Share

Kembalinya sang Ahli Waris
Kembalinya sang Ahli Waris
Author: Djw

memuja dia

"Hyung, gadis pujaanmu akan merayakan hari lahirnya besok. Dan aku, diundang untuk menghadiri acaranya. Tapi aku malas," ucap Elmo.

Mendengar berita itu, wajah Ben yang semula tampak serius sedang memperbaiki mesin motor, berubah menjadi sumringah. Wajahnya penuh dengan kebahagiaan, tanpa diminta, Otaknya sudah langsung memikirkan hadiah apa yang sekiranya cocok untuk gadis pujaannya.  

"Benarkah? Ayo Kita pergi ke sana. Di mana acaranya?" tanya Ben penasaran.

"Cathy bilang, 'acaranya besok di kebun strawberry'," jawabnya dengan santai. "Tapi Hyung, aku malas pergi ke sana. Aku tidak suka dengan acara seperti itu," lanjut Elmo.

Dengan sekejap, Ben menunjukkan ketidaksukaannya pada keputusan yang dibuat oleh Elmo. Wajahnya ditekuk, mulutnya maju tiga centimeter dan kedua bola matanya hampir saja keluar. 

"Kenapa kau tidak mengerti akan perasaanku!" rajuk Ben. "Kau kan tahu, kalau aku memiliki perasaan sayang yang tulus pada Ryu. Hatiku berdegup dengan kencang seperti genderang ingin perang, saat memandang wajah cantiknya," lanjutnya.

Bukan pemandangan yang luar biasa bagi Elmo melihat reaksi ketidaksukaan atas keputusan yang dibuatnya. Tiba-tiba saja terlihat air menetes dari kedua netra Ben jatuh membasahi pipinya yang putih mulus.

"Yah jangan begitu dong. Kau tahu kan, kalau Zora Sang adalah gadis yang kupuja. Hm … begini saja, kau temani aku, sampai memberikan hadiah padanya," bujuk Ben sambil memajukan bibirnya lima centimeter.

Hati Elmo pun tak kuasa melihat kedua netra sahabatnya yang bulat, senyum dibuat setipis mungkin hanya demi mendapat jawaban 'ya', dari dirinya. Elmo paham betul bahwa, Ben begitu berkeinginan memberikan sebuah benda yang tak ternilai harganya untuk Zora. Mau tidak mau, Elmo pun memutuskan untuk ikut hadir dalam acara yang dibuat oleh Cathy untuk Zora besok.

"Baiklah, demi kau … besok kita akan datang," ucap Elmo.

Hari ulang tahun Zora

Tepat di hari jumat siang, seperti biasanya, kegiatan yang selalu dilakukan oleh anak muda di desa ini adalah berkumpul di salah stau tempat hiburan atau tempat makan, dan menghabiskan malam sampai pagi. tak ada yang spesial, hanya sekedar menghabiskan uang dari kedua orang tua mereka saja.

Namun untuk siang hari ini, tidak ada satupun yang mengajak gadis paling termahsyur di desa Cheon Sam. Sejak tadi, ponselnya pun sepi, tak ada panggilan telefon ataupun pesan tertulis dari sahabat-sahabatnya untuk mengajaknya keluar.

Perasaan aneh menghinggapi Zora, sehingga membuat dirinya merasa kesal dan bosan. Hingga akhirnya, Gadis bertubuh bak seorang model ini memutuskan keluar rumah sekedar untuk mencari udara segar. 

Ia memakai tank top berwarna merah jambu, dipadupadankan dengan rok  pendek lipat serta sepatu boots, membuat Zora tampil penuh dengan percaya diri.

Sebelum melangkahkan kakinya keluar rumah, gadis berambut hitam ini sempat melihat sebuah tanggalan yang tergantung di dinding rumahnya.

Tanggal 12 Februari. Tanpa memikirkan bahwa telah terjadi sesuatu dalam hidupnya, Zora bergegas pergi ke taman.

Butuh waktu lima  belas menit bagi dirinya berjalan kaki menuju taman yang selalu ramai dengan pria-pria tampan, serta turis dari berbagai negara, menikmati keindahan bunga-bunga yang bermekaran di taman.

"Selamat ulang tahun Zora," ucap salah seorang gadis berambut hitam keriting.

Gadis berusia tujuh belas tahun ini dengan nyaring terdengar mengucapkan selamat hari lahir pada gadis yang paling tersohor di wilayah Cheon Sam. Tepat di depan taman desa Cheon Sam, gadis itu bergaya aneh, sambil membawa satu kotak berbentuk hati dan berwarna merah jambu yang begitu besar.

Teriakannya berhasil membuat beberapa orang yang tengah duduk menikmati hari di taman desa, memperhatikan Zora Sang dan juga dirinya.

