Anthony kembali ke kamar untuk beristirahat. Sementara itu, Althon mengelilingi rumah bersama Alan dan beberapa pengawal.
“Aku pasti akan tersesat jika aku tidak pergi bersamamu, Alan.” Althon berjalan di lorong, menatap lukisan-lukisan, patung, dan guci di sisi kiri dan kanan. Ia masih belum terbiasa dengan kemewahan dan kemegahan mansion ini.
“Anda bisa menggunakan bantuan Ansen jika Anda tersesat, Tuan Muda,” ujar Alan.
“Aku lupa soal Ansen. Aku belum terbiasa dengan kehidupan baruku.”
Althon mengunjungi banyak ruangan, dan ia masih saja terkejut dan terkagum-kagum. “Aku kesulitan mengingat saking banyaknya ruangan di mansion ini.”
Althon mengujungi halaman belakang, berjalan di taman belakang, menyentuh air mancur. “Alan, seluas apa mansion ini?”
“Mansion Anda seluas Pulau Esa, Tuan Muda.”
“Apa?” Althon terkejut. “Maksudmu, Pulau Esa adalah rumahku?”
“Pulau Esa adalah pulau ekslusif milik Master Arthur, ayah Anda. Selain itu, Pulau Adu, Pulau Gati, Pulau Pato, dan Pulau Mali juga merupakan milik Master Arthur. Keempat pulau itu adalah kawasan ekslusif yang menyediakan banyak fasilitas mewah untuk keluarga kelas atas, seperti rumah sakit, bandara, restoran, pelabuhan, pusat perbelanjaan, stadion olahraga, tempat hiburan, perumahan mewah, dan masih banyak lagi.”
Althon mengaktifkan Ansen. Ia mencari informasi mengenai Pulau Esa dan pulau-pulau lainnya. Layar hologram menampilkan peta Pulau Esa dan keempat pulau lain.
Ansen memberikan penjelasan mengenai Pulau Esa dan keempat pulau lain dengan sangat lengkap.
Althon mengemati peta kelima pulau. “Pulau Esa berada di sebelah utara, sedangkan keempat pulau lain berjajar dan saling terhubung dengan sebuah jembatan. Karena status Pulau Esa yang merupakan kediaman keluarga Leander, maka pulau ini menjadi sangat ekslusif. Untuk bisa mencapai pulau ini, hanya orang-orang yang sudah mendapatkan izin yang bisa melalui jembatan khusus dan mendaratkan pesawat.”
Althon menutup layar hologram, mengamati keadaan sekitar. “Aku tidak perlu khawatir dengan suara berisik dari tetangga yang menyebalkan.”
“Tuan Muda, Master Anthony memintaku untuk membawa Anda mengelilingi Pulau Esa. Anda juga bisa berkeliling ke pulau lainnya.”
“Itu rencana yang sangat bagus. Aku akan sangat sibuk besok.”
Althon mengelingi pulau dan terus terkejut. Ia melihat hamparan hutan yang sangat luas, perkebunan, pantai putih, perbukitan hingga lapangan udara. “Aku masih tidak percaya jika pulau ini adalah milikku, padahal aku adalah pria miskin yang tidak memiliki apa pun kemarin.”
Althon menatap laut. “Keempat pulau itu bahkan adalah milikku.”
Althon mengunjungi Pulau Mali, Pulau Pato, dan Pulau Gati. Ia masih saja terkejut melihat suasana kota yang luar biasa.
Mobil melaju sangat cepat menuju Pulau Adu.
“Alan, aku ingin membeli beberapa pakaian, tapi aku ingin pergi sendirian tanpa pengawalanmu dan para pengawal. Aku ingin merasakan menjadi penduduk pulau ini.”
“Aku tidak bisa membiarkan Anda berkeliaran tanpa penjagaan, Tuan Muda. Master Anthony memerintahkanku untuk menjaga Anda.”
“Aku tidak akan tersesat, Alan. Lagipula, kau bisa melacakku melalui cincinku, dan aku memiliki Ansen.” Althon menunjukkan cincinnya.
“Aku akan menyampaikan permintaan Anda pada Master Anthony.” Alan segera menghubungi Anthony. “Tuan Muda, Master Anthony mengizinkan Anda untuk pergi dengan dua syarat. Pertama, aku dan para pengawal akan mengawasi Anda dari jauh. Kedua, Anda hanya bisa berkeliaran selama dua jam. Keberadaan Anda masih harus dirahasiakan, terutama dari keluarga Leander.”
