Share

Chapter 5

Penulis: Ramdani Abdul
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-07 14:55:48

“Awalnya, aku berencana untuk menjadikan Arthur sebagai pewaris utama keluarga, tetapi rencana itu gagal karena aku terpengaruh oleh hasutan ketiga putraku. Ketika aku mengetahui jika Arthur sama sekali tidak bersalah, aku justru mendapatkan kabar jika Arthur, Adele, dan kau mengalami kecelakaan yang menewaskan kalian bertiga. Namun, aku percaya jika kalian masih hidup, dan itu terbukti dengan kau yang ada di dekatku, Althon.”

“Aku … aku sangat terpukul hingga jatuh sakit. Aku mengerahkan semua yang aku bisa untuk mencari keberadaan kalian, tapi aku tidak mendapatkan hasil apa pun. Aku akhirnya tahu jika ketiga putraku yang sudah menghalangi pencarianku. Mereka jugalah dalang di balik kecelakaan yang akan menewaskanmu dan orang tuamu. Aku sangat murka pada mereka, tetapi mereka mengelak jika mereka memfitnah Arthur, mencelaikainya dan keluarganya.”

“Mereka memanfaatkan kondisiku yang terus melemeh dan sakit-sakitan untuk mengambil alih seluruh harta kekayaaan keluarga, termasuk kekayaan Arthur. Aku berhasil menyelamatkan dua puluh persen kekayaan Arthur, dan mereka”

“Mereka mendapatkan delapan puluh persen kekayaan milik ayahku,” sela Althon seraya mengepalkan tangan erat-erat.

Althon mengepalkan tangan hingga rahangnya mengetat. Matanya menyorotkan amarah yang menggebu-gebu. Rasa sakit akibat tindakan Alvin dan Alicia semalam tidak sebanding tindakan jahat ketiga pamannya.

“Kenapa mereka sangat jahat padaku dan pada ayah serta ibuku, Kakek?”

“Rasa iri sudah meracuni hati nurani mereka, Althon. Mereka tidak peduli jika Arthur dan kau masih bagian keluarga mereka. Mereka bahkan menantangku meski mereka bersandiwara menjadi anak-anak yang baik di depanku.”

Anthony menggenggam tangan Althon dengan erat. “Althon, aku tahu aku sudah melakukan kesalahan fatal di masa lalu, tapi aku berusaha untuk memperbaiki kesalahanku bahkan hingga saat ini.”

Althon mengamati foro Arthur dan Adele di dinding, menatap Anthony.

“Althon, kau harus mengambil semua hal yang sudah seharusnya menjadi milikmu dari ketiga pamanmu dan keluarga mereka. Aku akan mendukungmu. Ingatlah, meski ketiga pamanmu dan keluarga mereka adalah keluargamu, tapi mereka tidak akan segan untuk menghabisimu.”

“Althon, pertemuan keluarga akan terjadi empat bulan lagi. Kau harus belajar banyak hal dan mempersiapkan dirimu sebaik mungkin sebelum bertemu dengan ketiga pamanmu dan keluarga mereka. Aku sangat yakin mereka tidak akan membiarkanmu mengambil harta yang sudah mereka curi.”

Anthony berdiri. “Ikutlah denganku, Althon. Sebelum kau menghadapi ketiga pamanmu, kau harus mengenal mereka, dan akulah orang yang paling mengenal mereka. Meski mereka adalah putra-putraku, tapi aku ingin mereka mendapatkan hukuman atas kejahatan mereka.”

“Alan,” panggil Anthony.

Alan datang menghampiri, membungkuk hormat.

“Althon, berikan cincinmu pada Alan.”

“Apa yang akan kau lakukan dengan cincinku, Kakek?” tanya Althon seraya melepaskan cincin. “Bukankah cincin itu adalah cincinku?”

“Cincin itu sebenarnya milik Arthur. Dia tampaknya menghapus datanya di cincin itu dan mengaturnya untuk mengenalimu ketika darahmu mengenai cincin.”

Althon mengamati cincin lekat-lekat.

“Selain itu, cincin itu memiliki tekhnologi yang ketinggalan zaman. Aku sudah menyiapkan cincin baru yang memiliki terkhnologi lebih canggih.”

Althon memberikan cincin pada Alan.

Alan memberikan sebuah kotak kecil pada Anthon, berdiri di belakang Anthony.

Anthony membuka kotak. “Althon, ini adalah cincinmu. Cincin ini menjadi tanda jika kau adalah anggota keluarga Leander.”

