Share

Perkelahian

Author: Emak pipit
last update Last Updated: 2024-04-01 19:23:18

Para anggota keluarga Nasution lain pun menatap Radit dengan sinis.

Wajah Tuan Rudy menjadi merah padam. Ia langsung mendatangi Radit dan menampar menantunya dengan keras.

PLAKKK!

"Beraninya kamu datang kemari lalu mempermalukan kami kembali, heh!"

"Ayah, ku mohon ... jangan ...," tegur Lucy dengan lembut. Ia cukup terkejut dengan respon ayahnya yang menurutnya keterlaluan.

"Kamu diam, Lucy! Pria sialan ini membuat masalah saja. Ayah selama ini diam hanya karena kakekmu saja. Sekarang, ayah tidak akan membiarkannya menjadi menantu di keluarga kita lagi!"

Mata Tuan Rudy melotot galak ke arah Lucy. Ia berkacak pinggang karena tak suka putrinya membela Radit.

"Ayah mertua, tolong jangan bentak Lucy. Lucy tidak bersalah dalam hal ini. Anda boleh terus menampar saya jika terbukti saya berbohong," tantang Radit.

"RADITYA CAKRA! Berani sekali kamu berkata begitu kepada suamiku. Dasar menantu sampah!" hardik Nyonya Winey gusar.

"Ckck. Sungguh malang nasib Lucy karena memiliki suami yang bukan hanya miskin harta tetapi miskin akal sehat juga," ledek Nyonya Shopia.

Tanpa perlawanan, Radit langsung memberikan surat pelunasan dari rumah sakit di sebuah amplop coklat. "Silakan kalian lihat sendiri. Aku sama sekali tidak berbohong," ucap Radit dengan matanya yang tegas. Amplop itu langsung beralih ke Tuan Rudy.

Tuan Rudy menerimanya dengan kasar. "Awas kalau kau mempermalukanku lagi!" ancamnya.

Mata Tuan Rudy mulai bergerak membaca, tak sabar Nyonya Winey ikut mengintip. Mulutnya menganga. Ternyata menantunya tidak berbohong.

"Dia benar, biaya rumah sakit semua sudah lunas," tandas Tuan Rudy lalu menyerahkan surat pelunasan kepada Nyonya Shopia.

Yang lain sibuk begerumbul, penasaran dengan ucapan Tuan Rudy.

"Bagaimana bisa kamu melunasi sisa tunggakan? Uang delapan puluh lima juta itu tidak sedikit. Kau mencuri?" tuduh Nyonya Bella.

"Setelah kalian tidak mempercayaiku, kali ini aku dituduh mencuri? Ayolah ...." Radit mulai kesal. Lagi-lagi ada saja celah Keluarga Nasution untuk mencari kesalahannya.

"Kamu ini mantan narapidana. Keponakanku yang malang kau tabrak sampai cacat. Apa yang bisa dipercaya dari seorang mantan napi, hah? Kau kan miskin." Nyonya Shopia ikut-ikutan menyudutkan Radit.

"Radit, katakan dengan jujur kepada kami, darimana uang sebanyak itu kau peroleh? Apa benar yang dikatakan bibimu, hah? Kau merampok?" Kali ini Tuan Rudy mulai terpengaruhi saudara-saudaranya. Ia mencurigai menantunya itu.

Radit mulai kebingungan. Haruskah dia jujur jika dia ini seorang pewaris keluarga kaya raya? Radit sendiri sampai sekarang masih tidak percaya dengan keberuntungannya hari ini, bagaimana dengan para pembencinya jika tahu itu? Dia pasti hanya dianggap membual.

"Aku mendapatkan uang itu dari meminjam. Aku meminjam kepada teman kampusku, kebetulan dia mau menolongku," jelas Radit berbohong. "Hahaha! Sudah ku duga. Tidak mungkin kamu memiliki uang sebanyak itu. Sungguh hina. Kamu memang tidak merampok, tapi kamu mengemis! Kamu berhutang demi menutupi hutang. Ini menantumu, Kak Rudy? Jika aku menjadi dirimu, aku akan mengurus perceraiannya dengan putriku," cemooh Nyonya Bella dengan sinis.

"Tanpa kau berkata seperti itupun, aku akan melakukannya. Ayah sudah tidak ada, tak akan ada yang bisa menentang perceraian ini," balas Tuan Rudy.

Radit mengernyitkan keningnya. Bagaimana bisa dia sudah melunasi hutang tunggakan, tapi mertuanya masih ingin dia bercerai.