“Aku mengerti.”
Alan memberikan sebuah ponsel pada Althon.
“Kenapa kau memberikan ponsel padaku, Alan? Aku bisa menghubungi kakek dan kau menggunakan Ansen.”
“Ini sebagai langkah berjaga-jaga, Tuan Muda.” Alan memberikan sebuah kartu pada Althon. “Kartu ini adalah kartu super ekslusif terbatas yang hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu di dunia ini.”
Althon mengamati sebuah kartu hitam bergambar merak emas. “Ada namaku di belakang kartu hitam ini.”
“Anda bisa menggunakan kartu itu untuk membeli barang ataupun keperluan lainnya. Selain itu, aku sudah memasukkan nomor penanggung jawab seluruh pulau dan masing-masing penanggung jawab setiap pulau di ponsel Anda. Jika Anda mengalami kesulitan, Anda bisa menghubungi mereka. Tapi, aku sangat berharap Anda bisa menghubungiku lebih dulu.”
Althon mengangguk, mengamati kartu lekat-lekat. “Aku akan turun di pinggiran kota.”
Mobil menepi di sebuah jalan yang cukup sepi.
Althon keluar dari mobil, menatap sekeliling. “Ini sangat luar biasa. Tempat apa yang harus aku kunjungi lebih dahulu?”
“Berhati-hatilah, Tuan Muda. Aku dan para pengawal Anda akan mengawasi Anda dari jauh.” Alan membungkuk ketika Althon melambaikan tangan.
Althon berjalan di trotoar, mengamati mobil dan motor mewah yang berlalu lalang di jalan. Bangunan-bangunan, lampu jalan, bahkan hingga tempat sampah pun tertata dengan sangat baik. Tidak ada sampah yang terlihat di mana pun.
Althon melewati deretan toko dan restoran yang ramai dengan pengunjung. “Mereka memang terlihat seperti orang-orang dari keluarga kelas atas.”
Beberapa orang mulai berbisik ketika melihat Althon. Mereka mengamati pria itu dari ujung kepala hingga ujung kaki. Beberapa di antara mereka bahkan mulai melapor pada polisi.
Althon berhenti di depan sebuah outlet pakaian, mengarahkan cincin ke plang toko. Layar hologram seketika memunculkan informasi mengenai toko. “Paradise Store, toko pakaian termewah di Thondonia. Tempat ini adalah tempat yang cocok.”
Althon memasuki Paradise Store, mengamati para staff yang tengah sibuk melayani pembeli, melewati deretan lemari pakaian. “Pakaian di tempat ini sangat bagus.”
Althon menyentuh sebuah kemeja panjang, terkejut ketika melihat harga pakaian. “Kemeja ini berharga sepuluh ribu dolar. Harga ini setara dengan gajiku selama enam bulan di kedai makanan.”
Althon melewati rak-rak sepatu. “Aku adalah pemilik Pulau Adu dan pulau-pulau lain. Harga sepuluh ribu dolar tentu bukan apa-apa untukku.”
Althon mengambil beberapa sepatu, celana, kemeja, jas, dan kaus. Ia tidak menyadari jika beberapa pengunjung mulai berbisik-bisik dan menatapnya penuh curiga.
Althon akan mengambil sebuah jas, tetapi seseorang tiba-tiba menepis tangannya. “Aku yang pertama kali melihat jas itu, Tuan.”
“Siapa kau, dan kenapa kau bisa berada di Paradise Store?” tanya seorang pria dengan ketus, mengamati penampilan Althon. “Apa kau memanfaatkan keramaian pengunjung untuk menyelinap masuk dan mencuri?”
Perkataan pria itu menarik perhatian beberapa pengunjung. Mereka mulai membicarakan Althon, menatap penuh selidik.
“Aku datang untuk membeli pakaian dan sepatu. Aku tidak melakukan kesalahan apa pun,” ujar Althon seraya mengamati pria di depannya. “Wajah pria itu tidak asing bagiku.”
“Berhenti membual! Lihatlah dirimu sekarang! Penampilanmu tidak lebih dari seorang pengemis rendahan!” teriak pria itu.
Althon mengamati penampilannya. Ia yakin jika pakaian ayahnya bukanlah pakaian murahan. “Tidak ada yang salah dengan penampilanku.”
