Share

Kembalinya Sang Penyihir Hitam
Kembalinya Sang Penyihir Hitam
Penulis: waktu rebahan

Penyesalan

Penulis: waktu rebahan
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-19 23:09:53

Awan begitu tebal dan gelap menutupi seluruh cahaya matahari yang akan menyinari sebuah wilayah yang tandus. Tanah begitu kering, banyak pepohonan yang mati berjajaran di mana-mana. Kesan menyeramkan sudah jelas akan dirasakan oleh siapa pun yang melihat wilayah ini.

Kesan menyeramkan itu pun bertambah dengan adanya ratusan mayat yang berserakan. Darah setiap mayat seolah membasahi tanah yang kering ini. Menyesakkan hidung, bau amisnya mencemari udara.

Pertempuran besar baru saja terjadi di sini. Kini puluhan orang sedang berdiri tegak, mengepung seorang pria yang nampak sudah tak berdaya. Empat orang berdiri paling depan sedang memimpin pengepungan ini. Wajah mereka semua nampak lelah. Namun, di dalam hati mereka terselip kepuasan karena sudah berhasil memenangkan pertempuran ini.

Pria yang sedang terkepung itu hanya bisa duduk bersandar pada sebuah batu. Dia membalas tatapan dari puluhan orang yang sudah mengepungnya tanpa rasa takut sedikit pun.

Hampir semua badannya bersimbah darah karena luka. Tangan sebelah kirinya sudah putus. Hampir semua organ dalam tubuhnya sudah hancur karena sebuah pedang berwarna perak yang kini tertancap di perutnya. Tak sampai di situ, bahkan di mulutnya pun darah tak henti hentinya menetes, jatuh membasahi tanah yang kering di bawahnya.

Namun, tangan kanannya masih menggenggam erat sebuah pedang berwarna hitam. Tidak ada tanda-tanda dia akan melepaskan pedangnya. Terus menggenggamnya dengan tenaga yang tersisa seolah-olah dia masih sanggup bertarung melawan puluhan orang yang sudah mengepungnya itu.

"Sekarang sudah selesai, Allein. Kau tidak bisa lari lagi!" Dengan Wajah penuh keangkuhan seorang pria pun berbicara. Dia merupakan salah satu dari empat orang yang memimpin pengepungan ini.

"Itu benar, Clive. Bahkan lihatlah darah terus menetes dari mulut sang penyihir hitam terkuat di benua ini. Ini menandakan racun yang sudah kubuat bersama dengan para alchemist kerajaan berhasil hahaha." Seorang wanita yang berdiri di samping Clive pun ikut menjawab.

"Itu benar, Alice! Racunmu mengerikan juga. Cihh! ini ternyata sudah selesai. Ayo, Clive. Cepat bunuh dia dan biarkan mayatnya membusuk disini." Kini giliran seorang pria berbadan besar yang berada tepat di samping Clive dan Alice ikut menjawab.

"Oy! Jack. Setelah pertempuran melelahkan ini aku merasa lapar sebaiknya kau mentraktirku makanan!" Dengan suara yang ketus seorang wanita elf yang berdiri bersama ketiga orang itu pun ikut berbicara.

"Baiklah, Myra. Aku yang akan mentraktirmu nanti. Namun, tunggu dulu. Kita akan membiarkan racunku yang membunuhnya secara perlahan lahan. Kita semua akan menikmati penderitaan dari sang penyihir hitam hahaha.'' Alice pun menyela pernyataan wanita bertelinga runcing itu diikuti dengan senyuman lembut di bibirnya.

Setelah mendengarkan ucapan Alice barusan, puluhan orang yang berdiri di belakang mereka berempat pun merasa takut dengan kesadisan Alice. Mereka secara alami mulai membayangkan bagaimana seandainya jika merekalah yang terkena racun itu.

