共有

Chapter 10

作者: Diah Novita
last update 最終更新日: 2022-02-22 14:17:36

Acara ijab qobul akhirnya selesai, di lanjut resepsi yang  terbilang lumayan mewah, digelar di rumah mas Danung. Keluarga mas danung memang terkenal cukup berada di kampung itu. Mungkin hal ini lah yang menjadi salah satu bahan pertimbangan orang tua Nur untuk menerima lamaran mas Danung. 

Sepanjang acara resepsi Nur hanya terdiam dan sesekali tersenyum ketika ada tamu undangan yang menyalami mereka untuk memberikan ucapan selamat.

Melihat Nur seperti itu mas Danung berpikir mungkin Nur masih tidak enak badan, karena istrinya sempat sakit 2 hari yang lalu.

"Kamu  bener - bener sudah sehat Nur?" tanya mas Danung lembut pada Nur.

"Sudah kok" jawab Nur datar.

 "Terus kenapa kamu diam aja Nur?" tanya mas Danung lagi.

"Nur gapapa mas,cuma capek" Nur meyakinkan mas Danung agar pria itu tidak mencoba bertanya - tanya lagi.

Mas danung pun terdiam lalu kembali menyambut tamu undangan yang masih ramai berdatangan.

"Duh...udah sore tamu kok nggak habis - habis sih ?" gumam Nur pelan.Dia merasa suasana hatinya agak buruk karena sudah lelah meyambut tamu yang nggak ada habis - habisnya seharian ini.

"Nurr!!" Sapa seorang gadis pendek dari kejauhan, membuat beberapa tamu undangan sampai menoleh ke arahnya.

Tanpa menghiraukan pandangan orang - orang kepadanya dia tetap melangkah maju mendekati Nur dengan rasa percaya diri.

Nur yang melihat itu mendengus memutar bola matanya.

"Huh! Diana! Bisa nggak sih nggak usah teriak - teriak? Malu tuh dilihatin orang!" protes nur yang merasa sebal.

"Ya maaf Nur, habisnya aku tuh seneng banget akhirnya sahabat aku ini udah nikah" Diana beralasan sambil cengengesan.

"Heleh, katanya sahabat tapi datang ke nikahan kok belakangan?" ditariknya napas dalam - dalam lalu dihembuskan dengan kasar.

"Kamu tahu sendiri Nur, di tempat kerja kita kan peraturannya nggak boleh cuti barengan. Ini aja aku baru pulang kerja buru - buru dateng kesini" jawab diana.

"Oh iya ya ?ehehehe...." pengantin baru itu hanya tertawa tanpa rasa bersalah setelah memarahi sahabatnya.

"Eh, Nur! suami kamu yang ganteng itu kemana ?" bola mata gadis itu menyapu seluruh sudut dekorasi, mencari keberadaan suami sahabatnya.

"Tau ah, lagi nyambut teman - temannya tadi" jawab Nur memperlihatkan ekspresi tak peduli.

Nur dan Diana melanjutkan obrolan mereka yang semakin asik, sembari menikmati suguhan beraneka warna jajanan dan kue yang tertata di meja.

Sebelum akhirnya diana melongo melihat pria yang  turun dari motor hitam yang baru saja dikendarai pria itu.

"Nur!" panggil Diana

"Hemm?" sahut Nur yang sedang asik menikmati kue yang ia makan.

"Nur! tuh tuh lihat tuh!" wajahnya gugup sambil menunjuk ke arah pria, bersamaan dengan tangan satunya menepok - nepok lengan Nur sampai membuat kue yang dipegang Nur terjatuh.

"Apa sih Di?" jawab Nur kesal menatap kue yang tergeletak berceceran di lantai, sebelum tatapannya tertuntun pada obyek yang di tunjuk Diana. 

Deg! Dia sangat kaget melihat sosok pria yang sedang mendekat ke arahnya.

"Gewa!" gumamnya sangat pelan.

Nur menoleh ke kanan dan kiri melihat sekelilingnya, untung saja tak ada yang tahu bahwa Gewa adalah mantan pacarnya, yaa.. kecuali keluarganya sih. Tapi disekitarnya tidak ada bapak atau ibu Nur, Jadi Nur merasa dalam kondisi aman.

Gewa yang sudah berdiri di depan Nur mengangkat satu tangan untuk memberinya salam. Gewa lantas memberikan selamat dan tersenyum kepada Nur.

Nur memandangi pria yang masih bertahta di hatinya itu, tubuhnya tampak semakin kurus. Dan area sekitar matanya agak menghitam pertanda bahwa dia kurang tidur.

"Terimakasih ya sudah datang" 

Nur merasakan canggung pada moment ini.

Diana pun mendekatkan mulutnya ke telinga Nur,

"Emang kamu ngundang Gewa ya Nur?" bisik Diana pada sahabatnya itu.