Pria itu berdecak. “Dasar sialan! Kau jelas seorang pengemis yang ingin mencuri pakaian di Paradise Store. Kau adalah pengemis paling beruntung di dunia sehingga kau bisa masuk ke Paradise Store dan menyentuh barang-barang mahal di tempat ini.”
Althon mengepalkan tangan erat-erat, mengamati para pengunjung yang menatapnya sinis. Ia sudah terbiasa dengan tatapan meremehkan itu sehingga ia tidak terlalu peduli.
“Astaga, bagaimana bisa Pradise Store membiarkan seorang pengemis masuk?”
“Aku bukan pengemis. Aku datang ke tempat ini untuk membeli beberapa pakaian dan sepatu. Aku memiliki uang yang cukup untuk membeli barang-barang di tempat ini.”
Pria itu tersenyum sinis, dan Althon segera menyadari siapa pria itu.
“Kau adalah Noah Julian, kakak laki-laki Alvin.”
Noah terkejut ketika Althon mengetahui identitasnya. “Bagaimana mungkin pengemis sepertimu mengenalku? Apa kau mengikutiku hingga ke tempat ini?”Noah mengamati Althon lekat-lekat. “Tunggu, aku mengenalmu. Kau adalah si brengsek Althon. Kau sudah menghancurkan pesta adikku dan menghajarnya di hadapan semua orang. Kau bahkan akan melecehkan pacarnya.”“Apa?” Althon mengepalkan tangan erat-erat. Ia adalah korban dari kejahatan Alvin dan Alicia, tetapi mereka justru memfitnahnya. “Alvin dan Alicia sudah mempermainkanku dan mempemalukanku di hadapan semua orang. Alvin memang pantas mendapat hukuman.”“Dasar brengsek!” teriak Noah sangat keras hingga para pengunjung menoleh ke arahnya dan Althon. “Bagaimana kau bisa berada di Pulau Adu sekarang? Kau adalah buronan di Asthonia. Kau seharusnya berada di dalam penjara sekarang. Alvin mengalami kecelakaan hingga berada di rumah sakit karena ulahmu.”“Alvin mengalami kecelakaan?” Althon terkejut, tersenyum ketika mengingat ucapan Alan semalam.
Semua orang seketika terkejut ketika melihat Sean Ruild dan pasukannya membungkuk hormat pada Althon, seorang pria berpakaian lusuh yang mereka anggap sebagai pengemis. Suasana begitu hening bahkan beberapa mobil ikut berhenti.Noah sontak mundur beberapa langkah. Mata dan mulutnya terbuka sangat lebar. Pria itu membeku, sedangkan jantungnya justru berdetak sangat cepat seperti akan meledak.Noah menggelengkan kepala dan mengerjapkan matanya berkali-kali. Mulutnya seperti akan jatuh ke trotoar saking terkejut melihat kejadian ini. “Ba-bagaimana mungkin Tuan Sean Ruild membungkuk pada pria sialan itu dan memanggilnya Tuan Muda? Apa sedang berada di alam mimpi sekarang?”Noah menatap Althon lekat-lekat. “Pria brengsek itu hanya seorang pegawai restoran kecil. Dia … hanyalah pria tidak berguna. Dia bahkan tidak pantas menginjakkan kakinya di Pulau Adu sekalipun.”Noah menampar pipinya dengan sangat keras, menyentuh pipinya yang terasa panas. Ia menatap trotoar selama beberapa waktu. “Das
Vin dan staff Paradise Store sontak terkejut, menjatuhkan tas belanjaan dari tangan mereka. Mereka menatap Althon tak percaya, saling bertatapan. Meski begitu, mereka tidak berani mengatakan apa pun.“Tuan Muda.” Vin berkata dengan suara kecil. Ia tahu bahwa dirinya dan staffnya sudah melakukan kesalahan fatal dan hanya menunggu untuk mendapatkan hukuman.“Sean, aku ingin pergi dari tempat ini secepatnya. Kau harus memastikan belanjaanku sampai dengan selamat di rumahku.” Althon berjalan menuju mobil Sean, menoleh pada Noah yang masih mematung.“Aku mengerti, Tuan Muda.” Sean membungkuk, memberi tanda pada para pengawalnya, berjalan mengikuti Althon.Para pengawal Sean memasukkan tas-tas belanjaan Althon ke mobil. Noah dan semua orang melihat peristiwa itu dalam diam.Althon mendekat pada Noah, merapikan jas pria itu. Ia menahan tawa saat melihat wajah pucat pasi Noah. “Senang bertemu denganmu, Noah. Aku tidak sabar untuk bertemu lagi denganmu dalam waktu dekat. Aku harap malammu meny