Allein yang sudah sekarat sebenarnya masih bisa mendengar ucapan dari keempat orang itu. Sakit hati, itulah yang Allein rasakan setelah dia mendengarnya. Bagaimana tidak, satu tahun yang lalu keempat orang tersebut adalah mantan rekannya yang tergabung ke dalam lima pahlawan benua Skoupidia. Kelima pahlawan yang dibentuk oleh aliansi antar kerajaan dan antar ras yang ada di benua ini, sebuah aliansi yang bertujuan untuk mengalahkan ras iblis dan memerdekakan semua ras yang dijajah oleh ras iblis.

Bahkan jika Allein memikirkannya kembali selama perang itu dia mengambil peran yang sangat besar untuk kemenangan pihak aliansi, dia juga selalu melindungi keempat mantan rekannya itu dari serangan ras iblis. Kekuatan sihir hitam milik Allein membuatnya menjadi manusia yang dihormati dan ditakuti saat itu karena setelah Allein membunuh musuhnya dia bisa menjadikan musuhnya menjadi pasukan mayat hidup atau bisa juga disebut undead.

Dia bisa mengontrol dan memperbudak mayat musuhnya dengan sempurna. Kekuatan musuhnya sebelum dan setelah jadi undead tidak banyak berubah bahkan bisa cenderung lebih kuat. Tidak hanya itu kemampuan berpedangnya juga sangat mengagumkan, dengan kemampuan yang hebat antara sihir dan pedang membuat Allein berkontribusi sangat besar untuk kemenangan telak pihak aliansi.

Hampir semua ras di benua ini tahu siapa itu Allein. Kekuatan dan kontribusinya selama perang melawan ras iblis membuat namanya menggema ke seluruh penjuru benua. Namun, saat ini situasi Allein sudah sangat menyedihkan, sang penyihir hitam terkuat di Benua Skoupidia itu sekarang sedang diujung tanduk.

"Sialan, apa aku mulai merasakan penyesalan. Keputusanku meninggalkan kedua sahabatku lima tahun yang lalu untuk bergabung dengan aliansi pada akhirnya hanya menghasilkan kondisi yang menyedihkan seperti ini.'' Allein yang kini sudah sekarat hanya bisa berbicara dalam hatinya.

"Sudah lama kita tidak bertemu, Walter, Grace, Luna, sudah lama aku merindukan kalian. Kini aku tidak bisa mengucapkan permintaan maafku terutama untuk Walter dan Grace, setelah menghilangnya Luna karena ulah ras iblis aku meninggalkan kalian berdua. Aku terlalu terobsesi mencari Luna serta berharap dia masih hidup dan mengabaikan saran kalian berdua."

"Dan lucunya sampai detik ini aku pun masih berharap bahwa Luna masih hidup. Maaf, maafkan aku, kita tidak bisa bertemu lagi. Kita berempat tidak akan bisa berkumpul lagi."

Gbrruuukk!

Tiba-tiba seseorang muncul dari langit dan mendarat tepat di depan puluhan orang tersebut seolah-olah akan menghalangi mereka semua untuk membunuh Allein. Sontak kejadian itu pun membuat puluhan orang yang sedang berdiri itu kaget. Tetapi, Allein tidak bisa melihatnya dengan jelas apa yang sebenarnya terjadi karena kini penglihatannya sudah sangat kabur.

"Ah, siapa itu? Tampaknya ada seseorang yang datang, aku tak bisa melihatnya dengan jelas. Apakah mungkin ini halusinasi sebelum mati?''

"Haha sekarang tidak ada yang bisa kulakukan lagi, hidupku terasa sangat melelahkan. Kuharap jika semua kejadian pahit yang menimpaku ini mimpi, setelah ini aku akan terbangun di atas tempat tidurku yang nyaman." Tepat setelah ucapan yang penuh keputusasaan dalam hatinya tersebut berakhir, penglihatannya kini berubah menjadi gelap sepenuhnya.

