Share

Sebuah Ruai

"Oh ...."

Aku menginjakkan kaki di keramik depan Ruai. Aku ingin tahu saja dalamnya Ruai itu seperti apa, karena dari luar saja Ruai itu seperti membuat daya tarik tersendiri.

"Ruainya unik, desainnya tambah keren saja!".

"Iya, biar mereka semua semangat ikut latihan. Ayo, masuk ke dalam!"

Pak Arief membuka pintu Ruai lebar-lebar, kemudian setelah aku masuk menatapnya rapat.

Cahaya gelap seakan menyeringai di sini, dingin menetap dan bergerak bebas.

"Maaf, tadi aku matikan lampunya. Sebantar, aku hidupkan biar enak kalau bicara."

Aku mengangguk saja. Dan tidak lama juga, lampu akhirnya menyalah dengan warna putih.

"Sudah, silahkan duduk. Dinikmati, Pak. Maaf cuma menyediakan itu saja "

Di sini seperti kantorku yang di mana kerjaanku begitu banyak. Hanya saja yang berbeda, di sini tidak ada peralatan kantor yang terlihat. Tetapi di sini hanya terdapat sofa bersudut dengan warna hijau pupus dengan meja persegi panjang yang lengkap dengan jajanan seperti coklat dan cemilan lainnya.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status