Share

Chapter 6

Author: Ramdani Abdul
last update Last Updated: 2025-01-23 23:29:25

Anthony kembali ke kamar untuk beristirahat. Sementara itu, Althon mengelilingi rumah bersama Alan dan beberapa pengawal.

“Aku pasti akan tersesat jika aku tidak pergi bersamamu, Alan.” Althon berjalan di lorong, menatap lukisan-lukisan, patung, dan guci di sisi kiri dan kanan. Ia masih belum terbiasa dengan kemewahan dan kemegahan mansion ini.

“Anda bisa menggunakan bantuan Ansen jika Anda tersesat, Tuan Muda,” ujar Alan.

“Aku lupa soal Ansen. Aku belum terbiasa dengan kehidupan baruku.”

Althon mengunjungi banyak ruangan, dan ia masih saja terkejut dan terkagum-kagum. “Aku kesulitan mengingat saking banyaknya ruangan di mansion ini.”

Althon mengujungi halaman belakang, berjalan di taman belakang, menyentuh air mancur. “Alan, seluas apa mansion ini?”

“Mansion Anda seluas Pulau Esa, Tuan Muda.”

“Apa?” Althon terkejut. “Maksudmu, Pulau Esa adalah rumahku?”

“Pulau Esa adalah pulau ekslusif milik Master Arthur, ayah Anda. Selain itu, Pulau Adu, Pulau Gati, Pulau Pato, dan Pulau Mali juga merupakan milik Master Arthur. Keempat pulau itu adalah kawasan ekslusif yang menyediakan banyak fasilitas mewah untuk keluarga kelas atas, seperti rumah sakit, bandara, restoran, pelabuhan, pusat perbelanjaan, stadion olahraga, tempat hiburan, perumahan mewah, dan masih banyak lagi.”

Althon mengaktifkan Ansen. Ia mencari informasi mengenai Pulau Esa dan pulau-pulau lainnya. Layar hologram menampilkan peta Pulau Esa dan keempat pulau lain.

Ansen memberikan penjelasan mengenai Pulau Esa dan keempat pulau lain dengan sangat lengkap.

Althon mengemati peta kelima pulau. “Pulau Esa berada di sebelah utara, sedangkan keempat pulau lain berjajar dan saling terhubung dengan sebuah jembatan. Karena status Pulau Esa yang merupakan kediaman keluarga Leander, maka pulau ini menjadi sangat ekslusif. Untuk bisa mencapai pulau ini, hanya orang-orang yang sudah mendapatkan izin yang bisa melalui jembatan khusus dan mendaratkan pesawat.”

Althon menutup layar hologram, mengamati keadaan sekitar. “Aku tidak perlu khawatir dengan suara berisik dari tetangga yang menyebalkan.”

“Tuan Muda, Master Anthony memintaku untuk membawa Anda mengelilingi Pulau Esa. Anda juga bisa berkeliling ke pulau lainnya.”

“Itu rencana yang sangat bagus. Aku akan sangat sibuk besok.”

Althon mengelingi pulau dan terus terkejut. Ia melihat hamparan hutan yang sangat luas, perkebunan, pantai putih, perbukitan hingga lapangan udara. “Aku masih tidak percaya jika pulau ini adalah milikku, padahal aku adalah pria miskin yang tidak memiliki apa pun kemarin.”

Althon menatap laut. “Keempat pulau itu bahkan adalah milikku.”

Althon mengunjungi Pulau Mali, Pulau Pato, dan Pulau Gati. Ia masih saja terkejut melihat suasana kota yang luar biasa.

Mobil melaju sangat cepat menuju Pulau Adu.

“Alan, aku ingin membeli beberapa pakaian, tapi aku ingin pergi sendirian tanpa pengawalanmu dan para pengawal. Aku ingin merasakan menjadi penduduk pulau ini.”

“Aku tidak bisa membiarkan Anda berkeliaran tanpa penjagaan, Tuan Muda. Master Anthony memerintahkanku untuk menjaga Anda.”

“Aku tidak akan tersesat, Alan. Lagipula, kau bisa melacakku melalui cincinku, dan aku memiliki Ansen.” Althon menunjukkan cincinnya.

“Aku akan menyampaikan permintaan Anda pada Master Anthony.” Alan segera menghubungi Anthony. “Tuan Muda, Master Anthony mengizinkan Anda untuk pergi dengan dua syarat. Pertama, aku dan para pengawal akan mengawasi Anda dari jauh. Kedua, Anda hanya bisa berkeliaran selama dua jam. Keberadaan Anda masih harus dirahasiakan, terutama dari keluarga Leander.”