Allein pun akhirnya mati di tempat tandus dan sangat menyeramkan ini dengan membawa penyesalan yang besar dihatinya. Namun, tidak pernah sekali pun terpikirkan di benaknya bahwa kematiannya hari ini akan membawa perubahan yang sangat besar bagi kehidupan semua ras yang ada di Benua Skoupidia.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kembalinya Sang Penyihir Hitam   39. Rombongan

    Meskipun matahari belum bersinar terang tapi Allein terlihat cukup bersemangat menunggu Killian di depan penginapan. Selain untuk menunggu Killian, ada alasan lain mengapa dirinya sampai menunggu pagi-pagi sekali seperti ini. Alasannya sederhana, ia ingin sedikit mengamati suasana kota kecil ini di pagi hari. Di hadapannya kini sudah banyak orang-orang yang memulai aktivitasnya. Orang-orang terlihat mulai silih berganti mengangkut gandum dan beberapa tanaman obat, ada juga yang sedang membersihkan kereta bicorn dan memberi makan bicorn. Selain itu, Ada pula beberapa kereta bicorn yang sudah berlalu lalang di hadapannya. Kebanyakan dari mereka adalah manusia, adapun elf dan dwarf jumlahnya bisa di bilang sedikit. Dan kebanyakan dari mereka bukanlah kelas petarung, setidaknya begitulah yang Allein rasakan lewat instingnya. Dengan melihat pemandangan ini, tentu membuat Allein bisa mengambil kesimpulan jika kota kecil ini cukup aman. Waktu pun berlalu, suasana mulai semakin ramai,

  • Kembalinya Sang Penyihir Hitam   38. Penginapan

    Ada banyak orang-orang yang sedang makan atau pun mengobrol di dalam penginapan ini. Allein yang kini sudah masuk penginapan mulai merasa agak canggung. Sudah delapan tahun lamanya ia hidup sendirian di sebuah pulau, meskipun ia pernah berinteraksi dengan beberapa orang sebelum sampai disini, nyatanya ia agak canggung ketika melihat puluhan orang secara sekaligus. “Tuan, apa anda akan menginap disini?” Tiba-tiba seorang wanita elf menyapanya. Sepertinya wanita elf ini adalah salah satu pegawai penginapan. Terlihat dari pakaian maid yang dia kenakan dan Allein juga bisa merasakan lewat instingnya jika wanita elf ini bukanlah seorang kelas petarung. “Ya ... aku akan menginap disini,” jawab Allein. Mendengar hal tersebut, wanita elf itu pun menyuruh Allein untuk pergi ke meja reservasi yang ada di samping kiri ruangan ini. Allein pun segera pergi ke meja tersebut dan di sana ia bertemu dengan seorang pria muda yang terlihat seumuran dengannya. “Tuan, apa yang anda butuhkan?” Pria

  • Kembalinya Sang Penyihir Hitam   37. Kota kecil

    Sudah satu hari berlalu sejak Allein meninggalkan rumah pria tua itu. Sedari kemarin ia terus melangkahkan kakinya menyusuri hutan dan bukit. Dedauan demi dedaunan yang berwarna kuning keemasan yang ia lihat selama perjalanan terus memberikannya perasaan nostalgia. Ia tentu sangat familiar dengan wilayah paling barat di Benua Skoupidia ini. Dua ribu tahun lalu ia pernah berpetualang ke wilayah ini bersama dengan ketiga sahabatnya. Namun, ada perbedaan besar dengan dua ribu tahun lalu yaitu tak begitu banyak monster yang ia temui. Memang ada beberapa monster yang sempat menyerangnya, namun jika dibandingkan dengan dua ribu tahun lalu jumlahnya jauh lebih sedikit. Entah apa alasannya, Allein juga tidak mengetahuinya. Segala sesuatu sudah berubah, tak bisa dipungkiri jika para monster pun begitu. Allein kini berhenti sejenak, di depan matanya ada perbukitan yang cukup tinggi. Ia pun kembali melihat peta kerajaan Falltopia pemberian pria tua. “Hmm ... di balik perbukitan ini ada

