Home / Fantasi / Kembalinya Sang Raja Sankala / Rahasia yang Harus dikunci Rapat

Share

Rahasia yang Harus dikunci Rapat

last update Last Updated: 2023-10-16 04:38:26

Rindra menjelaskan pada Aria bahwa ia melihat gambaran dirinya di dunia yang berbeda dengan tempatnya saat ini berada. Ia juga menceritakan tentang gambaran lain ketika ia berada di sebuah tempat dimana semua orang memanggilnya dengan sebutan yang Mulia.

Semua orang yang ada di ruangan tersebut kaget bukan main. Mereka lalu duduk bersimpuh seolah melihat keajaiban.

Rindra duduk dengan tatapan bingung di ruangan yang penuh dengan hal baru baginya, sesuatu yang belum pernah dia alami sebelumnya. Sekarang di sekelilingnya, beberapa orang pelayan keluarga Sadya duduk bersimpuh, lalu Rania ibunda dari Aria juga ikut duduk disampingnya. Aria duduk di samping Rindra, mencoba menjelaskan situasinya.

"Aku tahu ini mungkin sulit dipahami, Rindra," ujar Aria dengan penuh perhatian. "Kamu sekarang berada di Sankala, tetapi dalam waktu yang berbeda dan dalam dunia yang sangat berbeda. Ini adalah Era Satya, di mana sihir masih kuat dan teknologi seperti yang kamu kenal tidak ada di sini."

Rindra mencoba memproses informasi tersebut, dan matanya kembali menjelajah ruangan tersebut. Ia melihat gambar-gambar yang aneh di dinding, barang-barang ajaib, dan alat-alat sihir yang tidak bisa dia pahami.

"Apa yang telah terjadi?" gumam Rindra. "Bagaimana aku bisa tiba-tiba berada di sini, di masa yang berbeda?"

Aria menggelengkan kepala. "Aku tidak yakin, Rindra. Tapi aku memiliki teori. Gerhana matahari yang kita saksikan tadi mungkin bisa menuntun kita pada jawaban yang kamu inginkan. Dalam legenda yang aku pelajari, gerhana adalah pintu menuju perjalanan lintas waktu. Mungkin kamu tiba di sini karena gerhana itu."

Rindra menarik nafas dalam-dalam, mencoba meredakan kebingungannya. "Jadi, apakah aku sekarang harus tinggal di sini? Apakah aku tidak bisa kembali ke duniaku sendiri?"

Aria merasa simpati pada Rindra. "Aku tidak yakin, Rindra. Tapi kita harus mencari jawaban. Kerajaan Sankala sedang dalam bahaya, dan kemunculanmu mungkin memiliki kaitan dengan ini semua. Kamu adalah kunci untuk mengungkap misteri ini."

Aria sangat yakin bahwa Rindra sangat erat kaitannya dengan Raja Harindra yang sudah menjadi legenda. Namun untuk sementara dia hanya ingin membantu Rindra untuk menemukan jawaban atas segala kebingungan ini.

Aria memutuskan untuk mencari tahu lebih banyak tentang legenda Raja Harindra dan bagaimana Rindra bisa terkait dengannya. Kemudian Aria berbicara dengan sang Ibunda.

“Untuk sementara, apakah Rindra boleh tinggal disini ibunda?” Tanya Aria

“Sepertinya itu pilihan terbaik, kita belum tahu kegaduhan diluar sana akibat gerhana yang membawa kegelapan ke negeri Sankala ini. Jika benar asumsimu tentang kaitan Rindra dengan Raja Harindra yang hilang itu, ini akan berbahaya bila kabar tentang Rindra menyebar luas.”

“Benar ibunda, bahaya untuk Rindra, dan untuk kita juga. Semuanya jangan sampai kabar tentang Rindra menyebar di penjuru negeri, pastikan hanya kalian yang tahu siapa Rindra sebenarnya, walaupun kita belum tahu kebenarannya, tapi pasti Rindra memang ada kaitannya dengan Raja Harindra yang hilang.” Semua orang diruangan itu mengangguk tanda setuju.

"Semua orang yang ada di ruangan ini harus berjanji dengan darah bahwa kabar ini tidak akan tersebar!" Ucap Aria lagi.

"Baik Nona, kami akan mengunci rapat rahasia ini!" Kompak semua orang menjawab.

Beberapa hari kemudian semua kembali normal. Namun di luar sana gerak-gerik prajurit dari kerajaan Sankala terus berpatroli, mereka lebih rajin dari biasanya. Beberapa penduduk desa sudah mulai mengenal Rindra sebagai sepupu jauh dari keluarga Sadya yang saat ini tinggal di kediaman keluarga Sadya untuk menuntut ilmu di kerajaan Sankala.