“Althon, bagaimana keadaanmu?” tanya Anthony sembari berlari. Ia mendekat bersama beberapa pengawal dan seorang dokter.“Aku baik-baik saja, Kakek. Kau tidak perlu mengkhawatirkanku.”Anthony memeriksa keadaan Althon, menoleh pada seorang pria berjas putih. “Segera periksa keadaan cucuku sekarang. Aku tidak ingin dia terluka.”“Kakek.” Althon terkejut ketika seorang dokter mendekat ke arahnya. “Aku hanya mengalami masalah kecil dengan beberapa orang.”“Tidak boleh ada siapa pun yang menghina dan menyakitmu, Althon. Kau adalah cucuku yang sangat berharga. Aku tidak akan memaafkan diriku jika kau terluka.” Anthony menyeka tangis, tampak khawatir.“Kakek.” Althon menatap Anthony lekat-lekat. Ia melihat kakeknya sangat mengkhawatirkannya. “Aku menganggap masalah di Paradise Store bukanlah hal besar karena aku sering mendapatkan perundungan dan perlakukan buruk dari orang lain. Akan tetapi, Kakek tidak bisa menerima perlakukan orang-orang itu setelah semua hal yang dia alami selama ini,” g
“Kau bisa keluar sekarang, Noah,” ujar seorang polisi seraya membuka pintu.Noah bergegas berdiri, menepis tangan para tahanan yang akan menariknya. “Aku memang tidak bersalah. Aku seharusnya tidak berada di tempat ini. Aku akan menuntut rugi.”Noah mengikuti para polisi, mengabaikan para tahanan yang meneriakinya. Ia menepis tangan seorang tahanan yang menarik bajunya hingga ia nyaris terjungkal. Ketika menoleh ke cermin, ia melihat penampilannya yang sangat kacau.Noah tidak bisa tidur nyaris semalaman. Perutnya sangat lapar karena ia tidak menyentuh makanannya. Ia seketika muntah ketika melihat makanannya. “Aku mengalami malam yang paling mengerikan sepanjang hidupku. Aku bersyukur karena neraka ini berakhir dengan cepat. Aku pasti gila jika aku berada di tempat ini lebih lama.”Noah menangis tersedu-sedu ketika melihat halaman. Polisi tidak mengizinkannya menghubungi keluarganya. “Dasar brengsek! Aku tidak menerima penghinaan ini.”Dua pengawal Sean mendekati Noah.“Kami sudah mem
“Althon.” Alvin mengucek mata berkali-kali untuk memastikan jika pria itu adalah Althon, sosok yang sedang dicarinya selama berhari-hari. Ia tidak menerima penghinaan yang pria itu lakukan padanya saat di club.Alicia menoleh. “Ya, pria itu adalah Althon. Aku melihatnya di tempat ini saat aku pergi ke rumah sakit. Kita harus menangkapnya, Alvin. Jangan sampai Althon kembali melarikan diri. Dia harus bertanggung jawab atas masalah yang dia timbulkan.”Alvin menendang kursi sopir. “Putar arah sekarang dan tangkap pria sialan itu!”Mobil berbalik arah, melaju sangat kencang, menyalip beberapa kendaraan.Alvin menghubungi bawahannya. “Apa yang sebenarnya kalian lakukan, brengsek? Aku sudah membayar mahal kalian untuk menemukan Althon, tapi kalian justru berleha-leha. Aku menemukan Althon di pusat kota. Tangkap dia sekarang!”Alvin mendengkus kesal, menyentuh pipinya. “Aku tidak akan melepaskanmu, Althon. Kau harus membusuk di penjara selamanya.”Alvin mendapatkan pesan dari James. Mata da
