Share

Kembalinya Pangeran Yang Hilang
Kembalinya Pangeran Yang Hilang
Penulis: PlutoPen

Prolog

Michaels menghembuskan nafas panjang sambil menatap tajam Tristan yang terlihat sudah sangat letih. Mereka sekarang ada di dalam hutan larangan dan sedang melakukan sebuah pertarungan. Pertarungan mereka sangatlah sengit. Bahkan saking sengitnya, semua pohon dan bebatuan besar yang ada di sekitar mereka sampai terbelah menjadi beberapa bagian.

Michaels menggunakan pedang panjangnya yang bernama Raphael. Dan Tristan menggunakan pistol yang disebut oleh Tristan dengan nama Star.

Kedua orang itu dulunya adalah seorang sahabat. Anggota pasukan bayangan yang paling ditakuti dan dihormati di seluruh dunia. Kedua orang itu juga telah menyelesaikan tugas-tugas yang sangat berat. Dan sudah terbiasa terjun ke dalam medan perang.

Mereka berdua tidak bisa dipisahkan. Setiap ada Michaels di situ ada Tristan. Di mana ada Tristan, di situ pasti ada Michaels.

Tetapi itu dulu. Sebelum Tristan memilih untuk keluar dari pasukan bayangan demi sesuatu yang ia anggap sebagai idealis. Sesuatu yang seharusnya sudah ada sejak lama.

Sesuatu itu adalah sebuah keadilan. Tristan menginginkan sebuah keadilan. Keadilan di mana semua orang bisa sama tanpa harus memikirkan tentang status keluarga mereka.

Dan keadilan itu baru bisa tercipta jika Lima Keluarga Besar hancur. Lima keluarga yang berkuasa atas ekonomi, politik, keamanan, dan keamanan negara. Jadi Tristan berencana untuk menghancurkan Lima Keluarga Besar. Untuk mewujudkan idealismenya.

Tristan tau kalau hal yang ia akan lakukan adalah hal yang akan dianggap sebagai hal kriminal oleh orang lain. Tetapi Tristan tidak memperdulikannya. Karena baginya yang terpenting adalah sebuah keadilan.

Tristan akan melakukan apa pun untuk bisa menciptakan keadilan itu. Termasuk dengan cara memusnahkan seorang laki-laki yang selama ini telah ia anggap sebagai kakak. Michaels.

Tristan sebenarnya tidak mau melukai laki-laki itu, karena laki-laki itu telah banyak membantunya. Tetapi Tristan mau tidak mau harus melukai laki-laki itu. Karena laki-laki itu adalah anak pertama dari keluarga Aurora dan suami dari pemimpin keluarga Gracia.

Membunuh adalah hal yang biasa baginya. Setelah banyaknya orang yang pernah ia bunuh di medan pertempuran, ia sama sekali tidak pernah merasa menyesal atau pun sedih. Tetapi kenapa sekarang tangannya bergetar hebat saat ia harus membunuh Michaels? Apakah memang hatinya terlalu berat untuk melakukan hal itu?

"Hei, Tristan. Kita sudah sahabatan sangat lama. Jadi aku sangat tau kalau rencana kamu ini untuk kepentingan semua orang. Tapi bukannya kita anggota pasukan bayangan? Jadi tugas kita adalah menjaga Lima Keluarga Besar," cetus Michaels sambil mendongakkan kepalanya ke arah atas.

"Aku sudah ke luar dari pasukan bayangan. Jadi aku bebas mau melakukan apa pun yang aku mau," balas Tristan sambil mengarahkan moncong pistolnya ke arah kepala Michaels.

"Kita yang dulunya tidak sanggup melukai orang, sekarang sudah terbiasa membunuh orang. Dan kita melakukan hal itu tanpa rasa bersalah sedikit pun. Menandakan bahwa hati kita memang sudah benar-benar mati. Tapi entah kenapa, sekarang rasa takut itu muncul lagi. Rasa takut itu muncul lagi saat aku tau kalau kamu adalah orang yang harus gua bunuh."

"Sama. Aku juga. Tapi sekarang kondisinya kita bukanlah seorang sahabat. Aku adalah musuhmu. Dan kamu adalah musuhku. Jadi kita harus melakukannya. Membunuh atau dibunuh. Cuma itu pilihannya."