  • Kembalinya Sang Penyihir Hitam   36. Pergi ke ibu kota

    Hari pun berganti. Matahari hampir berada di tengah-tengah langit yang berwarna biru. Itulah pemandangan yang Allein lihat ketika dia mulai membuka matanya. “Sepertinya ini sudah siang hari,” ucapnya sambil menggosok kedua matanya. Akhir-akhir ini Allein memang memiliki kebiasaan untuk bangun siang hari. Ia pun mulai melihat sekeliling dan sama seperti kemarin suasana disini bisa dibilang sepi. “Bocah, bagaimana tidurmu?” ucap pria tua seraya keluar dari rumah kayu. Nampaknya alasan pria tua itu keluar karena mendengar ucapannya tadi. “Tidurku cukup nyenyak ...,” jawab Allein. Pria tua itu kemudian mendekat ke arahnya sambil memberikan dua buah gulungan yang terbuat dari kulit monster. “Ambillah ... ini adalah surat rekomendasi dan peta kerajaan Falltopia. Untuk surat rekomendasi ini kau jangan memberikannya kepada siapapun selain kepada temanku.” “Baiklah ....” Allein langsung menyimpan gulungan surat rekomendasi itu kedalam salah satu saku bajunya karena memang ukurannya ag

  • Kembalinya Sang Penyihir Hitam   35. Tawaran

    Melihat daging kerang api yang sudah hampir matang, pria tua itu tiba-tiba mengeluarkan sebuah bumbu dari cincin penyimpanan miliknya dan kemudian menaburkannya ke atas daging kerang api. “Apa yang anda taburkan?” tanya Allein yang penasaran melihat tingkah pria tua tersebut. “Ini adalah bumbu rahasia buatanku. Percayalah setelah ditaburi oleh bumbu rahasiaku ini makanan akan jauh lebih enak!” jawab pria tua itu dengan wajah penuh percaya diri. “Jadi begitu ....” Allein sama sekali tak tahu bumbu rahasia apa yang pria tua itu taburkan. Ia pun memilih diam dan tak bertanya lebih lanjut, tetapi ia menjadi sangat penasaran dengan rasa dagi kerang ini ketika sudah matang nanti. Beberapa menit pun berlalu, dan daging kerang itu nampaknya sudah matang. Allein yang sudah sangat lapar pun langsung mencoba memakannya. Ketika daging itu masuk kedalam mulutnya, rasanya diluar dugaan. Rasa daging kerang itu jauh leih enak dibanding dengan daging kerang yang pernah ia makan dua ribu tahun

  • Kembalinya Sang Penyihir Hitam   34. Sampai di tujuan

    Satu hari kemudian. “Itu kan?!” Ada sedikit kebahagiaan yang terpancar dari raut wajah Allein. Alasannya sederhana, daratan sudah mulai terlihat dengan kedua matanya. Tanpa menunggu lama, ia pun segera memerintahkan Bran agar berhenti. Ia pun langsung mengeluarkan perahu pemberian Tassia. Perahu pun keluar dari cincin penyimpanan dan kemudian jatuh di atas lautan. Tanpa menunggu waktu lama, Allein langsung melompat dari punggung Bran ke atas perahu tersebut, dan setelah itu ia pun langsung mengembalikan Bran ke dalam bayangannya. Hal ini ia lakukan agar tidak menarik perhatian. Ia merasa akan sedikit merepotkan jika ada seseorang yang melihat undead Wyvern. Ia pun kembali memasukan batu mana ke dalam alat sihir yang ada di perahu. Sebelumnya ia memang mencabut batu mana tersebut saat memutuskan untuk menunggangi Bran. Perahu pun kembali melaju. Pantai semakin terlihat jelas. Allein terus melihat ke arah sana. Dirinya sudah tak sabar ingin segera menginjakan kakinya di pantai