Althon melompat turun, menyeka keringat, mengelus kudanya. “Ini sangat menyenangkan. Aku tidak sabar untuk memulai latihan besok.”“Anda masih memiliki banyak waktu untuk menikmati liburan Anda hari ini, Tuan Muda.” Alan memberikan sebotol minuman dingin pada Althon. “Apa yang ingin Anda lakukan setelah ini?”“Aku ingin bertemu dengan Sean. Aku ingin mengenalnya lebih dekat.”“Aku akan menghubungi Sean untuk menemui Anda.”“Tidak, aku akan menemui Sean di kantornya. Aku belum menjelajahi semua bagian Pulau Adu karena kejadian di Paradise Store kemarin.”“Aku mengerti. Aku akan segera mempersiapkan semua kebutuhan Anda.”Althon membersihkan diri, berganti pakaian. Ia menatap pantulan dirinya di cermin. “Aku menyukai gaya berpakaian ayahku. Ini cocok untukku.”Althon dan para pengawal pergi ke Pulau Adu. Rombongan mobil melaju kencang di jalan raya, menyalip beberapa kendaraan, melewati deretan toko dan gedung-gedung mewah.Althon menoleh ke jalan, tersenyum. “Paradise Store sudah ditutu
Althon seketika menoleh. Ia melihat Agnes berdiri dengan tatapan penuh selidik dan kebencian. Sean memberitahunya jika Agnes datang untuk membicarakan soal hukuman Paradise Store.“Aku hanya sedang bersantai. Apa yang kau inginkan dariku, Agnes?”Althon menatap Agnes sekilas. Agnes adalah wanita cantik, populer, dan berprestasi di sekolah. Wanita itu bahkan lebih cantik dibandingkan Alicia. Sayangnya, Agnes sering kali merundungnya dengan kata-kata menyakitkan saat sekolah dahulu.Di saat yang sama, Agnes membenci Althon karena pria itu selalu berada di atasnya dalam pelajaran. Ayahnya menuntutnya untuk menjadi sempurna dalam semua bidang pelajaran, dan Althon adalah musuh yang menghalanginya. Pria itu bahkan tetap berada di puncak hingga masa sekolah berakhir.Agnes memutar bola mata. “Althon, kau harus bertanggung jawab atas tindakanmu memukul Alvin di club. Kau tiba-tiba melarikan diri dari club seperti seorang pengecut.”“Alvin sudah merundungku selama masa sekolah. Dia bahkan mem
“Bukankah aku harus siap, Ayah?” Althon merasa sangat bahagia karena semua impiannya sudah tercapai. Ia melewati banyak hal sulit untuk sampai di titik sekarang. Althon, Arthur, dan Adele keluar dari ruangan, berjalan menuruni tangga. Mereka bertemu dengan Anthony, Abraham, dan Adam di ruangan utama.“Apa kau sudah memiliki kekasih, Althon?” Adele bertanya. Althon tiba-tiba menunduk, malu. “Aku belum memikirkan hal itu sekarang, Ibu. Aku akan fokus pada pekerjaanku sekarang.”“Kau tampak luar biasa, Althon.” Anthony tersenyum. “Aku sangat bangga padamu.”Sementara itu, Lily memeriksa penampilannya, mengembus napas panjang. “Aku tidak boleh mengecewakan Master.”“Apakah kau sudah siap, Lily?” tanya Linda seraya berdiri dari sofa, memeriksa penampilan Lily. “Kau sangat menawan hari ini.”“Kami tidak menduga jika putra Master Arthur Leander memanggilmu ke kantor utama hari ini. Kami akhirnya bisa bertemu dengannya dan putranya hari ini,” ujar ayah Lily. “Aku akan melakukan yang terba
292“Selamat kau menang, Arthur.” Arnold tertawa. “Kau memang selalu menang dalam segala hal. Kau memang lahir untuk menjadi pemenang.”“Ayah,” gumam Alex, Alexa, dan Albert. Aaron dan Andy menoleh ke arah lain.Anthony mengembus napas panjang, menatap ketiga putranya berkaca-kaca. “Akulah yang bersalah dalam semua kejadian ini. Aku salah menunjukkan rasa sayangku pada kalian. Rasa iri dan benci sudah mendorong kalian untuk melakukan hal buruk.”Anthony menjeda sejenak. “Sebagai seorang ayah, aku merasa sudah gagal. Aku gagal menjadi penengah di antara kalian semua. Aku juga gagal menjadi sosok yang peka dan tegas.”“Meski begitu, semua itu tidak akan mengubah apa pun. Kalian akan mendapatkan hukuman atas semua perbuatan jahat kalian.”Alex, Alexa, Albert, Andrew, Aldhen, Alfie, dan Ana terdiam. “Aku akan tetap memberikan status ahli waris pada Arthur sesuai dengan keputusanku dahulu. Aku menilainya sebagai sosok yang paling layak.” “Sebagai hukuman atas kesalahan kalian, sembilan