"Tapi ini bukan kesepakatannya! Ibu mertua bilang kalau aku tidak bisa membayarkan lunas, barulah aku dan Lucy bercerai. Aku sudah membayarnya lunas," sanggah Radit tak terima.

"Dasar bodoh! Lalu setelah ini kau mau membuat keluarga kami makin susah dengan hutangmu kepada temanmu itu? Jangan mengada-ngada Radit!" bantah Nyonya Winey.

Usai semua keributan itu, Tuan Rudy justru mengusir Radit dari kediaman Tuan Yoanes. "Pergi dari sini. Kami sibuk membicarakan wasiat warisan ayah kami. Kau orang lain bagiku, tak ada gunanya di sini!"

Radit yang sudah lelah selalu diinjak harga dirinya memilih untuk pergi dari kediaman Tuan Yoanes. Lebih baik baginya daripada harus mendengar hinaan. Baru akan melangkah pergi, Lucy memanggilnya.

"Tunggu, aku ikut denganmu, Radit. Aku lelah setelah upacara pemakaman kakek bawa aku pulang," ucapnya.

Radit mengangguk mengiyakan. Ia kemudian mendekati kursi roda Lucy lalu mendorongnya perlahan.

"Terima kasih sudah mau membelaku," ungkap Radit saat mereka keluar dari pintu rumah.

"Jangan terlalu percaya diri. Aku hanya malu, belum ada 24 jam kakek meninggal. Mereka sudah sibuk membicarakan warisan. Sungguh air mata mereka hanya sandiwara atas kematian kakek," ucap Lucy dengan mata sendu.

Radit diam tak berkomentar lagi. Ya, sebagai orang luar, Radit pun tak habis pikir. Tak ada kesedihan lagi di Keluarga Nasution. Tak ada tangisan kehilangan seperti tadi pagi. Ya. Lucy benar, itu hanya sandiwara kehilangan. "Sungguh miris menjadi orang kaya, tak ada yang benar-benar tulus," pikir Radit.

*

Keesokan harinya, Radit memutuskan untuk kembali pergi ke kampusnya. Dia harus menyelesaikan tugas akhirnya yang sempat tertunda. Bukan hanya itu, tujuan Radit sebenarnya adalah ingin bertemu Max. Teman dekatnya di Universitas Triguna Madani.

Terakhir kali mereka bertemu di malam sebelum kejadian kecelakaan yang menimpa Lucy. Saat kejadian, Max bersama Radit pulang dari klub malam sehabis perayaan ulang tahun Max. Ya, malam itu seseorang memukul kepala Radit dengan keras.

Ia pingsan, kemudian saat sadar ia sudah berada di dalam sel dengan tuduhan menabrak seorang wanita. Herannya, setelah peristiwa itu, Max tidak ada muncul untuk mengunjunginya.

Sekarang saat Radit sudah bebas, Radit merasa harus menemukan penjelasannya dari Max.

Mata Radit sibuk menyisir hingga orang yang ia cari ternyata sedang asyik bersenda gurau dengan kekasihnya di sebuah taman.

"Max!" panggil Radit.

Air muka Max yang semula ceria mendadak berubah. Tak bisa dijelaskan hanya saja Radit yakin Max terkejut dengan kehadirannya di sana.

"Radit? Kau sudah keluar dari penjara? Bagaimana mungkin?" Pertanyaan itu langsung terlontar dari bibir Max.

"Apa kau terkejut? Jelas aku keluar karena aku bukan pelakunya. Kau tahu itu, bukan?"

Max menggeleng keras. "Tidak. Kau menabrak seseorang, Radit. Malam itu kau membawa mobil ugal-ugalan karena mabuk. Seseorang kau tabrak hingga ia dilarikan ke rumah sakit," sanggah Max.

"Kau bicara apa? Malam itu aku tidak mabuk." Radit semakin mendekati Max. Hanya Max memundurkan langkahnya untuk tetap menjaga jarak. Ia juga menarik kekasihnya agar menjauhi Radit.

"Malam itu kau minum. Hasil laboratorium pun mengatakan ada kandungan alkohol di urinmu. Kau tidak bisa mengelak atas hal yang sudah kau lakukan, Dit. Semua orang sudah tahu kebenarannya," ungkap Max.

Radit sangat terkejut dengan pengakuan Max yang tidak jujur. Bagaimana mungkin dia mabuk, sementara ia sadar dirinya digebuki dan harus cuci piring demi membayar tagihan minuman miliknya sendiri.