“Aku mengerti.”

Alan memberikan sebuah ponsel pada Althon.

“Kenapa kau memberikan ponsel padaku, Alan? Aku bisa menghubungi kakek dan kau menggunakan Ansen.”

“Ini sebagai langkah berjaga-jaga, Tuan Muda.” Alan memberikan sebuah kartu pada Althon. “Kartu ini adalah kartu super ekslusif terbatas yang hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu di dunia ini.”

Althon mengamati sebuah kartu hitam bergambar merak emas. “Ada namaku di belakang kartu hitam ini.”

“Anda bisa menggunakan kartu itu untuk membeli barang ataupun keperluan lainnya. Selain itu, aku sudah memasukkan nomor penanggung jawab seluruh pulau dan masing-masing penanggung jawab setiap pulau di ponsel Anda. Jika Anda mengalami kesulitan, Anda bisa menghubungi mereka. Tapi, aku sangat berharap Anda bisa menghubungiku lebih dulu.”

Althon mengangguk, mengamati kartu lekat-lekat. “Aku akan turun di pinggiran kota.”

Mobil menepi di sebuah jalan yang cukup sepi.

Althon keluar dari mobil, menatap sekeliling. “Ini sangat luar biasa. Tempat apa yang harus aku kunjungi lebih dahulu?”

“Berhati-hatilah, Tuan Muda. Aku dan para pengawal Anda akan mengawasi Anda dari jauh.” Alan membungkuk ketika Althon melambaikan tangan.

Althon berjalan di trotoar, mengamati mobil dan motor mewah yang berlalu lalang di jalan. Bangunan-bangunan, lampu jalan, bahkan hingga tempat sampah pun tertata dengan sangat baik. Tidak ada sampah yang terlihat di mana pun.

Althon melewati deretan toko dan restoran yang ramai dengan pengunjung. “Mereka memang terlihat seperti orang-orang dari keluarga kelas atas.”

Beberapa orang mulai berbisik ketika melihat Althon. Mereka mengamati pria itu dari ujung kepala hingga ujung kaki. Beberapa di antara mereka bahkan mulai melapor pada polisi.

Althon berhenti di depan sebuah outlet pakaian, mengarahkan cincin ke plang toko. Layar hologram seketika memunculkan informasi mengenai toko. “Paradise Store, toko pakaian termewah di Thondonia. Tempat ini adalah tempat yang cocok.”

Althon memasuki Paradise Store, mengamati para staff yang tengah sibuk melayani pembeli, melewati deretan lemari pakaian. “Pakaian di tempat ini sangat bagus.”

Althon menyentuh sebuah kemeja panjang, terkejut ketika melihat harga pakaian. “Kemeja ini berharga sepuluh ribu dolar. Harga ini setara dengan gajiku selama enam bulan di kedai makanan.”

Althon melewati rak-rak sepatu. “Aku adalah pemilik Pulau Adu dan pulau-pulau lain. Harga sepuluh ribu dolar tentu bukan apa-apa untukku.”

Althon mengambil beberapa sepatu, celana, kemeja, jas, dan kaus. Ia tidak menyadari jika beberapa pengunjung mulai berbisik-bisik dan menatapnya penuh curiga.

Althon akan mengambil sebuah jas, tetapi seseorang tiba-tiba menepis tangannya. “Aku yang pertama kali melihat jas itu, Tuan.”

“Siapa kau, dan kenapa kau bisa berada di Paradise Store?” tanya seorang pria dengan ketus, mengamati penampilan Althon. “Apa kau memanfaatkan keramaian pengunjung untuk menyelinap masuk dan mencuri?”

Perkataan pria itu menarik perhatian beberapa pengunjung. Mereka mulai membicarakan Althon, menatap penuh selidik.

“Aku datang untuk membeli pakaian dan sepatu. Aku tidak melakukan kesalahan apa pun,” ujar Althon seraya mengamati pria di depannya. “Wajah pria itu tidak asing bagiku.”

“Berhenti membual! Lihatlah dirimu sekarang! Penampilanmu tidak lebih dari seorang pengemis rendahan!” teriak pria itu.

Althon mengamati penampilannya. Ia yakin jika pakaian ayahnya bukanlah pakaian murahan. “Tidak ada yang salah dengan penampilanku.”