"Kalau seandainya idealisme mu sudah tercapai. Apakah mungkin dunia ini akan damai seperti yang pernah kamu ceritakan ke aku?"

"Aku tidak bisa jamin. Tapi aku bakalan usahakan."

Michaels tersenyum kecil. Ia teringat dengan cerita-cerita Tristan tentang sebuah dunia yang di dalamnya sama sekali tidak ada diskriminasi dan semua orang di dalam dunia itu mendapatkan sebuah keadilan tanpa memandang status keluarga atau pun keuangan orang itu.

Sebuah dunia yang sangat mustahil untuk diwujudkan. Mungkin dunia itu hanya ada di alam mimpi. Tetapi Tristan sekarang sedang mencoba untuk menciptakan dunia itu. Dan sebagai sahabatnya, Michaels mencoba untuk percaya pada Tristan. Berharap kalau impian Tristan memang benar-benar menjadi sebuah kenyataan.

"Anakku satu bulan yang lalu baru saja lahir. Dan aku tadi pagi baru saja bisa menemuinya. Dia laki-laki. Mungkin kalau dia sudah besar, dia bakalan punya sifat dingin seperti ibunya dan sifat peduli sepertiku. Rasanya aku sudah tidak sabar mau lihat seperti apa anakku saat anakku sudah dewasa," cetus Michaels diakhiri dengan sebuah senyuman.

"Siapa namanya, Kapten?" tanya Tristan sambil menurunkan pistolnya.

Kapten. Itu adalah panggilan Tristan untuk Michaels. Nama panggilan itu diberikan Tristan untuk Michaels karena memang Michaels adalah seorang kapten di pasukan bayangan. Michaels adalah atasannya.

"Namanya aku belum tau. Istriku tidak mau memberitahukannya. Menurut kamu, nama yang bagus untuk anakku apa?" jawab Michaels diakhiri dengan sebuah pertanyaan.

"Bagaimana dengan Frey? Artinya adalah yang diagungkan. Menurutku, itu cocok untuk anakmu," jawab Tristan.

"Frey, ya. Tapi bukannya itu nama untuk anak perempuan?"

"Enggak juga. Aku rasa nama itu juga cocok dipakai sama laki-laki."

"Seperti yang diharapkan dari seorang ahli siasat pasukan bayangan. Selalu bisa memikirkan tentang sesuatu dengan cepat dan tepat. Andai saja kamu tidak ke luar dari pasukan bayangan, pasti sekarang pasukan bayangan tidak perlu kebingungan mencari ahli siasat yang baru."

"Kamu harus terbiasa. Karena mulai sekarang semuanya sudah berubah."

"Iya. Aku tau. Makanya sebelum semuanya berakhir, aku mau sedikit mengenang masa lalu. Biar saat semuanya sudah berakhir, aku tidak perlu lagi mengingat hal-hal itu."

Tidak lama setelah mengucapkan hal itu, langit yang tadinya sudah mendung mulai meneteskan air hujan. Membasahi tubuh Michaels dan Tristan. Dan membuat ingatan tentang masa lalu mereka saat mereka sedang dalam masa pelatihan kembali teringat.

Mereka masih mengingat tentang masa-masa itu. Masa di mana mereka baru pertama kali menginjakkan kaki di pelatihan pasukan bayangan. Masa di mana mereka bersaing satu sama lain untuk bisa mengambil posisi ketua. Dan masa di mana mereka mulai mengerti kalau semuanya yang susah akan terasa mudah saat dikerjakan dengan seorang sahabat.

"Mau dengar cerita lucu, tidak? Aku tadi pagi menculik anakku sendiri. Aku bawa kabur anakku dan menitipkannya pada seorang laki-laki yang tadi sempat berpapasan denganku. Dan sepertinya keluarga Gracia lagi kebingungan sekarang," cetus Michaels dengan sebuah senyuman di bibirnya.

"Apa kamu gila? Itu anak kamu sendiri. Kenapa kamu malah memisahkan dia dengan keluarga sendiri?" tanya Tristan kebingungan dengan kelakuan sahabatnya itu.