"Aku hanya minum segelas itu pun beberapa teguk karena aku tidak terbiasa," lirih Radit masih mencoba membela dirinya.

"Justru karena tidak terbiasa kau jadi mabuk. Aku adalah saksi mata di tempat kejadian, Dit. Kau menabrak seorang wanita malam itu. Sekarang kau justru bebas berkeliaran di sini dengan perasaan tak bersalah."

Mendengar Max tetap ngotot menuduhnya, Radit benar-benar marah. Tangannya mengepal lalu mendorong tubuh Max ke pojok dinding. Ia ingin sekali menghajar orang yang sudah dianggapnya teman.

Tangan Radit mengangkat kerah baju Max dengan kasar. "Max, kau sedang mendongeng apa, hah? Kau berbohong. Kau mengatakan itu ke polisi sehingga aku ditahan? Katakan kepadaku, siapa pelaku sebenarnya hah?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Andy Irawan
alur ceritanya sangat bagus
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Bintang Cakranomoto

    Radit berdiri di muka cermin. Ia hari ini tampil menggunakan setelan jas berwarna putih dengan dasi kupu-kupu melingkar di lehernya. Dia akan menjadi bintang malam ini. Tuan Husen akan mengumumkan soal kebenaran siapa dirinya di depan publik. "Dit! Ayo cepat turun! Kita sudah hampir terlambat," teriak Tuan Rudi dari lantai bawah.Radit menyunggingkan senyuman sinisnya."Kita lihat seperti apa terkejutnya ayah mertua nanti dengan semua ini."Radit menuruni anak tangga. Sementara Tuan Rudi sudah memberi sinyal klakson mobil beberapa kali agar Radit bergegas."Kau ini lelet sekali!" serunya kesal."Apakah ayah yang malam ini akan menyetir?""Ya. Bisa-bisa saat kita tiba, pestanya sudah selasai kalau kau seperti bekecot begitu," ketus Tuan Rudi.Radit tak menggubris omelan mertuanya. Dia duduk di kursi samping supir. Tak lama ponsel Radit berbunyi. Ada nama Lucy di layar itu. Radit tersenyum lalu bergegas mengangkatnya. "Kau dan ayah sudah berangkat ke pesta?" tanya Lucy di seberang san

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Rencana Busuk

    "Tidak semua. Hanya 90 persen dari seluruhnya. Ayah masih memberiku 10 persen."Nyonya Soraya menggelengkan kepalanya dan menegakkan wajahnya dengan angkuh."Kenapa kamu seperti tidak marah dengan ketidakadilan yang ayahmu lakukan kepada kita, hah? Apakah ayahmu tidak ingat jika dia memiliki cucu lainnya? Kenapa anak yang baru muncul setelah puluhan tahun menghilang yang mendapatkan semuanya, hah?" protes Nyonya Soraya."Soraya, apakah aku harus memprotes semuanya di depan kuburan ayahku? Apakah aku harus menuntutnya padahal dirinya sudah tiada? Kamu pikir aku tidak marah? Aku marah jelas. Aku merasa tidak adil, itu juga sudah jelas. Tapi bagaimanapun aku tidak bisa berbuat apa-apa."Harris yang daritadi diam saja sekarang justru tertawa sambil mengeluarkan air matanya."Lelucon macam apa ini? Hahahaha! Aku lumpuh dan sekarang aku miskin. Sementara Radit, dia yang dulunya sampah sekarang mendadak menjadi pewaris Cakranomoto. Hahaha!"Kedua orang tua Harris beralih melihat Harris. Nyon

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Dugaan Dokter

    Sore yang mendung. Beberapa pelayat mulai silih berganti berpamitan untuk pulang. Keputusan Tuan Mandala untuk melepaskan semua alat bantu di tubuhnya membuatnya hanya bertahan beberapa jam di ruangan ICU. Radit hampir saja nekat menjadi pendonor untuk sang kakek. Hanya saja, Tuan Husen bersikeras menolaknya."Kenapa?" tanya Radit saat itu. Ia masih merasa Tuan Husen meragukannya sebagai putra di keluarga Cakranomoto."Kakekmu tidak ingin hidup dihantui rasa bersalah. Dia ingin tenang." Hanya itu jawaban dari Tuan Husen selepas menandatangani surat dari rumah sakit untuk mengurus jenazah dari mendiang sang ayah.****PLAAAKKK!"PUAS KAMU SEKARANG, HAH!" Mendadak Nyonya Soraya mendaratkan tamparan keras ke wajah Radit hingga pipi pria itu memerah. Berapa pelayat yang tersisa semua terkejut dengan tindakan Nyonya Soraya, begitu juga Tuan Husen."Soraya! Apa yang kamu lakukan, hah?" Tuan Husen naik pitam. Ia menarik paksa istrinya untuk menjauhi Radit."Suamiku, kenapa kamu masih mem