Rindra mulai mempelajari hal-hal baru yang ada di dunia ini. Di malam kedatangannya untuk pertama kali ke kediaman keluarga Sadya semua orang dibuat terkejut karena Rindra mampu membaca kitab-kita kuno dengan bahasa yang tidak semua orang bisa membacanya. Rindra seolah sudah lama tinggal di dunia ini. Bahkan semua orang awalnya kaget karena Rindra bisa berbicara dengan bahasa mereka.

Begitu juga dengan Rindra yang tidak sadar bahwa saat itu ia sedang bicara dengan bahasa yang jelas-jelas tidak ia ketahui.

Rindra juga kaget ketika Aria menunjukan bagaimana cara menggunakan sihir dalam kehidupan sehari-hari. Namun Aria lebih kaget ketika melihat Rindra mampu mengikuti apa yang ia lakukan, bahkan tanpa harus merapalkan mantra terlebih dahulu. Ini adalah hal langka di negeri ini. Sihir adalah hal yang mampu membuat status manusia di negeri ini berbeda. Para pengguna sihir dianggap sebagai bangsawan, meskipun hanya bisa menyalakan api dari jarinya. Sedangkan Rindra yang baru datang ke negeri ini beberapa hari langsung bisa memunculkan air dari sebuah batu dengan hanya menyentuhnya.

Hal ini akan sangat berbahaya jika diketahui oleh para prajurit di bawah kepemimpinan Manggala si penyihir kerajaan yang saat ini kekuasaannya bahkan melebihi kekuasaan Raja Wijaya dan Ratu Sundara.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kembalinya Sang Raja Sankala   Ancaman di Tubuh Sekte Tombak Es

    Rindra melanjutkan perjalanan menuju Sekte Tombak Es, didampingi oleh kedua pendekar bertopeng dari Sekte Kapak Bumi yang kini menjadi sekutu setianya. Salju turun dengan lembut, menciptakan pemandangan yang indah namun menakutkan seiring ketegangan yang terasa di udara.Setelah berhari-hari berjalan, mereka akhirnya tiba di gerbang sekte yang menjulang tinggi di antara puncak-puncak pegunungan yang dilindungi tembok es yang panjang. Seorang penjaga sekte berjaga di depan gerbang, menatap tajam kedatangan mereka."Berhenti di sini, siapa kalian?" tanya penjaga itu dengan suara berat.Rindra melangkah maju, "Aku Rindra, pendekar dari sekte pedang cahaya. Aku datang untuk berbicara dengan pemimpin sekte Tombak Es. Ini adalah misi damai, untuk menyatukan kekuatan melawan Manggala."Penjaga sekte menatap Rindra dengan curiga, tetapi kemudian membuka gerbang setelah melihat kedua pendekar bertopeng dari Sekte Kapak Bumi.“Kenapa yang mulia tidak mengatakan yang sebenarnya?” Tanya salah sat

  • Kembalinya Sang Raja Sankala   Hadangan Dua Pendekar Kapak Bumi

    Rindra memandang puncak pegunungan yang tertutup oleh lapisan salju tebal di kejauhan. Hembusan angin dingin menyapa wajahnya yang penuh tekad. Perjalanan menuju Sekte Tombak Es tidak akan mudah, namun rencana ini harus tetap dilaksanakan demi menyelamatkan kerajaan dari kekuasaan jahat Manggala.Saat Rindra mulai melintasi hutan yang membeku setelah menyebrangi lautan es, dua sosok misterius tiba-tiba muncul di depannya.Dua pendekar bertopeng dengan senjata kapak besar di punggung mereka. Mata mereka menyala dalam kegelapan, menatap tajam Rindra."Jika niatmu buruk, pergilah dari sini, kisanak! Atau kau akan mati sia-sia di tempat ini" ucap salah satu dari mereka dengan suara serak.Rindra tersenyum, "Aku tidak datang dengan niat jahat. Aku sedang dalam misi menyatukan kekuatan dan melawan kegelapan yang mengancam kerajaan."Pendekar bertopeng yang lain bersuara, "Jangan kau kira kami bodoh. Kami adalah utusan dari Sekte Kapak Bumi, dan tugas kami adalah menjaga keamanan dan keadila

