Share

Chapter 10

Acara ijab qobul akhirnya selesai, di lanjut resepsi yang  terbilang lumayan mewah, digelar di rumah mas Danung. Keluarga mas danung memang terkenal cukup berada di kampung itu. Mungkin hal ini lah yang menjadi salah satu bahan pertimbangan orang tua Nur untuk menerima lamaran mas Danung. 

Sepanjang acara resepsi Nur hanya terdiam dan sesekali tersenyum ketika ada tamu undangan yang menyalami mereka untuk memberikan ucapan selamat.

Melihat Nur seperti itu mas Danung berpikir mungkin Nur masih tidak enak badan, karena istrinya sempat sakit 2 hari yang lalu.

"Kamu  bener - bener sudah sehat Nur?" tanya mas Danung lembut pada Nur.

"Sudah kok" jawab Nur datar.

 "Terus kenapa kamu diam aja Nur?" tanya mas Danung lagi.

"Nur gapapa mas,cuma capek" Nur meyakinkan mas Danung agar pria itu tidak mencoba bertanya - tanya lagi.

Mas danung pun terdiam lalu kembali menyambut tamu undangan yang masih ramai berdatangan.

"Duh...udah sore tamu kok nggak habis - habis sih ?" gumam Nur pelan.Dia merasa suasana hatinya agak buruk karena sudah lelah meyambut tamu yang nggak ada habis - habisnya seharian ini.

"Nurr!!" Sapa seorang gadis pendek dari kejauhan, membuat beberapa tamu undangan sampai menoleh ke arahnya.

Tanpa menghiraukan pandangan orang - orang kepadanya dia tetap melangkah maju mendekati Nur dengan rasa percaya diri.

Nur yang melihat itu mendengus memutar bola matanya.

"Huh! Diana! Bisa nggak sih nggak usah teriak - teriak? Malu tuh dilihatin orang!" protes nur yang merasa sebal.

"Ya maaf Nur, habisnya aku tuh seneng banget akhirnya sahabat aku ini udah nikah" Diana beralasan sambil cengengesan.

"Heleh, katanya sahabat tapi datang ke nikahan kok belakangan?" ditariknya napas dalam - dalam lalu dihembuskan dengan kasar.

"Kamu tahu sendiri Nur, di tempat kerja kita kan peraturannya nggak boleh cuti barengan. Ini aja aku baru pulang kerja buru - buru dateng kesini" jawab diana.

"Oh iya ya ?ehehehe...." pengantin baru itu hanya tertawa tanpa rasa bersalah setelah memarahi sahabatnya.

"Eh, Nur! suami kamu yang ganteng itu kemana ?" bola mata gadis itu menyapu seluruh sudut dekorasi, mencari keberadaan suami sahabatnya.

"Tau ah, lagi nyambut teman - temannya tadi" jawab Nur memperlihatkan ekspresi tak peduli.

Nur dan Diana melanjutkan obrolan mereka yang semakin asik, sembari menikmati suguhan beraneka warna jajanan dan kue yang tertata di meja.

Sebelum akhirnya diana melongo melihat pria yang  turun dari motor hitam yang baru saja dikendarai pria itu.

"Nur!" panggil Diana

"Hemm?" sahut Nur yang sedang asik menikmati kue yang ia makan.

"Nur! tuh tuh lihat tuh!" wajahnya gugup sambil menunjuk ke arah pria, bersamaan dengan tangan satunya menepok - nepok lengan Nur sampai membuat kue yang dipegang Nur terjatuh.

"Apa sih Di?" jawab Nur kesal menatap kue yang tergeletak berceceran di lantai, sebelum tatapannya tertuntun pada obyek yang di tunjuk Diana. 

Deg! Dia sangat kaget melihat sosok pria yang sedang mendekat ke arahnya.

"Gewa!" gumamnya sangat pelan.

Nur menoleh ke kanan dan kiri melihat sekelilingnya, untung saja tak ada yang tahu bahwa Gewa adalah mantan pacarnya, yaa.. kecuali keluarganya sih. Tapi disekitarnya tidak ada bapak atau ibu Nur, Jadi Nur merasa dalam kondisi aman.

Gewa yang sudah berdiri di depan Nur mengangkat satu tangan untuk memberinya salam. Gewa lantas memberikan selamat dan tersenyum kepada Nur.

Nur memandangi pria yang masih bertahta di hatinya itu, tubuhnya tampak semakin kurus. Dan area sekitar matanya agak menghitam pertanda bahwa dia kurang tidur.

"Terimakasih ya sudah datang" 

Nur merasakan canggung pada moment ini.

Diana pun mendekatkan mulutnya ke telinga Nur,

"Emang kamu ngundang Gewa ya Nur?" bisik Diana pada sahabatnya itu.

Nur tak menjawab, hanya menampik pahanya agak keras membuat Diana meringis kesakitan.

"Karena kamu nggak ngundang aku, jadi aku inisiatif datang sendiri ke pernikahan kamu. Aku ingin menyaksikan pernikahan wanita yang kucintai ini dengan pria lain. Agar aku sadar bahwa saat ini kamu sudah bukan milikku lagi Nur" 

Kata - kata Gewa ini membuat Nur terdiam dengan mata yang berkaca - kaca.

"Oh ya, suami kamu kemana Nur?" tanya Gewa, matanya menyapu tiap -tiap sudut sekitar.

"Lagi nyambut tamu undangannya kata Nur" diana menjawab pertanyaan Gewa mewakili sahabatnya yang terdiam.

Mendapati jawaban dari Diana, Gewa pun hanya mengangguk - angguk.

Mas Danung yang sudah selesai menyambut tamu bergegas menghampiri istrinya yang terlihat mengobrol bersama seorang pria dan wanita. Kalo wanita itu sudah jelas dia tau bahwa dia Diana, karena mereka tetanggaan. Kalo pria yang sedang duduk bersama Nur dan Diana tentu saja dia tak tahu.

"Eh,mas Danung selamat ya mas.Hehe.." ucap Diana sambil menyalami mas Danung.

"Makasih ya Di" jawabnya sembari tersenyum.

Lalu pandangannya beralih menatap pria yang bersama mereka. Mas Danung tak merasa pernah mengundangnya.

Sedangkan Nur hanya terdiam.        Mereka bertiga tampak tegang, sedangkan mas Danung tampak penasaran.

Duuhhh kira-kira mas Danung di beri tahu kalau Gewa itu mantan terindah Nur nggak ya? Langsung aja ke Next chapter yuk guys!

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status