tak usah” Reynal tersenyum dalam mulut masih berbusa

" Waduh"

“Sekarang saya antar kamu pulang ya?”

“Abang mau antar aku kemana?”

“Ya, ke tempat kos kamulah”

“Bang, aku udah tak punya tempat kos. Aku diusir pemilik kos, udah tiga bulan ngga bayar”

Reynal terdiam sejenak. Reynal tidak percaya seutuhnya apa yang keluar dari mulut Prasti selama pertemuan tadi. Tapi soal Prasti tidak punya tempat kos, Reynal percaya. Sebab Prasti tak punya uang.

Reynal tak ingin, setelah berpisah dengannya, Prasti pergi ke mana angin membawanya saja malam ini. Bagai layang-layang putus yang meluncur ke mana arah angin berembus saja.

“Hmm, begini. Karena saya ada urusan, tak mungkin nyari tempat kos, sekarang kamu saya sewakan kamar hotel untuk dua malam. Mau?”

“Mau, Bang”

Reynal dan Prasti bergerak ke arah Jakarta. Di perjalanan, Reynal membuka aplikasi layanan hotel. Dia memesan kamar dan langsung membayarnya. Tak lama kemudian Reynal berhenti di depan hotel yang sudah dipesan kamarnya itu.

“Pras. Ini hotelnya, kamu masuk kamar 114. Kamu cukup melaporkan ke resepsionis”

“Iya, Bang”

“Dua hari lagi, satu jam sebelum cek out, saya ke sini. Bila kamu tidak saya temukan di sini, jangan harap kamu akan bisa bertemu saya untuk selanjutnya”

“Iya, bang”

Reynal dan Prasti berpisah dengan saling tersenyum. Prasti masuk hotel dan Reynal menuju tempat tinggalnya.

Kawan,

Belum bisa diyakini sepenuhnya bahwa Reynal otaknya jernih dalam misi ini, walau kepalanya tak pernah absen sujud dalam solat lima waktu.

Hari ini dia sengaja bertemu Prasti bersunyi-sunyi hanya untuk merekam pembicaraan sebagai bahan perbandingan dengan apa yang telah ia terima dari orang lain tentang Prasti.

Satu hal, Reynal tahu persis lelaki yang menghamili Prasti. Dia orang dekat. Reynal kenal lelaki itu, dan lelaki itu kenal Reynal. Tapi, lelaki tukang hamili Prasti itu tidak tahu kalau yang menyelamatkan anaknya sebenarnya adalah Naldi yang kini menyamar jadi Reynal.

Informasi yang didapat Reynal sebelumnya, Prasti hamil setelah berlibur selama seminggu di ujung pulau Sulawesi. Di pulau itulah lelaki penjahat kelamin tersebut dan Prasti memproduksi anak yang enam bulan lalu dilahirkan.

Dia tidak menyangka benih itu tumbuh menjadi janin, sehingga ia menyebut kehamilan itu sebagai hubungan badan yang berhasil. Sementara kabar yang diterima langsung dari mulut Prasti tadi, dia hamil setelah diperkosa.

Lalu informasi tentang Prasti beringas bila ditatap lama-lama. Reynal agak percaya pada mulut Prasti. Tapi juga ragu sebab informasi yang dia dapat sebelumnya mengatakan, bahwa yang benar adalah Prasti berubah bringas bila hanya ditatap lama-lama. Sebab, yang dia inginkan adalah siapkan rupiah dan ajak dia segera, bukan hanya ditatap.

Area sensitif Prasti gampang dipesan, yang penting harga cocok. Prasti tidak pernah diperkosa, dia selalu memberi persembahan sepenuh hati setelah lembaran rupiah dihamburkan lelaki dan terbang ke ke tangan Prasti serupa kupu-kupu.

Pengakuannya pada Reynal, Prasti tidak mau ditatap lama-lama sebab tak suka orang tergiur hanya karena tubuh. Ia rindu orang menjadi dekat dengannya sebab kepribadian yang dia miliki. Reynal, tentu harus mencari mana yang benar dari dua informasi yang berseberangan ini.

Informasi lain yang didapat Reynal bahwa Prasti sempat kuliah di jurusan Hubungan Internasional di salah satu Universitas ternama Jakarta. Mentalnya rusak setelah diajak temannya ke dunia modeling. Di sana Prasti bertemu wanita berwajah super model yang mampu menghasilkan uang dengan cara yang enak.

“Lu, potensial Prasti” kata salah satu seniornya di modeling

“Makasih kak”

“Tinggi, putih, hidung mancung dan wajah bule”

“Makasih Kak”

“Nanti malam ikut aku ya?!”

“Makasih kak” jawab Prasti lugu

Prasti menyangka dia adalah wanita potensial untuk menjadi super model. Rupanya, potensial menjadi wanita laris manis di mata para lelaki pembeli daging terjepit.