Althon mengamati cincin, memakainya. Layar hologram tiba-tiba menyala dan melakukan pemindaian pada Althon.

[Selamat datang, Master Althon]

[Aku adalah Ansen, sebuah AI sistem yang bertugas untuk membantu Anda]

“Cincin ini bisa bicara.” Althon terkejut, mengamati layar yang menunjukkan sebuah wajah hologram.

“Ansen adalah sebuah sistem canggih yang akan membantu dan menjagamu, Althon.” Anthony tiba-tiba terbatuk, menyentuh dadanya yang sesak.

“Apa keluarga Leander yang lain memiliki cincin canggih seperiku, kakek?”

“Setiap anggota keluarga memiliki cincin, tetapi tekhnologi yang ada di cincinmu lebih canggih dibandingkan tekhnologi yang ada di cincin mereka.”

Althon mengamati cincin berukiran merak perak di jarinya. “Cincin ini sangat luar biasa. Dalam beberapa novel yang pernah aku baca, seorang MC akan mendapatkan sistem yang akan memberikan sebuah quest dengan reward berupa uang dan kemampuan baru. Apakah cincin ini maksudku Ansen juga akan memberikanku quest dengan hadiah yang sama, Kakek?”

Anthony tersenyum. “Tidak. Ansen tidak akan memberikan quest apa pun untukmu. Dia hanya bertugas untuk membantumu dan menjagamu. Kau sudah memiliki kekayaan, Althon. Jadi, kau tidak perlu melakukan hal berbahaya untuk mendapatkan uang. Jika kau ingin menguasai sebuah kemampuan, kau harus berlatih dan mempelajari bidang itu dengan sungguh-sungguh.”

Althon tertawa. “Aku terlalu banyak berkhayal.”

Anthony terbatuk beberapa kali, menyentuh dadanya lebih erat.

“Kakek, apa kau baik-baik saja?” Althon berdiri dari kursi, duduk kembali ketika Anthony memberi tanda.

“Aku baik-baik saja.” Anthony mengembus napas panjang.

Althon dan Anthony berbincang banyak hal mengenai keluarga Leander, terutama soal Arnold, Aaron, dan Andy serta kejahatan yang sudah mereka lakukan.

Althon membaca informasi seluruh anggota keluarga Leander di layar hologram. Ia mengepalkan tangan erat-erat saat melihat Arnold, Aaron, dan Andy. “Mereka adalah orang-orang yang sangat jahat. Mereka bahkan tidak segan mencelakai dan menghabisi keluarga mereka sendiri. Aku pasti akan membalas semua perbuatan mereka padaku dan orang tuaku.”

“Aku memiliki lima sepupu laki-laki dan dua sepupu perempuan. Dua orang lebih tua dariku, tiga orang sebaya denganku, dan dua lainnya lebih muda dariku. “Mereka hidup sangat bahagia selama ini, sedangkan aku harus menjalani hidup yang sangat sulit.”

Anthony duduk di sebuah kursi roda. “Althon, ikutlah denganku. Aku akan menunjukkan kamar orang tuamu dan barang-barang mereka.”

Althon memasuki sebuah ruangan yang sangat luas. Ia masih terkejut melihat dekorasi ruangan yang megah dan mewah.

Althon mengelilingi seluruh sudut ruangan. Perasaan haru dan rindu seketika mendekapnya. Ia merindukan orang tuanya.

Althon mengambil sebuah foto, tersenyum ketika melihat Arthur dan Adele tersenyum. “Ayah, Ibu, aku harap kita bisa bertemu secepatnya.”

“Kau bisa menemukan pakaian Arthur di lemari ini, Althon,” ujar Anthony.

Althon segera berlari menuju lemari, tersenyum saat melihat pakaian, sepatu, dan aksesoris yang tersusun rapi.

“Ini adalah jaket milik ayahmu, Althon.” Anthony memberikan sebuah jaket pada Althon. “Jaket itu sudah lusuh dan berlubang di beberapa bagian, tapi Arthur sering memakai jaket itu. Dia selalu ingin terlihat sederhana.”

Althon mengamati baju, celana, sepatu, jam tangan, kalung, dan gelang.

“Bolehkah aku memakai semua pakaian dan aksesoris ini, Kakek?”

“Tentu saja. Semua milik ayahmu adalah milikmu.”

Althon mengambil sebuah kaus, celana, gelang hitam, dan sebuah ikat kepala. Ia bergegas menuju toilet, lalu kembali dengan penampilan baru. “Bagaimana dengan penampilanku, Kakek? Apa aku terlihat cocok memakai … Kakek?”