Nur tak menjawab, hanya menampik pahanya agak keras membuat Diana meringis kesakitan.

"Karena kamu nggak ngundang aku, jadi aku inisiatif datang sendiri ke pernikahan kamu. Aku ingin menyaksikan pernikahan wanita yang kucintai ini dengan pria lain. Agar aku sadar bahwa saat ini kamu sudah bukan milikku lagi Nur" 

Kata - kata Gewa ini membuat Nur terdiam dengan mata yang berkaca - kaca.

"Oh ya, suami kamu kemana Nur?" tanya Gewa, matanya menyapu tiap -tiap sudut sekitar.

"Lagi nyambut tamu undangannya kata Nur" diana menjawab pertanyaan Gewa mewakili sahabatnya yang terdiam.

Mendapati jawaban dari Diana, Gewa pun hanya mengangguk - angguk.

Mas Danung yang sudah selesai menyambut tamu bergegas menghampiri istrinya yang terlihat mengobrol bersama seorang pria dan wanita. Kalo wanita itu sudah jelas dia tau bahwa dia Diana, karena mereka tetanggaan. Kalo pria yang sedang duduk bersama Nur dan Diana tentu saja dia tak tahu.

"Eh,mas Danung selamat ya mas.Hehe.." ucap Diana sambil menyalami mas Danung.

"Makasih ya Di" jawabnya sembari tersenyum.

Lalu pandangannya beralih menatap pria yang bersama mereka. Mas Danung tak merasa pernah mengundangnya.

Sedangkan Nur hanya terdiam.        Mereka bertiga tampak tegang, sedangkan mas Danung tampak penasaran.

Duuhhh kira-kira mas Danung di beri tahu kalau Gewa itu mantan terindah Nur nggak ya? Langsung aja ke Next chapter yuk guys!

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • Kembali Padamu   Chapter 37

    Jarum jam bertengger tepat di angka empat. Nur masih menunggu di depan gerbang toko buku, tempat Diana bekerja, dan merupakan bekas tempat kerja Nur dulu. Tak lama kemudian, nampak para karyawati yang melangkahkan kaki keluar dari toko yang besar itu. Tentu saja, itu toko buku terbesar di kota ini.Di sana juga terlihat Bela yang sedang terburu - buru keluar dari toko."Hey, Nur!" sapa Bela."Eh, Bela. Diana belum keluar ya?" tanya Nur."Tadi sih Diana masih ngambil tasnya di loker. Mungkin bentar lagi keluar kok." jawab Bela.Bela menengok ke belakang, ke pintu keluar toko. Dan benar saja, Diana baru saja melangkahkan kaki keluar dari toko itu."Tuh Diana. Ya udah, aku duluan ya Nur." Nur mengangguk sembari tersenyum.Pandangan Nur beralih ke arah Diana yang semakin mendekat ke arahnya. "Nur, kamu ngapain di sini?" tanya Diana."Aku nungguin kamu Di." jawab Nur."Kok nggak ngabarin dulu?" tanya Diana lagi.Wajah Nur berubah sendu."Hp ku hilang Di." "Hilang? Ya udah yuk pulang du

  • Kembali Padamu   Chapter 36

    Retina Nur terpaku pada bias Indah dari wujud pria yang bernama Gewa itu. Lalu, tersadar oleh pertanyaan iseng yang Gewa lemparkan kepadanya."Ngomong - ngomong kita selalu bertemu secara tidak sengaja ya Nur? hehe..." tanya Gewa. Beberapa menit setelah pertemuan tadi, kini dia sudah duduk di kursi kosong tepat di depan Nur."Iya. Apa jangan - jangan kamu buntuti aku terus ya? haha... enggak deh bercanda." kata Nur sembari tertawa.Setelah semua masalah yang Nur hadapi, baru kali ini Nur tertawa lewas. Seakan ia lupa atas semua beban yang sedang di pikul pada pundaknya."Ah, mana berani aku buntuti istri orang." jawab Gewa. Gewa pun tertawa kecil, namun, tawa itu sangat terlihat ia paksakan.Nur sontak terdiam, lalu, termenung sejenak. Melihat ekspresi Nur, Gewa tahu bahwa Nur tak nyaman dengan jawaban darinya. Sehingga membuat Gewa jadi tak enak hati."Emm... Nur, aku salah ngomong ya? Ma.." Nur segera membuka mulutnya, dan memotong kalimat Gewa."Tidak Gew! Tidak usah minta maaf da