Akhirnya Prasti putus kuliah dan Mama dan Papanya marah luar biasa. Hingga kini, setelah empat tahun berlalu, Prasti tak pernah pulang ke Surabaya, tempat mama dan papanya bermukim. Begitu informasi yang didapat Reynal.Tapi, lagi-lagi Reynal harus mencari kebenaran yang sesungguhnya. Jujur, Reynal ragu pada informasi terakhir ini.

Lalu Lelaki flamboyan, siapakah dia?.

Dia bukan pemeran utama dalam permainan kelas tinggi ini. Dia tidak sehebat gayanya. Lelaki ini beserta dua anggotanya tak lebih hanya orang suruhan lelaki yang telah membuat Prasti beranak itu.

Mereka dapat tugas khusus mencari keberadaan Reynal. Perintahnya ganas: Setelah anak berhasil di ambil, habisi Reynal dan habisi pula Prasti. Alokasi waktunya tidak lama-lama, hanya seminggu dan anak sudah harus berada di tangan bapaknya. Kemudian, satu jam setelahnya, Reynal dan Prasti sudah harus jadi mayat.

Reynal mengetahui ancaman ini. Maka sekuat cara ia lakukan agar tidak berhasil ditemukan oleh lelaki penjahat kelamin itu. Bila Reynal berhasil ditemukan, maka peluang bayi enam bulan dan ibunya terbvnuh akan tercipta.

Selagi Reynal tidak bisa ditemukan maka Prasti dan anaknya aman. Bagi penjahat kemaluan itu, ketiga orang ini harus habis, tidak boleh ada yang tersisa agar dia aman. Satu saja tersisa maka dia masih terancam.

Mengapa ketiga orang ini harus dihabisi, perlu penelusuran lebih lanjut.Tapi, melenyapkan tiga orang itu dari muka bumi memang telihat sangat penting bagi bapak haram anak Prasti ini. Sehingga Lelaki Sok Flamboyan beserta anggota bekerja siang malam selama 7x24 jam.

Sekecil apapun informasi tentang Reynal, jam berapapun didapat, maka dia dan dua anggotanya langsung turun ke lapangan.

Contohnya saat ini, Lelaki Sok Flamboyan beserta anggota masih bertahan dekat pelabuhan Tanjung Priuk. Sudah hampir tiga jam menunggu Reynal pulang ke rumahnya, mereka tetap sabar. Sebab mereka sangat yakin pada info bersih dari mulut Joy, lelaki bertato. Uang tiga juta rupiah sebagai jasa informasi penting itu juga telah diserahkan pada Joy.

“Bang, udah hampir jam empat, Bang. Bisa kami ke rumah Reynal?”

“Hmmm, oke. Sepertinya sudah di rumah nih, mungkin lewat jalan belakang dianya”

“Yang mana rumahnya, Bang” Desak Lalaki Sok Flamboyan

“Itu kan ada rumah cat putih tuh, sebelahnya nanti ada gang, masuk ke dalam sejauh 50 meter, rumahnya sebelah kiri cat kuning, pagarnya merah. Ada batang rambutan di halamannya”

“Oke, Bang, siip”

Lelaki Sok Flamboyan masuk mobil bersama anggota untuk langsung menuju lokasi. Gang samping rumah bercat putih mereka temui terlalu sempit, tak mungkin dilewati mobil. Sehingga mobil terpaksa diparkir di samping gang saja.

Mirip bandit film kartun, Lelaki Sok Flamboyan berjalan paling depan menuju rumah Reynal. Dua anggota bermuka sangar berjalan tegap, walau yang satunya masih merasakan gilu di perut akibat tendangan k****u kuli panggul pelabuhan.

Mereka sampai di depan rumah yang dituju.

“Ini sepertinya komandan, cat kuning, pagar merah dan itu pohon rambutannya. Ya pasti ini komandan” anggota yang agak sehat begitu yakin.

“Kenapa rumahnya jelek gini. Ngga mungkin Reynal punya rumah sejelek ini. Tak mungkin orang yang mengaku dan mengambil anak Prasti semiskin ini!?”

“Tapi, Cuma ini rumah yang sesuai dengan informasi, komandan” kata anggota yang meringis menahan perut ngilu.

‘Iya, komandan, rumah samping kiri dan kanan juga yang depan, tak satupun sesuai dengan informasi” kata anggota agak sehat itu lagi untuk menyakinkan.

“Oke, kita coba masuk”

Mereka melangkah masuk, anggota yang perut ngilu bertugas mengetuk pintu.

“Selamat siang. Selamat siang Pak, Bu”

“Yups, walaikumussalam” Penghuni rumah bergegas menuju pintu dan membukanya. Dia seorang lelaki bertubuh kurus kerempeng kurang daging. Tak bebaju hingga tulang rusuknya tampak tersusun.

“Ada apa, Pak?”

“ Apa ini rumah Reynal?

“Iya, Pak. Rinal Pak, bukan Reynal ”

“ Kerja bapak apa?”

“ Jual Mie Ayam pakai gerobak, Pak?”