  • Kembalinya Sang Raja Sankala   Kebangkitan Sang Raja

    Rindra, yang kini telah kembali dari dimensi kehampaan telah Kembali dalam sosok aslinya sebagai seorang Raja Harindra dengan kekuatan penuhnya, ia disambut oleh sorak sorai para pendekar dan anggota sekte pedang cahaya. Aria, yang tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya, berlutut di depan Raja Harindra dengan penuh hormat."Selamat datang kembali, Yang Mulia Raja Harindra," ucap Aria dengan suara gemetar, terharu oleh keberhasilan Rindra dalam menjalani misi di dimensi kehampaan. “Saya kira yang mulia tidak akan Kembali karena sudah lebih dari 3 bulan yang mulia di dalam sana.”Ia tidak sadar ternyata sudah selama itu ia berada di dimensi kehampaan. Padahal yang ia rasakan hanya beberapa jam saja.Raja Harindra, yang kini memiliki ingatan dan kekuatan penuhnya, merangkul Aria dan seluruh pendekar yang hadir di lembah dimensi kehampaan.Karma, ketua sekte pedang cahaya juga, menyampaikan rasa harunya akan kembalinya Raja Harindra.Rindra yang telah menjelma menjadi sosok Raja Harindra

  • Kembalinya Sang Raja Sankala   Lembah Dimensi Kehampaan

    Setelah keadaan benar-benar aman, pria tua tersebut melepaskan lingkaran sihir tersebut. Kemudian ia berlutut dihadapan Rindra sambal menangkupkan kedua tangannya.“Maafkan hamba yang mulia, kami tidak menyadari bahwa anda adalah penjelmaan dari Raja Harindra.”Semua pendekar kaget dengan pernyataan ketua sekte. Kemudian semua orang ikut berlutut.“Perkenalkan saya Karma, salah satu keturunan dari prajurit yang telah melayani yang mulia sejak dulu.”Setelah perkenalan itu, mereka kemudian segera bergegas menuju tanah rahasia di seberang hutan tempat mereka menghadang Aria dan Rindra tadi.Rindra dan Aria disambut dengan sangat ramah dikediaman Karma sang ketua sekte pedang cahaya. Rindra sebenarnya masih belum paham dengan situasinya saat itu.Namun Karma menjelaskan bahwa dirinya adalah keturunan dari salah satu prajurit setia kerajaan Sankala yang pergi meninggalkan kerajaan setelah raja Harindra menghilang dahulu.Satu lagi rahasia tentang Raja Harindra terkuak. Hampir semua pasuka

  • Kembalinya Sang Raja Sankala   Hadangan di Tanah Kuno

    Tidak butuh waktu lama bagi Rindra, Aria, dan kedua pedang setianya, Yudha Amarta dan Dyah Amarta, memasuki tanah kuno yang menjadi kunci untuk menghimpun kekuatan baru. Tanah tersebut dipenuhi oleh aura kuno dan kebijaksanaan yang telah terlupakan seiring berjalannya waktu.Saat mereka menjelajahi tanah kuno, mereka merasakan kehadiran Guardian Kuno yang melindungi rahasia-rahasia yang tersembunyi di sana. Guardian Kuno, berwujud entitas energi yang menyala-nyala, muncul di depan mereka.“Hentikan langkah kalian, tempat ini hanya boleh diakses oleh mereka yang memiliki niat tulus dan tekad yang kuat,” ucap Guardian Kuno dengan suara gemuruh yang bergema di seluruh tanah kuno.Rindra, dengan penuh tekad, menyatakan niatnya untuk melindungi kerajaan dan menyatukan kekuatan baru yang dapat melawan ancaman Manggala. Aria, Yudha Amarta, dan Dyah Amarta juga menyatakan tekad mereka untuk mendukung perjuangan Rindra.Guardian Kuno menguji mereka dengan serangkaian pertanyaan dan tantangan,

  • Kembalinya Sang Raja Sankala   Jebakan Manggala (Pertarungan Melawan Kegelapan)

    Pertempuran di antara prajurit bayangan yang diciptakan oleh roh hewan suci dan pasukan merah berlangsung sengit di tengah hutan. Meskipun jumlah prajurit bayangan lebih sedikit, kekuatan mereka yang berasal dari energi roh dan kebijaksanaan kuno memberikan perlawanan yang tangguh.Saat Rindra, Raja Wijaya, Ratu Sundara, dan Aria melangkah melalui portal menuju istana, mereka merasa getaran energi dari pertempuran yang terjadi di belakang mereka. Namun, mereka harus fokus pada tugas mereka untuk memastikan keamanan kerajaan.Portal membawa mereka ke suatu ruangan tersembunyi di dalam istana yang hanya dapat diakses oleh mereka berempat. Di ruangan itu, Rindra dapat merasakan keberadaan pedang langit yang disembunyikan oleh Raja Wijaya. Namun, untuk membuka pintu rahasia menuju pedang tersebut, mereka harus memecahkan teka-teki kuno yang terukir di dinding.Sementara itu, di tempat pertempuran, prajurit bayangan terus bertahan melawan pasukan merah yang jumlahnya jauh lebih banyak. Set

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status