Anthony tiba-tiba menangis hingga tubuhnya berguncang.

“Kakek.” Althon segera mendekat, memegang Anthony. “Apa aku melakukan kesalahan?”

“Tidak, Althon.” Anthony menyeka tangis, tersenyum. “Kau terlihat sangat mirip dengan Arthur. Aku sungguh senang kau ada di sini.”

Althon menatap pantulan dirinya di sebuah cermin. Ia menggunakan gaya pakaian ayahnya di sebuah foto. “Aku memang putra dari ayah, Kakek. Aku tidak akan meninggalkanmu lagi.”

Anthony memegang tangan Althon sangat erat. “Althon, kehadiranmu masih harus dirahasiakan sekarang. Jangan sampai pamanmu-pamanmu tahu jika kau masih hidup.”

“Tenanglah, Kakek. Aku tidak akan kalah dari orang-orang jahat itu. Aku berjanji akau akan menghukum mereka semua,” ujar Althon.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kembalinya Sang Ahli Waris Terhebat   Chapter 293

    “Bukankah aku harus siap, Ayah?” Althon merasa sangat bahagia karena semua impiannya sudah tercapai. Ia melewati banyak hal sulit untuk sampai di titik sekarang. Althon, Arthur, dan Adele keluar dari ruangan, berjalan menuruni tangga. Mereka bertemu dengan Anthony, Abraham, dan Adam di ruangan utama.“Apa kau sudah memiliki kekasih, Althon?” Adele bertanya. Althon tiba-tiba menunduk, malu. “Aku belum memikirkan hal itu sekarang, Ibu. Aku akan fokus pada pekerjaanku sekarang.”“Kau tampak luar biasa, Althon.” Anthony tersenyum. “Aku sangat bangga padamu.”Sementara itu, Lily memeriksa penampilannya, mengembus napas panjang. “Aku tidak boleh mengecewakan Master.”“Apakah kau sudah siap, Lily?” tanya Linda seraya berdiri dari sofa, memeriksa penampilan Lily. “Kau sangat menawan hari ini.”“Kami tidak menduga jika putra Master Arthur Leander memanggilmu ke kantor utama hari ini. Kami akhirnya bisa bertemu dengannya dan putranya hari ini,” ujar ayah Lily. “Aku akan melakukan yang terba

  • Kembalinya Sang Ahli Waris Terhebat   Chapter 292

    292“Selamat kau menang, Arthur.” Arnold tertawa. “Kau memang selalu menang dalam segala hal. Kau memang lahir untuk menjadi pemenang.”“Ayah,” gumam Alex, Alexa, dan Albert. Aaron dan Andy menoleh ke arah lain.Anthony mengembus napas panjang, menatap ketiga putranya berkaca-kaca. “Akulah yang bersalah dalam semua kejadian ini. Aku salah menunjukkan rasa sayangku pada kalian. Rasa iri dan benci sudah mendorong kalian untuk melakukan hal buruk.”Anthony menjeda sejenak. “Sebagai seorang ayah, aku merasa sudah gagal. Aku gagal menjadi penengah di antara kalian semua. Aku juga gagal menjadi sosok yang peka dan tegas.”“Meski begitu, semua itu tidak akan mengubah apa pun. Kalian akan mendapatkan hukuman atas semua perbuatan jahat kalian.”Alex, Alexa, Albert, Andrew, Aldhen, Alfie, dan Ana terdiam. “Aku akan tetap memberikan status ahli waris pada Arthur sesuai dengan keputusanku dahulu. Aku menilainya sebagai sosok yang paling layak.” “Sebagai hukuman atas kesalahan kalian, sembilan

  • Kembalinya Sang Ahli Waris Terhebat   Chapter 291

    Anthony menangis semakin kencang. Ia mengabaikan keadaan tubuhnya yang lemah. “Di mana Arthur? Aku ingin bertemu dengannya sekarang. Aku harus meminta maaf padanya.”“Kakek.” Althon memeluk dan menenangkan Anthony. “Semua sudah baik-baik saja sekarang, Kakek. Kau tidak perlu mengkhawatirkan apa pun lagi.”“Apa maksudmu, Althon? Di mana ayahmu sekarang?”Althon melepas pelukan, mengembus napas panjang. “Kakek, ayah sedang mengejar ketiga orang itu sekarang.”“Apa?” Anthony seketika menahan napas, menatap Abraham. “Mereka harus mendapatkan hukuman atas semua kesalahan mereka. Aku tidak akan lagi membela ataupun melindungi mereka.”Anthony memejamkan mata, membiarkan air mata menetes. “Aku seharusnya menghukum mereka saat aku tahu mereka adalah dalang di balik kejahatan bertahun-tahun lalu. Mereka pantas mendapatkan hukuman.”Arnodl, Aaron, dan Andy bergegas menyelamatkan diri. Sayangnya, pasukan Arthur menghadang mereka dari berbagai tempat. “Dasar brengsek!” pekik Arnold, mengepalkan