"Aku tidak mau anakku terlibat dengan urusan Lima Keluarga Besar. Aku tidak mau anakku tau tentang masa lalu ayahnya yang rela meninggalkan keluarga Virgo hanya untuk bersama pemimpin keluarga Gracia. Aku mau anakku hidup bebas."

"Jadi rencana terakhir kamu apa? Apa kamu akan mengurusnya secara diam-diam?"

"Enggak. Aku bakalan memutuskan seluruh koneksiku dengan dia. Dengan begitu keluarga Gracia tidak akan menyadari posisi anak itu."

"Kamu adalah seorang ayah yang baik. Kamu juga sahabat yang baik. Tapi naasnya kamu ada di lingkungan yang salah. Takdirmu terlalu kejam."

"Terima kasih atas pujiannya. Tapi aku sudah terbiasa dengan ini semua. Jadi aku rasamu tidak perlu khawatir dengan kondisiku."

Menurut Tristan, kesalahan terbesar Michaels adalah lahir di keluarga Virgo. Andai saja Michaels tidak lahir di keluarga Virgo, pasti laki-laki itu sudah bisa melakukan apa pun yang ia mau tanpa harus memperdulikan pandangan orang lain terhadapnya dan keluarganya. Dan andai saja Michaels tidak lahir di keluarga Virgo, maka mereka tidak perlu saling berhadap-hadapan seperti sekarang.

"Tujuh belas tahun. Tunggu tujuh belas tahun setelah sekarang. Kalau memang anakku tidak menghentikan tindakanmu, berarti kamu memang pantas untuk melakukan hal ini. Tapi kalau anakku menghentikan tindakanmu, berarti tindakanmu ini memang adalah sebuah kesalahan," ucap Michaels sambil menatap tajam Tristan.

"Tujuh belas tahun? Itu waktu yang sangat lama. Tidak mungkin aku bisa menunggu selama itu," balas Tristan.

"Kalau kamu memang mau menghabisi Lima Keluarga Besar kamu harus mengumpulkan kekuatan yang besar. Kalau kamu cuma sendiri, sampai kapan pun kamu tidak bakalan bisa mengalahkan mereka dan mewujudkan impianmu. Jadi aku rasa tujuh belas tahun adalah waktu yang tepat."

"Masuk akal. Baiklah, kalau begitu aku bakalan turuti kemauanmu. Anggap saja ini sebagai tanda terima kasihku karena kamu sudah menjadi sahabatku."

"Baguslah. Terima kasih karena kamu sudah mau percaya sama usulanku. Eh ngomong-ngomong, apa di sakumu itu ada sebuah pisau? Itu pisau baru? Beli di mana? Kok kelihatan bagus banget?"

Tristan pun mengalihkan pandangannya ke arah saku celananya. Melihat sebuah pisau yang masih tertutup dengan sebuah kain. Ia tersenyum kecil saat mengingat kalau sahabatnya itu memang sangat suka dengan sebuah pisau. Bahkan saking sukanya, sahabatnya itu sering mengoleksi sebuah pisau-pisau yang bentuknya unik.

Tristan mengambil pisau itu, berencana untuk menunjukkannya kepada Michaels.

"Oh, ini. Aku belum kasih nama nih pisau. Tapi kalau kamu mau kasih nama, kasih aj—" ucapan Tristan terhenti saat melihat tubuh Michaels sudah berada di hadapannya.

Matanya membulat sempurna saat melihat ada sebuah darah muncul dari dalam mulut Michaels. Dan saat ia melihat ke arah tangannya, ternyata pisau yang ia pegang menusuk perut Michaels.

"Aku percaya sama kamu, Sob. Tapi aku juga percaya sama keputusan anakku. Jadi kalau seandainya di tujuh belas tahun yang akan datang, kamu bertemu dengan anakku. Tanyakan kepadanya, apakah memang rencana kamu ini memanglah yang terbaik atau tidak. Terima kasih karena sudah mau menemani orang bodoh ini bersenang-senang," cetus Michaels sebelum dirinya benar-benar ambruk ke tanah.

"Sama-sama. Terima kasih karena sudah percaya sama aku," balas Tristan sambil menutup mata Michaels yang masih terbuka.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yang Surya
Good . Lanjut
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status