Anthony menangis semakin kencang. Ia mengabaikan keadaan tubuhnya yang lemah. “Di mana Arthur? Aku ingin bertemu dengannya sekarang. Aku harus meminta maaf padanya.”“Kakek.” Althon memeluk dan menenangkan Anthony. “Semua sudah baik-baik saja sekarang, Kakek. Kau tidak perlu mengkhawatirkan apa pun lagi.”“Apa maksudmu, Althon? Di mana ayahmu sekarang?”Althon melepas pelukan, mengembus napas panjang. “Kakek, ayah sedang mengejar ketiga orang itu sekarang.”“Apa?” Anthony seketika menahan napas, menatap Abraham. “Mereka harus mendapatkan hukuman atas semua kesalahan mereka. Aku tidak akan lagi membela ataupun melindungi mereka.”Anthony memejamkan mata, membiarkan air mata menetes. “Aku seharusnya menghukum mereka saat aku tahu mereka adalah dalang di balik kejahatan bertahun-tahun lalu. Mereka pantas mendapatkan hukuman.”Arnodl, Aaron, dan Andy bergegas menyelamatkan diri. Sayangnya, pasukan Arthur menghadang mereka dari berbagai tempat. “Dasar brengsek!” pekik Arnold, mengepalkan
Tembakan dari Arnold menjadi genderang perang. Ali dan para pengawal segera melindungi Althon dari tembakan. Sayangnya, beberapa pengawal terkena tembakan hingga nyaris terjatuh. Suasana yang tegang berubah menjadi kacau saat suara tembakan terdengar di mana-mana. Dua kubu seketika saling berperang. Anggota keluarga Leander sontak terkejut, bergegas mengikuti arahan para pengawal mereka. “Jangan biarkan dia melarikan diri,” ujar Althon sembari menahan perih karena bahunya membentur lantai cukup keras.Arnold mendengkus kesal, memberi tanda pada para pengawalnya untuk segera pergi. Ia mengamati Arthur dan Althon yang berada dalam penjagaan para pengawal. “Dasar sialan! Aku cukup sulit menghabisi mereka sekarang. Aku sebaiknya pergi dari tempat sialan ini secepatnya! Aku bisa kembali mengatur rencana.”“Ayah!” teriak Alex saat melihat para pengawal membawa Arnold keluar ruangan. “Astaga! Kenapa semua ini harus terjadi?” Alexa menjerit seraya menutup telinga. “Bawa aku dari tempat i
“Siapa pria yang berteriak barusan?” tanya Arnold sembari mengamati dua sosok yang mirip dengan Adam di dekat Althon dan Abraham. “Dasar brengsek! Siapa di antara mereka yang merupakan sosok Adam asli? Apakah keduanya adalah sosok palsu?”“Lalu, suara teriakan barusan?” Arnold sontak menegang di tempat, menatap kedua tangannya yang bergetar hebat. Matanya terbuka sangat leba. “Suaranya sangat mirip dengan Arthur? Apa mungkin dia ....”“Di mana dia?” Arnold mengamati keadaan sekeliling, mengabaikan ketegangan yang terjadi. “Apa mungkin dia Arthur?”Ketakutan terlihat di wajah Arnold. Keringat mulai menetes dari dahi. Ia seperti mendengar teriakan Arthur dari berbagai arah, tetapi ia tidak melihat sosok adiknya itu. Arnold menatap sosok Adam di atas panggung, mengepalkan tangan erat-erat. “Pra itu adalah Arthur.”Aaron dan Andy merasakan ketakutan dan ketegangan yang sama. Mereka mengenal suara teriakan tadi.“Adam.” Aaron dan Andy terkejut saat melihat dua sosok Adam di dua tempat ber