Mereka para bandit film kartun ini saling tatap dan geleng geleng. Tanpa permisi mereka berbalik arah sambil garut-garut kepala.

Lelaki Sok Flamboyan, benar-benar tak lagi Flamboyan, jalannya sudah berubah serupa lelaki penderita burik. Kakinya mengangkang. Jas Hitam yang dikenakan baunya sudah mirip kain bekas kencing kucing, sebab sudah tiga hari tak ditukar. Entah sudah berapa liter keringat dan debu yang menempel.

“Komandan, kita temui lagi Abang yang tadi. Minta lagi duitnya komandan. Sialan tu”

“Harus, harus.”

Mereka bergegas untuk segera sampai di mobil dan langsung berputar arah ke tempat tadi bertemu Joy. Sampai di lokasi, apa hendak dikata, Joy telah menghilang dan mengintip dikejauhan sambil menelpon seseorang.

“Halo pak Naldi, kijang sudah masuk perangkap. Kita dapat duit tiga juta nih”

“Kalian bagi rata saja bertiga, oke. Nanti malam saya tambah”

“Oke, Pak Naldi”

Ternyata tiga orang yang ditemui adalah orang-nya Reynal alias Naldi Jamain semua. Joy, teman Joy dan lelaki yang mengubah sementara nama menjadi Rinal telah membuat skenario. Mereka ini pula yang menciptakan informasi lelaki berjaket, menyandang ransel serta bertopi ada di pelabuhan.

Reynal sebenarnya memiliki satu lagi anggota yang terbilang jenius. Hingga kini belum menampakkan diri. Dialah orang yang tadi pagi berhasil mencari nomor kontak Prasti dan memberitahunya pada Reynal.

Komandan lapangan, si bandit film kartun itu memang tak layak lagi disebut Lelaki Flamboyan. Lebih cocok dipanggil Cimpin, sesuai ukuran pantatnya yang amat tipis, kebetulan tertolong baju jas saja hingga pantatnya terlihat agak tebal. Cimpin langsung melapor pada bosnya, si bapak jalur haram anak Prasti itu dengan tangan menggigil.

“Selamat malam Pak Brully”

“Ya, sekarang langsung bawa anakku itu ke sini. Setelah itu habisi Reynal dan Prasti”

‘Maaf Pak Brully, informasi yang tadi diterima tak akurat Pak”

"Maksudnya!!?"

“Reynal yang kami amankan, ternyata tukang jual Mie Ayam. Namanya bukan Reynal, tapi Rinal”

“Dasar tolol kalian, pulang!!”

“Ya, Pak”

Ya, bapak dari anak yang dilahirkan Prasti bernama Brully.

***

Di kamar hotel, Prasti duduk di lantai sudut kamar. Kedua tangannya di dagu dan wajahnya tidak ceria. Jauh berbeda dengan wajah saat bersama Reynal tadinya.Susah menebak kepribadian Prasti. Terlalu pagi untuk menyimpulkan siapa wanita separuh bule ini.

Dia tampak tak punya masalah dan hepi-hepi saja selama setengah hari di samping Reynal, tapi murung ketika dalam kesendirian.

Mengapa dia tidak mencari Brully untuk mempertanggungjawabkan perbuataannya. Atau dia benar-benar tidak kenal Brully. Bila Prasti tidak kenal Brully, besar kemungkinan Prasti memang diperkosa ketika mabuk dan dengan demikian pengakuannya pada Reynal adalah benar. Tapi, kalau dia hamil setelah berlibur di sebuah pulau di Sulawesi tentu dia sangat mengenal siapa orang yang menghamilinya.

Sementara Brully, tentu sudah pasti mengenal Prasti, wanita yang membesarkan janin anaknya itu. Mengapa bukan Prasti yang dicari Brully untuk menemukan anaknya?

***

Di lain tempat pula, bayi enam bulan yang keluar dari perut Prasti sedang diberi makanan seorang wanita muda. Dia tampak begitu bahagia merawat bayi lelaki yang diberi nama Sakti Rama Bakti.

Badan Sakti bugar dan sudah menampakkan tanda-tanda kegantengan. Sakti terlihat ceria sore ini, sudah mulai pandai tertawa kecil. Kulit, hidung, mata dan rambut mirip ibunya. Mungkin hanya alat pipis saja yang mirip bapaknya.

Reynal menemui anggotanya malam ini. Menyerahkan bonus atas kesuksesan bersandiwara pada Trio Pelabuhan atas prestasinya mengibuli kawanan Bandit Film Kartun alias Lelaki Sok Flamboyan di Tanjung Priuk.

Tak lama, hanya 10 menit saja, Reynal langsung menuju kawasan Pulogadung. Di sana, di sebuah rumah kecil Reynal telah ditunggu seorang lelaki. Rambutnya panjang, dia bukan orang biasa.

Apa sedang mereka lakukan?

Apakah, mereka berencana sebelum Brully menghabisi ketiganya, Reynal akan menghabisi Brully terlebih dahulu?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status