  • Kembalinya Sang Penyihir Hitam   33. Perjalanan

    Sudah dua hari sejak Allein meninggalkan pulau tersebut, kini dirinya sudah tak menggunakan perahu yang Tassia berikan Alasannya sederhana yakni perahu tersebut terlalu lambat. Dalam dua hari kebelakang ia sudah mengamati baik-baik kecepatan dari perahu yang Tassia berikan, dan berdasarkan pengamatannya itu setidaknya akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk sampai ke Benua Skoupidia. Maka dari itu, ia pun memilih terbang menunggangi Bran dan memasukan perahu tersebut ke dalam cincin penyimpanan miliknya. Ia juga sudah berencana untuk memangkas waktu perjalan. Selain sudah sangat penasaran dengan Kerajaan Falltopia yang akan menjadi tujuannya, ia juga mulai merasa bosan dan lapar Ia sedikit menyesal karena tidak membawa persediaan makanan yang banyak. Selama dua hari ini pun ia kesulitan mencari makanan. Memang ada ikan dari lautan, tapi tak ada pulau kecil yang ia temukan sama sekali untuk tempat memasaknya. Allein memang bisa memasaknya dengan api hitam yang bisa ia gunak

  • Kembalinya Sang Penyihir Hitam   32. Perpisahan Sementara?

    Setelah mereka mendeklarasikan pertemanan tersebut, Tassia pun mengeluarkan sebuah perahu dari cincin penyimpanannya. Perahu tersebut tidak begitu besar, sehingga bisa masuk dalam cincin penyimapanan milik Tassia. Beberapa hari yang lalu Tassia menceritakan jika dirinya pergi ke pulau ini dengan menggunakan dua perahu. Satu perahu memiliki kapasitas untuk dua sampai empat orang. Dan semalam Wanita elf itu bilang akan memberikan satu perahu kepada Allein hari ini. Allein hanya tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Ia sebenarnya tak menyangka jika wanita elf ini akan benar-benar memberikannya sebuah perahu. Tassia membalas senyumannya dan setelah itu langsung mengeluarkan sebuah batu seukuran kepalan tangan orang dewasa dari cincin penyimpanannya. “Lein, ambilah ini.” Dengan wajah yang cukup canggung Allein pun menerima batu tersebut dari Tassia. Batu yang diberikan Tassia tersebut adalah mana stone atau batu mana. Tassia sudah menjelaskan pada Allein semalam jika perahu yang

  • Kembalinya Sang Penyihir Hitam   31. Pertemanan

    Trangg trangg trangg! Suara benturan dari kedua senjata terus terdengar di pagi hari ini. Allein yang baru saja membuka matanya pun melihat sekeliling. Ternyata itu adalah Derald dan Neiryl yang sedang berlatih. “Seperti biasa anda selalu yang terakhir bangun,” ucap Tassia. Wanita elf itu duduk persis di sebelahnya. “Haha, ya begitulah. Derald dan Neiryl sepertinya semakin rajin berlatih ....” “Ya, mereka berdua termotivasi oleh cerita anda.” Allein hanya tersenyum, ia tak menyangka jika pengalamannya tentang pulau ini yang ia ceritakan beberapa hari yang lalu akan membuat mereka berdua begitu bersemangat. Sudah hampir satu minggu dirinya bertemu dengan keempat orang tersebut. Dan selama beberapa hari kebelakang ia dan keempat orang tersebut saling berbagi informasi. Singkatnya, dalam beberapa hari kebelakang ia mendapat banyak informasi mengenai benua Skoupidia. Informasi yang ia dapatkan kebanyakan hanya pengetahuan-pengetahuan dasar yang ada di Benua Skoupidia, seperti at

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status