Share

Senja di Anyar

Aku menuruti permintaan Adikku Tika.

Menuruti langkahnya yang perlahan menuju tangga serambi masjid, yang setelahnya ada lorong-lorong untuk kelas mengaji.

Dari sini terlihat, Adik Kencana masih membeli spageti yang harus digiling dengan mesin kecil dulu, kemudian di goreng matang oleh penjual setelah itu barulah dikasih bumbu.

Itu jajanan kesukaanku, yang memang di sini tak ada yang jual selain penjual itu. Hanya saja, dulu aku lebih suka menggiling spageti sendiri dibandingkan digilingkan oleh penjualnya.

"Neng, Papi Mami pulangnya jam berapa?"

"Besok, dik."

Aku tidak tahu, soal adik-adikku malam ini akan bisa tidur ataukah tidak. Tanpa Mami Papi di rumah, setahuku mereka sulit untuk tidur, kalau pun tidur setiap beberapa menit harus terbangun karena merasa ada Papi Mami yang tiba-tiba pulang ke rumah namun ternyata itu perasaan mereka.

Kalau pun malam akan turun hujan, adik-adikku akan lebih suka keluar rumah untuk pergi ke teras demi melihat hujan. Dan mereka seolah mengangga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status