Pria itu berdecak. “Dasar sialan! Kau jelas seorang pengemis yang ingin mencuri pakaian di Paradise Store. Kau adalah pengemis paling beruntung di dunia sehingga kau bisa masuk ke Paradise Store dan menyentuh barang-barang mahal di tempat ini.”

Althon mengepalkan tangan erat-erat, mengamati para pengunjung yang menatapnya sinis. Ia sudah terbiasa dengan tatapan meremehkan itu sehingga ia tidak terlalu peduli.

“Astaga, bagaimana bisa Pradise Store membiarkan seorang pengemis masuk?”

“Aku bukan pengemis. Aku datang ke tempat ini untuk membeli beberapa pakaian dan sepatu. Aku memiliki uang yang cukup untuk membeli barang-barang di tempat ini.”

Pria itu tersenyum sinis, dan Althon segera menyadari siapa pria itu.

“Kau adalah Noah Julian, kakak laki-laki Alvin.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kembalinya Sang Ahli Waris Terhebat   Chapter 293

    “Bukankah aku harus siap, Ayah?” Althon merasa sangat bahagia karena semua impiannya sudah tercapai. Ia melewati banyak hal sulit untuk sampai di titik sekarang. Althon, Arthur, dan Adele keluar dari ruangan, berjalan menuruni tangga. Mereka bertemu dengan Anthony, Abraham, dan Adam di ruangan utama.“Apa kau sudah memiliki kekasih, Althon?” Adele bertanya. Althon tiba-tiba menunduk, malu. “Aku belum memikirkan hal itu sekarang, Ibu. Aku akan fokus pada pekerjaanku sekarang.”“Kau tampak luar biasa, Althon.” Anthony tersenyum. “Aku sangat bangga padamu.”Sementara itu, Lily memeriksa penampilannya, mengembus napas panjang. “Aku tidak boleh mengecewakan Master.”“Apakah kau sudah siap, Lily?” tanya Linda seraya berdiri dari sofa, memeriksa penampilan Lily. “Kau sangat menawan hari ini.”“Kami tidak menduga jika putra Master Arthur Leander memanggilmu ke kantor utama hari ini. Kami akhirnya bisa bertemu dengannya dan putranya hari ini,” ujar ayah Lily. “Aku akan melakukan yang terba

  • Kembalinya Sang Ahli Waris Terhebat   Chapter 292

    292“Selamat kau menang, Arthur.” Arnold tertawa. “Kau memang selalu menang dalam segala hal. Kau memang lahir untuk menjadi pemenang.”“Ayah,” gumam Alex, Alexa, dan Albert. Aaron dan Andy menoleh ke arah lain.Anthony mengembus napas panjang, menatap ketiga putranya berkaca-kaca. “Akulah yang bersalah dalam semua kejadian ini. Aku salah menunjukkan rasa sayangku pada kalian. Rasa iri dan benci sudah mendorong kalian untuk melakukan hal buruk.”Anthony menjeda sejenak. “Sebagai seorang ayah, aku merasa sudah gagal. Aku gagal menjadi penengah di antara kalian semua. Aku juga gagal menjadi sosok yang peka dan tegas.”“Meski begitu, semua itu tidak akan mengubah apa pun. Kalian akan mendapatkan hukuman atas semua perbuatan jahat kalian.”Alex, Alexa, Albert, Andrew, Aldhen, Alfie, dan Ana terdiam. “Aku akan tetap memberikan status ahli waris pada Arthur sesuai dengan keputusanku dahulu. Aku menilainya sebagai sosok yang paling layak.” “Sebagai hukuman atas kesalahan kalian, sembilan

  • Kembalinya Sang Ahli Waris Terhebat   Chapter 291

    Anthony menangis semakin kencang. Ia mengabaikan keadaan tubuhnya yang lemah. “Di mana Arthur? Aku ingin bertemu dengannya sekarang. Aku harus meminta maaf padanya.”“Kakek.” Althon memeluk dan menenangkan Anthony. “Semua sudah baik-baik saja sekarang, Kakek. Kau tidak perlu mengkhawatirkan apa pun lagi.”“Apa maksudmu, Althon? Di mana ayahmu sekarang?”Althon melepas pelukan, mengembus napas panjang. “Kakek, ayah sedang mengejar ketiga orang itu sekarang.”“Apa?” Anthony seketika menahan napas, menatap Abraham. “Mereka harus mendapatkan hukuman atas semua kesalahan mereka. Aku tidak akan lagi membela ataupun melindungi mereka.”Anthony memejamkan mata, membiarkan air mata menetes. “Aku seharusnya menghukum mereka saat aku tahu mereka adalah dalang di balik kejahatan bertahun-tahun lalu. Mereka pantas mendapatkan hukuman.”Arnodl, Aaron, dan Andy bergegas menyelamatkan diri. Sayangnya, pasukan Arthur menghadang mereka dari berbagai tempat. “Dasar brengsek!” pekik Arnold, mengepalkan