  • Kembali Padamu   Chapter 35

    "Apa kamu sudah merasa senang dan merasa bebas sekarang? Apa kamu merasa bangga menjadi janda di usia semuda ini?" bunyi pertanyaan ibu Nur yang tiba - tiba saja ia lontarkan kepada putrinya yang malang.Nur masih hanyut dengan tangisnya, ia tak ingin mendengar ataupun menjawab pertanyaan - pertanyaan ibunya yang semakin melukai hati Nur.Sedangkan bapak terduduk kaku, menatap Nur yang tak berdaya. Ada rasa kecewa di hati bapak. Bapak marah, namun, di satu sisi bapak tak tega melihat keadaan dan situasi putrinya yang sulit dan telah menjadi berantakan."Memalukan! Karena ulahmu, semua anggota keluarga kami harus menanggung malu!" imbuh ibu Nur.Nur yang mendenger hal itu, sontak menatap tajam mata ibunya, lalu meninggalkan kedua orang tuanya yang masih duduk di ruang tamu. "Hei! orang tuamu belum selesai bicara!" bentak ibu Nur."Buk, sudah buk." kata bapak menenangkan ibu, lalu bapak pun berdiri dan meninggalkan ruangan itu.Nur mengambil kunci motornya yang ada di kamar lalu bergeg

  • Kembali Padamu   Chapter 34

    Suasana pada pagi ini begitu cerah. Namun, tidak dengan suasana hati Nur. Hatinya berdebar, tubuhnya sedikit gemetar. Sebentar lagi Ummi, Abi, dan mas Danung akan kembali mendatangi rumahnya. Lebih tepatnya menemui Nur, untuk mencari penyelesaian dari bab permasalahan rumah tangga Nur dan mas Danung yang tak kunjung tamat. Selesai Nur mandi, dia ingin mengambil ponsel yang tadinya ia simpan di kasur, tapi sekarang ponselnya sudah tidak ada."Kemana ponsel ku?" gumam batin Nur.Nur mengingat - ingat kembali dimana ia meletakkan ponselnya sebelum ia pergi mandi. Padahal ia ingat betul bahwa ia meletakkan ponselnya di atas kasurnya.Ia cari - cari di laci make up dan di meja samping ranjangnya pun tak ada. Nur kebingungan. Nur mencurigai bapak, bahwa mungkin saja bapak mengambil ponselnya lagi.Belum tuntas kebingungan Nur, ada suara salam dari teras rumah.Suara yang tak asing di telinga Nur, yaitu suara Ummi.Nur menarik napas dalam - dalam, lalu men

  • Kembali Padamu   Chapter 33

    Sepasang mata mas Danung mendelik, menatap Nur dengan penuh kemarahan. Lalu yang membuat Nur semakin tak enak hati adalah tatapan kecewa kedua mertuanya. Nur menundukkan kepalanya, sebab ia merasa malu.Abi memberi isyarat dengan arahan tangannya, menyuruh Nur untuk duduk di kursi kosong samping mas Danung. Karena sedari tadi ia memang berdiri saja."Jadi, bagaimana Nur?" tanya Abi mengawali pembicaraan.Nur masih terdiam sembari menundukkan kepala. Sama hal nya dengan mas Danung, ia tak berbicara sekecap pun."Waktu itu sebelum penentuan pernikahan kalian, bukankah Abi sudah bertanya 'apakah pernikahan itu atas kemauan nak Nur sendiri atau atas dasar keterpaksaan?'. Lantas nak Nur sendiri yang menjawab bahwa pernikahan itu atas kemauan nak Nur. Tapi kenapa sekarang nak Nur malah seperti ini?" lanjut Abi.Dengan amat sangat berat Nur memberanikan diri untuk berkata sejujurnya pada kedua mertua."Sebelumnya Nur minta maaf Abi, Ummi. Saat

  • Kembali Padamu   Chapter 32

    Tubuh Nur gemetaran. Keringat dingin pun membasahi pipinya. Ia memberanikan diri mengarahkan pisau ke pergelangan tangan kirinya. Belum sempat ia menggoreskan benda tajam itu ke tubuhnya sendiri, tiba - tiba seseorang menampik tangan kanan Nur.Seketika Nur shock.Seorang wanita paruh baya yang sedang berdiri di samping Nur dan tampak membelalakkan mata itu adalah Ibu Nur.Ternyata sedari tadi Nur tak menyadari bahwa pintu kamarnya lupa tak ia tutup. Ibu yang tadinya berniat akan ke teras rumah pun harus berjalan melewati kamar Nur terlebih dahulu dan Ibu tak sengaja melihat anaknya akan melakukan hal bodoh itu.Syukurlah Ibu masih sempat mengetahuinya sebelum Nur benar - benar melakukannya.Ibu mengambil pisau yang terjatuh di atas lantai lalu melemparnya ke luar pintu kamar.Bunyi lemparan yang cukup keras pun membuat Nur kaget."Apa kamu sudah tidak waras?" tanya ibu dengan nada tinggi.Nur tak menjawab, hanya terdengar suara sese

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status