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Pesan Terakhir

    Bak petir yang menyambar di siang bolong. Tuan Husen terhuyung mendengar kabar itu. Baru saja, putranya Harris dikabarkan koma. Kini ayahnya, Tuan Mandala juga dikabarkan kritis."Aku akan menemui dokter dan melihat keadaan ayah," ucapnya kepada Nyonya Soraya.Nyonya Soraya yang duduk hanya bisa menangis."Dit, ikut denganku!" ajak Tuan Husen.Radit mengangguk pelan. Biar bagaimanapun kondisi kakeknya juga memprihatinkan. Radit tidak bisa menutup mata untuk cuek dengan keadaan genting itu.Radit pun mengikuti langkah Tuan Brando dan Tuan Husen.****Tiba di depan ruangan ICU, Radit dan Tuan Husen menunggu dokter selesai memberikan tindakan. Tak lama berselang, dokter dan suster keluar dari ruangan itu."Dokter bagaimana keadaan ayah saya?" tanya Tuan Husen."Tuan Mandala kondisinya masih belum stabil. Hanya saja–""Hanya apa dok?""Tuan Husen, apakah Anda tahu jika ayah Anda menginginkan semua alat bantu yang terpasang di tubuhnya sekarang harus dilepas?"Tuan Husen terbelalak. "Apa?

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Harris dan Karmanya

    "Kau tahu siapa aku? Aku adalah Raditya Cakranomoto.""Apa? Bagaimana mungkin ... Itu artinya kau dan Harris–""Aku tidak peduli aku dan dia memiliki hubungan darah atau tidak. Tapi perlu kau tahu, aku memiliki kekuasaan melebihi Harris. Percaya atau tidak, kalau kau berkhianat lagi kepadaku. Maka kau akan menanggung akibatnya!" kecam Radit.Radit meninggalkan Max begitu saja dari penjara bawah tanah. Max berteriak memanggilnya penuh histeris. Menjerit meminta dikasihani, sayangnya Radit tak mengindahkan.Radit berjalan ke luar gedung kosong. Tuan Brando menyambut tuan mudanya dengan mobil mewah."Kau sudah siapkan apa yang aku minta?" tanya Radit dengan wajah dinginnya."Apakah Tuan yakin kali ini pria itu tidak berkhianat kepada Anda? Jika tidak, biar saya saja yang melakukannya untuk memberi ganjaran kepada Tuan Harris," ucap Tuan Brando sedikit khawatir.Radit menggeleng."Aku ingin melihat apakah Max berani berkhianat kepadaku lagi setelah apa yang sudah ia lewati di penjara bawa

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Jadilah Eksekutornya!

    Keluar dari kediaman keluarga Cakranomoto, Radit bergegas pulang ke rumahnya. Tuan Brando berjanji untuk membawa pulang ayah mertuanya dan memberikan hukuman untuk para penculik Tuan Rudy.Radit sedikit terkejut mendapati sang ayah terikat di depan teras rumah mereka. Bahkan mulutnya masih dilakban, matanya pun ditutupi kain pengikat."Ayah mertua!" pekiknya.Tuan Rudy gemetar ketakutan. Ia memberikan kode untuk segera dibuka semua yang membelenggunya. Dengan cekatan Radit melepaskan ikatan tangan dan penutup mata. Tak lupa lakbanpun ia buka paksa sampai Tuan Rudy mengaduh kesakitan."Pelan-pelan dong!" pekiknya."Ayah mertua baik-baik saja?" tanya Radit."Kamu kemana saja, hah? Kamu tidak tahu apa, aku baru saja melawan maut. Aku hampir mati!" curhatnya sambil menangis.Radit sebenarnya sudah tahu ceritanya. Hanya dia berpura-pura polos."Aku pergi mencari ayah. Aku juga membuat laporan ke polisi. Siapa yang melakukan ini semua, Yah? Apa ayah kenal?" tanyanya.Tuan Rudy menggeleng.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status