Althon tersenyum, melirik ke belakang sesaat, merasa sangat tertolong. “Tanpa bantuan mereka, aku tidak mungkin bisa melakukan semua ini. Aku harus berterima kasih pada mereka, terutama pada Paman Adam.”“Kalian tidak bisa langsung mempercayai pria asing itu, Paman, Bibi. Dia hanya orang yang ingin mengacaukan acara ini sekaligus menjegalku dari posisi ahli waris,” kata Arnold penuh penekanan. “Bagaimana mungkin kalian bisa langsung mempercayai pria itu?”Abraham berdiri dari kursi roda, menarik napas panjang sebelum berbicara. “Anthony sudah menceritakan semua kebenarannya padaku. Pria itu memang putra dari Arthur. Dia tiba di rumah ini sekitar empat bulan lalu.”Abraham menatap tajam Arnold, Aaron, dan Andy. “Anthony juga memberi tahuku soal kejahatan kalian pada Arthur, Adele, dan Althon. Kalian bahkan merencanakan pembunuhan pada Anthony, ayah kalian sendiri. Tindakan kalian tidak mungkin bisa dimaafkan sehingga harus mendapatkan hukuman yang sangat berat.”“Tidak!” pekik Arnold s
Bukti-bukti kejahatan Arnold, Aaron, dan Andy terus bermunculan di layar. Semua orang bisa melihat foto dan video itu dengan sangat jelas. Suasana menjadi sangat riuh. Arnold, Aaron, dan Andy masih berada di tempat mereka berdiri, tetapi keadaan mereka terus terpojok saat tatapan sanak saudara mereka begitu sinis dan penuh selidik. Melihat reaksi Abraham, Arka, dan Anita, mereka bisa memastikan jika orang-orang itu sudah bekerja sama dengan Althon untuk mengacaukan acara ini.Arnold, Aaron, dan Andy sudah mengira jika Althon ataupun Arthur kemungkinan akan muncul dan membuat kerusuhan di acara. Akan tetapi, mereka tidak menduga Abraham, Arka, dan Anita akan tahu soal kejahatan mereka. “Semua video dan foto itu adalah palsu! Pria sialan itu hanya ingin mengacaukan acara ini! Penjaga segera singkirkan sampah itu dari tempat ini sekarang juga!” teriak Arnold sembari menunjuk Althon. Aaron memekik kencang. “Sampah itu hanya berpura-pura sebagai putra dari Arthur! Dia hanya pembohong! J
“Hentikan semua ini!” teriak Althon dengan penuh kesungguhan. Ia menatap tajam Arnold yang nyaris menerima pedang di tangannya. Hampir semua anggota keluarga Leander sontak terkejut, menoleh pada pasukan bersenjata yang memasuki ruangan. Hujan yang mengguyur deras mendadak berhenti. Althon terus berjalan di tengah-tengah pasukan bersenjata. Ia melihat pasukan Arnold, Aaron, dan Andy mulai bersiaga, mengarahkan pistol padanya dan pasukannya.“Apa?” Arnold seketika menoleh, menatap tajam. “Apa yang terjadi? Siapa mereka? Bagaimana mungkin mereka bisa masuk dan lepas dari penjagaan?”Arnold mengepalkan tangan erat-erat. “Apa mungkin dia ... Arthur?”Aaron dan Andy juga sangat terkejut. Mereka saling melirik, memberikan tanda pada pasukan mereka untuk bersiaga penuh. “Siapa orang yang berteriak tadi?” tanya Alex sembari mengamati pasukan yang terus mendekat. “Dasar bajingan! Apa mungkin apa yang ayah takutkan benar-benar terjadi?”“Maksudmu Paman Arthur datang?” Alexa tampak ketakutan.
Anthony masih belum sadarkan diri hingga sekarang. Arnold, Aaron, Andy, dan keluarga mereka menjenguk pria itu sebelum acara dimulai. Dokter mengatakan kondisi Anthony sudah mulai membaik. Sayangnya, pria itu tidak bisa hadir di lokasi acara. Arnold mengamati Anthony lekat-lekat. Ia menggenggam tangan ayahnya dengan erat-erat, tersenyum. “Aku tidak akan mengecewakanmu, Ayah. Aku berjanji.”Aaron dan Andy menatap sinis Arnold, menahan kekesalan. Abraham berkata sembari mengelus rambut Anthony, “Berdasarkan aturan keluarga, Anthony seharusnya yang memimpin pengukuhanmu sebagai ahli waris keluarga. Akan tetapi, karena kondisi Anthony yang masih belum menunjukkan tanda-tanda sadarkan diri serta untuk menghindari hal buruk, maka tugas itu berada di tanganku sekarang. Aku harap kau tidak keberatan, Arnold.”“Aku sangat mengerti, Paman.” Arnold menoleh pada Arka dan Anita. “Kau adalah sosok yang paling tepat untuk menggantikan posisi ayah. Paman Arka dan Bibi Anita juga sudah setuju dengan