"Wah, terima kasih Cathy. Aku pikir kamu lupa dengan hari lahirku," jawab Zora dengan mata berkaca-kaca.

"Mmm mana mungkin aku melupakan hari lahirmu. Tentu tidak lah. Nah, Sekarang aku ingin kau memakai beberapa lembaran kain ini," pinta gadis bertubuh kurus.

 "Untuk apa? Aku tidak mau ah," elak pemilik netra berwarna coklat muda. Gadis itu menolak bantuan tangan Cathy dengan memukulnya hingga berbunyi nyaring. Dan beberapa lembar kain penutup mata yang ada di tangan Cathy pun, jatuh berserakan ke tanah.

Sambil menahan perasaan marah sekaligus kecewa, Cathy mengambil beberapa kain penutup mata di tanah. Tak lupa ia mengingatkan dirinya sendiri untuk tetap berbaik hati pada Zora, agar Zora selalu mengajak dirinya kemanapun dia pergi.

Walau dalam hati Cathy sangat dongkol, ia menjawabnya dengan tersenyum yang dipaksakan lebar,serta raut wajah yang dipaksakan bahagia dimata Zora. "Ada sesuatu untukmu. Maka dari itu aku ingin kau memakai kain ini, untuk menutup matamu."

"Memangnya kalau aku tidak mau memakainya, kenapa? Lagipula aku ingin mengetahui apa itu?" ketus Zora.

Lagi, jawaban Zora membuat Cathy mengelus dada. Tangannya gatal untuk memberi pelajaran pada Zora dengan memberi tanda merah cap tangan di mulutnya. Tapi, ia harus tetap ingat, bahwa selama ini Zora lah yang selalu memberikan baju bagus, makanan mewah dan enak, serta nama yang tenar padanya.

"Ah sudahlah … ayo,kita harus bergegas." Cathy langsung menarik tangan sahabatnya, pemilik gadis berambut bob, dan berlari menuju sebuah tempat yang penuh dengan pohon strawberry berikut dengan makanan hasil olahan strawberry. Tempat itu letaknya tak jauh dari taman desa. 

Kedai Strawberry

"Untuk apa kau mengajakku ke kedai ini?" ketus Zora sambil menatap jijik tempat seluas 500 hektar yang bertuliskan 'astro'.

"Sudah, nanti kau juga akan mengetahuinya. Ayo masuk melalui pintu samping sini." Cathy menunjuk pada sebuah pagar yang terbuat dari barisan rapi kayu cendana , dan membukakannya untuk Zora.

Langkah kaki Zora terus berjalan perlahan menapaki jalanan penuh batu dan tanah serta pasir. Ia tak bisa berjalan terlalu cepat, lantaran takut kalau sepatu mahalnya akan kotor.

Cathy sengaja meninggalkan Zora yang tengah berjalan perlahan. Sebab, ia yang memberikan aba-aba pada beberapa orang yang ia ajak kemarin untuk merayakan ulang tahun Zora di kebun strawberry, bahwa Zora sebentar lagi akan datang. 

Tampak terlihat anak muda tampan dan cantik menggunakan baju, sepatu serta aksesoris yang mahal tengah duduk santai menikmati hidangan dan bercengkrama bersama.

"Sshhh … siap-siap. Sebentar lagi dia datang," ucap Cathy sambil terus memperhatikan tumpukan kayu cendana yang tersusun rapih.

Gadis yang dikenal selalu memakai barang-barang mahal itu terus saja berjalan dan hampir sampai di tempat yang ditutupi dengan genteng bening berwarna merah jambu dan samping kanan-kirinya penuh dengan pohon strawberry. Semua anak remaja kaya di wilayah desa Cheon Sam yang datang pun langsung berteriak, "Selamat ulang tahun Zora."

Mata Zora berkaca-kaca. Takjub sekaligus tak percaya akan sebuah kejutan yang diberikan untuknya. Dengan cepat tangannya langsung menutup mulutnya, untuk menahan teriakan yang kencang.

"Ahh … aku sayang kalian. Terima kasih ya," ucap Zora.

Kebun strawberry ini sengaja diubah menjadi sebuah tempat yang begitu cantik. Pohon-pohon strawberry dihias dengan beberapa foto-foto Zora. 

Kemudian jalanan yang penuh dengan tanah, pasir dan batu dibentuk menjadi jalanan setapak lengkap dengan hiasan lampu berwarna kuning, di kanan-kiri jalan.

Dan tak ketinggalan beberapa meja makan ditata dengan begitu apik, yakni dibalut kain dengan nuansa peach. Diatas kain diberi sentuhan cantik lainnya, seperti lilin berbentuk strawberry dengan harum aromatherapy-nya yang menenangkan hati.

Beberapa tamu undangan yang hadir adalah anak orang kaya, yakni anak yang kedua orang tuanya memiliki kekayaan serta jabatan penting di wilayah Cheon Sam.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status