  • Kembalinya Sang Ahli Waris Terhebat   Chapter 290

    Tembakan dari Arnold menjadi genderang perang. Ali dan para pengawal segera melindungi Althon dari tembakan. Sayangnya, beberapa pengawal terkena tembakan hingga nyaris terjatuh. Suasana yang tegang berubah menjadi kacau saat suara tembakan terdengar di mana-mana. Dua kubu seketika saling berperang. Anggota keluarga Leander sontak terkejut, bergegas mengikuti arahan para pengawal mereka. “Jangan biarkan dia melarikan diri,” ujar Althon sembari menahan perih karena bahunya membentur lantai cukup keras.Arnold mendengkus kesal, memberi tanda pada para pengawalnya untuk segera pergi. Ia mengamati Arthur dan Althon yang berada dalam penjagaan para pengawal. “Dasar sialan! Aku cukup sulit menghabisi mereka sekarang. Aku sebaiknya pergi dari tempat sialan ini secepatnya! Aku bisa kembali mengatur rencana.”“Ayah!” teriak Alex saat melihat para pengawal membawa Arnold keluar ruangan. “Astaga! Kenapa semua ini harus terjadi?” Alexa menjerit seraya menutup telinga. “Bawa aku dari tempat i

  • Kembalinya Sang Ahli Waris Terhebat   Chapter 289

    “Siapa pria yang berteriak barusan?” tanya Arnold sembari mengamati dua sosok yang mirip dengan Adam di dekat Althon dan Abraham. “Dasar brengsek! Siapa di antara mereka yang merupakan sosok Adam asli? Apakah keduanya adalah sosok palsu?”“Lalu, suara teriakan barusan?” Arnold sontak menegang di tempat, menatap kedua tangannya yang bergetar hebat. Matanya terbuka sangat leba. “Suaranya sangat mirip dengan Arthur? Apa mungkin dia ....”“Di mana dia?” Arnold mengamati keadaan sekeliling, mengabaikan ketegangan yang terjadi. “Apa mungkin dia Arthur?”Ketakutan terlihat di wajah Arnold. Keringat mulai menetes dari dahi. Ia seperti mendengar teriakan Arthur dari berbagai arah, tetapi ia tidak melihat sosok adiknya itu. Arnold menatap sosok Adam di atas panggung, mengepalkan tangan erat-erat. “Pra itu adalah Arthur.”Aaron dan Andy merasakan ketakutan dan ketegangan yang sama. Mereka mengenal suara teriakan tadi.“Adam.” Aaron dan Andy terkejut saat melihat dua sosok Adam di dua tempat ber

  • Kembalinya Sang Ahli Waris Terhebat   Chapter 288

    Althon tersenyum, melirik ke belakang sesaat, merasa sangat tertolong. “Tanpa bantuan mereka, aku tidak mungkin bisa melakukan semua ini. Aku harus berterima kasih pada mereka, terutama pada Paman Adam.”“Kalian tidak bisa langsung mempercayai pria asing itu, Paman, Bibi. Dia hanya orang yang ingin mengacaukan acara ini sekaligus menjegalku dari posisi ahli waris,” kata Arnold penuh penekanan. “Bagaimana mungkin kalian bisa langsung mempercayai pria itu?”Abraham berdiri dari kursi roda, menarik napas panjang sebelum berbicara. “Anthony sudah menceritakan semua kebenarannya padaku. Pria itu memang putra dari Arthur. Dia tiba di rumah ini sekitar empat bulan lalu.”Abraham menatap tajam Arnold, Aaron, dan Andy. “Anthony juga memberi tahuku soal kejahatan kalian pada Arthur, Adele, dan Althon. Kalian bahkan merencanakan pembunuhan pada Anthony, ayah kalian sendiri. Tindakan kalian tidak mungkin bisa dimaafkan sehingga harus mendapatkan hukuman yang sangat berat.”“Tidak!” pekik Arnold s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status