Share

Bab 22 Jangan Kembali Lagi

Mas Dani segera membopong Anggita ke dalam kamarnya. Aku hanya melihat. Setelah sadar dengan apa yang terjadi aku pun mengunci kamar dan menangis. Bukan sakit karena tamparan tapi sakit hatiku karena jelas-jelas Mas Dani membela perempuan itu.

Aku segera mengambil koper dan memasukkan semua baju Mas Dani ke dalamnya. Bukankah dia bilang akan keluar kota? Jadi kubantu sekalian membereskan barangnya agar tak perlu lagi kembali ke rumah ini.

[Pa, tolong pecat Anggita hari ini juga]

Aku mengirim pesan kepada Papa.

[Tidak bisa hari ini, Nak.

Karena Anggita sedang mengajukan cuti, ada acara keluarga katanya.]

Dan juga proses investigasinya belum selesai.

Makanya mumpung dia cuti maka orang Papa akan mencari bukti yang akurat. Begitu masuk maka surat pemecatan sudah ada di mejanya. Kamu yang sabar ya]

Aku menghela napas. Mencoba berpikir jernih. Sabar, Ra.

Jangan emosi!!.

Aku mengatur napas, mencoba menetralisir amarahku.

Ponselku bergetar. Ada pesan masuk.

[Sudah kutemukan lokasi pe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status