  • Kembalinya Sang Ahli Waris Terhebat   Chapter 290

    Tembakan dari Arnold menjadi genderang perang. Ali dan para pengawal segera melindungi Althon dari tembakan. Sayangnya, beberapa pengawal terkena tembakan hingga nyaris terjatuh. Suasana yang tegang berubah menjadi kacau saat suara tembakan terdengar di mana-mana. Dua kubu seketika saling berperang. Anggota keluarga Leander sontak terkejut, bergegas mengikuti arahan para pengawal mereka. “Jangan biarkan dia melarikan diri,” ujar Althon sembari menahan perih karena bahunya membentur lantai cukup keras.Arnold mendengkus kesal, memberi tanda pada para pengawalnya untuk segera pergi. Ia mengamati Arthur dan Althon yang berada dalam penjagaan para pengawal. “Dasar sialan! Aku cukup sulit menghabisi mereka sekarang. Aku sebaiknya pergi dari tempat sialan ini secepatnya! Aku bisa kembali mengatur rencana.”“Ayah!” teriak Alex saat melihat para pengawal membawa Arnold keluar ruangan. “Astaga! Kenapa semua ini harus terjadi?” Alexa menjerit seraya menutup telinga. “Bawa aku dari tempat i

  • Kembalinya Sang Ahli Waris Terhebat   Chapter 289

    “Siapa pria yang berteriak barusan?” tanya Arnold sembari mengamati dua sosok yang mirip dengan Adam di dekat Althon dan Abraham. “Dasar brengsek! Siapa di antara mereka yang merupakan sosok Adam asli? Apakah keduanya adalah sosok palsu?”“Lalu, suara teriakan barusan?” Arnold sontak menegang di tempat, menatap kedua tangannya yang bergetar hebat. Matanya terbuka sangat leba. “Suaranya sangat mirip dengan Arthur? Apa mungkin dia ....”“Di mana dia?” Arnold mengamati keadaan sekeliling, mengabaikan ketegangan yang terjadi. “Apa mungkin dia Arthur?”Ketakutan terlihat di wajah Arnold. Keringat mulai menetes dari dahi. Ia seperti mendengar teriakan Arthur dari berbagai arah, tetapi ia tidak melihat sosok adiknya itu. Arnold menatap sosok Adam di atas panggung, mengepalkan tangan erat-erat. “Pra itu adalah Arthur.”Aaron dan Andy merasakan ketakutan dan ketegangan yang sama. Mereka mengenal suara teriakan tadi.“Adam.” Aaron dan Andy terkejut saat melihat dua sosok Adam di dua tempat ber

  • Kembalinya Sang Ahli Waris Terhebat   Chapter 288

    Althon tersenyum, melirik ke belakang sesaat, merasa sangat tertolong. “Tanpa bantuan mereka, aku tidak mungkin bisa melakukan semua ini. Aku harus berterima kasih pada mereka, terutama pada Paman Adam.”“Kalian tidak bisa langsung mempercayai pria asing itu, Paman, Bibi. Dia hanya orang yang ingin mengacaukan acara ini sekaligus menjegalku dari posisi ahli waris,” kata Arnold penuh penekanan. “Bagaimana mungkin kalian bisa langsung mempercayai pria itu?”Abraham berdiri dari kursi roda, menarik napas panjang sebelum berbicara. “Anthony sudah menceritakan semua kebenarannya padaku. Pria itu memang putra dari Arthur. Dia tiba di rumah ini sekitar empat bulan lalu.”Abraham menatap tajam Arnold, Aaron, dan Andy. “Anthony juga memberi tahuku soal kejahatan kalian pada Arthur, Adele, dan Althon. Kalian bahkan merencanakan pembunuhan pada Anthony, ayah kalian sendiri. Tindakan kalian tidak mungkin bisa dimaafkan sehingga harus mendapatkan hukuman yang sangat berat.”“Tidak!” pekik Arnold s

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status